Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Kepadat ten Samosi Analisis Data .1 Analisis Regresi Logistik

43

3.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Suharsimi, 1998. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian Suharyadi dan Purwanto, 2003. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. b. Data sekunder adalah data yang sudah diterbitkan atau sudah digunakan pihak lain Suharyadi dan Purwanto, 2003. Data sekunder merupakan data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari lembagainstansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain BPS Kabupaten Samosir, dan BPS Provinsi Sumatera Utara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: a. Wawancara, dalam penelitian ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis, yang bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden. b. Dokumentasi, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan litertur- literatur, penerbitan, koran, dan majalah, serta informasi-informasi tertulis 44 baik yang berasal dari instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik penelitian untuk memperoleh data sekunder. 3.5 Metode Analisis 3.5.1 Logistic Regression Model Metode analisis data yang digunakan untuk menentukan dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan pekerja individu adalah Logistic Regression Model. Model regresi logistik ini dianggap sebagai alat yang tepat untuk menganalisis data dalam penelitian ini karena variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pilihan pekerjaan bersifat dikotomi. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi logistik dengan dua pilihan Binnary Logistic Regression yaitu regresi logistik dengan dua kategori atau binominal pada variabel dependennya 1= jika bekerja di sektor non- pertanian, 0= jika bekerja di sektor pertanian. Kelebihan model regresi logistik adalah lebih fleksibel dibanding teknik lainnya, antara lain Ghozali, 2006 : • Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya variabel pejelas tidak harus memiliki distribusi normal linier maupun memiliki varian yang sama setiap grup. • Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit dan dikotomis. Regresi logistik digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas. 45

3.5.2 Spesifikasi Model Logit untuk Pilihan Pekerjaan

Perumusan model secara lengkap dapat dinotasikan dalam persamaan matematis sebagai berikut: PP = fX 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 .................................................................3.1 Dimana: PP= Probabilita individu untuk memilih pekerjaan di kegiatan ekonomi non pertanian relatif terhadap pertanian X1= Pendapatan I X2= Pendidikan P X3= Umur U X4= Jenis kelamin JK X5= Kepemilikan lahan KL Kemudian, persamaan matematis diatas ditulis ke dalam model ekonometri sebagai berikut: L Ln Pi Pi = PP = β + β 1 I + β 2 P + β 3 U + β 4 JK + β 6 KL + µ i .....................3.2 Dimana: PP= Pilihan pekerjaan I= Pendapatan P= Pendidikan U= Umur JK= Jenis kelamin KL= Kepemilikan lahan 46 β= Parameter µ i = error terms kesalahan pengganggu Dari model tersebut akan dilakukan beberapa pengujian yaitu: 1. Pengujian model fit, yaitu menilai keseluruhan fit model terhadap data dengan cara: a. Statistik -2 log likelihood Statistik -2 log likelihood merupakan uji yang digunakan untuk melihat keseluruhan hubungan antara variabel independen dan kategori variabel dependen berdasarkan nilai kemungkinan likelihood value. Statistik -2 log likelihood digunakan untuk melihat apakah penambahan variabel independen ke dalam model secara signifikan memperbaiki model fit. Hipotesis nol uji ini adalah penambahan variabel independen tidak secara signifikan memperbaiki model fit. Jika signifikan pada alpha 5, maka hipotesis nol ditolak. Berarti, penambahan variabel independen ke dalam model memperbaiki model fit Ghozali, 2006. b. Chi square χ 2 Hosmer and Lemshow Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H : Tidak ada perbedaan antara model dengan data yang diamati H 1 : Ada perbedaan antara model dengan data yang diamati Apabila nilai Hosmer and Lemshow signifikan atau lebih kecil dari 0,05 hipotesis 0 ditolak dan model dikatakan tidak fit. Sebaliknya jika tidak signifikan maka hipotesis 0 tidak dapat ditolak yang berarti data sama dengan model atau model dikatakan fit Ghozali, 2006. 47 c. Pseudo R square Pada model regresi linier, R square memberikan gambaran kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin nilai R square mendekati 1 maka nilainya semakin bagus. Untuk model regresi dengan variabel dependen yang berupa kategori, tidak dimungkinkan untuk menggunakan R square. Oleh karena itu, digunakan Pseudo R square sebagai pengganti dari R square. Ada tiga metode pengukuran Pseudo R square, yakni: ƒ Cox dan Snell’s R square, yaitu pengukuran R square yang mencoba meniru ukuran R square pada multiple regression berdasarkan pada teknis estimasi likelihood. Nilai Cox dan Snell’s R square maksimum kurang dari 1 meski untuk model yang “sempurna”. ƒ Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari coefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Pada penelitian ini, kedua metode perhitungan metode R square akan digunakan semua. Hal ini karena masing-masing metode pengukuran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. d. Tabel prediksi akurasi classification accuracy table. Tabel ini digunakan untuk mengukur akurasi model model untuk memprediksi perubahan variabel 48 dependen. Tabel ini membandingkan anggota grup prediksi predicted group berdasarkan model logistik terhadap anggota grup observasi observed group. 2. Uji signifikansi parameter Model logit menggunakan wald statistic untuk mengukur tingkat signifikansi dari tiap parameter. Interpretasi dari wald statistic mirip dengan uji t statistik yang digunakan untuk mengukur tingkat signifikansi dalam regresi linier. Jika tingkat signifikansi hasil dari wald statistic kecil kurang dari α = 0,01; α = 0,05; α = 0,10, maka variabel independen yang diamati berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika signifikansi lebih dari α = 0,01; α = 0,05; α = 0,10 berarti variabel independen berpengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen. Parameter dengan tingkat signifikansi yang negatif, menurunkan probabilita terpilihnya pilihan terhadap kategori referensi. Sedangkan Parameter dengan tingkat signifikansi yang negatif menaikkan probabilita terpilihnya pilihan terhadap kategori referensi Ghozali, 2006. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Deskripsi Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Samosir merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk dengan UU No. 36 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri RI dan Pelantikan Penjabat Bupati Samosir oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama. Menteri Dalam Negeri tanggal 15 Januari 2004 serta roda Pemerintahan mulai berjalan tanggal 27 Februari 2004. Pada tanggal 13 September 2005, Bupati dan Wakil Bupati defenitif hasil Pilkada 2005 telah dilakukan pelantikan oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Menteri Dalam Negeri.

4.1.2 Letak Geografis Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir berada pada 2 ˚21’38” - 2˚49’48” LU dan 98˚24’00”- 99 ˚01’48” BT, dengan batas wilayah di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, di sebelah Timur berbatasan dengan KabupatenToba Samosir dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat Peta Kabupaten Samosir. Ka luas darata terdiri dar pada tabel Luas W Sumber : S abupaten Sa an 144,425 ri 9 Kecam l berikut. Wilayah Ka Samosir Da Peta amosir mem Ha dan per matan, 111 D abupaten Sa alam Angka 50 Gambar a Kabupate miliki luas rairan Danau Desa dan 6 Tabel 4 amosir Ber a 2008 r 4.1 en Samosir wilayah 20 u Toba 62,4 6 Kelurahan

4.1 rdasarkan K

06,905 Ha y 480 Ha. Sec n. Lebih rin Kecamatan yang terdiri cara adminis nci dapat d n Tahun 20 i dari stratif dilihat 008 51 Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 904–2.157 m dpl, topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar ± 10, landai ± 20, miring ± 55 dan terjal ± 15. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Komposisi tanah didominasi tanah Diatomea, pasir bercampur tanah liat, dan kapur. Daerah Kabupaten Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17 o C – 29 o C dan rata-rata kelembaban udara sebesar 85,04 persen. Sementara itu, rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan selama tahun 2009 yang tertinggi terdapat di Kecamatan Onan Runggu yaitu 14,17 hari hujan, disusul oleh Kecamatan Ronggur Nihuta 13,75 hari hujan, Kecamatan Sianjur Mula-mula 13,00 hari hujan, Kecamatan Palipi 12,42 hari hujan, Kecamatan Pangururan 10,67 hari hujan, Kecamatan Harian 10,58 hari hujan, Kecamatan Nainggolan 10,33 hari hujan, Kecamatan Simanindo 8,58 hari hujan, dan yang terkecil adalah di Kecamatan Sitiotio 7,42 hari hujan.

4.1.3 Demografi Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 didiami 132.023 jiwa. penduduk dengan kepadatan 91,41 jiwakm2 pada tahun 2009. Penduduk laki-laki sebanyak 65.023 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 67.000 jiwa. Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu 30.178 jiwa dan Kecamatan Harian merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 6.859 jiwa. Begitu juga halnya dengan kepadatan penduduk, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan terpadat penduduknya yaitu 248,52 jiwakm2 dan Kecamatan Harian merupakan rumah tan dan rumah Jumlah Sumber : S

4.1.4 Pere

1. PDR Pro makro keg struktur ek didasarkan menunjuk dengan m mengguna n kecamata ngga terbany h tangga yan h Penduduk Kabupat Samosir Da ekonomian RB Samosir oduk Dom giatan ekon konomi dae n pada PD kkan laju p membanding akan atas d an paling ja yak ada di ng paling se

k, Kepadat ten Samosi

alam Angka Kabupate mestik Regio nomi di suat erah, perana DRB atas ertumbuhan gkan PDR asar harga 52 arang pendu Kecamatan edikit ada d Tabel 4 tan Pendud ir Menurut a, 2009 n Samosir onal Bruto tu wilayah. an sektor-se dasar har n ekonomi B tahun b tetap tahun uduknya ya n Pangurura i Kecamata

4.2 duk dan Ju

t Kecamata PDRB m PDRB suat ektor ekono rga berlak baik secar berjalan te n 200. PDR aitu 12,24 ji an yaitu seb an Harian ya mlah Rum an Tahun 2 merupakan tu wilayah mi dan perg ku. Disamp ra total mau rhadap tah RB Kabupat wakm2. Ju banyak 7.07 aitu 1.996 R mah Tangga 2008 ukuran ki menggamb geserannya ping itu P upun per s hun sebelum ten Samosir umlah 74 RT RT. a di inerja arkan yang PDRB sektor mnya r atas 53 dasar harga belaku tahun 2005 sebesar 1.111.709,12 juta rupiah. Berdasarkan atas dasar harga konstan 2000 PDRB Kabupaten Samosir tahun 2005 sebesar 843.595,65 juta rupiah atau mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,09 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor pertanian merupakan sektor yang memberi peranan atau kontribusi yang terbesar terhadap PDRB tahun 2005. Tahun 2005 sektor ini memberi andil terhadap PDRB sebesar 4.,71 persen. Sektor industri mengalami kenaikan dalam pembentukan PDRB tahun 2005, hal ini dapat dilihat dari peranannya tahun 2005 sebesar 14,32 persen atau naik sebesar 1,45 persen dari tahun 2004. Sektor kedua yang memberi kontribusi yang terbesar adalah sektor jasa-jasa sebesar 24,59 persen. 2. PDRB Perkapita PDRB dikaitkan dengan jumlah penduduk menggambarkan tingkat pendapatan per kapita suatu wilayah. PDRB per kapita Kabupaten Samosir atas dasar harga berlaku tahun 2005 sebesar Rp.8.481.600 rupiah lebih tinggi bila dibanding tahun 2004 sebesar 7.798.830 rupiah. Berdasarkan atas dasar harga konstan, PDRB perkapita tahun 2005 sebesar 6.436.070 rupiah lebih besar dibanding tahun 2004 sebesar 6.232.270 rupiah. 3. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi penerimaan daerah pada tahun 2005 tercatatat sebesar 115,24 milyar rupiah yang terdiri dari Dana Alokai Umum 62,08 milyar rupiah. Dana Alokasi Khusus PajakBukan Pajak 9,35 milyar rupiah san sisanya terbagi dalam 6 pos lainnya. Sementara Realisasi pengeluaran pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir dalam tahun 2005 tercatat sebesar 81,18 milyar rupiah yang terdiri 54 dari pos Belanja Administrasi Umum 52,37 milyar rupiah, pos 8,64 milyar rupiah pos Belanja Modal Operasi dan pemeliharaan 8,64 milyar rupiah, pos Belanja Modal 14,39 milyar rupiah, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 5,69 milyar rupiah dan sisanya untuk masuk dalam pos Belanja Tidak Tersangka. 3.1 Koperasi Pada tahun 2005 jumlah koperasi di Kabupaten Samosir sebanyak 92 koperasi, terdiri dari koperasi unit desa KUD sebanyak 4 koperasi dan non KUD 88 koperasi. Jumlah anggota koperasi yang tercatat tahun 2005 sebanyak 6.302 anggota. Dana yang dapat dihimpun dari anggota koperasi sebagai modal milik sendiri sebesar 5.24.185.000 rupiah. Sedangkan aset yang dimiliki oleh pihak koperasi sebesar 4.593.577.000 rupiah. 3.2 Pajak Bumi dan Bangunan Realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB di Kabupaten Samosir tahun 2005 sebesar Rp.126.872.933,- Berdasarkan kecamatan, dari 9 kecamatan ada 3 kecamatan yang penerimaan PBB-nya dibawah 100 persen, yaitu : Harian 62,00 persen, Pangururan 75,97 persen, dan Simanindo 20,31 persen. 3.3 Perbankan Jumlah Bank bersadarkan kepemilikan yang ada di Kabupaten Samosir ada 7 bank dengan rincian sebagai berikut : 4 bank milik pemerintah; 1 bank daerah, dan 1 Bank Perkreditan Rakyat. 55

4.1.5 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo sebanyak 100 orang yang terpilih berdasarkan populasinya. Terdapat 6 karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu ; jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan luas kepemilikan lahan. 1. Jenis kelamin Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden pria sebanyak 78 responden atau 78 dan responden wanita sebanyak 22 responden atau 22. Secara jelas dapat terlihat dari pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Responden orang Persentase Pria 78 78 Wanita 22 22 Total 100 100 Sumber : Data primer yang diolah. 2014 2. Umur Jumlah responden berdasarkan umur, terdiri atas responden berusia 15-24 sebanyak 8 responden atau 8, responden berusia 25-34 sebanyak 20 responden atau 20, responden berusia 35-44 sebanyak 32 responden atau 56 32, responden berusia 45-54 sebanyak 30 responden atau 30, dan responden berusia 55-64 sebanyak 10 responden atau 10. Tabel 4.4 Umur Responden Umur Jumlah Responden orang Persentase 15-24 8 8 25-34 20 20 35-44 32 32 45-54 30 30 55-64 10 10 Sumber : Data primer yang diolah. 2014 3. Pendidikan Jumlah responden berdasarkan pendidikan, terdiri atas responden buta huruf sebanyak 3 responden atau 3 , responden melek huruf tanpa pendidikan formal sebanyak 7 responden atau 7 , responden SD sederajat sebanyak 5 responden atau 5 , responden SMP sederajat sebanyak 47 responden atau 47 , responden SMA sederajat sebanyak 25 responden atau 25 , responden Perguruan Tinggi sebanyak 13 responden atau 13. 57 Tabel 4.5 Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase Buta huruf 3 3 Melek huruf tanpa pendidikan formal 7 7 SD Sederajat 5 5 SMP Sederajat 47 47 SMA Sederajat 25 25 Perguruan tinggi 13 13 4. Pekerjaan Jumlah responden berdasarkan pekerjaan, terdiri atas responden pelajar mahasiswa sebanyak 8 responden atau 8 , responden bertani sebanyak 17 responden atau 17 , responden PNS Pegawai BUMB ABRI sebanyak 42 responden atau 42 , responden wiraswasta sebanyak 15 responden atau 15, responden ibu rumah tangga sebanyak 10 responden 58 atau 10 , dan responden dengan pekerjaain lainnya sebanyak 8 responden atau 8 . Tabel 4.6 Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah Responden orang Persentase Pelajar Mahasiswa 8 8 Bertani 17 17 PNS Pegawai BUMN ABRI 42 42 Wiraswasta 15 15 Ibu rumah tangga 10 10 Lainnya 8 8 5. Pendapatan Jumlah responden berdasarkan pendapatan, terdiri atas responden dengan pendapatan 1,5 juta sebanyak 31 responden atau 31, responden dengan pendapatan 1,5-3 juta sebanyak 24 responden atau 24, responden dengan pendapatan 3-5 juta sebanyak 20 responden atau 20, responden dengan pendapatan 5-10 juta sebanyak 18 responden atau 18, responden dengan pendapatan 10 juta sebanyak 7 responden atau 7. Tabel 4.7 59 Pendapatan Responden Pendapatan Jumlah Responden orang Persentase 1,5 31 31 1,5-3 juta 24 24 3-5 juta 20 20 5-10 juta 18 18 10jt 7 7 6. Luas Kepemilikan Lahan Jumlah responden berdasarkan luas kepemilikan lahan, terdiri atas responden dengan luas kepemilikan lahan 0,1 Ha sebanyak 24 responden atau 24, responden dengan luas kepemilikan lahan 0,1-0,5 Ha sebanyak 31 responden atau 31, responden dengan luas kepemilikan lahan 0,6-1 Ha sebanyak 30 responden atau 30, responden dengan luas kepemilikan lahan 1 Ha sebanyak 15 responden atau 15. 60 Tabel 4.8 Luas Kepemilikan Lahan Responden Luas Kepemilikan Lahan Jumlah Responden orang Persentase 0,1 Ha 24` 24 0,1-0,5 Ha 31 31 0,6-1 Ha 30 30 1 Ha 15 15 4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Regresi Logistik Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Alasan menggunakan model regresi logistik karena dalam penelitian ini ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dimana variabel dependennya merupakan variabel dummy, sehingga alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik. 4.3 Intepretasi Hasil 4.3.1 Pengujian Kesesuaian Model

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

2 55 102

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDUDUK RUMAH TANGGA DESA UNTUK BERPATISIPASI DI KEGIATAN EKONOMI NON PERTANIAN KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN (Studi Kasus Desa Way Harong)

2 15 68

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Pertanian ke Non Pertanian di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Scan 9

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Grogol, Sukoharjo) IMG 20151207 0008

0 0 1

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Pertanian Studi Kasus : Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar IMG 20151104 0001

0 0 1

Cover Proseding FH UB

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penduduk Usia Produktif Desa untuk Berpartisipasi di Kegiatan Ekonomi Non-Pertanian, Studi Kasus Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penduduk Usia Produktif Desa untuk Berpartisipasi di Kegiatan Ekonomi Non-Pertanian, Studi Kasus Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo

0 0 15

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDUDUK USIA PRODUKTIF DESA UNTUK BERPARTISIPASI DI KEGIATAN EKONOMI NON PERTANIAN

0 1 12

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN (Studi Kasus di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten)

0 1 21