naftalena, benzoapirena, fluorena dan fenantrena. Petroleum lebih besar menyumbang PAH jenis berat molekul rendah seperti naftalena, asenaftena dan
fluorin, dan juga alkil PAH seperti metilnaftalen. Pembakaran pirolitik menyumbang PAH jenis berat molekul tinggi lebih besar seperti fenantrena,
fluorantena, pirena dan benzoapirena, juga termasuk sedikit PAH jenis berat molekul rendah seperti naftalena Irwin 1997.
2.7 Toksisitas
2.7.1 Uji toksisitas Bioassay
Semua bahan atau senyawa kimia yang terbuang diduga sebagai bahan pencemar beracun Poisonous pollutant, kecuali apabila terbukti melalui uji
biologis bioassaytoxicity test senyawa atau bahan tersebut tidak meracuni organisme yang hidup di dalamnya beserta penghuninya hewan dan manusia
khususnya PAH. Toksisitas suatu senyawa dapat digolongkan berdasarkan efek yang terjadi pada konsentrasi tertentu, yaitu : 1 Letal, langsung menyebabkan
kematian atau cukup mematikan. 2 Sub-letal, diatas kadar yang langsung menyebabkan kematian. 3 Akut, dimana menimbulkan suatu rangsangan syaraf
yang cukup hebat sehingga menghasilkan respon yang cepat untuk ikan biasanya dalam waktu 4 hari. 4 Sub-akut, menimbulkan respon setelah waktu yang lama
dan mungkin menjadi menahunkronik. 5 Kronik, menimbulkan rangsangan yang lambat atau menerus dalam selang waktu yang lama, dan 6 Kumulatif yaitu
peningkatan kadar pada waktu yang lama. Pengaruh bahan toksik terhadap suatu organisme dapat di amati berdasarkan
beberapa kondisi hidupnya yaitu; 1 siklus hidup life cycle hewan uji yaitu pengamatan yang dilakukan mulai dari fase larva sampai hewan tersebut mati. 2
Sebagian dari siklus hidupnya partial life cycle, pengamatan yang dilakukan pada fase larva sampai dewasa, dan 3 Awal siklus hidup early life cycle,
pengamatan hanya pada fase larva. Uji toksisitas secara kuantitatif dapat ditinjau dari lamanya waktu, yang
dapat diklasifikasikan menjadi toksisitas letal, sub-letal, kronis. Toksisitas akut adalah efek total yang didapat pada dosis tunggalbanyak dalam 24 jam
pemaparan. Toksisitas akut sifatnya mendadak, waktu singkat dan biasanya
reversibel. Toksisitas kronis sifatnya permanen, lama, konstan, kontinyu, irreversible. Uji toksisitas atas dasar dosis dan waktu berarti spesifik toksisitas
akutkronis. Dosis adalah jumlah racun yang masuk ke dalam tubuh, besar, kecilnya menentukan efek. Sedangkan efek dosis ini merupakan fungsi dari usia,
jenis kelamin, berat badan, cara masuk ke tubuh, frekuensi, interval waktu, kecepatan eksresi, kombinasi dengan zat lain. Uji toksisitas letal biasanya
dijalankan dalam jangka waktu 24, 48, 72 dan 96 jam. LD yaitu dosis yang menyebabkan kematian. Semakin tinggi konsentrasi
semakin tinggi tingkat kematiannya Gambar 4. LD
50
atau LC
50
konsentrasi letal 50 atau TL
m
toleransi limit median atau TL
50
toleransi limit 50 yaitu dosis yang menyebabkan kematian 50 hewan uji dalam waktu uji inkubasi 12, 24,
48, 72, dan 96 jam. Menurut Wrigh dan Pamela 2002 LC
50
adalah konsentrasi bahan toksik yang menyebabkan kematian 50 nilai tengah respon dari
hewanpopulasi tes pada waktu tertentu Gambar 5. Ketika konsentrasi letal median LC
50
dihitung, keyakinan 95 limit yang terkait dengan nilai DO, pH, Suhu juga dilaporkan Zakrzewski 2002.
Gambar 4 Kurva hubungan antara konsentrasi bahan toksik terhadap respon hewan uji
EC konsentrasi efektif yaitu konsentrasi bahan uji yang mengakibatkan suatu tingkah laku atau respon hewan uji yang tidak normal. Angka indeks
menunjukkan persentasi jumlah hewan uji yang mengalami perubahan fisiologis
yang terjadi selama waktu uji EC
50
– 48 Jam Sanusi dan Sugeng 2009. Menurut Philp 2001 EC
50
adalah dosis efektif yang menyebabkan 50 perubahan efek maksimum dari hewan uji.
Gambar 5 LC
50
Menggambarkan nilai tengah respon dari populasi.
Selain hal tersebut diatas juga digunakan evaluasi seperti NOEC No Observed Effect Concentration yaitu konsentrasi tertinggi yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap hewan uji dari control. LOEC lowest observed effect concentrations yaitu konsentrasi terendah yang secara signifikan
berpengaruh terhadap ketahanan, pertumbuhanreproduksi dari hewan uji terhadap kontrol Wrigh dan Pamela 2002, untuk mengevaluasi tingkat bahan toksik
khususnya PAH.
2.7.2 Toksisitas PAH