me100gr. Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 5 proses penanaman berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan Na.
Unsur hara Ca bermanfaat mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan,
membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim. Kadar Ca pada tanah awal adalah 0,06 me100gr. Setelah dilakukannya penambahan bahan
organik nilai Ca cenderung stabil pada kisaran 0,05 - 0,07 me100gr, namun pada kombinasi koro benguk dan flemingia mengalami peningkatan yang sangat nyata
berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 6 yaitu 0,13 me100gr. Unsur hara Mg merupakan unsur pembentuk klorofil. Kadar Mg pada
tanah awal adalah 0,03 me100gr. Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 7 setelah dilakukannya penambahan bahan organik berpengaruh sangat nyata. Pada
kombinasi koro benguk dan flemingia mengalami peningkatan menjadi 0,07 me100gr. Sedangkan pada kombinasi lain cenderung stabil pada kisaran 0,04 –
0,05 me100gr.
4.2.4 Unsur Mikro Tersedia Fe, Mn, Cu, Zn
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur mikro dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi racun bagi
tanaman. Kandungan Fe memiliki peran bagi tumbuhan untuk pembentukan klorofil, penyusun enzim dan protein tetapi ketersediaan besi yang terlalu banyak
juga dapat menyebabkan keracunan bagi tanah tersebut Leiwakabessy et al., 2003. Kandungan Fe pada tanah awal yakni 30,9 ppm. Setelah pemberian bahan
organik, kadar Fe mengalami penurunan menjadi 16,9 - 25,3 ppm. Berdasarkan analisis ragam perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan Fe.
Kandungan Mn pada tanah awal yakni 11,3 ppm namun setelah dilakukan penambahan bahan organik kandungan Mn meningkat hingga 12,6 – 18,9 ppm.
Kandungan Cu pada tanah awal bernilai 0,7 ppm. Berdasarkan analisis ragam, setelah pemberian biomassa tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan Cu.
Kandungan Zn pada tanah awal yakni 0,7 ppm. Berdasarkan analisis ragam pemberian biomassa berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Zn. Kadar
Cu dan Zn setelah pemberian biomassa dapat dilihat pada tabel 3.
4.2.5 Pertumbuhan Tanaman
Pada siang hari tercatat suhu tanah mencapai ±70º C. Suhu yang sangat tinggi pada siang hari mengakibatkan laju transpirasi meningkat. Transpirasi yang
berlebihan akan menyebabkan hilangnya air lebih besar dari serapan air dan tanaman akan layu Leiwakabessy et al., 2003 maka dalam proses pemeliharaan,
dilakukannya penyiraman rutin sangat diperlukan. Suhu juga mempengaruhi absorpsi air dan absorpsi unsur hara. Absorpsi
air yang terjadi pada suhu terlalu rendah dan terlalu tinggi akan mengakibatkan absorpsi air terhenti. Pada absorpsi unsur hara, suhu yang rendah akan
mengurangi absorpsi dan sebaliknya bila suhu dinaikkan. Pada saat penanaman diberikan penutup jerami di atas permukaan tanah bertujuan untuk menurunkan
suhu permukaan. Sehingga benih dapat berkecambah dengan baik. Tanaman koro benguk yang telah tumbuh cukup besar banyak terserang
hama seperti ulat, belalang. Hal ini membuat berkurangnya biomassa yang dihasilkan oleh tanaman walaupun jumlahnya dapat dikendalikan oleh obat
insektisida. Proses dekomposisi bahan organik pada lahan berlangsung dengan sangat
lambat karena kelembaban yang kurang, tempat penimbunan menjadi kering dan mengakibatkan tanaman yang ditimbun menjadi lambat terdekomposisi.
Penyiraman tetap dilakukan setelah penimbunan. Hal ini membuat bahan organik menjadi lembab, sehingga mempercepat dekomposisi.
Pada perlakuan koro benguk dan flemingia memiliki rata-rata unsur hara Ca, Na, Fe, Mn, Cu, Zn yang lebih baik dari perlakuan lain. Hal ini dapat
disebabkan oleh biomassa tanaman koro benguk yang tinggi, serta serapan hara yang baik. Hal ini dikarenakan serapan hara pada tanaman yang lebih baik akan
lebih berperan dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara pada tanah Christrianto, 2011, unpublished.
V. Kesimpulan dan Saran