Ikan motan pada kedua lokasi memiliki komposisi makanan yang sama yakni Bacillariophyceae, Desmidiaceae, Chlorophyceae, dan Cyanophyceae.
Perbedaan antara kedua lokasi diatas adalah kelas Crustaceae tidak ditemukan sebagai komposisi makanan ikan motan di Simalinyang, dan kelas Protozoa tidak
ditemukan di Mentulik. Secara umum, ikan motan memilih golongan Diatom, Desmidiaceae, dan
Chlorophyceae sebagai makanannya dibanding golongan Cyanophyceae di Sungai Batang Hari Nugroho, 1990. Menurut Effendie 2002, dalam suatu daerah
geografis yang luas untuk satu spesies ikan yang hidup terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan makanannya. Makanan ikan motan di Koto Panjang adalah
Peridinium; dan komposisi makanan ikan motan di Desa Gunung Bungsu, Provinsi Riau, makanan utama ikan motan adalah Chlorophyceae Lathifa, 2008.
Data komposisi makanan ikan motan di kedua lokasi penelitian disajikan pada Tabel 5 dan Lampiran 6. Jadi, makanan utama ikan motan baik di Simalinyang
maupun di Mentulik tidak berbeda yakni Cocconeis.
Tabel 5. Komposisi IP makanan tiga-besar di Simalinyang dan Mentulik
Keterangan Simalinyang
Mentulik IP tertinggi I
Cocconeis 59,46 Cocconeis 52,15
IP tertinggi II Pleurotaenium 22,06
Cyclotella 18,50 IP tertinggi II
Cyclotella 7,66 Nitzschia 11,44
C. Kebiasaan makanan ikan motan berdasarkan bulan pengamatan
Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yang berlaku Effendie, 2002.
Kebiasaan makanan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, periode harian mencari
makanan, spesies kompetitor, ukuran dan umur ikan Ricker, 1970. Komposisi makanan ikan motan berdasarkan bulan pengamatan disajikan pada Tabel 6 dan
Lampiran 7.
Tabel 6. Komposisi IP makanan tiga-besar pada setiap bulan pengamatan di Simalinyang dan Mentulik
Bulan Simalinyang
Mentulik IP tertinggi
I IP tertinggi
II IP tertinggi
III IP tertinggi
I IP tertinggi
II IP tertinggi
III Jul
Cyclotella 50,12
Cocconeis 46,22
Surirella 1,66
Nitzschia 26,60
Gonatozygon 20,74
Coscinodiscus 15,68
Agu Cocconeis
63,64 Cyclotella
15,81 Coscinodiscus
8,44 Cyclotella
33,49 Nitzschia
19,98 Cocconeis
18,65 Sep
Cocconeis 49,09
Cyclotella 21,60
Scenedesmus 11,21
Cyclotella 39,21
Coscinodiscus 19,30
Nitzschia 13,24
Okt Cocconeis
55,01 Cyclotella
19,17 Pleurotaenium
8,15 Cocconeis
60,88 Cyclotella
21,79 Nitzschia
3,59 Nov
Pleurotaenium 65,59
Cocconeis 22,04
Cyclotella 6,48
Cocconeis 90,58
Surirella 2,47
Cyclotella 2,26
Des Cocconeis
82,81 Nitzschia
8,54 Melosira
3,61 Cocconeis
76,12 Nitzschia
8,72 Chlorobotrys
4,86
Perbedaan komposisi IP makanan tertinggi ikan motan pada setiap bulan pengamatan diduga karena terjadi perubahan ketersediaan makanan di perairan
tersebut. Lagler 1972 menyatakan bahwa pola kebiasaan makanan ikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu dan ketersediaan makanan di
perairan tersebut. Hal ini seperti kasus ikan tembang yang merubah komposisi makanannya sejalan dengan ketersediaan makanan di perairan Asriyana et al.,
2004. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa walaupun salah satu macam makanan ikan tersedia melimpah di perairan, belum tentu makanan
tersebut menjadi bagian penting dari susunan diet ikan Porpova, 1978 in Asriyana et al., 2004, dan jika makanan yang disukai tidak ditemukan, ikan akan
mengganti organisme makanannya walaupun kelimpahan organisme makanan ini rendah Asriyana et al., 2004.
D. Kebiasaan makanan ikan motan berdasarkan ukuran panjang total