BAB VII MANFAAT PROGRAM
SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION SMEP PADA UMKM DI CIPULIR
7.1 Pengaruh Proses Pemberdayaan Terhadap Perubahan Pelaku Usaha Kecil
Perubahan yang terjadi kepada para pelaku usaha kecil di Cipulir terlihat dari peningkatan pada produktivitas, hal ini menyebabkan pengaruh ke berbagai
sektor, mulai dari penjualan yang meningkat, jumlah pekerja yang bertambah, adanya pasar baru, munculnya produk baru, pengurangan biaya bahan baku dan
dapat menyimpan hasil penjualan untuk memenuhi kebutuhan sekunder kehidupan.
Pada perubahan yang terjadi pada para pelaku usaha kecil di Cipulir, penulis mewawancarai ketiga ketua kelompok dari masing-masing daerah, yaitu
: 1. Bapak Nsr ketua kelompok usaha kecil daerah Padang
Perubahan yang terjadi pada usaha Bapak Nsr, yang pertama adalah meningkatnya tingkat produktivitas dari produksi celana jins per harinya. Pada
awalnya usaha beliau dapat menghasilkan 150 sampai 200 potong celana jins per minggu per orang, namun setelah mengikuti pelatihan keterampilan yang
diadakan oleh Swisscontact melalui program SMEP, maka tingkat produktivitasnya bertambah hingga 300 sampai 350 potong celana jins per
minggu per orang. Dengan meningkatnya jumlah produktivitas, maka pekerja juga mengalami penambahan dari 10 orang menjadi 20 orang. Akan tetapi
pekerja pada usaha beliau semuanya merupakan pekerja lepas. Peningkatan tingkat produktivitas sejalan dengan semakin bagusnya
kualitas dari produksi jins yang dihasilkan. Seiring dengan hal ini pasar baru pun muncul, untuk usaha yang beliau jalankan pasar baru bertambah di kawasan
Mangga Dua. Menurut beliau pelatihan yang paling berpengaruh bagi kelangsungan usahanya merupakan pelatihan yang dilakukan oleh IGTC, karena
dengan pelatihan ini manajemen kerja semua berubah mulai dari kemampuan menjahit sampai dengan tata letak mesin yang lebih rapi.
Dengan adanya pelatihan dari IGTC pun, produk baru muncul dari usaha beliau. Pada awal usaha, beliau hanya menjual jins anak-anak akan tetapi
sekarang beliau juga memproduksi celana panjang berbahan katun untuk anak- anak. Bertambahnya penjualan yang dihasilkan oleh Pak Nsr, maka beliau dapat
menyimpan uang hasil penjualan untuk kebutuhan yang lain, antara lain beliau dapat membeli mesin baru untuk usaha dan membeli kendaraan bermotor. Akan
tetapi perubahan pada akses bahan baku masih belum banyak berubah. Bahan baku yang didapat masih bahan baku dengan kualitas yang kurang bagus karena
bahan baku dengan kualitas bagus mempunyai harga yang jauh lebih mahal. Perubahan hanya terjadi pada sistem cara pembayaran, yang awalnya pembelian
melalui sistem “utang” menjadi dibayar secara tunai. Perubahan juga terjadi pada daya saing dari tiap-tiap kelompok usaha
kecil. Pada usaha yang dijalankan oleh Bapak Nsr, adanya penambahan lembaga terkait di dalam lingkungan usaha dari Bapak Nsr dan penambahan jasa
pelayanan. Penambahan lembaga tersebut antara lain adanya BRI Bank Rakyat Indonesia, CTC Communication and Training Centers, dan Koperasi. Fungsi
dari para lembaga-lembaga ini adalah dengan memfasilitasi Bapak Nsr selama program SMEP berlangsung. Sedangkan pada pelayanan jasa antara lain adanya
Koperasi yang berfungsi sebagai tempat peminjaman modal usaha dan adanya CTC sebagai tempat informasi dan promosi usaha melalui internet. Perubahan
dari Bapak Nsr dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3 Perubahan Keadaan Usaha Bapak Nsr, Sebelum Dan Sesudah
Pemberdayaan
Sebelum Sesudah
Perubahan Produktivitas 150 sampai 200 potong
per minggu per orang 300 sampai 350 potong
per minggu per orang 150
potong per
minggu per orang Pekerja
10 orang pekerja lepas 20 orang pekerja lepas
10 orang pekerja lepas
Pasar Cipulir, Tanah Abang
Cipulir, Tanah Abang dan Mangga Dua
Mangga Dua Produk
Jins anak-anak Jins
anak-anak dan
celana panjang katun anak-anak
Celana panjang
katun anak-anak
2. Bapak Asm ketua kelompok usaha kecil daerah Karawang Pada usaha yang dijalankan oleh Pak Asm, tingkat produktivitas
bertambah dari 75 lusin per minggu menjadi 200 lusin per minggu. Bertambahnya tingkat produktivitas juga diikuti dengan bertambahnya jumlah
pekerja yang bekerja pada beliau. Awalnya beliau hanya mempunyai 8 orang pekerja tetap dan 4 orang pekerja lepas, bertambah menjadi 25 orang pekerja
tetap dan 5 orang pekerja lepas. Perbedaan perubahan antara Pak Asm dan Pak Nsr terlihat dari adanya penambahan jaringan pasar baru pada Pak Asm. Beliau
tidak hanya mendapatkan pasar baru di daerah Mangga Dua tetapi beliau juga memsasarkan produknya ke daerah Jatinegara. Hal ini disebabkan selain adanya
pengaruh dari hasil pelatihan yang diberikan oleh IGTC, beliau mengikuti pelatihan tambahan mengenai teknis proses menjahit mulai dari proses awal
hingga proses akhir yang diberikan oleh PT Bali Nirwana. Dimana pelatihan ini tidak diikuti oleh pelaku usaha kecil yang lain. Walaupun masih menggunakan
bahan baku dengan kualitas yang kurang bagus tetapi teknik menjahit sudah banyak berubah sehingga hasil yang dihasilkan juga semakin bagus. Perbedaan
lainnya adalah pada produk yang dihasilkan. Pada usaha yang dijalankan oleh Bapak Asm produk yang dihasilkan masih berupa jins anak-anak, belum ada
inovasi produk baru pada usaha beliau. Untuk pelatihan pembukuan arus kas yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Bina Nusantara, beliau mengaku hanya menerapkan sistem tersebut, karena ada bantuan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia BRI setelah program
pinjaman modal itu selesai maka beliau pun kembali dengan sistem pembukuan yang tradisional yaitu hanya mencatat berapa pengeluaran dan penerimaan
secara sederhana. Hal ini terjadi karena sistem pencatatan arus kas terlalu sulit untuk diterapkan oleh Pak Asm.
Pada usaha yang dijalankan oleh Bapak Asm, adanya penambahan lembaga terkait di dalam lingkungan usaha dan penambahan jasa pelayanan
tidak jauh berbeda dengan usaha dari Bapak Nsr. Perbedaan tersebut terlihat dari lembaga terkait yang berada pada lingkungan usaha dari Bapak Asm.
Penambahan lembaga tersebut antara lain adanya BRI Bank Rakyat Indonesia, CTC Communication and Training Centers, Koperasi, dan PT Bali Nirwana.
Sedangkan pada pelayanan jasa antara lain adanya Koperasi yang berfungsi sebagai tempat peminjaman modal usaha dan adanya CTC sebagai tempat
informasi dan promosi usaha melalui internet. Perubahan dari Bapak Asm dapat dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4 Perubahan Keadaan Usaha Bapak Asm, Sebelum Dan Sesudah Pemberdayaan
Sebelum Sesudah
Perubahan Produktivitas 75 lusin per
minggu 200 lusin per minggu
125 lusin
per minggu
Pekerja 8
orang pekerja tetap
4 orang
pekerja lepas 25 orang pekerja tetap
5 orang pekerja lepas 17 orang pekerja
tetap 1 orang pekerja
lepas Pasar
Cipulir, Tanah Abang
Cipulir, Tanah
Abang, Mangga Dua dan Jatinegara
Mangga Dua dan Jatinegara
Produk Jins
anak- anak
Jins anak-anak -
3. Bapak Mht ketua kelompok usaha kecil daerah Purworejo Kasus yang terjadi pada usaha yang dijalankan oleh Bapak Mht tidak
jauh berbeda dengan pelaku usaha yang lain. Usaha beliau juga mengalami peningkatan tingkat produktivitas yang diikuti oleh bertambahnya pekerja, baik
itu pekerja tetap maupun pekerja lepas. Pada tingkat produktivitas usaha beliau mengalami peningkatan dari 70 lusin per minggu menjadi kurang lebih 250 lusin
per minggunya. Penambahan jumlah pekerja juga terjadi, dengan jumlah awal 6 orang pekerja saja menjadi 30 orang pekerja. Pekerja yang digunakan pada
usaha Bapak Mht, semuanya merupakan pekerja tetap. Sama seperti pelaku usaha yang lain, perubahan ini terjadi karena adanya pelatihan yang diberikan
oleh IGTC tentang bagaimanaa mengatur manajemen kerja dalan berusaha di bidang garmen khususnya untuk produksi jins anak-anak.
Pada penambahan jaringan pasar, tidak jauh berbeda dengan kelompok usaha kecil yang lain. Awalnya jaringan pasar beliau hanya ada di sekitar Cipulir
dan Tanah Abang saja, namun setelah adanya program SMEP maka terjadi
penambahan jaringan pasar yaitu di Mangga Dua. Berbeda dengan usaha yang dijalankan oleh Bapak Nsr yang mengalami penambahan produk yang
dihasilkan. Usaha yang dijalankan oleh Bapak Mht, produk yang dihasilkan masih berupa jins anak-anak.
Namun ada perbedaan antara usaha yang dijalankan oleh Pak Mht dengan yang lain, adalah pembukuan arus kas yang beliau gunakan sudah
menggunakan sistem yang benar. Beliau sudah membeli komputer dan sudah mempunyai arus kas pemasukan dan pengeluaran yang jelas. Sehingga untuk
melakukan pinjaman bantuan modal kepada pihak bank menjadi lebih mudah. Pada usaha yang dijalankan oleh Bapak Mht, adanya penambahan
lembaga terkait di dalam lingkungan usaha dan penambahan jasa pelayanan hampir sama dengan perubahan yang dialamai oleh usaha dari Bapak Nsr.
Perubahan tersebut adalah adanya penambahan lembaga terkait antara lain adanya BRI Bank Rakyat Indonesia, CTC Communication and Training
Centers , dan Koperasi. Sedangkan pada pelayanan jasa antara lain adanya
Koperasi yang berfungsi sebagai tempat peminjaman modal usaha dan adanya CTC sebagai tempat informasi dan promosi usaha melalui internet. Perubahan
dari Bapak Mht dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5 Perubahan Keadaan Usaha Bapak Mht, Sebelum Dan Sesudah
Pemberdayaan Sebelum
Sesudah Perubahan
Produktivitas 70 lusin
per minggu
250 lusin per minggu 180 lusin per
minggu Pekerja
6 orang pekerja tetap
30 orang pekerja tetap 24 orang pekerja
tetap Pasar
Cipulir, Tanah Abang
Cipulir, Tanah Abang dan Mangga Dua
Mangga Dua Produk
Jins anak-anak Jins anak-anak
-
7.2 Ikhtisar