Pembahasan STUDI PERBEDAAN TINGKAT KONFORMITAS PADA PEROKOK SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN AS- SYAFI’IYAH TANGGULANGIN SIDOARJO.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan diantaranya : 1. Teori pada kajian pustaka masih sangat kurang dan belum lengkap. 2. Pada variable tingkat konformitas menggunakan aspek dari teori yang tidak sesuai dengan konteks penelitian dan menyebabkan skala yang dipakai pun tidak sesuai dan kurang mampu mengukur variable dengan baik dan benar. 3. Skala variable perokok kurang sesuai dengan definisi operasional penelitian. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji independent sample t test menunjukkan harga yang lebih besar dari nilai 0.05, disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat konformitas pada perokok santri remaja pondok pesantren As- Syafi’iyah Tanggulangin Sidoarjo. B. SARAN Penulis menyadari bahwa penelitian ini banyak memiliki kekurangan dan kelemehan, oleh karena itu diharapkan untuk para peneliti selanjutnya yang memiliki tema yang sama disarankan untuk dapat menutupi kekurangan dan kelemahan dalam penelitianm ini. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk saran teoritis dan praktis sebagai berikut : 1. Saran Teoritis a. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa, disarankan agar lebih memperhatikan item-item pernyataan pada skala, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya pernyataan agar dapat lebih mengukur apa yang ingin diukur. b. Pada penelitian selanjutnya diharapkan membuat aitem yang cukup dan dapat mewakili semua indikator konformitas maupun perilaku merokok. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Saran Praktis Diharapkan setelah penelitian ini para santri, orang tua santri , ustad, maupun pengasuh pondok pesantren agar lebih memperhatikan kesehatan untuk tidak melakukan perilaku merokok. Dalam sudut pandang agama mungkin para santri dan komponen pondok pesantren lainnya punya alasan yang lebih mumpuni. Namun jika dipandang dari segi kesehatan jelaslah perilaku merokok sangat merugikan begitu pun dalam psikologi sosial yang menyatakan bahwa perilaku merokok adalah bentuk konformitas yang negative.