38.9 The effect of micronutrient supplementation on the iron status and physical fitness of the woman workers at reproductive age

105 2 dua kali seminggu selama 2 dua bulan selain dapat berpengaruh secara nyata p=0,000 terhadap peningkatan kadar Hb naik sebesar 3.28gdl dan peningkatan kebugaran fisik mahasiswi dengan menggunakan tes Ergocycle Sepeda Monar. Pada penelitian ini, kapsul MVM mengandung vitamin C 70 mg, lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan peneliti di atas namun dengan dosis zat besi lebih rendah yaitu 30 mg. Dari ketiga perlakuan, maka peningkatan VO 2 maks yang diperoleh grup MVM cenderung paling tinggi. Berdasarkan perhitungan, didapatkan kenaikan VO 2 maks pada BF dan MVM sebesar 7.42 dan 8.03 sedangkan pada P turun sebesar 5.03 Gambar 14.

7.42 8.63

-5.03 -8 -4 4 8 12 P e rub a ha n V O 2 m a k s BF n=9 MVM n=9 P n=10 BF n=9 MVM n=9 P n=10 Gambar 14 Persentase perubahan VO 2 maks sesudah perlakuan pada pekerja WUS anemia dengan kadar Hb120 g l Kebugaran fisik pekerja WUS yang anemia pada BF dan MVM jika dikoreksi dengan P cenderung naik sebesar 12.5 dan 13.7. Kebugaran fisik pekerja WUS cenderung turun bila tidak mengonsumsi suplemen. Hal ini mengisyaratkan bahwa meskipun kebugaran fisiknya tetap baik, pekerja WUS yang anemia harus benar-benar diberi suplemen yang berisi minimal zat besi dan asam folat. Pekerja WUS yang menjadi kontrol dalam penelitian ini meskipun Hbnya naik sesudah 10 minggu masa perlakuan, namun mereka telah mengalami Perlakuan 106 penurunan SF, besi tubuh dan kebugaran fisik serta peningkatan STfR. Hal ini dapat menyebabkan produktivitas kerjanya menurun. Namun, pengukuran produktivitas kerja pada pekerja WUS di perusahaan pengalengan nanas ini tidak dapat diukur karena pekerjaan dilakukan dengan mesin yang terus berjalan. Generalisasi Penelitian Generalisasi suatu studi atau penelitian adalah seberapa jauh hasil suatu penelitian tersebut dapat diterapkan di tempat lain dengan populasi yang berbeda. Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah studi pendahuluan dan tahap kedua adalah penelitian eksperimental. Pada studi pendahuluan melibatkan sampel berjumlah 338 pekerja WUS yang sudah menikah berasal dari populasi N berjumlah 2861 orang. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan pekerja WUS yang memiliki Hb marginal berjumlah 115 orang. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian eksperimental sebanyak 34 orang pekerja WUS yang sudah menikah dan memiliki Hb marginal. Mereka semua bekerja pada tingkat aktivitas fisik sedang sampai aktif di dalam ruangan pabrik yang relatif panas dan berisik selama minimal 40 jam per minggu. Mayoritas subyek berasal dari suku Lampung dan Jawa yang merupakan dua suku terbanyak yang berada di Provinsi Lampung. Suku lainnya yang menjadi sampel dalam studi pendahuluan adalah suku Batak, Bali, Sunda, dan Minang. Semua suku tersebut relatif sudah membaur dalam kehidupan masyarakat menengah ke bawah sehingga gaya hidup, kebiasaan makan dan asupan gizinya menjadi relatif sama. Seluruh subyek penelitian ini berasal dari subpopulasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian pendahuluan maupun penetapan subyek dalam penelitian eksperimental dilakukan dengan mengacu pada metode penelitian survai dan ekperimental. Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat di generalisasikan pada populasinya yaitu pekerja WUS. Generalisasi penelitian ini terutama untuk pekerja WUS yang sudah menikah di Provinsi Lampung yang bekerja di dalam pabrik dan memiliki aktivitas fisik, latar belakang budaya dan keragaman suku yang kurang lebih sama. Adapun pada yang belum menikah masih perlu diteliti lebih dahulu karena gaya hidup, kebiasaan makan dan asupan gizi mereka cenderung berbeda dengan yang sudah menikah.