dilakukan oleh Badan Audit Independen melalui proses audit SMK3. Berikut merupakan mekanisme sertifikasi audit SMK 3 :
125
•
Inventarisasi daftar perusahaan oleh Depnaker
•
Depnaker mengkofirmasikan perusahaan yang diaudit ke Badan Audit
•
Penentuan jadwal audit oleh Badan Audit
•
Konfirmasi pelaksanaan audit ke Depnaker dan perusahaan
•
Pelaksanaan audit kesesuaian oleh Badan Audit
•
Evaluasi dan analisa hasil audit oleh Badan Audit
•
Konfirmasi hasil audit ke Depnaker dan perusahaan oleh Badan Audit
•
Pemberian sertifikat oleh Depnaker
Walaupun begitu, pada kenyataannya terdapat pelanggaran mekanisme sertifikasi audit SMK3 yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
3. Keuntungan pelaksanaan SMK3
Data dari OSHA Occupational Safety and Health Administration menyatakan bahwa kalangan usahawan mengeluarkan dana 170 juta pertahun
akibat kecelakaan dan sakit akibat kerja. Pengeluaran tersebut dikeluarkan langsung daru keuntungan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan SMK3 dapat
mengurangi kecelakaan dan sakit akibat kerja sebanyak 20 - 40 dan mendapat keuntungan sebesar 4 dari setiap 1 yang diinvestasikan. Berikut merupakan
keuntungan menerapkan K3 :
126
Tabel I
125
www.okleqs.wordpress.com20080503audit-smk3 , diakses pada tanggal 6 Agustus
2009
126
Artikel ‘Health and safety as a Return on Investment’, oleh Syamsul Arifin,SKM
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan yang Tangible terasa langsung
Keuntungan yang Intangible tidak terasa langsung
Penerapan K3 dapat menghemat uang perusahaan melalui :
Premi asuransi
Pengeluaran akibat biaya perkara
pengadilan dan pertanggung- jawaban.
Kompensasi karyawan
Biaya akibat terhambatnya proses
produksi
Peningkatan moralitas karyawan
Penurunan angka absensi
Penurunan waktu ‘menganggur’ peralatan
Meningkatkan nilai saham
perusahaan.
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga
kerja merasa aman dalam bekerja. Penerapan K3 dapat meningkatkan
keuntungan secara tidak langsung dengan cara :
Penerapan K3 akan membangun
kepercayaan para pemegang saham dan meningkatkan trans-
paransi fungsi-fungsi perusahaan, mengurangi ketidakkonsistenan.
Para investor mengenali kwalitas
suatu perusahaan sehingga para investor tidak ragu untuk
menanamkan modalnya.
Pelaksanaan K3 mulai mendapat perhatian lebih luas di kalangan
masyarakat, LSM, Pemerintah, karyawan, rekan bisnis, dan lain-
lain sehingga perusahaan yang melaksanakan K3 mendapatkan
pencitraan yang baik.
Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan
perusahaan.
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.
4. Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem Manajemen K3
127
127
Permenaker No.05MEN1996, Lampiran Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Sistem Kerja
a. Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi bahaya yang potensial
dan telah menilai resiko-resiko yang timbul dari suatu proses kerja. b.
Apabila upaya pengendalian resiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian.
c. Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan
diterapkan suatu sistem “ijin kerja” untuk tugas-tugas yang beresiko tinggi.
d. Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh resiko
yang teridentifikasi didokumentasikan. e.
Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentuan pelaksanaan diperhatikan pada saat pengembangan atau melakukan modifikasi prosedur
atau petunjuk kerja. f.
Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan dari kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk. g.
Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.
h. Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan baik dan
dipakai sesuai dengan standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku.
i. Upaya pengendalian resiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada
proses kerja.
Universitas Sumatera Utara
Emergensi Respons Tanggap Darurat
128
Kecelakaan yang disebabkan faktor alam, teknis atau manusia dapat berakibat fatal dan berubah menjadi bencana yang dapat mengganggu dan
menghambat kegiatan pola kehidupan masyarakat atau jalannya operasi perusahaan dan dapat mendatangkan kerugian harta benda atau korban manusia.
Bila bencana terjadi dan keadaan menjadi emergency, maka perlu ditanggulangi secara terencana, sistematis, cepat, tepat dan selamat. Untuk telaksananya
penanggulangan dimaksud perlu dibentuk Tim Tanggap Darurat yang trampil dan terlatih, dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur yang
jelas. Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek paling sedikit enam bulan sekali. Bagusnya kinerja Tim Tanggap Darurat akan sangat
menentukan berhasilnya pelaksanaan Penanggulangan Keadaan Emergency. Dan akhirnya tujuan mengurangi kerugian seminimal mungkin baik harta benda atau
korban manusia akibat keadaan emergency akan dapat dicapai.
Rencana darurat merupakan suatu rencana formal tertulis, yang berdasarkan pada potensi kecelakaan yang dpt terjadi di instalasi konsekuensi-
konsekuensinya yang dapat dirasakan di dalam dan di luar tempat kerja serta bagaimana hrs ditangani Perencanaan darurat harus diperlakukan oleh para
pejabat yang berwenang, pengelola pabrik pejabat setempat sebagai unsur yang penting dari sistem pengendalian bahaya besar. Perencanaan darurat harus
mencakup penanganan keadaan darurat di dalam dan di luar pabrik maupun kantor.
128
www.okleqs.worpress.com20080101tanggap-darurat-kecelakaan-industri , diakses
pada tanggal 6 Agustus 2009
Universitas Sumatera Utara
Management tanggap darurat termasuk semua aktivitas, langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi dampak bencana.
Kesiapsiagaan menghadapi bencana. Tanggap menghadapi bencana Dan pemulihan setelah terjadi bencana. Agar manusia selamat dan harta benda
terlindungi.
Tujuan management perusahaan mengurangi dampak bahaya yang ditimbulkan. Menyiapkan langkah-langkah penyelamatan untuk melindungi
manusia Karyawan dan Masyarakat sekitar dan harta benda. Tanggap saat menghadapi emergency dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. Menerapkan
sistem pemulihan agar komunitas menjadi normal setelah terjadi bencana.
Langkah-langkah penyusunan tanggap darurat : • Mitigation Mitigasi : Kajian awal yang dilakukan untuk mengeliminasi
atau menurunkan Derajat Resiko jangka panjang terhadap Manusia atau harta Benda yang diakibatkan oleh Bencana.
• Preparedness Kesiapsiagaan : Kegiatan yang dilakukan lebih lanjut berdasarkan Hasil Mitigasi, yang mencakup Pengembangan Kemampuan
Personil, Penyiapan Prasarana, Fasilitas dan Sistem bila terjadi keadaan Emergency.
• Response Kesigapan : Kemampuan penanggulangan saat terjadi keadaan krisisbencana yang terencana, cepat, tepat dan selamat termasuk tanda
bahaya, evakuasi, SAR, pemadaman kebakaran. dll.
Universitas Sumatera Utara
• Recovery Pemulihan : Kegiatan jangka pendek untuk meulihkan kebutuhan pokok minimum kehidupan masrarakat yang terkena bencana,
dan jangka panjang mengembalikan kehidupan secara normal.
Sumber-Sumber Bencana :
• Alam, contohnya gunung api meletus, angin taufan, banjir air bah, gempa bumi , tanah longsor dan sejenisnya.
• Manusia, contohnya : human error, penebangan hutan, sabotage, pemogokan, peperangan, membuang sampah di sungai, membakar
sampah hutan sembarangan
Kerugian Akibat Terjadinya Bencana Physik • Metriil, Korban jiwa mati atau menderita Korban harta benda dan sarana
materiil untuk kehidupan masyarakat atau sarana produksi bagi kegiatan industri.
• Non Materiil, terganggunya struktur kegiatan rutin produksi bagi suatu industri atau kegiatan sosial bagi masyarakat. Terganggunya kondisi
ekonomi.
Berikut merupakan susunan organisasi tanggap darurat kecelakaan industri minimun beserta fungsi masing-masing, meliputi :
129
Ketua :
129
www.okleqs.wordpress.com20080103emergensi-respons , diakses pada tanggal 6
Agustus 2009
Universitas Sumatera Utara
• Mengkoordinir penanggulangan bencana di Unit Kerjanya pabrik, kantor • Memberikan keputusan pemberhentian PabrikInstalasi.
• Melaporkan kejadian ke Managemen. • Merencanakan perbaikan akibat bencana.
Koordinator Operasional : • Memimpin langsung pelaksanaan pertolongan pertama pada suatu kejadian
bencana. • Memerintahkan penutupan sumber-sumber aliran yang dapat
memperluasmemperbesar bencana • Memerintahkan beroperasi kepada seluruh Satgas dengan memberikan
kode-kode bencana yang berlaku.
Satgas Komunikasi : • Menghubungi Executive Group.
• Membunyikan tanda bahaya sesuai perintah koordinator Operasional. • Merawat dan memelihara sistem komunikasi yang tersedia di lokasi
PabrikPerkantoran.
Satgas Pemadam Kebakaran : • Memadamkan kebakaran dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia.
• Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesiap siagaan alat-alat pemadam kebakaran yang disediakan.
Universitas Sumatera Utara
• PerusahaanDinas Pemadam Kebakaran untuk ditempatkan sesuai dengan fungsinya.
Satgas Pengamanan :
• Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi Bencana sebelum datangnya Anggota SatpamPolri.
• Melaksanakan pengamanan area dan jalur jalan masukkeluar untu kelancarkeluarmasuknya mobil Unit Damkar, Ambulance dan Tim
Evakuasi.
Satgas Evakuasi :
• Mengusahakan pemindahan korban dari area bencana ke lokasi aman Sebelum Tim TKTD tiba di lokasi bencana.
• Melarang orang yang telah dievakuasi yang akan kembali kelokasi bencana sebelum dinyatakan aman.
Satgas SAR : • Mencari dan melaksanakan pertolongan penyelamatan korban dari area
bencana dan membawa ke tempat aman Shelter. • Mengamankan dokumen penting dan barang-barang berharga.
Satgas Medis: • Mengusahakan pertolongan pertama jika ada korban dengan tekniksistem
P3K.
Universitas Sumatera Utara
• Memelihara peralatan P3K yang diusahakan oleh Perusahaan.
Satgas Infentarisasi : • Menginventarisasi kerugian akibat bencana.
• Menghitung jumlah orangkaryawan yang dievakuasi baik yang selamat atau menjadi korban bencana.
• Membuat laporan kepada Koordinator Operasional.
Satgas Pemulihanperbaikan : • Melaksanakan perbaikan setelah kejadian bencana.
• Melaksanakan pemeliharaan kelancaran saluran air, kelancaran jalan untuk lalu lintas dan sejenisnya.
• Mengupayakan pencegahan adanya bahaya susulan yang dapat mengancam keselamatan maupun maupun menghambat proses produksi.
• Melakukan pemulihan kondisi lingkungan yang terkena bencana, termasuk pelestarian lingkungan.
Pengawasan dan Pengendalian Tanggap Darurat
130
Pos komando pusat, berfungsi :
1. Pos komando sebaiknya ditempatkan di area yang mudah diakses ke
lokasi yang potensial terjadinya bencana dan dibangun anti radioaktif dan aman.
130
www.okleqs.wordpress.com20080103was-dal-tanggap-darurat , diakses pada
tanggal 6 Agustus 2009
Universitas Sumatera Utara
2. Dilengkapi fasilitas yang disesuaikan sebagai suatu unit komando.
Kewenangan tim sebaiknya diatur dengan peraturan perusahaan, karena kemungkinan bila keadaan emergency akan memobilisasi fasilitas perusahaan,
umum dan pribadi yang ada di area industri.
Ukuran keberhasilan tanggap darurat ditentukan oleh :
1. Manusia : Dibentuk tim terdiri dari bagian yang terkait, dan dipimpin oleh
pimpinan tertinggi perusahaan setempat diberi pelatihan teori dan praktek menghadapi emergency, untuk meyakinkan bahwa tim memiliki
kecepatan,ketepatan dan kesiapsiagaan yang tinggi. 2.
Perangkat keras : Seperangkat alat bantu, seperti peta evakuasi, petunjuk arah, alat pelindung diri, alat komunikasi, shelter dan peralatan lain
kesempurnaan alat bantu menentukan cepat dan lambatnya antisipasi terhadap emergency.
3. Perangkat lunak :Interaksi faktor manusia dan perngkat keras dapat
terjalin dengan baik dan sinergis bila dilengkapi perangkat lunak yang tepat perangkat lunak : sisdur, pemberian nomor telepon, tatacara
pemeberitahuan bila ada bencana, dll. Agar selalu up to date, perangkat lunak harus selalu diperiksa dan disempurnakan secara periodic.
Pengawasan SMK3 oleh Perusahaan
131
131
Permenaker No.05MEN1996, Lampiran Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Op.Cit
Universitas Sumatera Utara
a. Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan
dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.
b. Setiap orang diawasi dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat
resiko tugas. c.
Pengawas ikut serta dalam identifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian.
d. Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan dan penyediaan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan, dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada pengurus.
e. Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi.
Kekurangan yang ada pada SMK3 dibandingkan dengan Manajemen K3 Lainnya
Kekurangan yang paling dasar adalah peraturan pendukung mengenai K3 yang masih terbatas dibandingkan dengan organisasi internasional. Tapi hal ini
masih dapat dimaklumi karena masalah yang sama juga dirasakan oleh negara- negara di Asia dibandingkan negara Eropa atau Amerika, karena memang masih
dalam tahap awal. Selain itu sertifikasi SMK3 yang hanya dapat dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja Pemerintah dirasakan kurang membantu promosi
terhadap SMK3 dibandingkan dengan sertifikasi ISO series, OHSAS, KOHSA korea, yang juga menggunakan badan sertifikasi swasta. Dan yang utama
Universitas Sumatera Utara
tentunya adalah peran aktif dari pengusaha Indonesia yang masih belum mengutamakan K3 di Industrinya karena masalah klasik yaitu cost biaya.
132
C. Produktivitas Kerja Menurut Beberapa Teori