HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam hidup selalu melakukan kegiatan belajar. Manusia
belajar sejak lahir dan dilakukan secara terus-menerus selama merasa itu
hidup, karena manusia disamping sebagai makhluk biologis manusia juga
merupakan makhluk sosial dan budaya yang selalu berusaha berkembang
kearah lebih baik. Para pedagog dan psikolog berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan prilaku. Prilaku mengandung arti yang sangat
luas,

meliputi

pengetahuan

kemampuan

berfikir,

skill/keterampilan,


penghargaan terhadap suatu sikap, minat dan semacamnya (Salam, 2004)
Belajar menurut Effendi (1985) secara singkat diartikan sebagai suatu
proses perubahan keseluruhan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif,
afektif, psikomotorik, yang terjadi secara integral. Seseorang siswa yang telah
melakukan kegiatan belajar mengalami perubahan dalam hal ketrampilan,
pengetahuan, kebiasaan, apresasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis,
(budi pekerti), sikap. Perubahan-perubahan ini diperoleh siswa melalui
interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya.
Tidak berbeda dengan kegiatan lainnya, kegiatan belajar ini juga
mempunyai tujuan, Salam (2004) menyatakan bahwa terdapat 3 tujuan
belajar yaitu: (1). Pengumpulan/akumulasi pengetahuan, (2). Penanaman
konsep dan kecekatan, (3). Pembentuk sikap-sikap dan tingkah laku. Dari
tujuan di atas tampak dalam belajar tidak hanya mengembangkan aspsek
kognitif saja tapi aspek-aspek lain juga, seperti efektif dan psikomotorik.
Belajar bukan hanya merupakan suatu tujuan, akan tetapi belajar juga
merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup tiap individu. Menurut Skinner
(dalam Effendy:1985) individu belajar adanya (stimulus) dari luar dan
mungkin pola karena adanya dorongan dari dalam karena ada prinsip-prinsip

dinamisasi dalam diri individu. Adapun yang dimaksud dengan aspek-aspek

1

2

dinamisasi dalam individu ini adalah: Goal seeking, Mind, Drive. Goal
seeking adalah dimana tingkah laku individu terarah pada tujuan tertentu,
sedangkan Mind adalah merupakan subtansi kualitatif yang berbeda dengan
jasmani, adapun Drive adalah tenaga pendorong dari dalam diri individu
dalam pengertian yang lebih luas sering disebut “Motive”.
Belajar di Perguruan tinggi adalah jauh berbeda dengan belajar di
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, baik waktu, teknik, maupun tujuannya.
Karena itu mahasiswa yang baru menginjak duni Perguruan Tinggi perlu
mengadakan adaptasi yang baik dengan situasi belajar, terutama dengan
mengetahui teknik dan metode belajar yang baik. Dengan mengetahu cara
belajar yang baik itu dapatlah memungkinkan afisiensi dan efektivitas waktu
dan tenaga dalam belajar. Dalam kenyataanya, banyak mahasiswa yang
terhambat penyelesaian studinya dengan kosekuensi biaya yang cukup besar;
bahkan sebagian ada yang harus menerima nasib meninggalkan bangku

Perguruan Tinggi dengan predikat “droup out” atau menyandang gelar
“mahasiswa abadi”. (Salam, 2004)
Dalam era globalisasi seperti saat ini seseorang akan dimanjakan
dengan fasilitas-fasilitas yang mewah dan mudah ditemukan, yang akan
mempermudah seseorang untuk mendapatkan kesenangan, hal seperti ini
akan sangat berpengaruh pada proses belajar dan pola hidup seseorang,
terutama mahasiswa, dengan kondisi jiwa yang sensitif dan masih dalam
proses pencarian jati diri, telah menjadi sasaran empuk bagi para elit ekonomi
kapitalis. Pada saat sekarang, dimana mahasiswa selalu mengikuti tren pasar,
sudah sering juga kita jumpai di tempat-tempat hiburan seperti tempat
penyewaan play station, cafe, mall, dan tempat nongkrong atau tempat
hiburan lainnya dipenuhi oleh pelajar dan mahasiswa, gaya hidup yang
seperti ini yang menyebabkan mereka terlena terhadap kemewahan duniawi
dan lupa akan tujuan utamanya sebagai mahasiswa untuk menuntut ilmu,
sehingga menyebabka seseorang tidak dapat berprestasi dalam belajar.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam
sejarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupan manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing.

3


Prestasi ini dapat memberikan kepuasan pada diri seseorang khususnya bagi
mereka yang masih dalam proses belajar seperti siswa ataupum mahasiswa,
prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi: yakni sebagai indikator kualitas
dan kuantitas pengetahuan seseorang terhadap apa yang telah dikuasai dari
proses belajar, prestasi belajar juga berfungsi sebagai penunjang untuk
melanjutkan kepada jenjang pendidikan atau karir selanjutnya, dan prestasi
belajar juga berfungsi sebagai sebagai bahan informasi dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Winkel (1991) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dihasilkan
siswa adalah perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau
pengalaman, keterampilan, nilai dan sikap. Prestasi dapat menjadi indikator
sejauh mana keberhasilan seorang dalam kegiatan belajarnya dan dengan
pretasi yang baik diasumsikan bahwa seseorang tersebut bisa menjadi
sumberdaya

manusia

yang


berkualitas.

orang

yang

sukses

dapat

mengembangkan rasa percaya diri dan rasa percaya diri akan menjadikan
seseorang mampu menangani masalah lain yang timbul dan berusaha meraih
kesuksesan yang baru.
Dalam meraih prestasi dalam belajar, seorang mahasiswa dituntut
untuk banyak meluangkan waktu untuk belajar dengan rajin, akan tetapi
kebanyakan mahasiswa saat ini lebih suka meluangkan waktu dan juga
uangnya untuk bersenang-senang, sehingga waktu belajar sangat sedikit
bahkan hampir tidak ada waktu untuk belajar, seluruh waktunya lebih banyak
diluapkan untuk nongkrong dengan teman-teman atau ngopi, jalan-jalan,
shoping, dan pergi ke temapt-tempat hiburan lainnya yang membuat

mahasiswa terlena terhadap kemewahan dan kesenangan, sehingga terbawa
kepada gaya hidup yang hedonis.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 11 bulan 12
tahun 2011 pada dua mahasiswa dari salah satu Universitas di kota Malang,
salah satunya berinisial AF menyatakan bahwa “dalam sehari saya ngopi di
warung bersama teman-teman hingga tiga kali, mulai sekitar jam 11.0012.30, ini saya lakukan setiap saya habis kuliah bahkan kadang saya tidak
kuliah, saya masuk kuliah 50% dan tidak masuk kuliah juga 50%, kadang

4

sore hari saya kembali lagi ke warung kopi tersebut. Ketika malam hari
sekitar jam 19.30 saya kembali ngopi bersama teman-teman saya di warung
kopi yang sama sampai jam 11.00 saya kembali pulang, kadang-kadang saya
belajar dan kadang-kadang tidak, tapi lebih sering tidak belajar sehingga
semester ini IPK saya menurun dari 3,50 pada smester empat dan sekarang
menurun jadi 2,91 pada semester enam. Selain ngopi saya juga sering jalanjalan dengan pacar saya”. Sedangkan RN menyatakan bahwa “kegiatan saya
setiap hari adalah ngopi bareng teman-teman, dalam sehari saya ngopi dua
kali bahkan kadang samapi tiga kali, dalam sehari yaitu pada siang hari, sore
dan malam hari, selain ngopi saya juga ngeband dan jalan-jalan, tak jarang
juga saya meninggalkan kuliah saya, saya bolos kuliah sekitar 50% dan

masuk kuliah juga 50%. Selain itu saya juga jarang mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen, jangan kan mengerjakan tugas, saya belajar saja
tidak pernah, saya hanya menggunakan nalar saja ketika ujian, sehingga IPK
saya juga menurun dari 2,95 pada semester tiga turun menjadi 1,85 pada
semester enam”. Berdasarkan hasil wawancara di atasa dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup yang hanya mementingkan senang-senang atau gaya hidup
hedonis memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Bagi banyak orang saat ini berusaha dan bersaing yang tujuannya
hanya untuk mencari kesenangan belaka, bahwa mereka (yang menganut
gaya hidup hedonis) menganggap bahwa kesenangan adalah tujuan hidup
yang paling utama. Terutama mahasiswa, kebanyakan dari mereka yang
berjiwa hedonis tidak menghargai waktu dan menjalani hidup santai, ada
ungkapan yang mungkin cocok bagi mereka yang gaya hidupnya hedonis
(hidup santai masa depan cerah), tak ada kerja keras untuk mewujudkan
hedonismenya, mereka terlalu bergantang dan menghabiskan harta orang tua,
tak ada usaha untuk belajar dan berprestasi di kampus, mereka lupa akan
kewajibannya sebagai masiswa.
Pada dasarnya setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda-beda,
cara atau pola yang digunakan setiap individu dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan seseorang

adalah cerminan dari gaya hidup yang dimiliki orang tersebut. Gaya hidup

5

yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh pada sikap dan prilakunya dalam
menjalani kehidupan dan menentukan pilihan.
Menurut Adler (dalam Alwisol,2009). Gaya hidup telah terbentuk
pada usia 4-5 tahun gaya hidup itu tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
instrinsik (hereditas) dan lingkungan obyektif, tetapi dibentuk oleh anak
melalui pengamatan dan interpretasinya terhadap keduanya. Terutama, gaya
hidup ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khususnya yang dimiliki
sesorang (bisa khayalan bisa nyata), yakni komponen dari inferioritas itu.
Sesudah garis arah ditentukan, persepsi individu terikat dengannya sampai
mati.
Sejak anak usia 4-5 tahun sudah memiliki gaya hidup, dalam hal ini
orang tua diharapkan dapat mendidik anaknya agar memiliki gaya hidup yang
sesua dengan kebutuhan, gaya hidup yang wajar, karena gaya hidup yang
yang tumbuh di masa kecil akan melekat pada anak tersebut sampai dewasa
dan akan susah untuk diubah.
Dalam era globalisasi seperti saat ini banyak diketahui macam gaya

hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup
hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya, Idrus
(2009) menyatakan bahwa globalisasi merupakan kenyataan hidup bahkan
suatu kesadaran baru bagi setiap manusia di bumi ini. Sebagian pakar telah
melihat betapa besar impact yang disebabkan oleh pengaruh global ini
sebagai suatu global revolution. Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup
baru yang tampak jelas di kota-kota besar dan semakin merebak merasuki
kehidupan-kehidupan yang dulunya terisolasi.
Orang yang memiliki gaya hidup adalah orang yang utuh, atau orang
yang dapat mengekspresikan dirinya yang dipadukan dengan norma yang
berlaku dalam kelompok. Akan tetapi saat ini kebanyakan norma yang
berlaku dalam kelompok adalah norama-norma yang banyak memberikan
penawaran-penawaran

tentang

kesenangan

duniawi


yang

akan

menghancurkan moralitas, sikap dan tingkah laku orang banyak, salah
satunya adalah gaya hidup hedonis. Kelompok sosial yang memiliki norma
dengan dasar hanya untuk bersenang-senang akan mengarah pada gaya hidup

6

yang hedonis. Gaya hidup hedonis akan mengakibatkan melencengnya tujuan
hidup yang sesungguhnya ke tujuan hidup yang sifatnya materialistik dan
kesenangan smentara, hal ini akan sangat berpengaruh bagi banyak orang.
Hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan
adalah hal yang paling penting dalam hidup. Atau hedonisme adalah paham
yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata.
Gaya hidup hedonisme sama sekali tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
bangsa kita.Tujuan pendidikan Negara kita adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tujuannya tentu bukan untuk menciptakan bangsa yang
hedonisme, tetapi bangsa yang punya spiritual, punya emosional quotient –

peduli pada sesama dan tidak selfish atau mengutamakan diri sendiri.
(Usman, 2009). Hedonisme merupakan sebuah tujuan hidup seseorang untuk
mencari kesenangan hidup.
Gaya hidup sesungguhnya harus dimiliki setiap orang sebagai ciri atau
identitas diri yang mencerminkan diri seseorang. Akan tetapi gaya hidup yang
mengarah pada gaya hidup hedonis akan berdampak negatif pada tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap individu, terutam pencapaian prestasi belajar. Orang
yang memiliki gaya hidupnya hedonis tidak akan dapat mencapai prestasi
belajar dengan baik, karena kebanyakan waktunya diluangkan untuk
bersenang-senang.
Dari berbagai penjelasan diatas maka penulis menarik untuk
mengangkat judul “Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan
Prestasi Belajar Pada Mahasiswa”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas dapat di rumuskan suatu masalah yaitu
“hubungan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi belajar pada
mahasiswa”

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
hidup hedonis dengan prestasi belajar pada mahasiswa.

7

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
(sumbangan) ilmiah atau informasi bagi ilmu psikologi sosial dan
pendidikan khususnya yang berkaitan dengan prestasi belajar. Dan dapat
menjadi pertimbangan untuk memperdalam tentang prestasi dalam
psikologi pendidikan dan sosial.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa dan seluruh
masyarakat Indonesia sebagai pertimbangan dalam meningkatkan prestasi
belajar. Khususnya tentang pengaruh gaya hidup hedonis terhadap
prestasi belajar pada mahasiswa.

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh :
M. IDRIS HABIBI
07810228

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS
DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
M. IDRIS HABIBI
07810228

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah bagi Allah, Dzat yang menguasai semua makhluk
dengan kebesarannya, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penuntun terbaik untuk umat
dalam mencari ridlo Allah SWT. Untuk mencapai kebahagiaan Dunia dan Akhirat.
Dalam penulisan skripsi ini tiada lepas dari peran serta bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah membekali ilmu pengetahuan penulis dari pertama
sebagai mahasiswa hingga sekarang.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik
material maupun spiritual dan kasih sayang yang tiada batas demi
tercapainya cita-cita penulis, serta do'a sepanjang waktu yang sangat berarti
bagi penulis.
6. Temanku amik, hasan, lukman, opik, ali, jefri, kholid, serta billy yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
7. Kekasihku, yang selalu memberikan dorongan dan support dalam
penyelesaian penelitian ini.

8. Berbagai pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal. Amin.
Semoga bantuan, dorongan serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari
Allah SWT. Selanjutnya sekali lagi penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIN.

Malang, 2012
Penulis

M. Idris Habibi

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
INTISARI ................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat penelitan ............................................................................... 6

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar ................................................................................ 7
B. Gaya Hidup Hedonis ....................................................................... 16
C. Remaja ........................................................................................... 19
D. Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Prestasi Belajar ...... 22
E. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 26
F. Hipotesa ............................................................................................ 27

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 28
B. Variabel penelitian ........................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 30
D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ................................................. 31
E. Prosedur Penelitian ........................................................................... 34
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 34
G. Metode Analisis Data ....................................................................... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.................................................................................. 40
B. Analisis Data .................................................................................... 42
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 43

BAB V.

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................

Daftar Tabel
Nomor Tabel
Halaman
Tabel 3.1 : Blue print skala gaya hidup hedonis ....................................................... 32
Tabel 3.2 : Uji validitas variabel gaya hidup hedonis ............................................... 36
Tabel 3.3 : Hasil uji reliabilitas ................................................................................ 37
Tabel 4.1 : z-score gaya hidup hedonis .................................................................... 40
Tabel 4.2 : z-score prestasi belajar ........................................................................... 41
Tabel 4.3 : Persilangan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi belajar ............... 41
Table 4.4 : Korelasi product moment ....................................................................... 42
Tabel 4.5 : Hasil analisis hubungan antara gaya hidup hedonis dengan prestasi
belajar ................................................................................................... 42

Daftar Pustaka
Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM press
Azwar, S. (2002). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Berman. B & Evan, J.R. (1992). Retail management a strategi approach. 5th.
Edisional. New York Mc Millan
Chaplin, J. P. (1981). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafinso
Persada
Djamarah, S. B. (1994). Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya,
Usaha Nasional
Effendy, U. (1985). Pengantar psikologi. Bandung : Angkasa.
Fadjar, A. M & Effendy, M (1998). Duni perguruan tinggi dan kemahasiswaan.
Malang: UMM press
Ganda, Y. (2004). Petunjuk praktis cara mahasiswa belajar di perguruan
tinggi. Jakrata: PT Grasindo
Gunarsa, D. S. Y. (1986). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta
: PT BPK Gunung Mulia
Garda, G. (2012). Mahasiswa adalah bagian dari kaum intelektual. Diakses 8
mei 2012 dari http://hminews.com/opini/mahasiswa-adalah-bagiandari-‘kaum-intelektual’/
Icksan, A (1985). Mahasiswa dan kebebasan akademik. Yogyakarta: PT.
Hanindita offset
Idrus, A. (2009). Manajemen pendidikan global. Jakarta: GP Press
Kamus besar bahasa Indonesia. (Ed. Ketiga). 2001. Balai Pustaka
Kerlinger, F. N. (2003). Azas-azas penelitian
Terjemahan). Yogyakarta: UMM Press

behavioral (Edisi

Iii

Nugrahani, Y. T. (2009). Hubungan antara gaya hidup hedonis dengan
prilaku dissaving (berhutang) pada mahasiswa di Malang. Skripsi
fakultas psikologi, Universitas Muhammadiyah malang.
Rifai, M. (1987). Psikologi perkembangan remaja dari kehidupan sosial.
Jakarta: PT Bina Aksara
Salam, B. (2004). Cara belajar yang sukses di perguruan tinggi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Soesilowindradini. Psikologi perkembangan. Surabaya : Usaha Nasional
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif R&D. Bandung:
Alfabeta
Sunarto (2009). Pengertian prstasi belajar. Diakses 8 mei 2012 dari
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasibelajar/
Suryabrata, S. (1989). Proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
Yogyakarta: ANDI OFFSET
Suryabrata, S. (1983). Metodologi penelitian. Jakarta: CV Rajawali
Sutisna. (2002). Prilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Thonthowi, A. (1993). Psokologi pendidikan. Bandung: Angkasa
Usman. M. (2009). Pelajar korban gaya hidup hedonisme. Diakses 26 maret
2012

dari

http://sman3batusangkar.sch.id/pelajar-korban-gaya-hidup-

hedonisme/
Winarsunu, T. (2007). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang : UMM Press
Winkel, W. S. (2004). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo.