Sastra Kitab Kajian Pustaka

xxiv bertanggungjawab sangat membantu pembaca dalam memahami isi teks 1994:63—64. Penyuntingan teks selalu disertai dengan kegiatan kritik teks. Dalam hal ini, Siti Baroroh Baried, et.al. berpendapat bahwa: Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya constitutio teks. Inilah tugas utama filologi, yaitu melalui kritik teks memurnikan teks. Teks yang sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan dan telah tersusun kembali seperti semula dapat dipandang sebagai tipe mula arketip yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber untuk kepentingan berbagai penelitian dalam bidang ilmu-ilmu lain Siti Baroroh Baried, et.al. 1994:61. Seperti halnya yang dikemukakan Bani Sudardi, kritik teks diartikan sebagai “penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya constitutio teks” Bani Sudardi, 2003:55.

2. Sastra Kitab

Menurut proses penciptaannya, kesusastraan Islam ada yang berupa sastra rekaan, yang pada umumnya menggunakan bentuk hikayat; menurut isinya ada yang menunjukkan karya ajaran, karya yang berisi uraian mengenai ajaran agama Islam yang bersumber pada ilmu fiqih, tasawuf, dan ilmu kalam. Sastra yang mengemukakan ajaran Islam yang bersumber pada ilmu fiqih, tasawuf, ilmu kalam, dan tarikh serta riwayat tokoh-tokoh historis disebut sastra kitab. Sesuai dengan isi yang dikemukakannya, maka penciptaan karya sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran akidah Islam, untuk menguatkan iman, dan untuk meluruskan ajaran yang sesat Siti Chamamah Soeratni, et.al. 1982:149—150. xxv Liaw Yock Fang 1991:41 dengan arti serupa menyebut dengan istilah “sastra keagamaan”, dengan membaginya ke dalam tiga cabang, yaitu ilmu fiqih, ilmu tauhid, dan ilmu tasawuf. Siti Baroroh Baried, et.al. menyebutkan bahwa “naskah-naskah yang berisi keagamaan biasa disebut sastra kitab. Naskah-naskah jenis ini membahas tasawuf atau mistik Islam” 1994:23. Pada umumnya, sastra kitab terdiri dari karangan sebagai berikut Matheson-Hooker dalam Braginsky, 1998:275—276: a. Kitab tentang ilmu fiqih, yaitu yurisprudensi Islam yang di dalamnya membahas masalah ibadat atau peraturan tentang perbuatan ritual dan kewajiban agama, serta muamalat atau semua masalah perhukukman yang timbul dalam perseorangan dan masyarakat. b. Kitab tentang kalam, yaitu teologi Islam yang mengandung usuluddin atau penjelasan tentang sumber-sumber agama, akidah atau karangan tentang iktikad atau petunjuk tentang asas-asas keimanan, sistem kepercayaan Islam dan katekismus-katekismus, tauhid atau risalah tentang keesaan Tuhan, sifat atau masalah atribut-atribut Tuhan dan Zatnya sifat dua puluh, karangan- karangan eksatologis tentang dunia baku dan nasib jiwa manusia di dalamnya. c. Kitab tentang tasawuf, yaitu mistikisme Islam. d. Tafsir-tafsir atau karangan tentang interpretasi Alquran. e. Kitab tentang tajwid atau resitasi Alquran yang benar. f. Kitab tentang nahu atau tata bahasa Arab.

3. Struktur Penyajian Sastra Kitab