1990. Ikan motan di Riau terkenal juga de ngan sebutan “motan godang kapalo”
artinya ikan motan memiliki kepala yang besar Simanjuntak, Komunikasi pribadi, 2007.
B. Deskripsi dan distribusi ikan motan
Menurut Kottelat et al. 1993, ikan motan memiliki panjang maksimum ±250 mm dan terdapat 58-60 sisik pada gurat sisi, dan 13 sisik antara sirip
punggung dan gurat sisi. Ikan motan memiliki tipe mulut terminal. Dari bentuk mulut yang terminal memungkinkan ikan ini menyukai makanan yang terapung
atau melayang seperti plankton Sabariah et al., 2006. Tubuh ikan motan memiliki warna putih keperakan dengan sisik yang
kecil dan permukaan atasnya memiliki warna gelap, ukuran kepala besar. Permulaan sirip punggungnya lebih dekat ke muncung dibandingkan ke batang
ekor. Sirip punggung ikan motan hampir bertepatan dengan permulaan sirip perut, sirip ekornya bercabang dua, sirip duburnya berbentuk cekung dan sirip perut
lebih pendek dari pada sirip dada DPPDT I Jambi, 1995. Ikan motan hidup di lingkungan perairan tawar sebagai potamodromus dan
benthopelagis. Ikan ini berada di iklim tropis. Distribusi spesies ikan motan
berada di Asia yaitu Danau Mekong dan Chao Phraya, Semenanjung Malaysia,
Sumatera, dan Kalimantan www.fishbase.com; Kottelat et al., 1993. Ikan motan terdapat di sungai-sungai besar, kanal, danau tapal kuda oxbow pada musim
kemarau dan daerah rawa banjiran pada musim hujan.
C. Makanan dan kebiasaan makanan
Makanan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan bagi reproduksi, dinamika populasi dan kondisi ikan di suatu perairan Nikolsky,
1963. Dengan mengetahui kebiasaan makanan setiap spesies ikan maka dapat dilihat hubungan ekologis diantara individu pada perairan tersebut, misalnya
bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan Effendie, 2002. Keberadaan suatu jenis ikan di perairan memiliki hubungan yang erat dengan
keberadaan makanannya Lagler, 1972. Menurut Effendie 2002, kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiahnya.
Makanan yang telah digunakan oleh ikan akan memengaruhi pertumbuhan, kematangan gonad bagi tiap-tiap individu ikan, serta keberhasilan
hidupnya. Adanya makanan dalam perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti besarnya populasi ikan, ditentukan pula oleh kondisi abiotik lingkungan
seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan Effendie, 2002. Kebiasaan makanan ikan secara alami bergantung kepada lingkungan
tempat ikan itu hidup Effendie, 2002. Kebiasaan makanan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu,
musim, periode harian mencari makanan, spesies kompetitor, ukuran dan umur ikan Ricker, 1970.
Nikolsky 1963 menyatakan bahwa urutan kebiasaan makanan ikan terdiri
atas: 1 makanan utama, yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah yang banyak; 2 makanan sekunder, yaitu makanan yang biasa dimakan dan ditemukan
di dalam ususnya dalam jumlah yang lebih sedikit; 3 makanan insidental, yaitu
makanan yang terdapat pada saluran pencernaan dengan jumlah yang sangat
sedikit; serta 4 makanan pengganti, yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika
makanan utama tidak tersedia. Kebiasaan makanan ikan biasanya berhubungan dengan kondisi habitat di
perairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari
ikan, serta faktor-faktor fisik yang memengaruhi perairan Effendie, 2002. Menurut Krebs 1989, secara umum keadaan fisika kimia perairan membatasi
penyebaran jenis-jenis organisme, dan penyebarannya dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanannya.
Makanan utama kebanyakan ikan di alam seperti bakteri, desmidiaceae, dan bacillariophyceae fitoplankton maupun zooplankton Lagler, 1972.
Bacillariophyceae ditemukan dalam jumlah banyak menunjukkan ketersediaan makanan di perairan cukup melimpah Zahid, 2005. Makanan utama ikan lundu
adalah Crustacea yang banyak dikonsumsi pada hampir semua kelas ukuran Fauziah et al., 2004. Pada umumnya ikan akan mencari makanan yang jenis dan
ukurannya sesuai dengan bentuk tubuh dan ukuran mulutnya, dan apabila ikan tersebut bertambah besar maka ia akan merubah makanannya baik dalam ukuran
maupun kualitasnya dan ikan dewasa cenderung mengikuti pola kebiasaan induknya Effendie, 1979. Ikan yang belum teradaptasi baik pada lingkungan luar
alaminya memerlukan jenis makanan yang sesuai untuk dapat bertahan hidup, tumbuh, dan reproduksi Oktaviani, 2005.
Ikan motan hidup sebagai mikrofagus, makanannya adalah fitoplankton, perifiton, alga dasar, dan zooplankton. Ikan motan bermigrasi untuk memijah ke
rawa banjiran ketika permukaan air naik www.fishbase.com.
III. METODE PENELITIAN