31
4.2.10. Titik Nyala Flash Point
Titik nyala adalah suhu paling rendah terbentuknya asap pada saat tes pengapian flame test Kinast dan Tyson 2003. Titik nyala merupakan salah satu parameter
kualitas biodiesel. Persyaratan titik nyala flash point diperlukan untuk keamanan bahan bakar biodiesel selama penyimpanan, transportasi dan penggunaan. Titik nyala
yang dicobakan terdiri dari tiga sampel yang merupakan tiga perlakuan terbaik, yaitu A1B1 rasio molar metanol terhadap minyak 3:1, konsentrasi katalis NaOH 0.5,
A2B1 rasio molar metanol terhadap minyak 6:1, konsentrasi katalis NaOH 0.5 dan A3B1 rasio molar metanol terhadap minyak 9:1, konsentrasi katalis NaOH 0.5.
Pengujian titik nyala dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS. Nilai titik nyala dapat dilihat pada
Tabel 10. Tabel 10. Hasil analisis nilai titik nyala biodiesel biji bintaro pada tiga titik perlakuan
Sampel Titik nyala
o
C A1B1
182.5 A2B1
144.5 A3B1
108.5
Keterangan : A1B1
= Molar metanol : minyak = 3 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5 A2B1
= Molar metanol : minyak = 6 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5 A3B1
= Molar metanol : minyak = 9 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5
Dari tabel di atas, terdapat kecenderungan penurunan nilai titik nyala dipengaruhi oleh peningkatan rasio molar metanol terhadap minyak yang digunakan
pada proses transesterifikasi. Hal ini dikarenakan titik nyala berkaitan dengan residu metanol yang tertinggal dalam biodiesel. Residu metanol dalam jumlah kecil
mengurangi flash point metanol mempunyai titik nyala 11.11
o
C sehingga berpengaruh terhadap pompa bahan bakar, seals, dan elastomers dan dapat menghasilkan sifat-sifat
yang jelek dalam pembakaran Tyson 2004. Berdasarkan persyaratan kualitas mutu biodiesel di Indonesia dalam SNI-04-7182-2006, parameter titik nyala minimum adalah
100
o
C. Titik nyala yang terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya detonasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar masuk ke ruang bakar, hal ini
dapat meningkatkan resiko bahaya pada saat penyimpanan. Sedangkan titik nyala yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keterlambatan penyalaan. Dari tiga perlakuan yang
dianalisis, nilai titik nyala biodiesel biji bintaro berkisar antara 108.5-182.5
o
C. Sehingga semua perlakuan yang dilakukan sesuai dengan standar SNI biodiesel yaitu
minimum 100
o
C dan layak untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel.
4.2.11. Komposisi Metil Ester Biji Bintaro