22 Nilai bilangan iod biodiesel biji bintaro berkisar antara 30.42 g I
2
100 g sampai 37.09 g I
2
100 g. Nilai yang didapatkan lebih rendah dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani 2007 yaitu 45.16 dan 43.38 g I
2
100 g. Bilangan iod untuk bahan baku biodiesel yang paling optimal adalah di sekitar metil oleat 70-100.
Biodiesel yang diproduksi dari bahan baku ini akan memiliki angka setana yang memuaskan yaitu minimal 51 dan titik kabut yang rendah Soerawidjaja et al. 2005.
Dari semua perlakuan yang diujikan, bilangan iod biodiesel biji bintaro sesuai dengan standar biodiesel sehingga layak digunakan sebagai alternatif bahan bakar diesel
biodiesel.
4.2.3. Bilangan Peroksida
Histogram hubungan antara rasio molar metanol terhadap minyak dan konsentrasi katalis NaOH terhadap bilangan peroksida dapat dilihat pada Gambar 10.
Keterangan : A1B1 = Molar metanol : minyak = 3 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5
A1B2 = Molar metanol : minyak = 3 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1 A1B3 = Molar metanol : minyak = 3 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1.5
A2B1 = Molar metanol : minyak = 6 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5 A2B2 = Molar metanol : minyak = 6 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1
A2B3 = Molar metanol : minyak = 6 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1.5 A3B1 = Molar metanol : minyak = 9 : 1; konsentrasi katalis NaOH 0.5
A3B2 = Molar metanol : minyak = 9 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1 A3B3 = Molar metanol : minyak = 9 : 1; konsentrasi katalis NaOH 1.5
Gambar 10. Histogram hubungan antara rasio molar metanol terhadap minyak dan konsentrasi katalis NaOH terhadap bilangan peroksida
Berdasarkan histogram di atas dapat diketahui bahwa nilai bilangan peroksida biodiesel biji bintaro terendah adalah 3.65 mg O
2
g pada rasio molar metanol terhadap minyak 9:1 dan konsentrasi katalis NaOH 1.5. Sedangkan nilai bilangan peroksida
tertinggi adalah 5.90 mg O
2
g pada rasio molar metanol terhadap minyak 6:1 dan konsentrasi katalis NaOH 0.5. Hasil analisis keragaman pada Lampiran 8b
23 menunjukkan bahwa rasio molar metanol terhadap minyak, konsentrasi katalis NaOH
dan interaksi keduanya tidak berpengaruh secara nyata terhadap bilangan peroksida. Bilangan peroksida merupakan parameter terpenting dalam menentukan derajat
kerusakan minyak dan daya tahan suatu minyak Ketaren 1986. Semakin tinggi bilangan peroksida maka semakin tinggi tingkat kerusakan suatu minyak dan semakin
rendah daya tahan minyak tersebut. Bilangan peroksida untuk biodiesel harus serendah mungkin. Hal ini dikarenakan bilangan peroksida mengindikasikan kandungan
senyawa peroksida yang merupakan senyawa intermediet pada reaksi oksidasi dan dapat menyerang asam lemak lain yang masih utuh untuk membentuk asam lemak
bebas rantai pendek yang lebih banyak, selain itu senyawa peroksida juga memicu terjadinya reaksi polimerisasi dan endapan yang tidak larut dan menyebabkan
viskositas tinggi sehingga dapat merusak mesin diesel. Dari perlakuan yang telah dilakukan, bilangan peroksida yang paling baik digunakan sebagai biodiesel adalah
bilangan peroksida terendah yaitu 3.65 mg O
2
g pada rasio molar metanol terhadap minyak 9:1 dan konsentrasi katalis NaOH 1.5.
4.2.4. Bilangan Penyabunan