digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
semakin le ada masala
bisa ditang Istilah
para bawaha
D. Pengorganisasi
Pengor orang, alat-ala
rupa sehingga suatu kesatuan da
Pengor merupakan w
dapat dilakuka dalam surah
pengorganisasi
19
M. Munir dan Wahyu Ila 128
20
M. Munir dan Wahyu Ila 117
n lebar, maka semakin efisien desain organisasi salah yang sering muncul, yaitu kurangnya efe
ngani dengan cara pelatihan dan pembinaan.
19
ah di dalam perusahaan adanya supervisor y ahan yang berada dalam departemen yang dipi
isasian dalam Perspektif Islam
organisasian adalah seluruh proses pengelom alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewena
gga tercipta suatu organisasi yang dapat dige uan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang te
organisasian dalam pandangan Islam buka wadah, akan tetapi lebih menekankan bagai
kukan secara rapi, teratur, dan sistematis.
20
Ha ah Ash-Shaff ayat 4 juga dijelaska
sasian:
19
Ilaihi , Manajemen Dakwah, Jakarta: PRENADA MEDI
20
Ilaihi , Manajemen Dakwah, Jakarta: PRENADA MEDI
sasi tersebut. Tapi efektifitas. Hal ini
9
yang mengontrol dipimpin.
ompokkan orang- enang sedemikian
digerakkan sebagai telah ditentukan.
bukan semata-mata aimana pekerjaan
al ini terkandung skan pentingnya
19
EDIA, 2006,, hal.
20
EDIA, 2006,, hal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Artinya: “
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh
.”
21
Dari keterangan surat diatas, menjelaskan bahwa Allah menyukai orang-orang dalam barisan yang teratur, artinya disini adalah
pengorganisasian. Dalam sebuah organisasi atau tim harus memiliki sistem yang teratur agar terorganisir dengan baik. Dan diayat terakhir dijelaskan
bahwa jika sebuah lembaga mempunyai system yang baik dan benar, maka lembaga tersebut akan menjadi kokoh atau terorganisir.
Pada proses pengorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan struktur organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang. Islam sendiri
sangat perhatian dalam memandang tanggung jawab dan wewenang sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW. yang mengajak
para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan empati yang sangat persuasif dan musyawarah.
22
Ini dibahas dalam Al-
Qur’an surah Al
-Imron ayat 159 dijelaskan pentingnya bermusyawarah:
21
Anwar Abu Bakar, Al-Muyassar, Al-Qur’an dan Terjemahan., Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008, hal: 1187
22
M. Munir dan Wahyu Ilaihi , Manajemen Dakwah, Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006, hal. 118
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Artiny
Dalam menjadi masa
pimpinan sang kebijakan har
masalah dalam musyawarah g
dan kembali pa
23
Anwar Abu Bakar, Al-M Algensindo, 2008, hal: 13
nya: “
Maka disebakan dari rahmat Allah-lah lemah lembut terhadap mereka, se
bersikap keras lagi bersikap kasar, te menjauhkan diri dari sekelilingmu.
maafkanlah mereka, dan bermusyawarahl mereka dalam urusan itu. Kemudian apabi
membulatkan tekat, maka bertawakwallah sesunggunya
Allah menyukai
orang betawakkal kepada-
Nya”.
23
m sebuah organisasi jika tidak ada koordinasi asalah tersendiri, melihat penggalan surat
sangat diperlukan. Ketegasan, pengambilan arus diambil dengan langkah yang baik. Ag
lam sebuah organisasilembaga perlu diada h guna masalah yang sudah ada bisa diselesaika
i pada tujuan yang sudah ditentukan.
23
l-Muyassar, Al-Qur’an dan Terjemahan., Bandung: Sin l: 136
lah kamu berlaku sekiranya kamu
asar, tentulah mereka u.
Karena itu awarahlah dengan
apabila kamu telah allah kepada Allah,
orang-orang yang
si yang baik, akan surat diatas, peran
n keputusan dan Agar tidak terjadi
dakan rapat atau saikan dengan baik
23
inar Baru
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari atau alat untuk penelitian. Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana Manajemen
pengorganisasian dakwah di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama LDNU Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Yaitu
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara trianggulasi, analisis data bersifat induktif.
1
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif descriptive, yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat
lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
2
Metode descriptive tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apa yang telah terjadi untuk mendapatkan
semua fakta yang berkaitan dengan Manajemen pengorganisasian dakwah di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama LDNU Jawa Timur.
1
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hal. 1.
2
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal. 3.
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Lokasi Penelitian
Obyek dalam penelitian ini “Pengorganisasian di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama LDNU Jawa Timur” yang beralamatkan di Jalan Gayung