7. Pemeriksaan kesehatan berkala, untuk evaluasi apakah penyebab dari
gangguan kesehatan yang dialami pekerja. 8.
Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan-peraturan, dan pekerja menjadi lebih berhati-hati.
9. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara
kontiniu, maksudnya pekerja tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.
4. Tanggung Jawab Perusahaan Berdasarkan Peraturan Perundangan
Materi Undang-undang No.1 Tahun 1970 lebih dominan berisi mengenai hak dan atau kewajiban tenaga kerja dan pengusahapengurus dalam pelaksanaan
K3, dan kewajiban pengusahapengurus adalah : Pasal 3 ayat 1 : Melaksanakan syarat-syarat keselamatan untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Peraturan
pelaksananya Kepmenaker RI No. Kep.186Men1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya e.
Memberikan pertolongan pada kecelakaan f.
Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. Peraturan pelaksananya Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.2MBWBK1984
tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No.Ins.05MBW97 tentang Pengawasan Alat Pelindung Diri. Surat
Edaran Dirjen Binawas No.SE.05BW1997 tentang Penggunaan Alat
Universitas Sumatera Utara
Pelindung Diri. Dan Surat Edaran Menteri Dirjen Binawas No.SE.06BW1997 tentang Pendaftaran Alat Pelindung Diri.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, dan hembusan h.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Peraturan pelaksananya
diatur dalam Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 tentang Syarat Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya n.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi Pasal 8
Ayat 1 : Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan pelaksananya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per-02Men1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. Ayat 2 : Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. Peraturan pelaksananya Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-03Men1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Selain itu ada juga Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-
01Men1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pasal 9
Ayat 1 : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja b.
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Ayat 2 : Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut diatas.
Universitas Sumatera Utara
Ayat 3 : Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
Ayat 4 : Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
Pasal 10 ayat 1 : Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 guna mengembangkan kerjasama,
saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban bersama di
bidang K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Peraturan pelaksananya adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-125MEN82 tentang Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No. KEP-155MEN84. Dan juga Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP- 04MEN87 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja. Pasal 11 ayat 1 : Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
dalam tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Peraturan pelaksananya Permenaker RI No. Per.03Men1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. Permenaker RI No. Per.04Men1993 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja.
Pasal 14 pengurus diwajibkan :
Universitas Sumatera Utara
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat-syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kselamatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. c.
Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja. Peraturan pelaksana dari ketentuan pasal-pasal UU RI No.1 Tahun 1970
pasal 15 ayat 1 UU RI No.1 Tahun 1970. UU RI No.1 Tahun 1970 masih bersifat umum lex generalist, peraturan pelaksananya dijabarkan secara teknis
dan rinci dalam bentuk PP, Keppres, Permenaker, Kepmenaker, SE Menaker dan Kepdirjen Binwasnaker Depnakertrans RI.
Pelanggaran terhadap peraturan pelaksana UU No.1 Tahun 1970 peraturan perundangan K3 dapat memberikan ancaman pidana dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.100.000,00 seratus ribu rupiah sebagaimana ditetapkan pada pasal 15 ayat 2
UU RI No.1 Tahun 1970. Ancaman pidana ini tidak akan membuat efek jera bagi
Universitas Sumatera Utara
pengusaha yang melanggar UU No.1 Tahun 1970 termasuk peraturan pelaksananya dilihat dari masa hukuman kurungan begitu singkat dan denda uang
yang dikenakan terlalu sedikit mengingat dimungkinkan banyak tenaga kerja pada satu tempat kerja perusahaan yang mengalami cidera berat bahkan kematian
serta menderita penyakit akibat kerja. Tidak adil apabila masalah K3 ini hanya dilimpahkan kepada perusahaan
pengusaha saja. Karena masalah K3 juga merupakan tanggung jawab pekerja sebagai objek dari K3 ini. Untuk itu pekerja juga memiliki hak dan kewajiban
terkait dengan K3 ini yaitu : a.
Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas Ahli K3 b.
Memakai alat-alat pelindung diri c.
Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan d.
Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan e.
Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya
5. Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan Terhadap Pelaksanaan K3