105 2 dua kali seminggu selama 2 dua bulan selain dapat berpengaruh secara nyata
p=0,000 terhadap peningkatan kadar Hb naik sebesar 3.28gdl dan peningkatan kebugaran fisik mahasiswi dengan menggunakan tes Ergocycle Sepeda Monar.
Pada penelitian ini, kapsul MVM mengandung vitamin C 70 mg, lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan peneliti di atas namun dengan dosis zat besi
lebih rendah yaitu 30 mg. Dari ketiga perlakuan, maka peningkatan VO
2
maks yang diperoleh grup MVM cenderung paling tinggi. Berdasarkan perhitungan,
didapatkan kenaikan VO
2
maks pada BF dan MVM sebesar 7.42 dan 8.03 sedangkan pada P turun sebesar 5.03 Gambar 14.
7.42 8.63
-5.03
-8 -4
4 8
12
P e
rub a
ha n
V O
2
m a
k s
BF n=9 MVM n=9
P n=10 BF n=9
MVM n=9 P n=10
Gambar 14 Persentase perubahan VO
2
maks sesudah perlakuan pada pekerja WUS anemia dengan kadar Hb120 g
l
Kebugaran fisik pekerja WUS yang anemia pada BF dan MVM jika dikoreksi dengan P cenderung naik sebesar 12.5 dan 13.7. Kebugaran fisik
pekerja WUS cenderung turun bila tidak mengonsumsi suplemen. Hal ini mengisyaratkan bahwa meskipun kebugaran fisiknya tetap baik, pekerja WUS
yang anemia harus benar-benar diberi suplemen yang berisi minimal zat besi dan asam folat. Pekerja WUS yang menjadi kontrol dalam penelitian ini meskipun
Hbnya naik sesudah 10 minggu masa perlakuan, namun mereka telah mengalami
Perlakuan
106 penurunan SF, besi tubuh dan kebugaran fisik serta peningkatan STfR. Hal ini
dapat menyebabkan produktivitas kerjanya menurun. Namun, pengukuran produktivitas kerja pada pekerja WUS di perusahaan pengalengan nanas ini tidak
dapat diukur karena pekerjaan dilakukan dengan mesin yang terus berjalan.
Generalisasi Penelitian
Generalisasi suatu studi atau penelitian adalah seberapa jauh hasil suatu penelitian tersebut dapat diterapkan di tempat lain dengan populasi yang berbeda.
Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah studi pendahuluan dan tahap kedua adalah penelitian eksperimental. Pada
studi pendahuluan melibatkan sampel berjumlah 338 pekerja WUS yang sudah menikah berasal dari populasi N berjumlah 2861 orang. Berdasarkan studi
pendahuluan didapatkan pekerja WUS yang memiliki Hb marginal berjumlah 115 orang. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian eksperimental sebanyak 34
orang pekerja WUS yang sudah menikah dan memiliki Hb marginal. Mereka semua bekerja pada tingkat aktivitas fisik sedang sampai aktif di dalam ruangan
pabrik yang relatif panas dan berisik selama minimal 40 jam per minggu. Mayoritas subyek berasal dari suku Lampung dan Jawa yang merupakan dua suku
terbanyak yang berada di Provinsi Lampung. Suku lainnya yang menjadi sampel dalam studi pendahuluan adalah suku Batak, Bali, Sunda, dan Minang. Semua
suku tersebut relatif sudah membaur dalam kehidupan masyarakat menengah ke bawah sehingga gaya hidup, kebiasaan makan dan asupan gizinya menjadi relatif
sama. Seluruh subyek penelitian ini berasal dari subpopulasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian pendahuluan maupun penetapan subyek
dalam penelitian eksperimental dilakukan dengan mengacu pada metode penelitian survai dan ekperimental. Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat di
generalisasikan pada populasinya yaitu pekerja WUS. Generalisasi penelitian ini terutama untuk pekerja WUS yang sudah menikah di Provinsi Lampung yang
bekerja di dalam pabrik dan memiliki aktivitas fisik, latar belakang budaya dan keragaman suku yang kurang lebih sama. Adapun pada yang belum menikah
masih perlu diteliti lebih dahulu karena gaya hidup, kebiasaan makan dan asupan gizi mereka cenderung berbeda dengan yang sudah menikah.