55 Pelibatan Murid dalam Pengaturan Fisik Kelas dan Penanganan Gangguan
Disiplin Kelas”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan usaha guru menciptakan
iklim kelas yang serasi melalui pelibatan murid dalam pengaturan fisik kelas dan penanganan gangguan disiplin kelas mendapat perhatian yang cukup besar dari
murid. Dalam kegiatan belajar mengajar jenis dan frekuensi gangguan di kelas menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun.
Persamaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan atau kompetensi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Terlebih lagi dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi seorang guru dituntut harus mandiri dan mampu
mengelola kelas dan proses belajar mengajar dengan baik serta dapat menumbuhkan kesiapan siswa, sehingga tujuan pembelajaran berbasis kompetensi
dapat terwujud dengan baik. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi atau tempat penelitian dan subyek yang diteliti.
Penelitian sebelumnya dilakukan pada guru dan murid kelas V Sekolah Dasar Negeri Nomor 27 Kotamadia Pontianak tahun pelajaran 19971998, sedangkan
penelitian yang akan penulis lakukan pada guru dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK Batik 1 Surakarta Program Keahlian Akuntansi tahun diklat
20062007.
C. Kerangka Pemikiran
Kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidaklah selalu sama. Hal ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa internal dan fator yang berasal dari luar eksternal.
Salah satu faktor eksternal yang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran di sekolah adalah guru. Guru merupakan salah satu komponen
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam
56 usaha pembentukan sumberdaya yang potensial. Guru harus berperan secara aktif
baik sebagai pendidik maupun pengajar dalam mengantarkan siswa kepuncak keberhasilan dan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Guru dalam
melaksanakan tugasnya tersebut harus mampu dan menguasai kompetensi yang ada sehingga dapat tercipta proses belajar mengajar yang bermakna.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis kompetensi, seorang guru harus mempunyai kualifikasi profesional antara lain menguasai pengetahuan.
Pengetahuan tersebut yang nantinya akan dipindahkan kepada siswa supaya dapat diterima dengan baik. Kompetensi guru yang tinggi akan mendukung pelaksanaan
pembelajaran kompetensi, sebaliknya kompetensi guru yang rendah akan menghambat proses belajar. Jadi kompetensi guru sangat menentukan dalam
keberhasilan pembelajaran berbasis kompetensi. Kesiapan siswa dalam menghadapi proses belajar merupakan faktor
internal dari dalam diri siswa yang dapat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran berbasis kompetensi yang dilaksanakan, sebab dalam proses
pembelajaran tersebut seorang siswa dituntut untuk lebih aktif. Siswa dengan kesiapan belajar yang baik akan mampu mengendalikan diri dan memberi
motivasi pada dirinya untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan pada setiap pelajaran. Kesiapan siswa juga menentukan bagaimana
siswa bersikap dalam mencari solusi terhadap berbagai masalah. Kesiapan siswa yang berkembang dengan baik berarti menguasai kebiasaan berpikir yang
mendorong produktivitas dan dapat berpikir dengan jernih dan positif. Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat kerangka penelitian dengan
paradigma penelitian sebagai berikut :
57
Gambar 2 : Paradigma Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Untuk mengadakan penelitian, penulis memilih lokasi di SMK Batik 1 Surakarta dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. SMK Batik 1 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan
menengah kejuruan bidang bisnis dan manajemen yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi mulai tahun diklat 20042005.
b. Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis kompetensi belum
pernah diteliti di SMK Batik 1 Surakarta. c.
SMK Batik 1 Surakarta memiliki sumber daya manusia yang cukup berkualitas baik tenaga pengajar maupun siswa serta memiliki sarana
pendidikan yang cukup lengkap.
2. Waktu Penelitian
Pengalokasian waktu secara tepat adalah langkah awal agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Berikut jadwal penelitian selama 10 bulan.
Tabel 1. Jadwal Penelitian 2006-2007
Jenis Kegiatan Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan
1. Persiapan Kompetensi
Guru
Kesiapan Siswa
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Kesiapan Fisik Kesiapan Psikis
Pembelajaran Berbasis
Kompetensi