Mineral Utama Penyusun Batuan Karbonat

2.3.1. Mineral Utama Penyusun Batuan Karbonat

Menurut Milliman 1974, Folk 1974 dan Tucker dan Wright 1990 mengungkapkan bahwa mineral karbonat yang penting menyusun batuan karbonat adalah aragonit CaCO 3 , kalsit CaCO 3 dan dolomit CaMgCO 3 2 . Selain mineral utama tersebut beberapa mineral sering pula dijumpai dalam batuan karbonat yaitu magnesit Mg CO 3 , Rhodochrosite MnCO 3 dan siderit Fe CO 3 . Tabel 2.2. Sifat petrografis mineral pembentuk batuan karbonat Flügel 1982 Jenis mineral yang umum dijumpai tersebut mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas. Walaupun ketiganya umum dijumpai pada batuan karbonat namun yang paling umum adalah kalsit khususnya untuk batuan-batuan tua. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan atau diagenesa dimana mineral aragonit cenderung berubah menjadi kalsit, seperti yang terlihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Komposisi Kimia dan Mineral Karbonat yang Umum Dijumpai Sam Boggs, 1978 MINERAL RUMUS KIMIA SISTEM KRISTAL Aragonit CaCO 3 Orthorombik Kalsit CaCO 3 Heksagonalrombohedral Dolomit CuMgCO 3 2 Heksagonalrombohedral Magnesit MgCO 3 Heksagonalrombohedral Ankerit CaFeMgCO 3 2 Heksagonalrombohedral Siderit FeCO 3 Heksagonalrombohedral Ketiga mineral utama tersebut mempunyai lingkungan pembentukan tersendiri. Mineral aragonit terbentuk pada lingkungan yang mempunyai temperatur tinggi dengan penyinaran matahari yang cukup, sehingga batuan karbonat yang tersusun oleh komponen dengan mineral aragonit merupakan produk laut dangkal dengan kedalaman sekitar 2000 meter, namun perkembangan maksimum adalah hingga kedalaman 200 meter. Sedangkan mineral kalsit merupakan mineral yang stabil dalam air laut dan dekat permukaan kulit bumi. Mineral kalsit tersebut masih bisa ditemukan hingga kedalam laut mencapai 4500 meter Gambar 2.3. Dolomit adalah mineral karbonat yang stabil dalam air laut dan dekat permukaan. Dolomit menurut sebagian ahli merupakan batuan karbonat yang terbentuk oleh hasil diagenesa batuan yang telah ada. Dengan demikian maka dolomit hanya umum dijumpai pada daerah evaporasi atau transisi. Wilayah atau kedalaman dimana mineral aragonit mulai melarut pada kedalaman sekitar 600 meter disebut lysocline dan pada kedalaman sekitar 2000 meter merupakan zona dimana aragonit tidak terbentuk lagi atau dikenal sebagai Aragonite Compensation Depth ACD. Sedangkan mineral kalsit mulai melarut pada kedalaman sekitar 3000 meter dan pada kedalaman sekitar 4200 meter tidak ditemukan lagi mineral karbonat atau disebut Calcite Compensation depth CCD Gambar 2.3. Gambar 2.3. Diagram yang memperlihatkan posisi relatif mineral aragonit dan kalsit terhadap kedalaman air laut dan tingkat solubilitas mineral yang ditunjukkan oleh garis ACD dan CCD pada daerah tropis. Pembagian zona menjadi 4 zona yaitu zona presipitasi I, zona dissolusi parsial II, zona dissolusi aktif III dan zona dimana tidak ditemukan lagi mineral karbonat IV Sam Boggs 2nd , 1978 Terjadinya perbedaan tersebut tidak hanya terjadi oleh karena perbedaan sinar matahari yang bisa masuk tetapi juga disebabkan oleh temperatur air laut, kandungan Mg2+, saturasi dari konsentrasi CO 3 2- serta fisiologi biotanya Tucker dan Wright, 1990. Diagram yang diperlihatkan pada gambar 2.3 di atas secara berangsur berubah atau mendangkal seiring dengan perubahan latitude, dimana semakin ke arah kutub, maka zona-zona tersebut semakin mendangkal Gambar 2.4 dan gambar 2.5. Perubahan tersebut terjadi oleh perbedaan cahaya matahari yang bisa masuk kedalam air laut. Kedalaman air laut yang bisa tertembus oleh sinar matahari semakin tinggi pada posisi dekat dengan equator atau khatulistiwa. Oleh karena itu pada daerah-daerah equatorial merupakan wilayah yang menjadi tempat berkembangnya terumbu modern yang baik. Sebaliknya zona yang menjauh dari daerah equatorial maka kedalaman air yang dapat ditembus oleh cahaya matahari semakin dangkal sehingga semakin kurang baik perkembangan terumbunya. Gambar 2.4. Diagram yang memperlihatkan posisi relatif zona presipitasi I, zona dissolusi parsial II, zona dissolusi aktif III dan zona dimana tidak ditemukan lagi mineral karbonat IV terhadap latitude Sam Boggs 2nd , 1978 Gambar 2.5. Deposit karbonat di lingkungan laut dangkal jaman kuarter adalah berkonsentrasi terutama di daerah utara dan selatan khatulistiwa, antara 30 ° N dan 30° S. Menurut Wilson 1975 dalam Flugel 1982 Khusus untuk daerah tropis, pembagian zona tersebut CCD mencapai kedalaman laut sekitar 4500-an meter atau hingga laut dalam deep sea. Jika zona-zona tersebut diintegrasikan dengan panampang lingkungan pengendapan laut secara dua dimensi Gambar 2.6, maka zona dimana masih bisa ditemukan adanya mineral kalsit termasuk kedalam laut dalam deep sea pada zona III. Gambar 2.6. Diagram yang memperlihatkan hubungan antara zona-zona mineral karbonat terhadap lingkungan pengendapan pada laut modern Sam Boggs, 1978

2.4. KOMPOSISI PENYUSUN BATUAN KARBONAT