Tabel 10 Beberapa individu PAH yang bersifat karsinogenik Neff 1979.
Komponen Sifat
Karsinogenik Komponen
Sifat Karsinogenik
Antrasena --
Aceantirilen --
Fenantrena --
Benz[j]aceantirilen + +
Benz[a]antrasena +
3-metilkolantren + + + +
7,12-dimetilbenz[a]antrasena + + + +
Napthasen --
Dibenz[aj]antrasena +
Pirena --
Dibenz[ah]antrasena + + +
Benzo[a]pirena + + +
Dibenz[ac]antrasena +
Benzo[e]pirena --
Benzo[a]fenantrena + + +
Dibenzo[al]pirena ±
Fluorena --
Dibenzo[ah]pirena + + +
Benzo[a]fluorena --
Dibenzo[ai]pirena + + +
Benzo[b]fluorena --
Dibenzo[cd,jk]pirena --
Benzo[c]fluorena --
Indeno[1,2,3-cd]pirena +
Dibenzo[ag]fluorena +
Krisena ±
Dibenzo[ah]fluorena ±
Dibenzo[b,def]krisena + +
Dibenzo[ac]fluorena ±
Dibenzo[def,p]krisena +
Fluorantena --
Dibenzo[def,mno]krisena --
Benzo[b]fluorantena + +
Perilen --
Benzo[i]fluorantena + +
Benzo[ghi]perilen --
Benzo[k]fluorantena --
koronen --
Benzo[mno]fluorantena --
Ket : -- tidak bersifat karsinogenik; ± sifat karsinogeniknya lemah; + bersifat karsinogenik; ++, +++, ++++ sifat kasinogeniknya tinggi
2.8 Karakteristik Perairan Pesisir dan Laut
Pesisir merupakan suatu wilayah yang menjadi peralihan antara daratan dan laut. Pesisir memiliki peran antara lain sebagai sumber penyedia sumber daya
alam, jasa pendukung kehidupan dan kenyamanan dan sebagai mitigasi bencana. Pesisir dan daratan memiliki keterkaitan. Keterkaitan daratan DAS dengan
pesisir adalah sebagai penghubung antara daratan di hulu dengan pesisir, penghantar bahan pencemar dari hulu ke pesisir dan dampak yang dihulu akan
dirasakan di pesisir karena peran DAS. Batasan wilayah pesisir di daratan yaitu wilayah dimana daratan berbatasan
dengan laut, masih dipengaruhi oleh proses-proses seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam. Batasan wilayah pesisir di laut adalah daerah yang dipengaruhi
oleh proses alami didaratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut,
serta daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan Bengen 2004.
Daratan dan proses-proses yang terjadi di daratan misalnya aliran air besar dengan zat partikel yang dibawanya menuju laut akan mempengaruhi salinitas,
turbiditas, kesuburan dan kecerahan perairan pantai. Iklim setempat seperti curah hujan akan mempengaruhi salinitas dan angin yang kencang akan menyebabkan
berkembangannya arus dan gelombang laut. Pengaruh dari faktor setempat ini akan menyebabkan sifat atau keadaan oseanografi menjadi lebih kompleks dan
unik bagi suatu daerah perairan pantaipesisir yang berlainan dari sifatpola umum di laut lepas yang banyak ditentukan baik oleh pengaruh musim maupun pengaruh
samudera yang berdekatan. Wilayah pesisir dan laut juga rentan terhadap dampak pencemaran akibat
aliran limbah dari daratan melalui sungai, saluran yang menuju ke laut ocean outfallpembuangan langsung ke laut. Secara fisik, kondisi pesisir dan laut lepas
di pengaruhi oleh siklus hidrologi, hidrodinamika, topografi wilayah pesisir dan laut, zonasi dan intensitas kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam serta teknologi
yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Kondisi ini mempengaruhi sifat, pola dan intensitas pencemaran yang mungkin terjadi akibat kegiatan sosial ekonomi di
wilayah pesisir dan laut. Ketika masuk ke perairan pesisir dan laut, limbah akan berinteraksi dengan
air laut dan menghasilkan perilaku limbah yang khas. Perilaku tersebut bisa berupa menguap, terlarut, terdispersi, dsb. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh
pada konsentrasi limbah dan intensitas serta besaran dampak terhadap lingkungan yang mungkin ditimbulkan Mukhtasor 2007.
2.9 Ikan Nomei Horpodon nehereus