Analisis Kecepatan Rambat Gelombang Seismik a.

Gambar 17. Picking sebelum NMO Penerapan proses normal move out NMO seperti yang ditampilkan pada Gambar 18 memperlihatkan pemilihan model kecepatan telah dilakukan dengan sesuai, ini dapat dilihat dari tampilan pada kolom offset yang memperlihatkan model kecepatan dengan garis yang sudah lurus. Koreksi NMO dilakukan untuk menghilangkan efek jarak. Gambar 18. Picking setelah NMO

4.2 Analisis Kecepatan Rambat Gelombang Seismik a.

Lintasan 6 CDP 1 – CDP 2001 Gambar 19 menunjukkan hasil penampang seismik bagian ke-1 dari data seismik Tarakan lintasan 6 yang dimulai dari CDP 1 sampai CDP 2001 yang ditandai dengan garis merah pada masing-masing CDP. Gambar 19 menunjukkan lapisan sedimen dari CDP 1 sampai CDP 2001 mempunyai sedimen yang homogen hingga waktu 600 ms. Lapisan yang dikenal dengan nama deltaic ini memanjang sampai ke CDP 2001. CDP 1, CDP 101, CDP 201, CDP 301 dan CDP 401 mempunyai kesamaan dalam kecepatan rambat seismik pada setiap lapisan kedalamannya. Hal ini bisa dimungkinkan karena kesamaan sedimen yang terdapat pada CDP tersebut dan masih dekatnya lokasi pengambilan data dengan daratan, tetapi hal ini sedikit sulit dibuktikan dikarenakan tidak terdapatnya data pendukung seperti data bor data sumur untuk membuktikan jenis sedimen yang terdapat pada setiap CDP ini. Secara horizontal, pada lapisan deltaic ini nilai kecepatan rambat pada CDP 1 sampai CDP 2001 cukup bervariasi namun tidak terlalu besar nilainya. Kecepatan rambat seismik terkecil pada lapisan ini terdapat di CDP 1201 dengan nilai 1508.3 ms pada waktu 100 ms dan terbesar pada CDP 1 sampai CDP 401 pada waktu 600 ms dengan nilai kecepatan 1595 ms. Lapisan dibawah waktu 600 ms sedikit sulit untuk dibedakan, ini dikarenakan keseragaman hasil penampang seismik yang tidak menunjukkan adanya lapisan sedimen yang baru. Lapisan kedua ini dimulai dari waktu 700 ms sampai 5900 ms. Pada penampang terlihat gambaran dasar laut yang datar atau flat dimulai dari CDP 1 sampai CDP 1501. Selanjutnya, dasar perairan pada penampang memperlihatkan kondisi geologi yang mulai menurun ke arah bawah mulai CDP 1601 sampai 2001. Secara vertikal, masing-masing CDP mempunyai nilai kecepatan rambat yang bervariasi dan semakin tinggi seiring peningkatan kedalaman. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan sedimen yang berbeda serta kedalaman perairan yang semakin dalam ke arah akhir dari lintasan survei. Gambar 19. Penampang Seismik CDP 1-CDP 2001 Berdasarkan nilai kecepatan rambat tertinggi pada kolom perairan, CDP 1801 mempunyai nilai kecepatan rambat sebesar 1534.7 ms saat waktu 250 ms yang dapat diklasifikasikan sebagai air laut berdasarkan tampilan penampang seismik bahwa nilai tersebut masih terjadi di kolom perairan, selanjutnya nilai kecepatan rambat terendah ditunjukkan oleh CDP 401 saat waktu 50 ms yang mempunyai nilai kecepatan rambat sebesar 1506 ms dan diklasifikasikan sebagai air laut berdasarkan tampilan penampang seismik bahwa nilai tersebut masih terjadi di kolom perairan. Penampang seismik pada Gambar 19 menunjukkan adanya lapisan deltaic yang merupakan wilayah endapan di dalam lingkungan laut yang terbentuk karena material-material yang berasal dari sungai yang halus. Lapisan deltaic pada CDP 1 sampai CDP 1501 ini dapat ditemukan mulai dari waktu 100 ms – 500 ms. Lapisan ini mempunyai nilai kecepatan yang bervariasi dimulai dari 1508.3 ms - 1723.3. Kecepatan 1508.3 ms berada pada CDP 1201 saat waktu 100 ms dan yang bernilai 1723.3 ms saat waktu 500 ms ditunjukkan oleh CDP 1001. Hal ini berbeda dengan CDP 1601 yang mempunyai kisaran kecepatan rambat 1532 ms – 1673.4 ms dan CDP 1701 yang memiliki kisaran kecepatan rambat 1530.5 ms – 1652.2 ms, kedua CDP ini mempunyai lapisan deltaic pada saat kedalaman 200 ms – 500 ms. CDP 1801 1545. 3 ms saat waktu 300 ms – 600 ms, CDP 1901 saat waktu 400 ms – 700 ms dan CDP 2001 saat waktu 400 ms – 800 ms. Secara umum, kecepatan rambat semakin bertambah seiring penambahan kedalaman. Kecepatan rambat pada CDP 1 meningkat seiring penambahan kedalaman yang dimulai dari 1523 ms pada waktu 50 ms dan pada waktu 2650 ms – 5950 ms kecepatan rambat bertahan pada nilai 2510.8 ms. Kecepatan rambat CDP 101 mengalami peningkatan dari 1523 ms pada waktu 50 ms dan saat waktu 2650 ms – 5950 ms kecepatan rambat bertahan pada nilai 2513.8 ms. CDP 201 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1521 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2519.6 ms pada waktu 2650 ms – 5950 ms. CDP 301 mengalami peningkatan dari kecepatan rambat 1514.2 ms pada waktu 50 ms dan pada waktu 2650 ms – 5950 ms kecepatan rambat berakhir pada nilai 2518.4 ms. Kecepatan rambat CDP 401 mengalami peningkatan dari 1506.1 ms pada waktu 50 ms dan saat waktu 2350 ms – 5950 ms kecepatan rambat bertahan pada nilai 2518.4 ms. Kecepatan rambat pada CDP 501 meningkat seiring penambahan kedalaman yang dimulai dari 1512.4 ms pada waktu 50 ms dan pada waktu 2450 ms – 5950 ms kecepatan rambat bertahan pada nilai 2528.5 ms. CDP 601 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1529 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2544.4 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 701 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1529.6 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2554 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 801 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1518.2 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2559.4 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 801 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1518.2 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2559.4 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 901 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1515.3 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2562.5 ms pada waktu 2250 ms – 5950 ms. CDP 1001 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1516.5 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2553.7 ms pada waktu 2250 ms – 5950 ms. CDP 1101 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1511.4 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2543.4 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1201 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1506.2 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2554.3 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1301 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1508.3 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2570.7 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1401 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1514.8 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2566.7 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1501 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1517.5 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2554.8 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1601 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1517 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2553.3 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1701 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1523 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2556.2 ms pada waktu 2450 ms – 5950 ms. CDP 1801 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1530.3 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2557 ms pada waktu 2550 ms – 5950 ms. CDP 1901 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1529.6 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2552.5 ms pada waktu 2550 ms – 5950 ms. CDP 2001 pada waktu 50 ms memiliki kecepatan rambat 1521 ms dan berakhir pada kecepatan rambat 2544.2 ms pada waktu 2550 ms – 5950 ms. Berdasarkan data pada grafik kecepatan, setelah melewati dasar perairan maka kecepatan seismik semakin meningkat yang disebabkan medium yang dilewatinya semakin padat. Kecepatan pada sedimen juga dapat dipengaruhi oleh umur batuan, sifat elastis dan densitas batuan, porositas, maupun tekanan. Nilai kecepatan rambat gelombang seismik dari mulai CDP 1- CDP 2001 dapat dilihat pada gambar grafik kurva kecepatan rambat CDP 1 – CDP 2001 di Lampiran 2. Gambar 20 menunjukkan kualitas kontrol kecepatan seismik yang ditampilkan dalam warna-warna yang berbeda. Hasil dari analisa kecepatan dapat dilihat pada tampilan di velocity viewer. Dari tampilan kecepatan terlihat setiap warna mempunyai nilai kisaran kecepatan yang berbeda dengan warna yang lainnya. Secara umum tampilan velocity viewer memperlihatkan kisaran kecepatan dari 1506 ms – 2570 ms. Warna biru misalnya memiliki kisaran kecepatan berkisar antara 1506 ms - 1650 ms dengan rata-rata ketebalan kedalamannya sebesar 694.32 m. Warna cyan memiliki kisaran kecepatan berkisar dari 1651 ms - 1850 ms dengan rata-rata ketebalan kedalamannya sebesar 175.05 m. Warna hijau memiliki kisaran kecepatan 1851 ms – 2250 ms dengan rata-rata ketebalan kedalamannya sebesar 1886.46 m. Warna kuning memiliki kisaran kecepatan 2251 ms – 2370 ms dengan rata-rata ketebalan kedalamannya sebesar 508.31 m. Warna merah memiliki kisaran kecepatan 2371 ms – 2570 ms dengan rata-rata ketebalan kedalamannya sebesar 9857.3 m. Gambar 20. Hasil Analisa Kecepatan CDP 1 – CDP 2101 di Velocity Viewer Nilai kecepatan rambat pada dasar perairan menunjukkan berbagai variasi nilai kecepatan. Berdasarkan data pada Tabel 4, kondisi geologi dasar laut menunjukkan semakin ke arah akhir lintasan semakin bertambah dalam kedalaman dasar perairannya. Tampilan penampang seismik pada gambar 21 menunjukkan lapisan flat datar dari CDP 1 sampai CDP 1501 yang mempunyai dasar perairan saat waktu 100 ms dengan kisaran kecepatan rambat 1508 ms - 1531 ms. Dasar perairan mulai mengalami penurunan saat CDP 1601 dan CDP 1701 yang diketahui menyentuh dasar perairan saat waktu 200 ms dengan kecepatan rambat sebesar 1532 ms dan1530.5 ms dan CDP 1801 saat waktu 300 ms dengan nilai kecepatan rambat 1545.4 ms. Dasar perairan terdalam pada bagian data seismik TRKN 6 ke-1 ini dapat dilihat pada CDP 1901dan CDP 2001 yang mempunyai dasar perairan saat waktu 400 ms dengan kecepatan rambat 1547.8 ms dan 1525.6 ms. Nilai kecepatan rambat mulai CDP 1 sampai CDP 2001 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. V = 2371 ms – 2570 ms Merah V = 1851 ms – 2250 ms Hijau V = 2251 ms – 2370 ms Kuning V = 1651 ms – 1850 ms Cyan V = 1506 ms – 1650 ms Biru Tabel 4. Kecepatan Rambat CDP 1 – CDP 2001 di Dasar Perairan No CDP Waktu ms Kecepatan ms Dugaan Jenis Sedimen Koef Refleksi 1 1 100 1526.3 Clayey silt 0.1965 2 101 100 1526.2 Clayey silt 0.1965 3 201 100 1524.2 Clayey silt 0.1958 4 301 100 1517.7 Clayey silt 0.1938 5 401 100 1509.6 Clayey silt 0.1912 6 501 100 1515.2 Clayey silt 0.1930 7 601 100 1531.2 Clayey silt 0.1980 8 701 100 1531.7 Clayey silt 0.1982 9 801 100 1520.6 Clayey silt 0.1947 10 901 100 1517.9 Clayey silt 0.1938 11 1001 100 1519.2 Clayey silt 0.1942 12 1101 100 1513.9 Clayey silt 0.1926 13 1201 100 1508.3 Clayey silt 0.1908 14 1301 100 1510.5 Clayey silt 0.1915 15 1401 100 1517.3 Clayey silt 0.1936 16 1501 100 1519.8 Clayey silt 0.1944 17 1601 200 1532 Clayey silt 0.1983 18 1701 200 1530.5 Clayey silt 0.1978 19 1801 300 1545.3 Clayey silt 0.2024 20 1901 400 1547.8 Clayey silt 0.2032 21 2001 400 1525.6 Clayey silt 0.1963 Sumber : Lurton, 2002, Hasil Perhitungan Berdasarkan data dari Tabel 4 tersebut, diperkirakan jenis sedimen atau kandungan material yang terdapat di dasar perairan setiap CDP tersebut dengan mengacu pada Lurton 2002 berjenis sedimen clayey silt lanau lempungan. Kecepatan gelombang seismik merupakan kecepatan perambatan yang mengalami gangguan melalui media material yang merupakan media fisik. Data sumur well log sebenarnya sangat diperlukan untuk dapat mengetahui kandungan sedimen yang sebenarnya. Di sisi lain kecepatan partikel mengacu pada gerakan sebagian media, hal ini merupakan fungsi dari gangguan medium. Suhu, tekanan, litologi, pengepakan butir, dan porositas mempengaruhi efek kecepatan gelombang seismik. Variasi litologi dan kandungan fluida serta gas dengan batuan berpori dapat menjadi sumber penting dari kekuatan variasi kecepatan. Rekahan kecil juga dapat menyebabkan pengurangan kecepatan dalam material Hubral and Krey, 1980. Hasil Tabel 4 juga menunjukkan nilai koefisien refleksi pada sedimen bernilai koefisien positif, hal ini berarti sedimen tersebut memiliki lapisan impedansi bagian atas yang lebih rendah dari bagian bawahnya. Nilai koefisien refleksi masing-masing lapisan dicari dengan menggunakan rumus R= � 2 − � 1 � 2 + � 1 dan nilai impedansi Z dengan rumus Z=ρc. � 1 menggunakan air laut sebagai lapisan pertama dan � 2 adalah sedimen dasar perairan. Contoh perhitungan koefisien refleksi ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Grafik yang ditunjukkan pada Gambar 21 merupakan grafik kurva gabungan CDP dari 1 sampai dengan 2001. Gambar 21 menunjukkan nilai kecepatan rambat terletak diantara 1506.1 ms – 2570.7 ms. Nilai kecepatan rambat tertinggi pada gambar ditunjukkan oleh CDP 1301 garis warna merah jambu pink dengan titik bintang sebesar 2570.7 ms pada waktu dimulai dari 2450 ms dan terendah oleh CDP 401 garis biru dengan titik bintang sebesar 1506.1 ms pada waktu 50 ms. Gambar 21. Kurva Gabungan Kecepatan Seismik CDP 1 - CDP 2001

b. Lintasan 6 CDP 2101 – CDP 4001