Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PETANI UNTUK BERAKTIVITAS DI LUAR

KEGIATAN BERTANI

(Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

TESIS

Oleh

Siti Balqies Indra

097039038/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PETANI UNTUK BERAKTIVITAS DI LUAR

KEGIATAN BERTANI

(Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar

Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh

Siti Balqies Indra

097039038/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar

Kegiatan Bertani (Studi Kasus di Kecamatan

Langsa Timur Kota Langsa)

Nama

: Siti Balqies Indra

NIM

: 097039038

Program Studi

: Magister Agribisnis

Menyetujui

Komisi Pembimbing,

(Ir. Diana Chalil, Msi, PhD)

Ketua

Anggota

(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)

Ketua Program Studi,

Dekan,


(4)

Telah diuji dan dinyatakan

LULUS

di depan Tim Penguji pada Sabtu,

2 Februari 2013

Tim Penguji

Ketua

: Ir. Diana Chalil, M.Si, Ph.D

Anggota

: 1. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS

2. Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI UNTUK BERAKTIVITAS DI LUAR KEGIATAN BERTANI (Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

Siti Balqies Indra NIM. 097039038/MAG


(6)

ABSTRAK

SITI BALQIES INDRA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Dibawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, M.Si, Ph.D sebagai ketua dan Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS sebagai anggota).

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis berapa besar kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani, (2) Untuk menganalisis apakah ada perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani, (3) Untuk menganalisis apakah faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas diluar kegiatan bertani, dan (4) Untuk menganalisis bagaimana aktivitas petani di luar kegiatan bertani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan di luar kegiatan bertani memberikan rata-rata kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani dengan menggunakan biaya riil sebesar 43%, sedangkan dengan menggunakan biaya opportunity sebesar 29%. Secara statistik luas lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani berbeda secara nyata. Sedangkan untuk faktor tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan status penguasaan lahan antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani secara statistik tidak berbeda secara nyata. Luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani, sedangkan faktor tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Jenis pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh petani adalah sebagai tukang bangunan. Alasan petani melakukan aktivitas di luar kegiatan bertani pada umumnya untuk mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani.


(7)

ABSTRACT

SITI BALQIES INDRA. Analysis of Factors Which Affect Farmers Decision For Life Outside Farm Activities (Under the guidance of Ir. DIANA CHALIL, M.Si, Ph.D as Chairman and Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS as Members).

The research was conducted in 2012. The purpose of this research are (1) to analyze how much revenue beyond farming to total household income of farmers, (2) to analyze whether there’re different of land factor, level education, number of dependents, tenure status, experience and farm income between farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming, (3) to analyze whether the land factor, level education, number of dependents, tenure status, experience and farm income affect farmers decision to move beyond farming activities, and (4) to analyze how farmers activities outside farming.

The results showed that income outside farming gives the average revenue beyond farming to total income of farm household using real costs by 43%, while using the opportunity cost of 29%. Statistically land, experience and income from farming between farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming significantly different. As for the factor of education level, number of dependents, and tenure status among farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming activities were not statistically significantly different. Land area, number of dependents, tenure status, experience and income from farming activities affect the farmers decision to move out of farming activities, while factor level do not provide a real influence.

The type of work most widely occupied by farmers is a builder. The reason of farmers do activities outside farming in general to seek additional income to meet household needs of farmers.


(8)

RIWAYAT HIDUP

SITI BALQIES INDRA, lahir di Kota Langsa pada tanggal 12 Desember 1985 dari Bapak H. Indra Surya Banta dan Ibu (Almh) Nur’aini. Penulis merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1991 masuk Sekolah Dasar Negeri No 7 Langsa, tamat tahun 1997.

2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Langsa, tamat tahun 2000.

3. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Langsa, tamat tahun 2003.

4. Tahun 2003 masuk Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, tamat tahun 2008.

5. Tahun 2009 melanjutkan pendidikan S2 pada Program Studi Magister Agribisnis Universitas Sumatera Utara.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.

Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang mendorong dan memotivasi penulis untuk

menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Magister Agribisnis angkatan II untuk semua kebersamaan kita.

Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini bermafaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013


(10)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Penelitian Terdahulu ... 6

2.2. Landasan Teori ... 7

2.3. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

2.4. Hipotesis ... 13

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Metode Pemilihan Lokasi ... 15

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 15

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4. Metode Analisis Data ... 16

3.4.1. Model Analisis ... 16

3.4.2. Pengujian Parameter ... 19

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 21

3.5.1. Definisi Operasional ... 21

3.5.2. Batasan Operasional ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Deskripsi Wilayah ... 23

4.1.1. Letak, Luas dan Batas Daerah ... 23

4.1.2. Keadaan Tanah dan Topografi ... 24

4.1.3. Luas Lahan Sawah dan Jumlah Petani ... 24

4.2. Kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani ... 25 4.3 Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan,


(11)

4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Petani Untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 38

4.4.1. Pengujian Parameter ... 38

4.5. Aktivitas Petani di Luar Kegiatan Bertani ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Luas tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas

Tanaman Padi di kota Langsa ... 2 2. Luas lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan

di Kota Langsa ... 15 3. Luas Kota Langsa Menurut Kecamatan ... 24 4. Luas Sawah Jumlah Petani di Kecamatan Langsa Timur ... 25 5. Deskripsi Pendapatan Petani yang Beraktivitas di Luar Kegiatan

Bertani ... 26 6. Rata-rata Kontribusi Pendapatan Luar Bertani Terhadap Pendapatan

Total Rumah Tangga Petani ... 27 7. Deskripsi Kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani

Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani ... 28 8. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga

Kerja Luar Keluarga ... 30 9. Hubungan Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Dengan Aktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 31

10.Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Status Pennguasaan Lahan,

Pengalaman dan Pendapatan Bertani ... 33 11. Hasil Uji Chi-square Uji Status Penguasaan Lahan ... 37 12. Hasil Analisis Logit Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas

Petani Di Luar Kegiatan Bertani ... 38 13. Hasil Pengujian Parameter ... 39 14. Jenis Aktivitas Petani Di Luar Kegiatan Bertani ... 46


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Hasil pengujian beda dengan menggunakan SPSS ... 52

2. Hasil pengujian signifikansi ... 53

3. Hasil pengujian Chi-Square luas lahan ... 55

4. Pengujian parameter ... 56

5. Deskripsi Nilai Rata-rata dan Karakteristik Petani yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 57

6. Deskripsi Nilai Rata-rata dan Karakteristik Petani yang Tidak Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 58

7. Hasil Regresi Logit ... 59

8. Penggunaan Tenaga Kerja pada kegiatan Bertani Petani yang Memiliki Aktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 61

9. Penggunaan Tenaga Kerja pada kegiatan Bertani Petani yang Tidak Memiliki Aktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 65

10. Perhitungan Total Biaya Petani yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 67

11. Perhitungan Total Biaya Petani yang Tidak Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 70

12. Pendapatan Bertani Petani yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 72

13. Pendapatan Bertani Petani yang Tidak Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 74

14. Karakteristik Petani yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 75

15. Karakteristik Petani yang Tidak Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani ... 79


(14)

Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani ... 81 17. Kontribusi Pendapatan Luar Bertani (dengan Biaya Opportunity)

Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani ... 83 18. Deskripsi Kontribusi Pendapatan Luar Kegiatan Bertani ... 85 19. Korelasi Penggunaan Tenaga Kerja dan Keputusan


(15)

ABSTRAK

SITI BALQIES INDRA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Dibawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, M.Si, Ph.D sebagai ketua dan Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS sebagai anggota).

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis berapa besar kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani, (2) Untuk menganalisis apakah ada perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani, (3) Untuk menganalisis apakah faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas diluar kegiatan bertani, dan (4) Untuk menganalisis bagaimana aktivitas petani di luar kegiatan bertani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan di luar kegiatan bertani memberikan rata-rata kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani dengan menggunakan biaya riil sebesar 43%, sedangkan dengan menggunakan biaya opportunity sebesar 29%. Secara statistik luas lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani berbeda secara nyata. Sedangkan untuk faktor tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan status penguasaan lahan antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani secara statistik tidak berbeda secara nyata. Luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani, sedangkan faktor tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Jenis pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh petani adalah sebagai tukang bangunan. Alasan petani melakukan aktivitas di luar kegiatan bertani pada umumnya untuk mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani.


(16)

ABSTRACT

SITI BALQIES INDRA. Analysis of Factors Which Affect Farmers Decision For Life Outside Farm Activities (Under the guidance of Ir. DIANA CHALIL, M.Si, Ph.D as Chairman and Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS as Members).

The research was conducted in 2012. The purpose of this research are (1) to analyze how much revenue beyond farming to total household income of farmers, (2) to analyze whether there’re different of land factor, level education, number of dependents, tenure status, experience and farm income between farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming, (3) to analyze whether the land factor, level education, number of dependents, tenure status, experience and farm income affect farmers decision to move beyond farming activities, and (4) to analyze how farmers activities outside farming.

The results showed that income outside farming gives the average revenue beyond farming to total income of farm household using real costs by 43%, while using the opportunity cost of 29%. Statistically land, experience and income from farming between farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming significantly different. As for the factor of education level, number of dependents, and tenure status among farmers who move beyond farming and farmers who did not move beyond farming activities were not statistically significantly different. Land area, number of dependents, tenure status, experience and income from farming activities affect the farmers decision to move out of farming activities, while factor level do not provide a real influence.

The type of work most widely occupied by farmers is a builder. The reason of farmers do activities outside farming in general to seek additional income to meet household needs of farmers.


(17)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan pertanian sebagai salah satu pembangunan ekonomi di Indonesia bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang usaha pertanian (petani, nelayan, peternak) di perdesaan. Sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi masyarakat khususnya masyarakat desa, sebab pada umumnya banyak masyarakat desa yang mengendalikan usahatani sebagai sumber pendapatan. Salah satu indikator kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan yang terus meningkat.

Banyak anggapan bahwa pendapatan rumah tangga petani berasal dari lahan garapannya, dimana semakin luas lahan garapan maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan diterimanya, dan sebaliknya semakin sempit lahan garapannya maka semakin rendah pula pendapatan yang akan diterimanya. Namun pada saat sekarang ini banyak petani yang tidak semata-mata mengendalikan sumber pendapatannya dari kegiatan usahataninya saja, tetapi petani mulai melirik usaha lain di luar sektor pertanian untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.

Sumber pendapatan masyarakat petani pedesaan berasal dari berbagai kegiatan yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi industri, pengrajin, jasa angkutan dan sebagainya. Penelitian Shand (1986) di Asia Timur menunjukkan adanya kontribusi yang besar dari pendapatan di luar usahatani dalam proses pembangunan sektor pertanian.


(18)

Sektor pertanian menjadi pilihan masyarakat desa lebih disebabkan karena kegiatan dibidang pertanian yang kurang menuntut keterampilan yang begitu besar, sehingga hampir setiap masyarakat dapat berusaha dibidang ini untuk penambahan pendapatannya. Kecamatan Langsa Timur merupakan salah satu daerah yang cukup potensial untuk pengembangan tanaman padi, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Kota Langsa

Kecamatan Luas Tanam (ha)

Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

Langsa Timur 2150 1470 9675 6,58

Langsa Lama 399 266 17,5 0,066

Langsa Barat 202,5 135 810 6,0

Langsa Baro - - - -

Langsa Kota 62 62 248 4,0

Sumber: BPS Kota Langsa, 2012

Tabel 1 menunjukkan tingkat produksi padi dari tiap-tiap kecamatan di Kota Langsa. Dapat dilihat bahwa tingkat produksi padi tertinggi berasal dari Kecamatan Langsa Timur dengan jumlah produksi sebesar 9675 ton dengan tingkat produktivitas lahan sebesar 6,58 ton/ ha, dari kenyataan ini dapat dikatakan bahwa Kecamatan Langsa Timur sebagai daerah sentra produksi padi di Kota Langsa. Selanjutnya produksi dihasilkan oleh Kecamatan Langsa Barat dengan jumlah produksi total sebesar 810 ton dengan tingkat produktivitas lahan sebesar 6,0 ton/ ha. Kemudian disusul oleh Kecamatan Langsa Kota dan Langsa Lama dengan masing-masing produksi sebesar 248 ton dan 17,5 ton dengan tingkat produktivitas lahan sebesar 4,0 ton/ ha dan 0,066 ton/ ha. Sedangkan untuk daerah Langsa Baro tidak memiliki lahan sawah sehingga tidak menghasilkan


(19)

Namun dalam usaha pemenuhan kebutuhan keluarga petani, banyak petani yang melakukan kegiatan lain baik usaha di bidang pertanian maupun usaha di luar bidang pertanian. Kegiatan itu dilakukan pada waktu senggang dari kegiatan bertani, mengingat dalam kegiatan bertani ada waktu-waktu tertentu yang menuntut petani untuk bekerja pada usahataninya, selebihnya petani hanya menunggu hasil panen. Selain untuk mengisi waktu senggang dalam usahataninya, kegiatan petani di luar usahatani dapat menambah pendapatan total rumah tangga petani.

Besarnya luas lahan pertanian dan status kepemilikan petani atas lahan garapannya sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan yang diterima petani atas usahataninya. Ditambah lagi dengan jumlah tanggungan petani menjadi permasahan yang menghambat petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya jika hanya dengan mengandalkan hasil dari pertanian.

Adanya jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi petani, dimana pendapatan dari usahatani hanya diperoleh pada saat panen sedangkan biaya yang dibutuhkan petani baik untuk usahatani maupun untuk rumah tangganya tidak hanya dikeluarkan pada saat panen saja sehingga petani melakukan kegiatan lain di luar kegiatan bertaninya untuk menambah pendapatan rumah tangga. Aktivitas di luar usahatani dilakukan sebagai respon terhadap pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bertani kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani.


(20)

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang maka permasalan yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani?

2. Apakah ada perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani?

3. Apakah faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani?

4. Bagaimana aktivitas petani di luar kegiatan bertani?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis besarnya kontribusi pendapatan di luar kegiatan bertani terhadap pendapatan total rumah tangga petani.

2. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.

3. Untuk menganalisis apakah faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani


(21)

4. Untuk menganalisis bagaimana aktivitas petani di luar kegiatan bertani.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan/ sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait.

2. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas petani diluar kegiatan bertani.


(22)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Yanti (2004) dalam penelitiannya yang menggunakan tabel frekwensi dan tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di Limbang Weton adalah berdagang sedangkan di Limbang Kulon sebagai buruh pabrik dan tukang. 2) Faktor yang mendorong petani melakukan aktivitas diluar pertanian adalah keinginan menambah pendapatan. 3) Faktor yang menarik petani bekerja diluar adalah mudah mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh lebih besar.

Pramono (2009) dengan menggunakan tabel frekwensi dan pendekatan geografi menyimpulkan bahwa 1) Faktor yang mendorong petani untuk melakukan aktivitas luar usahatani adalah rendahnya pendapatan pada usahatani. 2) Faktor yang menarik petani untuk bekerja diluar usahatani adalah memperoleh pendapatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan dari usahatani.

Ginting (1994) dalam penelitiannya yang menggunakan analisis deskriptif menyimpulkan bahwa pendidikan, pendapatan dan jumlah beban tanggungan migran lebih tinggi dari non migran. Sementara usia dan luas lahan milik kelompok migran berusia lebih muda dan sebagian besar migran tidak mempunyai lahan. Selanjutnya analisis kualitatif dengan menggunakan persamaan logit menunjukkan bahwa variabel perbandingan pendapatan desa-kota, usia, jumlah beban tanggungan dan status penguasaan lahan berpengaruh nyata terhadap keputusan mobilitas kerja pada taraf kepercayaan α = 10%, sedangkan luas lahan milik dan tingkat pendidikan migran dan non migran tidak berpengaruh nyata.


(23)

2.2.Landasan Teori

Selain bertani, seorang petani dapat menggunakan modal dan tenaganya untuk bidang-bidang kegiatan ekonomi lainnya seperti berdagang, mencari ikan di laut, memelihara ternak, kambing atau babi. Mubyarto (1989) pekerjaan pertanian yang bersifat musiman, mendorong petani mengisi waktu-waktu dimana terdapat kekosongan pekerjaan. Banyak desa-desa yang terkenal dengan hasil-hasil kerajinan tangan yang diproduksi oleh petani-petani pada saat senggang (slack season).

Elizabeth (2010) menyatakan bahwa sejak pertengahan dasawarsa 1980-an, di pedesaan terjadi perubahan pesat yang tidak homogen kecepatan dan besarannya, dimana aktivitas non pertanian semakin nyata berperan dalam penciptaan kesempatan kerja dan pendapatan (terjadi baik di jawa dan luar jawa).

Tujuan pembangunan pertanian sebagai salah satu pembangunan ekonomi di Indonesia bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang usaha pertanian (petani, nelayan, peternak) di pedesaan. Hal ini dapat tercapai bila pendapatannya dapat ditingkatkan dari sumber pendapatannya baik dari pertanian maupun non pertanian (Rahim dan Diah, 2007).

Sinaga dan White dalam Su’ud (2004) menekankan pentingnya pendapatan dari kegiatan diluar sektor pertanian untuk semua golongan masyarakat pedesaan sebagai tambahan pendapatan.

Masyarakat tani yang berlahan sempit bahkan ada yang tidak memiliki lahan dan modal rendah, tidak semata-mata mengandalkan sumber pendapatannya dari sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain melakukan kegiatan usahatani (on farm), petani biasa melakukan kegiatan diluar usahatani


(24)

tetapi masih berhubungan dengan pertanian (off farm) dan kegiatan lain diluar pertanian (Kementrian Pertanian dalam Fudjaja, 2011).

Sumber pendapatan luar usahatani (off farm) merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan luar usahatani tetapi masih berkaitan dengan pertanian seperti buruh tani. Sumber pendapatan rumah tangga dari kegiatan buruh tani biasanya terdapat pada usahatani yang berbasis lahan. Rumah tangga petani di pedesaan yang tidak memiliki lahan garapan dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah akan sulit mencari pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga buruh tani menjadi alternatif mata pencaharian utama atau sampingan. Sumber pendapatan luar usahatani (non farm) merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan diluar pertanian (Fudjaja, 2011).

Tidak jarang petani mengurangi resiko pertaniannya dengan menanam berbagai macam tenaman sekaligus di sawah, di pekarangan disamping memelihara ternak, bekerja sebagai buruh tani, tukang atau kadang-kadang juga menjadi pedagang (Mubyarto, 1989).

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin luas lahan semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Hal ini sebanding dengan peningkatan pendapatan yang akan diterima oleh petani dimana semakin tinggi produksi pertanian maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh petani.

Status penguasaan lahan juga berpengaruh terhadap hasil produksi dan tingkat kemakmuran. Rifai dalam Mubyarto (1989) menyimpulkan bahwa golongan petani penyakap mempunyai tingkat kemakmuran lebih tinggi dan stabil dari pada golongan petani pemilik tanah. Hal ini disebabkan golongan petani penyakap semata-mata menggantungkan penghidupannya pada tanah sakapannya


(25)

sehingga ia akan lebih giat mengerjakan tanah sakapannya supaya tidak mengecewakan pemilik tanah.

Mubyarto (1989) menyatakan bahwa masalah kemiskinan selalu melilit penduduk pedesaan. Pada mumnya penduduk miskin adalah buruh tani atau petani dengan luas pemilikan lahan atau penguasaan lahan yang sempit. Besar kecilnya lahan yang dikuasai erat hubungannya dengan besar kecilnya pendapatan yang kelak diperoleh dan lahan yang diusahakan erat kaitannya dengan kesempatan kerja yang dapat diusahakan dan pemanfaatan faktor produksi lainnya.

Menurut Supardi (2002) pendapatan rumah tangga di pedesaan pinggiran hutan berasal dari lahan usahatani (sendiri, menyewa/ menyakap, atau sebagai pesanggem), memelihara ternak, menebang kayu secara ilegal, buruh tani maupun bekerja diluar sektor pertanian.

Proporsi pendapatan luar usahatani disebabkan karena rendahnya produktivitas lahan dan penggunaan lahan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang keluarga petani itu sendiri, pendapatan usahatani yang rendah dan luas penggunaan lahan yang sempit, serta kemampuan untuk memilih alternatif jenis pekerjaan dan lokasi bekerja. Keadaan ini tentu akan mempengaruhi kondisi sektor pertanian sehingga usaha dibidang lain akan dipicu (Soentoro dalam Pramono, 2009).

Luas penguasaan lahan mempengaruhi besarnya pendapatan rumah tangga dari berbagai sumber. Keadaan tersebut menurut Mintoro dalam Su’ud (2004) dapat diartikan bahwa petani berlahan sempit mampu mencari penghasilan diluar sektor pertanian bila dibandingkan dengan petani berlahan luas.


(26)

Lahan pertanian merupakan aset penting bagi petani sebab berpengaruh kepada peluang untuk mendapatkan hasil dari usaha yang dilakukan diatas tanah tersebut. Ini berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang kelak akan diperolehnya. Lahan yang relatuf sempit akan memberi hasil yang relatif sedikit sehingga menghasilkan pendapatan yang sedikit pula.

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan selanjutnya akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang akan diterima petani. Mubyarto (1989) menyatakan lahan atau tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar.

Penny dan Meneth dalam Su’ud (2004) mangaitkan lahan yang dikuasai erat hubungannya dengan lahan sebagai sumber pendapatan. Sebaliknya lahan yang diusahakan erat kaitannya dengan kesempatan kerja yang dapat dicurahkan dan pemanfaatan faktor produksi lainnya.

Batoa (2008) menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator untuk melihat mutu sumber daya petani. Pendidikan formal dan informal merupakan ,modal dasar petani untuk dapat mengakses informasi dari berbagai media, sehingga memudahkan petani untuk menyerapsuatu perubahan inovasi yang berhubungan dengan perilaku.

Pendidikan menunjukkan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan daya pikir seseorang. Soekanto (2002) menyatakan bahwa pendidikan berarti mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan, pendidikan memberi nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam menerima hal-hal baru serta bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Sedang Slamet dalam Batoa (2008)


(27)

mengemukakan bahwa pendidikan sebagai usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan pada perilaku manusia.

Singarimbun dan Penny dalam Soekartawi (1999) mengemukakan bahwa banyaknya atau lamanya sekolah/ pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapannya dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga.

Aktivitas luar pertanian berkembang di pedesaan sebagai respon terhadap pendapatan yang dirasa kurang mencukupi dari sektor pertanian. Banyaknya penduduk pedesaan beraktivitas non pertanian pada saat sektor pertanian senggang. Menurut Soentoro dalam Pramono (2009) hal inilah yang menyebabkan banyaknya penduduk beraktivitas dari sektor luar pertanian berkaitan dengan kesempatan kerja dan pendapatan.

Menurut Tohir (1983) pendapatan usahatani adalah penghasilan petani yang diperoleh dari upah keluarga, keuntungan usaha dan bunga harta sendiri. Sedangkan Rahim dan Diah (2007) menyatakan bahwa pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usaha. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income).

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) adalah biaya sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, dan biaya tidak tetap (variable cost)


(28)

adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2002)

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan total rumah tangga petani untuk memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarga. Soekartawi (1999) menyatakan bahwa semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang berada dalam manajemen rumah tangga selain kepala keluarga. Hal in dapat berpengaruh terhadap pola produksi dan konsumsi petani serta mengakibatkan perbedaan produksi dan pendapatan (Sahara, dkk, 2004)

Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumberdaya pertanian yang dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usahataninya. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarganya apabila tidak aktif bekerja (Syafruddin, 2003)

Sumaryanto dan Sukaryanto (1989) dalam Supadi (2006) menyatakan bahwa sumber-sumber pendapatan rumah tangga cenderung terdiversifikasi dimana sektor non pertanian semakin berperan. Berperannya sektor non pertanian antara lain karena didukung oleh makin terbukanya sistem ekonomi di pedesaan dan membaiknya tingkat aksesibilitas desa pada umumnya. Diversifikasi sumber


(29)

pendapatan masyarakat pedesaan merupakan salah satu syarat dari ketangguhan ekonomi pedesaan.

2.3.Kerangka Konsep Penelitian

Dari tinjauan pustaka, landasan teori dan penelitian terdahulu maka faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertaninya adalah luas lahan garapan, tingkat pendidikan petani, jumlah tanggungan keluarga petani, status petani dalam penguasaan lahan, pengalaman bertani dan pendapatan bertani. Dengan demikian kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan uraian pada penelitian terdahulu serta kerangka pemikiran teoritis, maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Pendapatan di luar kegiatan bertani memberikan kontribusi terhadap pendapatan total rumah tangga petani.

Luas lahan garapan

Tingkat pendidikan Jumlah tanggungan

Aktivitas di luar kegiatan bertani

Status penguasaan lahan

Pendapatan Bertani Pengalaman


(30)

2. Ada perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.

3. Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas petani di luar kegiatan bertani adalah luas lahan garapan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani.


(31)

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi

Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki luas lahan paling besar di Kota Langsa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan Di Kota Langsa

Kecamatan Sawah irigasi Tadah Hujan Jumlah

½ Teknis Pompanisasi

Langsa Timur 417 - 1053 1470

Langsa Lama - 35 100 135

Langsa Barat - - 62 62

Langsa Baro - 40 226 266

Langsa Kota - - - -

Sumber: BPS Kota Langsa 2012

3.2Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel secara

accidental sampling. Accidental sampling adalah penentuan sampel berdasarkan suatu kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengn peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila orang yang kebetulan ditemui itu dipandang cocok sebagai sumber data. Dari 16 desa pada Kecamatan Langsa Timur dipilih 2 desa yang memiliki luas lahan yang luas sehingga terpilih Desa Alue Merbau dan Matang Cengai. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka sampel penelitian untuk petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani sebanyak 74 orang dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani sebanyak 40 orang, sehingga total sampel pada penelitian ini sebanyak 114 orang.


(32)

3.3.Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuisioner kepada sample penelitian. Data tersebut berupa data luas lahan garapan, tingkat pendidikan, jumlsh tanggungan, status kepemilikan lahan, pengalaman dan pendapatan, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan untuk mendapatkan data melalui buku, Kantor Desa, Balai Penyuluh Pertanian dan Instansi-instansi lainnya. Data tersebut berupa data jumlah petani dan luas lahan sawah untuk desa penelitian.

3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Model Analisis

Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 1 yaitu melihat besarnya kontribusi pendapatan diluar kegiatan bertani bagi pendapatan total rumah tangga petani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kontribusi pendapatan diluar bertani = total

i luarber

Y Y tan

Untuk menghitung pendapatan total rumah tangga petani dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Y =

( )

P +

( )

NP

Dimana:

Y = Total pendapatan rumah tangga.

P = Pendapatan rumah tangga dari kegiatan bertani. NP = Pendapatan rumah tangga dari kegiatan non bertani.


(33)

Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 2 yaitu melihat perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggugan, status penguasaan lahan, pendapatan dalam usahatani dan pengalaman petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani dihitung dengan menggunakan uji t-test yaitu untuk menguji nilai mean (rata-rata) 2 kelompok yang secara statistik berbeda. Rumus umumnya adalah:

t = b a p b a n n S X X 1 1 +

dengan simpangan baku:

(

)

(

)

2 1

1 2 2

2 − + − − − b a b b a a p n n S n S n S Dimana:

Xa = rata-rata kelompok a Xb = rata-rata kelompok b Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a nb = banyaknya sampel di kelompok b

Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 3 yaitu apakah luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggugan, status penguasaan lahan, pendapatan dalam usahatani dan pengalaman petani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas diluar kegiatan bertani digunakan model regresi logit. Secara umum model regresi logit dapat ditulis (Nachrowi dan Usman, 2005) :


(34)

Pi

Li = Ln = β1 + β2Xi +Ui.

1 – Pi

(P/(1-P) adalah Odd Ratio (perbandingan resiko) dimana p menyatakan probabilitas petani beraktivitas lain diluar kegiatan bertani (y =1), dan p-1 menyatakan probabilitas petani yang tidak beraktivitas lain diluar kegiatan bertani (y = 0).

Untuk melihat bagaimana pengaruh antara dependent variabel dengan independent variabel, berdasarkan pada model yang diterapkan oleh Manurung dalam Nachrowi dan Usman (2005) ,maka digunakan model logit sebagai berikut :

p

Ln = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6+e.

1 – p

Dimana :

β0 = Konstanta

β1,β2,β3,β4,β5 = Koefisien regresi X1 = Luas lahan garapan (hektar)

X2 = Tingkat pendidikan (tahun)

X3 = Jumlah tanggungan (jiwa)

X4 = Status penguasaan lahan

= 1, jika berstatus sebagai pemilik = 0, jika berstatus sebagai penggarap X5 = Pengalaman (tahun)


(35)

3.4.2. Pengujian Parameter

Model persamaan yang diperoleh perlu dilakukan pengujian signifikansi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel yang terdapat dalam model memiliki kontribusi yang nyata bagi variabel respon. Pengujian yang dilakukan adalah:

a. Uji Omnibus (Serempak)

Dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter β secara keseluruhan atau serentak. Hipotesis pengujian ini adalah:

Ho: βo = β1= … = βp = 0

H1: paling tidak ada satu βj≠ 0, j = 1, 2, …, p

Dengan uji statistik:

G = -2ln

( ) (

)

              − Π             −

= i i

y i y i n i n n n n n n 1 1 1 1 1 0 1 π π

Daerah penolakan : tolak Ho apabila nilai G > χα2,1 dimana p

merupakan banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value < α

b. Uji Wald (Individu)

Dimaksudkan untuk memeriksa signifikansi parameter β secara individu. Hipotesanya adalah:

H0: βj = 0


(36)

Dengan uji statistik:

W (Wald) =

( )

j j

E

S β

β

.

Daerah penolakan : tolak H0 apabila Wj2 >

2 1 ,

α

χ atau p- value< α

c. Uji Hosmer and Lemeshow

Uji ini bertujuan untuk membandingkan distribusi observasi dengan distribusi teori (uji model). Hipotesisnya adalah:

Ho : K = (1-B) = 0, tidak ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi teori / model sesuai dengan data

H1 : K = (1-B) ≠ 0, ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi

teori / model tidak sesuai dengan data Kriteria pengujian:

Jika sign < 0,05 maka terima H1 tolak Ho

Jika sign > 0,05 maka terima Ho tolak H1

d. Marginal Effect

Untuk menghitung perubahan peluang atas perubahan tertentu dari variabel independent dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(

Pi

)

ci i

P i dXi dPi

= −

=βˆ ˆ 1 ˆ

Untuk menjelaskan identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati karakteristik pekerjaan yang dilakukan petani diluar kegiatan bertaninya. Hal yang diamati berupa jenis pekerjaan, waktu bekerja dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.


(37)

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional

1. Luas lahan garapan adalah luas lahan garapan yang diusahakan oleh petani dalam satuan hektar.

2. Tingkat pendidikan yaitu lamanya pendidikan formal yang ditempuh petani, dinyatakan dalam tahun.

3. Jumlah tanggungan yaitu banyaknya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung petani, dalam satuan jiwa.

4. Status penguasaan lahan yaitu status petani dalam megerjakan lahan pertanian.

5. Pendapatan bertani yaitu pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani, dinyatakan dalam rupiah per musim tanam.

6. Pengalaman yaitu lamanya waktu yang telah ditempuh petani dalam kegiatan bertani, dinyatakan dalam tahun.

7. Pendapatan total rumah tangga petani yaitu pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani dan pendapatan dari diluar kegiatan bertani dinyatakan dalam rupiah.


(38)

3.5.2. Batasan Operasional

1. Pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan yang diperoleh petani dari hasil usaha bertani dan usaha lainnya di luar kegiatan bertani.

2. Kegiatan bertani yaitu kegiatan bertani yang dilakukan petani dalam hal ini budidaya padi sawah.


(39)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Wilayah

Kota Langsa merupakan kota pemekaran daerah Aceh Timur yang terletak antara 04024`35,68” – 04o33`47,03” Lintang Utara dan 97o53`14,59” - 98o04`42,16” Bujur Timur. Sebelah utara Kota Langsa berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan Aceh Tamiang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur.

Luas daerah kota Langsa adalah 262,41 Km2 , dengan suhu rata-rata 28o C-32oC banyaknya desa yang terdapat di Kota Langsa sebanyak 66 desa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Luas Kota Langsa menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Kota Langsa Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas (Km2) Luas (Ha) Persentase

Langsa Timur 75,04 7504 28,6

Langsa Lama 42,39 4239 16,15

Langsa Barat 59,95 5995 22,85

Langsa Baro 77,5 7750 29,53

Langsa Kota 7,53 753 2,87

Jumlah 262,41 26241 100

Sumber : BPS Kota Langsa, 2012

4.1.1. Letak, Luas dan Batas Daerah

Kecamatan Langsa Timur merupakan kecamatan kedua terbesar di Kota Langsa tetapi memiliki luas lahan sawah yang paling besar. luas kecamatan Langsa Timur seluruhnya 7504 hektar yang terdiri dari 16 desa.


(40)

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Langsa Lama, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Langsa Kota dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Langsa Barat.

4.1.2. Keadaan Tanah dan Topografi

Tanah merupakan salah satu faktor yang sngat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena tanah merupakan tempat persediaan unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada umumnya keadaan tanah di kecamatan Langsa Timur sangat cocok untuk dijadikan lahan sawah karena kandungan fraksi pasir, debu dan lempung yang sesuai dan ketersediaan air yang cukup.

Kecamatan Langsa Timur mempunyai dataran rendah dan bergelombang serta memiliki sungai-sungai, dengan curah hujan rata-rata tiap tahunnya dengan kisaran 1850-4013 mm, dimana suhu udara berkisar antara 28o C-32oC serta berada pada ketinggian antara 0 – 29 m diatas permukaan laut, kelembaban nisbi rata-rata 75 %.

4.1.3. Luas Lahan Sawah dan Jumlah Petani

Luas lahan sawah di Kecamatan Langsa Timur adalah 1470 hektar dengan jumlah total petani 1500 orang yang terbagi dalam tiap-tiap desa dan masing-masing terbagi lagi kedalam beberapa kelompok tani. Luas lahan dan jumlah petani di Kecamatan Langsa Timur dapat dilihat pada Tabel 4.


(41)

Tabel 4. Luas Lahan Sawah dan Jumlah Petani di Kecamatan Langsa Timur

No Desa Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Kelompok Tani

(Unit)

Jumlah Petani (Jiwa)

1 Buket Medang Ara 37 3 62

2 Matang Seutui 114 4 104

3 Buket Pulo 78 2 40

4. Matang Panyang 55 2 59

5 Simpang Wie 10 2 43

6 Buket Rata - 1 15

7 Buket Meutuah 118 7 156

8 Alue Merbau 352 7 187

9 Matang Cengai 210 5 139

10 Senebok Antara 45 2 74

11 Alue Pineng 120 3 127

12 Sukarejo 171 3 105

13 Cinta Raja 147 6 178

14 Sungai Lueng 4 5 121

15 Alue Pineung Timur 5 2 50

16 Kapa 4 2 40

Jumlah 1470 56 1500

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Langsa Timur, 2012

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa desa yang memiliki lahan sawah paling luas dan jumlah petani terbanyak adalah Desa Alue Merbau sedangkan yang memiliki lahan paling kecil dan jumlah petani yang sedikit adalah Desa Kapa dengan jumlah petani sebanyak 40 orang.

4.2. Kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani

Pendapatan total rumah tangga petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani berasal dari pendapatanya dari kegiatan bertani dan pendapatan yang diperoleh dari aktivitas di luar kegiatan bertaninya. Besarnya masing-masing pendapatan petani dapat dilihat pada Tabel 5.


(42)

Tabel 5. Deskripsi Pendapatan Petani Yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani

Pendapatan (dalam Ribu Rupiah) Rentang Rata-rata

Bertani 5306 3209,71

Luar Bertani 3500 2377,56

Sumber : Lampiran 5

Tabel 5 menunjukkan bahwa rentang antara pendapatan terendah dan tertinggi yang diperoleh petani dari kegiatan bertaninya adalah sebesar Rp. 5.306.000. Pendapatan terendah yang adalah sebesar Rp. 1.000.000 sedangkan yang tertinggi sebesar Rp. 6.306.000. Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa rentang antara pendapatan terendah dan tertinggi yang diperoleh petani dari kegiatan bertaninya sebesar Rp. 3.500.000. Pendapatan terendah yang diperoleh petani dari kegiatannya di luar bertani adalah sebesar Rp. 1.000.000 dan yang tertinggi adalah sebesar Rp. 4.500.000.

Rata-rata pendapatan petani sampel dari kegiatan bertaninya sebesar Rp. 3.209.000, sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari aktivitas lain di luar kegiatan bertaninya sebesar Rp. 2.377.000. Rata-rata total pendapatan rumah tangga petani yang diperoleh dari kegiatan bertani dan aktivitas di luar kegiatan bertani sebesar Rp. 5.587.000.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata kontribusi pendapatan yang diperoleh dari aktivitas lain di luar kegiatan bertani terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 43%. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dari kegiatan di luar bertani memberi kontribusi cukup besar bagi total pendapatan rumah tangga petani atau hampir sebagian dari total pendapatan berasal dari aktivitas lain di luar kegiatan bertani.


(43)

Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Namun dalam kenyataannya ada biaya-biaya yang tidak diperhitungkan petani dalam kegiatan bertaninya, seperti biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Hal ini terjadi karena pada umumnya petani pemilik tidak menghitung biaya lahannya sebagai bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkannya atau diperhitungkan. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan bertani sebagian besar berasal dari dalam keluarga. Dalam bisnis setiap tenaga kerja yang digunakan dianggap sebagai biaya yang harus dibayarkan sesuai dengan besarnya upah yang berlaku. Namun petani juga tidak membayarkan atau menganggap penggunaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai biaya produksi.

Menurut realitas pembayarannya, biaya dibagi menjadi 2 yaitu (1) Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam prakteknya biaya ini tidak pernah dibayarkan, (2) Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya-biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Dengan demikian terjadi perbedaan yang sangat nyata antara total pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani dengan menggunakan perhitungan biaya riil dan biaya opportunity.

Tabel 6. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Luar Bertani Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani

Biaya

Pendapatan Bertani (dalam

Ribu Rupiah)

Pendapatan Luar Bertani

(dalam Ribu Rupiah)

Pendapatan Total (dalam Ribu Rupiah)

Kontribusi (%)

Riil 3209 2377 5587 43

Opportunity 8433 2377 10811 29


(44)

Dari Tabel 6 dapat dlihat bahwa kontribusi pendapatan luar bertani yang diperoleh selama ini lebih rendah dari kontribusi pendapatan luar bertani yang sebenarnya dapat diperoleh petani. Hal ini diseebabkan karena dengan tidak memasukkan sewa lahan milik dan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai biaya produksi maka pendapatan yang diperoleh akan lebih besar. oleh karena itu pendapatan yang diterima dari kegiatan luar bertani seolah-olah tidak memberi kontribusi yang cukup besar bagi rumah tangga petani.

Tabel 7. Deskripsi kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani

Kontribusi n Minimun (%) Maksimum (%)

Dengan Biaya Riil 74 20 75

Dengan Biaya Opportunity 74 10 50

Sumber : Lampiran 18

Dari Tabel 7 dapat dilihat besarnya kontribusi pendapatan luar bertani untuk masing-masing biaya. Kontribusi pendapatan terendah dengan menggunakan biaya riil adalah 20% dan tertinggi adalah 75%, sedangkan kontribusi terendah dengan menggunakan biaya opportunity sebesar 10% dan tertinggi sebesar 50%.

Sebanyak 20 orang petani atau sekitar 27% petani dari total petani yang dijadikan sampel penelitian memiliki kontribusi pendapatan diluar kegiatan bertani yang lebih besar dari 50%. Jenis pekerjaan yang ditekuni bervariasi yaitu 10 orang tukang bangunan, 1 orang berkebun, 2 orang pedagang, 2 orang nelayan, 2 orang pembuat kuedan 3 orang serabutan. Jenis pekejaan yang paling banyak ditekuni yaitu sebagai tukang bangunan sebab menghasilkan pendapatan yang relatif lebih tinggi dari jenis pekerjaan lainnya, tidak menuntut keterampilan yang


(45)

terlalu khusus, tidak memerlukan modal yang besar, serta adanya kepastian besarnya pendapatan yang akan diperoleh nantinya.

Tenaga kerja yang digunakan petani untuk membantu kegiatan bertaninya berasal dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga yang membantu petani adalah istri, adik dan anak, sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga merupakan buruh upahan yang pada umumnya adalah tenaga kerja pria. Untuk perhitungan biaya tenaga kerja akan dikonversikan kedalam Hari Kerja Pria (HKP) untuk masing-masing bagian yaitu pria 1 HKP, wanita 0,75 HKP dan anak-anak 0,5 HKP. Perbandingan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan tenga kerja luar keluarga pada kegiatan bertani dapat dilihat pada Tabel 8.


(46)

Tabel 8. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar Keluarga

Keputusan Petani Kegiatan Asal Penggunaan Tenaga

Kerja (HKP)

Beraktivias di Luar Kegiatan Bertani

Pengolahan Lahan DK 444.6

LK 678.3

Penanaman DK 936.2

LK 492.8

Pemupukan DK 548

LK 45.6

Pemberantasan Hama DK 450.3

LK 57

Pemanenan DK 856.01

LK 815.1

Total Penggunaan Tenaga Kerja (HKP)

DK 3235.11

LK 2088.8

Tidak Beraktivias di Luar Kegiatan

Bertani

Pengolahan Lahan DK 228

LK 171

Penanaman DK 425.8

LK 103.2

Pemupukan DK 253.8

LK 34.2

Pemberantasan Hama DK 228

LK 34.2

Pemanenan DK 400

LK 421.8

Total Penggunaan Tenaga Kerja (HKP)

DK 1535.6

LK 764.4

Sumber : Lampiran 8,9

Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani sebesar 5359,3 HKP, yang berasal dari dalam keluarga sebesar 3235,11 HKP dan tenaga kerja luar keluarga sebesar 2088,8 HKP. Sedangkann penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani sebesar 2300 HKP, yang berasal dari dalam keluarga sebesar 1535,6 HKP dan tenaga kerja luar keluarga sebesar 764,6 HKP. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan bertani adalah pengolahan lahan, penanaman,


(47)

dilakukan oleh tenaga kerja dari dalam keluarga, namun untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang membutuhkan banyak tenaga maka petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga.

Untuk kegiatan pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan dibutuhkan banyak tenaga kerja karena kegiatan-kegiatan tersebut harus diselesaikan dengan cepat dan waktu yang serentak pula. Pada umumnya untuk kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama, hanya petani yang memiliki lahan yang relatif luas menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Hal ini disebabkan karena kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama tidak harus diselesaikan dalam waktu yang cepat dan serentak.

Penggunana tenaga kerja dalam keluarga berhubungan dengan keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hubungan Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dengan Aktivitas di Luar Kegiatan Bertani

Penggunaan Tenaga Keja Dalam Keluarga

(HKP)

Keputusan Petani

Total Beraktivias di Luar

Kegiatan Bertani

Tidak Beraktivias di Luar Kegiatan

Bertani

32,80 - 37.20 28 22 50

39,90 - 45.53 6 28 34

45,70 - 50.00 6 19 25

64,30 - 82.80 0 5 5

Total sampel 40 74 114


(48)

Tabel 9 menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga maka keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani semakin kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkan atau petani tidak perlu mengeluarkan upah tenaga kerja bagi keluarganya. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga akan menghasilkan pendapatan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan jika petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Oleh karena itu petani akan lebih fokus pada kegiatan bertaninya dan tidak akan mencari aktivitas lain di luar kegiatan bertani, serta mempekerjakan seluruh keluarganya dalam kegiatan bertani dan tidak akan mencari tenaga kerja dari luar keluarga.

4.3. Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Status Pennguasaan Lahan, Pengalaman dan Pendapatan Bertani

Hasil pengujian perbedaan faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.


(49)

Tabel 10. Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Status Pennguasaan Lahan, Pengalaman dan Pendapatan Bertani

Variabel

Beraktiviatas di luar kegiatan

bertani

Tidak beraktivitas di

luar kegiatan bertani

Sign

Rata-rata Rata-rata

Luas Lahan 0,78 0,58 .00

Tingkat Pendidikan 9,93 9,75 .67 Jumlah Tanggungan 3,79 4,27 .06

Pengalaman 10,16 12,40 .01

Pend. Usahatani 3209,71 2777,75 .02

Jumlah Sampel 74 40

Sumber : Lampiran 2, 5, 6

Tabel 10 menjelaskan perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status pennguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Jumlah populasi di daerah penelitian adalah 114 orang petani yang terdiri dari 74 orang petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan 40 orang petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan alat uji SPSS dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 0,8 hektar, sedangkan pada petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 0,6 hektar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 36% dari rata-rata luas lahan petani yang tidak beraktivitas di


(50)

luar kegiatan bertani. Secara statistik signifikansi (α) yang diperoleh adalah sebesar 0,000 atau α < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik luas lahan yang diusahakan petani sampel berbeda secara nyata atau ada perbedaan yang nyata antara luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.

Perbedaan luas lahan garapan antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani disebabkan karena jenis-jenis kegiatan yang ditekuni oleh petani sebagian besar membutuhkan modal untuk menjalankannya. Lahan yang relatif lebih luas diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang besar pula. Oleh karena itu petani membutuhkan pendapatan yang besar agar dapat dijadikan sebagai tambahan modal dalam aktivitasnya di luar kegiatan bertani.

Dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lamanya pendidikan formal yang ditempuh petani pada dua daerah penelitian adalah 10 tahun. Secara statistik, rata-rata tingkat pendidikan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani tidak berbeda secara nyata. Hal ini dapat dilhat dari hasil uji signifikansi yang diperoleh sebesar 0,67 atau α > 0,05.

Lamanya tingkat pendidikan yang dijalankan oleh petani sangat berhubungan erat dengan kecakapannya untuk menjalankan aktivitas di luar kegiatan bertani. Hal ini terjadi karena kegiatan yang ditekuni petani di luar bertani bukan hanya memerlukan modal tetapi juga ada jenis pekerjaan tertentu yang memerlukan keterampilan khusus untuk menjalankannya. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi akan lebih mudah untuk dapat belajar hal-hal baru untuk menambah keterampilan dalam dirinya.


(51)

Besarnya jumlah tanggungan petani di desa penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan. Rata-rata jumlah tanggungan masing-masing petani adalah 4 jiwa. Secara statistik juga diperoleh hasil signifikansi (α) yang lebih besar dari kriteria uji yaitu sebesar 0,06 atau α > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani secara statistik tidak berbeda secara nyata.

Dalam menjalankan kegiatan bertaninya, petani di daerah penelitian umumnya menggunakan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga. Mengingat bahwa luas lahan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih luas dari pada petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani, maka jika terjadi kekurangan tenaga kerja petani akan mencari tenaga kerja dari luar keluarga. Oleh karena itu jika ada penambahan jumlah anggota/ tanggungan keluarga maka petani akan mengikutsertakan anggota keluarganya untuk bertani.

Untuk tingkat pengalaman petani, rata-rata pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 10 tahun sedangkan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 12 tahun. Hal ini berarti bahwa pengalaman petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 22% dari pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hasil uji statistik menunjukkan hasil signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,01 atau α < 0,05 artinya bahwa ada perbedaan yang nyata antara pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa pengalaman petani di desa penelitian berbeda nyata atau berbeda secara signifikan.


(52)

Pengalaman petani yang memiliki aktiviatas lain relatif lebih rendah dari pada petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani menyebabkan petani belum begitu cakap/ terampil untuk berusahatani yang baik. Oleh karena itu petani akan menggunakan waktu luang, modal dan keterampilannya di bidang lain untuk menjalankan aktivitas di luar bertani untuk penambahan pendapatan rumah tangganya.

Rata-rata pendapatan usahatani petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah Rp. 3.209.000 dan Rp. 2.777.000 untuk petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendapatan bertani yang diperoleh petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 16% dari pendapatan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Secara statistik juga dapat dinyatakan bahwa pendapatan petani di dua daerah penelitian berbeda secara nyata yaitu dengan tingkat signifikansi sebesar 0,02 atau α < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.

Besar kecilnya luas lahan garapan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh dari kegiatan bertani. Pendapatan yang diterima petani yang memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani relatif lebih besar dari pendapatan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani karena luas lahan yang dikerjakan petani yang memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani juga relatif lebih besar dari luas lahan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani.


(53)

Status penguasaan lahan pada penelitian ini terbagi atas 2 macam yakni sebagai pemilik dan sebagai penggarap, adapun data status pengasaan lahan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji Chi Square untuk Status Penguasaan Lahan

Keputusan Petani

Status Penguasaan

Lahan Jumlah

(orang) Pemilik Penggarap

Beraktivitas di luar kegiatan bertani 36 38 74 Tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani 13 27 40

Jumlah (orang) 49 65 114

Pearson Chi-Square Signifikansi 0,096

Sumber : Lampiran 3

Dari total populasi di daerah penelitian sebesar 114 orang sampel terdiri dari 65 orang petani dengan status penggarap dan 49 orang dengan status sebagai pemilik. Untuk petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dari total polpulasi sebanyak 74 orang terdiri dari 36 orang berstatus pemilik dan 38 orang berstatus sebagai penggarap, sedangkan untuk petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani dari total populasi sebanyak 40 orang yang terdiri dari 13 orang berstatus pemilik dan 27 orang berstatus sebagai penggarap. Secara statistik dapat dilihat bahwa penguasaan lahan petani untuk daerah penelitian tidak berbeda secara nyata, hal ini ditunjukkan dari hasil uji signifikansi yng diperoleh sebesar 0,09 atau α > 0,005.

Dapat kita lihat bahwa status petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih dominan sebagai penggarap. Oleh sebab itu walaupun luas lahan garapan yang diusahakan lebih luas, tetapi pendapatan yang diterima petani harus dibagi lagi kepada pemilik sebagai balas jasa atas sewa lahan tersebut. Hal ini menyebabkan jika memiliki waktu luang, modal dan keterampilan yang cukup


(54)

maka petani akan beraktivitas di luar kegiatan bertaninya untuk menambah pendapatan rumah tangganya.

4.4. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani

Variabel yang diuji sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas petani di luar kegiatan bertani dalam penelitian ini adalah luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan kegiatan bertani. Hasil uji statistik dengan mengunakan regresi logit dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Logit Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Petani di Luar Kegiatan Bertani

Variabel B Std. Error Wald Sign Exp (B)

X1 11.485 2.93 15.36 .000 97208.72

X2 -.129 .11 1.29 .256 .37

X3 -.432 .21 4.02 .045 .64

X4 -1.345 .53 6.39 .011 .26

X5 -.171 .06 7.42 .006 .34

X6 -.002 .00 10.33 .001 .99

Konstanta 5.668 2.02 7.86 .005 289.37

Sumber : Lampiran 7

Dari hasil diatas maka diperoleh persamaan regresi:

ln

P P

1 = 5.668+ 11.485X1 – 0,129X2 – 0,432X3 – 1,34X4 – 0,171X5 – 0,002 X6

4.4.1. Pengujian Parameter

Adapun pengujian parameter yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji Omnibus (serempak), Uji Wald (individu), Uji Hosmer dan Lemeshow serta Marginal Effect. Hasil pengujian parameter ditunjukkan pada Tabel 13.


(55)

Tabel 13. Hasil Pengujian Parameter

Pengujian Chi-Square df Sign

Omnibus 41,48 6 .00

Hosmer dan Lemeshow 7,57 8 .47

Sumber : Lampiran 4

a. Uji Omnibus ( Serempak)

Uji omnibus bertujuan untuk menguji kemampuan seluruh variabel independent secara bersama-sama memprediksi variasi pada variabel dependent, uji ini sering dikenal dengan uji serempak.

Dari hasil uji omnibus yang dilakukan diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,00 atau α < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani.

b. Uji Wald (Individu)

Pengujian parsial (uji Wald) dari hasil estimasi dapat dilihat pada nilai signifikansi pada Tabel 12. Hasil pengujian menunjukkan bahwa luas lahan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan dari usahatani mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani. Hal ini diperoleh dari hasil signifikansi yang diproleh untuk masing-masing variabel luas lahan sebesar 0,00, jumlah tanggungan 0,04, status penguasaan lahan 0,01, pengalaman 0,00 dan pendapatan usahatani sebesar 0,00 atau signifikansi < 0,05. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tidak mempengaruhi keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani secara nyata dengan signifikansi sebesar 0,25.


(56)

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2004) yang menyimpulkan bahwa usia, jumlah tanggungan dan status penguasaan lahan berpengaruh nyata terhadap keputusan mobilitas pada taraf kepercayaan α = 10%, sedangkan luas lahan milik dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata.

c. Uji Hosmer dan Lemeshow

Untuk menguji kesesuaian distribusi observasi dengan distribusi teori maka dilakukan pengujian Hosmer dan Lemeshow. Hasil uji menunjukkan bahwa signifikansi yang diperoleh sebesar 0,476 atau α > 0,05, maka terima Ho tolak H1,

hal ini berarti bahwa tidak ada perbeadaan perbedaan distribusi observasi dengan distribusi teori / model sesuai dengan data.

d. Marginal Effect

Perhitungan marginal effect masing-masing variabel adalah : - Luas lahan

Pi Pi

1 = 97208

Pi = 97208 (1-Pi) Pi = 97208 – 97208Pi

Pi =

97209 97208

Pi = 0,99

ci = βˆiPˆi

( )

1−Pˆi

= (11,485)(0,99)(1-0,99) = 0,1137


(57)

Artinya bahwa setiap penambahan luas lahan sebesar 1 hektar maka peluang petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani sebesar 11%. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya luas lahan bertani maka petani memilih untuk menyewakan sebagian lahannya kepada petani lain dan waktu luang dari kegiatan bertani tetap digunakan untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani, sehingga pendapatan total rumah tangga petani akan meningkat karena berasal dari kegiata bertani, upah yang didapat dari menyewakan lahan dan dari aktivitas di luar kegiatan bertani.

- Tingkat pendidikan

Pi Pi

1 = 0,379

Pi = 0,379 (1-Pi) Pi = 0,379 – 0,379 Pi

Pi = 379 , 1

379 , 0

Pi = 0,27

ci = βˆiPˆi

(

1−Pˆi

)

= (-0,129)(0,27)(1-0,27) = - 0,025

Artinya bahwa setiap penambahan tingkat pendidikan sebesar 1 tahun maka peluang petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani turun sebesar 2,5%. Hal ini disebabkan karena petani akan mengaplikasikan ilmu yang telah diperolenya secara optimal, mulai dari


(58)

pengolahan tanah yang baik, pemeluharaan yang sesuai dan perlakuan pasca panen yang tepat sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan dari kegiatan bertani. Oleh karena itu petani tidak akan memikirkan aktivitas di luar kegiatan bertani dan akan menjalankan kegiatan bertaninya dengan baik sesuai dengan tambahan ilmu yang telah diperolehnya.

- Jumlah Tanggungan

Pi Pi

1 = 0,649

Pi = 0,649 (1-Pi) Pi = 0,649– 0,649Pi

Pi = 649 , 1

649 , 0

Pi = 0,39

ci = βˆiPˆi

(

1−Pˆi

)

= (-0,432)(0,39)(1-0,39) = - 0,10

Artinya bahwa setiap penambahan jumlah tanggungan 1 orang maka peluang petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani turun sebesar 10%. Dengan bertambahnya jumlah tanggungan keluarga maka akan bertambah pula beban / biaya yang harus ditanggung oleh petani, oleh karena itu petani akan lebih berkonsentrasi / berupaya untuk meningkatkan hasil produksi dari kegiatan bertaninya agar pendapatan dari kegiatan bertani akan meningkat, sehingga aktivitas di luar kegiatan bertani tidak


(59)

- Status Penguasaan Lahan

Pi Pi

1 = 0,26

Pi = 0,26 (1-Pi) Pi = 0,26 –0,26Pi

Pi =

269 , 97201 26 , 0

Pi = 0,21

Artinya bahwa pemilik mempunyai peluang untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih besar 21% dibandingkan dengan petani penggarap. Hal ini terjadi karena pemilik lahan dapat lebih bebas bertani tanpa dituntut kewajiban untuk membayar sewa lahan, sehingga jika memiliki waktu senggang akan dimanfaatkan untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani, sedangkan petani penggarap mempunyai kewajiban untuk membayar biaya sewa lahan maka jika memiliki waktu senggang petani penggarap tidak melakukan aktivitas di luar kegiatan bertaninya, tetapi akan mencurahkan segala kemampuannya untuk mengusahakan tanah sewa tersebut sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal.

- Pengalaman

Pi Pi

1 = 0,343

Pi = 0,343 (1-Pi) Pi = 0,343 – 0,343Pi


(60)

Pi = 343 , 1

343 , 0

Pi = 0,25

ci = βˆiPˆi

(

1−Pˆi

)

= (-0,171)(0,25)(1-0,25) = -0,03

Artinya bahwa setiap penambahan pengalaman sebesar 1 tahun maka peluang petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani turun sebesar 3%. Minat petani yang telah berpengalaman terhadap aktivitas lain di luar kegiatan bertaninya tidak terlalu besar sebab petani sudah sangat mengerti dan faham tentang cara bertani yang baik, sehingga akan memperoleh hasil produksi yang sesuai dengan harapan. Sejalan dengan hal tersebut maka pendapatan dari kegiatan bertani yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tidak mencari aktivitas di luar kegiatan bertani untuk menambah pendapatan rumah tangganya.

- Pendapatan Bertani

Pi Pi

1 = 0,998

Pi = 0,998 (1-Pi) Pi = 0,998 – 0,998 Pi

Pi = 998 , 1

998 , 0


(61)

ci = βˆiPˆi

(

1−Pˆi

)

= (-0,002)(0,50)(1-0,50) = -0,0005

Artinya bahwa setiap penambahan pendapatan bertani sebesar 1 juta rupiah maka peluang petani untuk beraktivitas lain di luar kegiatan bertani turun sebesar 0,05%, hal ini disebabkan karena petani merasa tidak perlu mencari aktivitas lain untuk menambah total pendapatan rumah tangganya karena pendapatan dari kegiatan bertaninya sudah bertambah.

4.5.Aktivitas Petani di Luar Kegiatan Bertani

Jenis aktivitas yang ditekuni petani di daerah penelitian bervariasi, ada pekerjaan yang memerlukan modal dan keterampilan khusus seperti tukang jahit dan pembut kue, pekerjaan yang memerlukan modal tanpa keterampilan khusus seperti tukang bangunan, nelayan, pedagang, tukang becak, berkebun dan beternak, bahkan pekerjaan yang tidak memerlukan modal dan keahlian khusus seperti serabutan atau buruh angkut. Jenis-jenis aktivitas yang ditekuni petani dapat dilihat pada Tabel 14.


(62)

Tabel 14. Jenis Aktivitas Petani di Luar Kegiatan Bertani

Jenis aktivitas

yang dibutuhkan:

n %

Modal Keterampilan Tanpa modal dan keterampilan

Tukang bangunan √ - - 18 24

Tukang Jahit √ √ - 8 11

Nelayan √ - - 6 8

Pedagang √ - - 8 11

Pembuat kue √ √ - 2 3

Tukang becak √ - - 8 11

Berkebun √ - - 10 14

Serabutan - - √ 7 9

Beternak √ - - 7 9

Jumlah 74 100

Sumber : Data primer (diolah)

Jenis pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh petani adalah sebagai tukang bangunan yaitu 24% dari total sampel kemudian berkebun sebesar 14%, menjadi tukang jahit,pedagang dan tukang becak masing-masing 11%, serabutan dan beternak 9%, nelayan 8% dan pembuat kue 3%. Petani memilih aktivitas di luar kegiatan bertani sebagai tukang bangunan karena membutuhkan modal yang kecil yaitu alat bertukang yang sederhana dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama serta memberikan penghasilan yang jauh lebih besar dari pada jenis pekerjaan lainnya.

Sumua jenis aktivitas di luar kegiatan bertani yang ditekuni petani memerlukan modal, kecuali aktivitas serabutan atau sebagai buruh angkut yang hanya membutuhkan tenaga untuk melakukannya. Walau demikian modal yang dibutuhkan tidak besar, sebab aktivitas yang dilakukan merupakan usaha kecil-kecilan sehingga petani dapat menjalani aktivitas tersebut. Sebagian besar aktivitas tersebut dilakukan petani di sekitar tempat tinggalnya, seperti menjahit, berdagang, membuat kue, berkebun dan beternak dilakukan di rumah petani.


(63)

Aktivitas menjadi tukang bangunan, tukang becak dan sebagai nelayan pun dilakukan di daerah yang tidak jauh dari tempat tinggal sebab petani tidak bias meninggalkan kegiatan bertaninya.

Rata-rata tujuan petani melakukan aktivitas di luar kegiatan bertani adalah untuk mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Petani biasanya melakukan aktivitas di luar kegiatan bertani pada saat tidak ada kegiatan di sawah, yaitu pada saat menunggu hasil panen atau pada saat tanaman tidak memerlukan perlakuan atau tindakan. Rata-rata waktu yang digunakan untuk bekerja adalah 8 jam dalam satu hari.

Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani sebesar Rp. 3.209.000, dan pendapatan rata-rata dari kegiatan di luar bertani sebesar Rp. 2.377.000, sehingga rata-rata pendapatan total rumah tangga petani sebesar Rp. 5.587.000. Dapat disimpulkan bahwa pendapatan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 16% dari petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani.


(1)

(dalam Ribu Rupiah) Bertani (dalam Ribu Rupiah)

(dalam Ribu Rupiah)

1 4496 2500 6996 0.357347055

2 2500 2000 4500 0.444444444

3 3870 2750 6620 0.415407855

4 3404 2000 5404 0.370096225

5 3698 1500 5198 0.288572528

6 3819 1800 5619 0.320341698

7 5995 1500 7495 0.200133422

8 4054 1800 5854 0.307482064

9 2730 3600 6330 0.568720379

10 1980 2000 3980 0.502512563

11 3590 1500 5090 0.294695481

12 4398 2300 6698 0.343386085

13 3970 1500 5470 0.274223035

14 4010 4500 8510 0.528789659

15 4510 1800 6310 0.28526149

16 4490 1800 6290 0.286168521

17 3570 2000 5570 0.359066427

18 4080 3600 7680 0.46875

19 4037 2000 6037 0.331290376

20 3800 1700 5500 0.309090909

21 4940 4500 9440 0.476694915

22 3488 2250 5738 0.392122691

23 4230 3600 7830 0.459770115

24 3191 2000 5191 0.385282219

25 2900 3600 6500 0.553846154

26 3918 1750 5668 0.308750882

27 4228 2250 6478 0.347329423

28 3270 1750 5020 0.348605578

29 2900 1500 4400 0.340909091

30 2300 3600 5900 0.610169492

31 4470 1500 5970 0.251256281

32 4178 3600 7778 0.462843919

33 3670 2500 6170 0.405186386

34 4058 1500 5558 0.269881252

35 2300 2000 4300 0.465116279

36 4030 1750 5780 0.302768166

37 4054 1800 5854 0.307482064

38 3875 1500 5375 0.279069767

39 2800 3600 6400 0.5625


(2)

Lampiran 16. Lanjutan

No

Pendapatan Kegiatan Bertani (dalam Ribu Rupiah)

Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani (dalam Ribu Rupiah)

Pendapatan total (dalam Ribu

Rupiah)

Kontribusi

41 4530 1950 6480 0.300925926

42 4553 1800 6353 0.28333071

43 2980 2500 5480 0.45620438

44 1800 1000 2800 0.357142857

45 1280 1500 2780 0.539568345

46 1957 1800 3757 0.479105669

47 2613 3000 5613 0.534473544

48 2445 1000 3445 0.290275762

49 6306 3600 9906 0.363416111

50 1795 3000 4795 0.625651721

51 2100 4500 6600 0.681818182

52 1082 2000 3082 0.648929267

53 5201 3600 8801 0.409044427

54 2690 3000 5690 0.527240773

55 1710 1000 2710 0.36900369

56 2237 3600 5837 0.616755182

57 1637 2340 3977 0.588383203

58 2231 1800 4031 0.44653932

59 4256 3600 7856 0.458248473

60 1913 1800 3713 0.484783194

61 2294 3000 5294 0.56667926

62 2930 3600 6530 0.551301685

63 3305 1000 4305 0.232288037

64 1010 1800 2810 0.640569395

65 2100 4500 6600 0.681818182

66 2687 1000 3687 0.271223217

67 2300 1500 3800 0.394736842

68 1780 3600 5380 0.669144981

69 1980 3000 4980 0.602409639

70 3061 1500 4561 0.328875247

71 3425 3600 7025 0.512455516

72 2410 1800 4210 0.427553444

73 1000 3000 4000 0.75

74 3420 1950 5370 0.363128492


(3)

(dalam Ribu Rupiah) Bertani (dalam Ribu Rupiah)

(dalam Ribu Rupiah)

1 8831 2500 11331 0.22063366

2 4925 2000 6925 0.288808664

3 12440 2750 15190 0.181040158

4 11974 2000 13974 0.143122943

5 7263 1500 8763 0.171174255

6 12289 1800 14089 0.127759245

7 12490 1500 13990 0.107219442

8 8624 1800 10424 0.172678434

9 7255 3600 10855 0.331644404

10 6458 2000 8458 0.236462521

11 10455 1500 11955 0.125470514

12 14908 2300 17208 0.133658763

13 8540 1500 10040 0.14940239

14 11820 4500 16320 0.275735294

15 12320 1800 14120 0.127478754

16 8845 1800 10645 0.169093471

17 10295 2000 12295 0.162667751

18 8650 3600 12250 0.293877551

19 8392 2000 10392 0.192455735

20 7225 1700 8925 0.19047619

21 17535 4500 22035 0.204220558

22 11478 2250 13728 0.163898601

23 12440 3600 16040 0.224438903

24 10516 2000 12516 0.159795462

25 5325 3600 8925 0.403361345

26 7553 1750 9303 0.188111362

27 12583 2250 14833 0.151688802

28 6695 1750 8445 0.207223209

29 7425 1500 8925 0.168067227

30 6625 3600 10225 0.35207824

31 7895 1500 9395 0.159659393

32 8388 3600 11988 0.3003003

33 10295 2500 12795 0.195388824

34 8413 1500 9913 0.151316453

35 9125 2000 11125 0.179775281

36 11355 1750 13105 0.133536818

37 8264 1800 10064 0.178855326

38 7300 1500 8800 0.170454545

39 9625 3600 13225 0.27221172


(4)

Lampiran 17. Lanjutan

No

Pendapatan Kegiatan Bertani (dalam Ribu Rupiah)

Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani (dalam Ribu Rupiah)

Pendapatan total (dalam Ribu

Rupiah)

Kontribusi

41 9170 1950 11120 0.175359712

42 9193 1800 10993 0.163740562

43 6405 2500 8905 0.280741157

44 3940 1000 4940 0.20242915

45 5605 1500 7105 0.21111893

46 8782 1800 10582 0.17010017

47 5038 3000 8038 0.373227171

48 4870 1000 5870 0.170357751

49 18901 3600 22501 0.159992889

50 8820 3000 11820 0.253807107

51 4525 4500 9025 0.498614958

52 3597 2000 5597 0.357334286

53 9841 3600 13441 0.267837214

54 6115 3000 9115 0.329127811

55 6005 1000 7005 0.142755175

56 6662 3600 10262 0.350808809

57 5062 2340 7402 0.316130775

58 6556 1800 8356 0.215414074

59 13011 3600 16611 0.216723858

60 5853 1800 7653 0.235201882

61 9119 3000 12119 0.247545177

62 9755 3600 13355 0.269561962

63 7515 1000 8515 0.117439812

64 3439 1800 5239 0.343577019

65 6425 4500 10925 0.411899314

66 9512 1000 10512 0.095129376

67 6725 1500 8225 0.182370821

68 6505 3600 10105 0.356259278

69 4405 3000 7405 0.405131668

70 9205 1500 10705 0.140121439

71 10391 3600 13991 0.25730827

72 4835 1800 6635 0.271288621

73 3495 3000 6495 0.461893764

74 6845 1950 8795 0.221716885


(5)

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Menggunakan Biaya Opportunity

74 .40 .10 .50 .2286 .08939

Menggunakan Biaya riil 74 .55 .20 .75 .4279 .12962


(6)

Lampiran 19. Korelasi Penggunaan Tenaga Kerja dan Keputusan Petani untuk

Beraktivitas di Luar Bertani

Tenaga Kerja Dalam Keluarga * Keputusan Petani Crosstabulation

Count

Keputusan Petani

Total .00 1.00

Tenaga Kerja Dalam Keluarga

32.80 6 4 10

35.53 0 1 1

37.10 22 16 38

37.20 0 1 1

39.90 0 1 1

41.40 6 17 23

42.80 0 5 5

45.53 0 5 5

45.70 6 16 22

47.10 0 1 1

49.83 0 1 1

50.00 0 1 1

64.30 0 1 1

67.10 0 1 1

77.10 0 1 1

82.80 0 2 2


Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD Tahun 2010

6 109 104

Analisis Efisiensi Produksi Pada Usaha Keripik Ubi Sebagai Makanan Khas Langsa Di Kota Langsa, Provinsi Aceh

10 56 81

NASKAH PUBLIKASI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 17

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Grogol, Sukoharjo) IMG 20151207 0008

0 0 1

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP) | Karya Tulis Ilmiah

5 21 88

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN AMURANG TIMUR

0 4 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2013

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN WANITA UNTUK BEKERJA (Studi Kasus di Kabupaten Kebumen)

0 2 16

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

0 0 35