Hukum perdata
Hukum perdata Pembagian hukum
Menurut isinya : a. Hukum
material b. Hukum
formil
Menurut artinya: a. Hukum
obyektif b. Hukum
subjektif
Menurut jenisnya
A. lingkungan hukum materil 1. hukum publik
hukum publik terbagi dalam : a. hukum pidana
b. hukum negara / tata negara c. hukum internasional
d. hukum tata usaha negara / hukum administrasi negara
2. hukum privat
hukum privat terbagi dalam : a. hukum perdata
b. hukum dagang
c. hukum perdata internasional d. hukum antar tata hukum
B. Lingkungan hukum formil 1. Hukum acara pidana 2. Hukum acara perdata
Menurut daya kekuatan ketentuan hukumnya : a. Hukum memaksa / hukum mutlak b. Hukum pelengkap
Seseorang melihat / membiarkan orang lain dalam bahaya dianggap melanggar hukum. Hukum objektif : hukum yang berlaku pada masyarakat umum. Contoh : perikatan : pihak satu berhak pihak lain berkewajiban.
Hukum subjektif : hukum yang berlaku pada orang tertentu dengan orang tertentu. Contoh : jual – beli .
Hukum publik : masyarakat dengan negara.
Hukum tata negara : mengatur negara dengan bagiannya.
Hukum internasional : negara satu dengan negara lain.
Hukum tata usaha negara : mengatur pejabat dengan kewajibannya.
Hukum perdata ( perdata material):
Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan hukum yang meliputi hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang lain (antara subyek hukum satu dengan subyek hukum lainnya). Di dalam masyarakat dengan menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan (mengatur mengenai hak dan kewajiban).
Hukum perdata formil:
Hukum yang mengatur bagaimana melaksanakan, memelihara, dan mempertahankan hukum perdata materil.
(2)
Riwayat berlakunya B.W. di indonesia : 1. Keadaan pada zaman hindia belanda
PASAL 31 I.S (indische staatsregeling) yang berasal dari pasal 22 R.R (regering sreglement). 2. Sejarah jaman jepang
UU No. 1 TH. 1942, tgl 7 maret 1942, pasal 3 yang dikeluarkan oleh pembesar bala tentara dai nippon untuk jawa dan madura.
3. Keadaan pada zaman RI sekarang 1. Pasal II aturan UUD.
Hukum perdata Dalam arti luas
Hukum perdata Materil :
- Tentang orang - Tentang kebendaan - Tentang perikatan
- Tentang pembuktian dan kadaluwarsa Formil (hukum perdata formil) :
Sebagian besar adalah sama dengan yang disebut hukum acara perdata
Hukum dagang:
1. Tentang dagang umumnya (KUHD)
2. Tentang Hak- hak dan kewajiban terbitdari pelayaran (buku 2 KUHD)
3. Tentang UU kepailitan (buku 3 KUHD) Dalam arti sempit : hukum perdata saja
Sistematika Hukum Perdata
Menurut KUHPerdata Menurut Imu hukum
BK. 1 tentang orang BK.2 tentang benda BK.3 tentang perikatan BK.4 tentang pembuktian dan kadaluwarsa
Hukum tentang diri seseorang Hukum keluarga Hukum kekayaan
- Hak mutlak /hak kebendaan - Hak relatif/ Hak perseorangan
(3)
Semua aturan dihukum publik harus dipatuhi
Hukum privat kebanyakan sebagai pelengkap tapi ada beberapa yang memaksa
Pasal 1477 KUHPer (sebagai pelengkap) Penyerahan harus dilakukan di tempat barang yang dijual itu berada pada waktu penjualan, jika tentang hal itu tidak diadakan persetujuan lain.
Kodifikasi hukum : penyusunan aturan-aturan hukum secara sistematis.
Alasan tentang perseorangan ada di buku 1 kuhper :
- Manusia adalah subyek hukum - Manusia sebagai pendukung hak dan
kewajiban
Hak mutlak / hak kebendaan :
Memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda agar bisa dipertahankan. Contok : jika mobil dicuri.
Hak relatif / hak perseorangan : hak memberi tuntutan atau penagihan terhadap pihak tertentu. Contoh: dalam perjanjian pinjam uang Subyek hukum Menutur teori hukum positif
Subyek hukum adalah manusia yang berkepribadian hukum dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat. Demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Pengertian orang dalam arti hukum
Menurut prof. Subekti , s.h.
Dala huku perikata ora g /persoo erarti pe awa hak atau su yek didala huku
Menurut van apeldoorn
ora g dala arti yuridis ialah setiap ora g ya g e pu yai wewe a g huku . Wewe a g huku
ialah kecakapan untuk menjadi subyek hukum.
Selanjutnya dikatakan bahwa dalam membagikan kedudukan sebagai subjek hukum. Hukum terikat hanya sampai pada manusia saja. Karena hanya manusiasaja yang dapat memiliki hak. Hak subjektif yang berarti wewenang dan kewajiban.
Yang dianggap subjek hukum oleh hukum perdata adalah manusia (natuurlijk persoon) dan badan hukum (rechts persoon).
Pasal 1330 kuhper
Yang tak cakap untuk membuat persetujuan adalah; 1. anak yang belum dewasa;
2. orang yang ditaruh di bawah pengampuan; 3. perempuan yang telah kawin dalam hal-hal
yang ditentukan undang-undang dan pada umumnya semua orang yang oleh undang-undang dilarang untuk membuat
persetujuan tertentu.
Pasal 31 1947 perkawinan
(1) Hak dan kedudukan isteri adalah
seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. (2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
(3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.
(4)
Badan hukum Pengertian
Badan hukum adalah segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat yang demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Syarat-syarat (unsur-unsur) yang dapat dipakai sebagai kriteria untuk menentukan adanya kedudukan sebagai badan hukum:
1. Adanya harta kekayaan yang terpisah 2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Mempunyai kepentingan sendiri 4. Adanya organisasi yang teratur Teori mengenai badan hukum:
1. Teori fictie (fictie theorie) oleh freidrich carl von savigny
Sebenarnya badan hukum hanya semata-mata buatan negara / pemerintah untuk menerangkan suatu hal. Hanya manusialah subyek hukum sedangkan badan hukum hanyalah suatu fiksi. 2. Teori harta kekayaan bertujuan (doelvermogens theorie) oleh Brinz
Hanya manusia sebagai subjek hukum tetapi tidak dapat dibantah hak-hak atas kekayaan yang tidak serangpun menjadi pendukung hak-hak tersebut. Hak-hak yang mempunyai tujuan. 3. Teori organ (orgaan theorie) oleh otto von gierke
Bahwa badan hukum secara realitas sama dengan sifat kepribadian manusia dalam pergaulan hukum. Badan hukum tidak berbeda dengan manusia.
4. Teori proprierte collective oleh marcel planiol
Hak dan kewajiban badan hukum adalah han dan kewajiban anggota bersama – sama . hanya konstruksi yuridis saja.
Arti dan tujuan perkawinan memuat R.I No.1 tahun 1974 tentang perkawinan: Pasal 1 UU perkawinan adalah merupakan rumusan arti dan tujuan perkawinan
Ya g di aksud de ga arti perkawi a adalah ikata lahir ati a tara seora g pria da wa ita
sebagai suami istri.
Tujua perkawi a adalah e e tuk keluarga/ru ah ta gga ya g ahagia da kekal erdasarka ketuha a ya g aha E“A
Sahnya perkawinan
UU perkawinan pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya.
Pasal 27 KUHPer
1. Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melanggar hukum.
2. Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah sangka mengenai diri suami atau isteri.
3. Apabila ancaman telah berhenti, atau yang bersalah sangka itu menyadari keadaannya, dan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami isteri, dan tidak
(5)
Pasal 3 th. 1974
(1) Pada azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
(2) Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh fihak-fihak yang bersangkutan.
Pasal 4 ayat 2 1974
(2) Pengadilan dimaksud data ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:
a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri; b. isteri mendapat cacat badan atau
penyakit yang tidak dapat disembuhkan; c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan. PP NO.10 TH.1983
PNS bisa monogami jika tidak mempunyai anak dalam batas waktu 10 th.
Pasal 2 ayat 2 1974
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28 KUHPer
Asas perkawinan menghendaki adanya persetujuan bebas dan calon suami dan calon istri.
Pasal 11 tahun 1974
(1) Bagi seorang wanita yang putus perkawinannya berlaku jangka waktu tunggu. (2) Tenggang waktu jangka waktu tunggu tersebut ayat (1) akan diatur dalam Peraturan Pemerintah lebih lanjut.
Perbedaan antara laki laki dan wanita yaitu wanita mempunyai masa idah. Pp no. 9 PASAL 39 TAHUN 1975
(1) Waktu tunggu bagi seorang janda sebagai dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)Undang-undang ditentukan sebagai berikut:
a. Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga puluh) hari;
b. Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang masih berdatang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari dan bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari;
c. Apabila perkawinan putus sedang janda tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan.
(2) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinan karena perceraian sedang antara janda tersebut dengan bekas suaminya belum pernah terjadi hubungan kelamin.
(3) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sedangkan bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu tunggu dihitung sejak kematian suami.
(6)
DOMISILI
Domisili seseorang berpengaruh dengan hukumnya.Domisili adalah tempat seseorang dimana seseorang selalu hadir untuk melaksanakan hak-haknya. Pasal 7 tahun 1974 tentang umur
Pasal 42, pasal 43, pasal 44 tahun 1974 tentang pengakuan atas anak yang dilahirkan.
Anak Sah
Anak disahkan Pasal 282 KUHPer
Pengakuan anak di luar kawin oleh orang yang masih di bawah umur tidak ada harganya, kecuali jika orang yang masih di bawah umur itu telah mencapai umur genap sembilan belas tahun, dan pengakuan itu bukan akibat dari paksaan, kekeliruan, penipuan atau bujukan. Namun anak perempuan di bawah umur boleh melakukan pengakuan itu, sebelum dia mencapai umur sembilan belas tahun.
Domisili
Domisili sesungguhnya
Domisili wajib adalah domisili yang digantungkan dengan domisili lain.
Domisili sukarela adalah domisili dimana seseorang harus
menentukan kediamannya. Domisili yang dipilih adalah
dimana 2 orang tempat tinggal berbeda melakukan perbuatan hukum dengan memilih dimana mereka melakukan perbuatan hukum. Contoh : kesepakatan.
Dalam domisili berkaitan dengan status seseorang dalam catatan sipil.
Catatan sipil adalah lembaga yang memuat / memberi kepastian mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.
(7)
Hukum keluarga
*seorang hakim berhak menolak pengaduan poligami. Apabila tidak memenuhi pasal 42 ayat 1. Contohnya karena agama.
Syarat perkawinan dibedakan menjadi: 1. Syarat materil
Merupakan syarat syarat terhadap para pihak terutama mengenai kehendak, wewenang, dan persetujuan orang lain yang diperlukan untuk mengadakan perkawinan. Syarat materil dibagi menjadi :
a. Absolut/mutlak
Syarat ini mengakibatkan bahwa pada umumnya orang tidak berwenang untuk mengadakan perkawinan. Jika syarat syaratnya tidak terpenuhi.
Syarat materil terdapat pada UU NO.1 th.1974 tentang perkawinan :
- Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai (28 KUHPer) - Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 dan wanita
berumur 16 (29 KUHPer, Pasal 7 ayat 1 1974)
- Seseorang yang masih terikat dalam tali perkawinan dengan orang lainb tidak dapat kawinlagi kecuali dalam hal tersebut (27 KUHPer, pasal 9 1974)
Dalam hal putus perceraian : 3x suci dengan sekurang kurangnya 90 hari b. Relatif/nisbi
Syarat yang mengandung larangan perkawinan tertentu.
Sayarat materil yang relatif, yang terdapat didalam UU NO.1 Th. 1974 tentang perkawinan:
- Pasal 8 - Pasal 10
Pasal 32 KUHPer : berzinah (overspel). Masing – masing mempunyai ikatan lain (selingkuh). Tidak bisa menikah karena ada asas monogami mutlak.
2. Syarat formil
Ini merupakan syarat syarat yang ada hubungannya dengan cara cara atau formalitas formalitas pelangsungan perkawinan
- Pasal 12 UU NO.1 1974
- Tentang cara pencatatan diatus dalam pasal 3 sampai dengan pasal 9 dan juga pasal II peraturan pelaksanaan (PP RI NO.9 th. 1975 tentang pelaksanaan UU no. 1 th. 1974 tentang perkawinan)
Pasal 3-9 juga II peraturan pelaksanaan yang meliputi tahap-tahap (th. 1975) - Pemberitahuan
- Penelitian - Pengumuman - Saat pencatatan - Tentang akta - Pelanggaran
Bekas suami bisa mencegah
perkawinan bekas istrinya karena belum lewat batas waktu tunggu (idah).
Dalam pembatalan perkawinan ditanya alasan dan kedudukan dikehidupannya
Limitatif : ketentuan yang hanya diatur oleh undang-undang.
(8)
Akibat perkawinan
Terhadap kedudukan suami istri: Pasal 31 th.1974
(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. (3) Suami adalah Kepala Keluarga dan isteri ibu rumah tangga. Terhadap harta perkawinan:
Pasal 35 th.1974
(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama (2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain
Pasal 29
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan.
(3) Perjanjian tersebut dimulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.
(4) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.
Pembubaran perkawinan
Pasal 199 KUHPer
Perkawinan dapat putus karena: pasal 38
a. Kematian, b. Perceraian dan c. atas keputusan Pengadilan
Pasal 209 alasan perceraian
Dasar-dasar yang dapat berakibat perceraian perkawinan hanya sebagai berikut: 1. zina; (overspel)
2. meninggalkan tempat tinggal bersama dengan itikad buruk;
3. dikenakan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi, setelah dilangsungkan perkawinan; (KWAADWILLIGE VERLATING)
4. pencederaan berat atau penganiayaan, yang dilakukan oleh salah seorang dan suami isteri itu terhadap yang lainnya sedemikian rupa, sehingga membahayakan keselamatan jiwa, atau mendatangkan luka-luka yang berbahaya.
(9)
Pasal 199 mengatakan jika sudah 10 tahun tidak hadirnya suami/istri disebut afweziqheid (tidak tahu keadaannya)
Pasal 209 mengatakan 5 tahun tidak hadir disebut kwaadwillige verhlang (tau keadaannya)
Putusan pengadilan bisa terjadi dalam pembatalan perkawinan. Contoh : salah satu pihak pindah agama. Perkawinan bubar: 199 KUHPer secara limitatif
1. oleh kematian;
2. oleh tidak hadirnya si suami atau si isteri selama sepuluh tahun, yang disusul oleh perkawinan baru isteri atau suaminya. sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 5 Bab 18;
3. oleh keputusan Hakim setelah pisah meja dan ranjang dan pendaftaran Catatan Sipil, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 2 bab ini;
4. oleh perceraian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 3 bab ini. PERCERAIAN ADALAH penghapusan perkawinan dengan putusan
hakim , atas tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.
Perkawinan dapat putus karena: pasal 38
a. Kematian, b. Perceraian dan
c. atas keputusan Pengadilan Alasan perceraian
Pasal 39 ayat 2
(2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri.
Pasal 19 PP RI NO. 9 TH.1975
Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan :
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturutturut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
(10)
Perceraian tidak bisa karena kesepakatan 2 belah pihak
Pasal 41
Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah: a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan. b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut. Pasal 35 perkawinan terhadap harta
(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama (2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Pasal 37
Bila perkawinan putus karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya masing masing.
Pasal 46
(1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.
(2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu memerlukan bantuannya.
Jika tidak menimbulkan masalah hukum perdata bisa tidak diberlakukan
Hak kekayaan: hak dan kewajiban dalam harta ada di buku 1 dan buku 2
Tujuan pokok hukum agraria : yudifikasi hukumYudifikasi hukum: berlakunya suatu hukum untuk semua golongan. Berlakunya hukum benda
Yaitu undang undang no.5 th. 1960 tentang peraturan dasar pokok agraria yang lazim dikenal dengan nama undang undang pokok agraria (UUPA)
Dengan berlakunya UU RI No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda benda yang berkaitan dengan tanah.
Hipotik ada di KUHPer
Hipotik adalah meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak. Pengertian benda menurut prof. Subekti
Pe gertia se ara luas: e da zaak ialah segala sesuatu yang dapat di HAKI oleh orang. Disini benda berarti obyek sebagai lawan dari subyek atau orang dalam hukum.
(11)
Menurut undang – undang (pasal 499 KUHPer):
Menurut Undang-undang, barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak milik. Macam – macam
benda dalam sistem hukum perdata barat dalam KUHPer
Benda yang dapat diganti dan tidak dapat diganti. Contoh : yang dapat diganti: Uang, tidak dapat diganti : binatang.
Benda yang dapat diperdagangkan dan tidak dapat diperdagangkan.
Contoh : yang dapat diperdagangkan: semua barang bisa, tidak dapat diperdagangkan: jalanan umum
Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.
Contoh : yang dapat dibagi: hasil bumi (beras), yang tidak dapat dibagi: binatang.
Benda bergerak dan tidak bergerak.
Benda bergerak adalah semua barang bukan tanah dan tidak melekat pada tanah, Benda tidak bergerak adalah tanah dan semua barang yang melekat pada tanah.
Dari pembedaan disamping yang paling penting adalah anatara benda bergerak dan tidak bergerak.
Pentingnnya pembedaan macam
–
macam benda berhubungan
dengan 4 hal
Bezit (kedudukan berkuasa) Keadaan berkuasa dimana saat suatu orang menguasai suatu benda seolah olah milik sendiri.
Bezziter : orangnya yang menguasai benda.
Contoh : mama meminjamkan kalung pada anaknya.
Levering (penyerahan)
Levering feittelighe: penyerahan nyata
Yuridische levering: penyerahan hukum
Benda tidak bergerak dengan akta balik nama.
Verjaring (kadaluwarsa) Tidak bergerak ada di KUHPer, bergerak tidak bisa kadaluwarsa.
Bezwaring (pembebanan)
Bergerak : gadai, tidak bergerak: hipotik.
Bezit
Benda bergerak: keadaan dimana oleh hukum dilindungi dengan tidak
mempersoalkan hak milik atas benda sebenarnya ada pada siapa (pasal 1977 ayat 1 KUHPer
Benda tidak bergerak: akan ditanya dulu sertifikatnya.
Tujuan : untuk mempermudah dalam hal perdagangan.
Bezitter jujur: para ahli waris.
Yang menguasai tetapi tidak tahu.
Dilindungi hukum
Mendapat penggantian biaya yang dikeluarkan.
(12)
Buku 2 KUHPer sistem tertutup.
Menurut pasal – pasal 506, 507, dan 508 B.W atau 3 golongan benda tidak bergerak 1. Menurut sifatnya
Tanah dan yang melekat pada tanah baik buatan manusia dan alam bergabung jadi satu tanah. (pasal 506)
Barang tak bergerak adalah:
1. tanah pekarangan dan apa yang didirikan di atasnya; 2. penggilingan, kecuali yang dibicarakan dalam Pasal 510;
3. pohon dan tanaman ladang yang dengan akarnya menancap dalam tanah, buah pohon yang belum dipetik, demikian pula barang-barang tambang seperti batu bara, sampah bara dan sebagainya, selama barang-barang itu belum dipisahkan dan digali dari tanah;
4. kayu belukar dari hutan tebangan dan kayu dari pohon yang tinggi, selama belum ditebang; 5. pipa dan salurán yang digunakan untuk mengalirkan air dari rumah atau pekarangan; dan pada umumnya segala sesuatu yang tertancap dalam pekarangan atau terpaku pada bangunan.
2. karena tujuan pemakaiannya
Yang tidak bergabung dengan tanah tai dimaksudkan mengikuti tanah atau bangunan (pasal 507 Kuhper)
Yang termasuk barang tak bergerak karena tujuan adalah:
1. pada pabrik; barang hasil pabrik, penggilangan, penempaan besi dan barang tak bergerak semacam itu, apitan besi, ketel kukusan, tempat api, jambangan, tong dan perkakasperkakas sebagainya yang termasuk bagian pabrik, sekalipun barang itu tidak terpaku;
2. pada perumahan: cermin, lukisan dan perhiasan lainnya bila dilekatkan pada papan atau pasangan batu yang merupakan bagian dinding, pagar atau plesteran suatu ruangan, sekalipun barang itu tidak terpaku;
3. dalam pertanahan: lungkang atau tumbuhan pupuk yang dipergunakan untuk merabuk tanah; kawanan burung merpati; sarang burung yang biasa dimakan, selama belum dikumpulkan; ikan yang ada di dalam kolam;
4. runtuhan bahan bangunan yang dirombak, bila dipergunakan untuk pembangunan kembali; 5. dan pada umumnya semua barang yang oleh pemiliknya dihubungkan dengan barang tak bergerak guna dipakai selamanya. Pemilik dianggap telah menghubungkan barang-barang itu dengan barang tak bergerak guna dipakai untuk selamanya, bila barang-barang itu dilekatkan padanya dengan penggalian, pekerjaan perkayuan dan pemasangan batu semen, atau bila barang-barang itu tidak dapat dilepaskan tanpa membongkar atau merusak barang itu atau bagian dari barang tak bergerak di mana barang-barang itu dilekatkan.
(13)
3. karena ditentukan oleh UU
Segalah hak atas benda- benda yang tidak bergerak (pasal 508 KUHPer) Yang juga merupakan barang tak bergerak adalah hak-hak sebagai berikut; 1. hak pakai hasil dan hak pakai barang tak bergerak;
2. hak pengabdian tanah; 3. hak numpang karang; 4. hak guna usaha;
5. bunga tanah, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang; 6. hak sepersepuluhan;
7. bazar atau pasar yang diakui oleh pemerintah dan hak istimewa yang berhubungan dengan itu;
8. gugatan guna menuntut pengembalian atau penyerahan barang tak bergerak Menurut pasal – pasal 509, 510, dan 511 KUHPer atau dua golongan benda bergerak.
1. Karena sifatnya
Bukan tanah dan tidak mengikuti tanah (pasal 509 dan 510)
Barang bergerak karena sifatnya adalah barang yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan. (509)
Kapal, perahu, sampan tambang, kincir dan tempat penimbunan kayu yang dipasang di perahu atau yang terlepas dan barang semacam itu adalah barang bergerak.(510)
1. Ditentukan UU
Segalah hak pakai dalam benda bergerak (511 KUHPer)
Yang dianggap sebagai barang bergerak karena ditentukan undang-undang adalah: 1. hak pakai hasil dan hak pakai barang-barang bergerak;
2. hak atas bunga yang dijanjikan, baik bunga yang terus-menerus, maupun bunga cagak hidup; 3. perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak; 4. bukti saham atau saham dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan perdagangan atau
persekutuan perusahaan, sekalipun barang-barang bergerak yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan milik persekutuan. Bukti saham atau saham ini dipandang sebagai barang bergerak, tetapi hanya terhadap masing-masing peserta saja, selama persekutuan berjalan;
5. Saham dalam utang negara Indonesia, baik yang terdaftar dalam buku besar, maupun sertifikat, surat pengakuan utang, obligasi atau surat berharga lainnya, berserta kupon atau surat-surat bukti bunga yang berhubungan dengan itu;
6. sero-sero atau kupon obligasi dari pinjaman lainnya, termasuk juga pinjaman yang dilakukan negara-negara asing.
(14)
s
Hubungan orang dengan benda adalah hak kebendaan / Perorangan.
Manusia berhubungan
dengan benda
1. Hak kebendaan (Zakelijkrecht)
Suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung terhadap suatu benda tertentu. Kekuasaan atas sesuatu benda itu dapat dipertahankan terhadap setiap orang.
2. Hak perseorangan (Persoonlijkrecht)
Suatu hak yang memberikan suatu tuntutan atau suatu penagihan terhadap seseorang atau pihak tertentu.
Hak
–
hak kebendaan yang diatur
1. Hak milik: memberikan manfaat atas benda miliknya sendiri.
2. Hak bezit: memberi manfaat atas benda milik orang lain.
3. Hak gadai/hak hipotik: memberi jaminan.
1. Unifikasi : pengaturan ketentuan hukum tertentu untuk semua golongan penduduk. Contoh : UU no.1 th. 1974 tentang perkawinan, UU no.4 th. 1996 tentang hak-hak tanggungan atas tanah, UU no.5 1960 tentang agraria.
4. Asas monogami : asas dimana seorang perempuan mempunyai seorang suami, seorang pria mempunyai seorang istri. KUHPer menggunakan asas monogami mutlak. 1974 asas monogami dengan pengecualian.
5. Perbedaan kuhper dengan 1974: usia, masa idah, usia tanpa wali. 7. Pentingnya pembedaan benda bergerak dan tidak bergerak ada 4.
Hak kebendaan paling kuat adalah hak milik (hak paling sempurna)
Pasal 570 B.W menggambarkan hak eigendom sebagai sesuatu hak yang mempunyai 2 unsur, seperti halnya hak milik hukum adat yaitu,
a. Hak untuk memungut hasil atau kenikmatan sepenuhnya dari suatu barang.
b. Hak untuk menguasai barang itu seluasluasnya seperti menjual, menukarkan, menghamburkan dan lainnya.
Pasal 570 B.W
Hak milik adalah hak untuk menikmati suatu barang secara lebih leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undangundang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu tidak mengurangi kemungkinan pencabutan hak demi kepentingan umum dan penggantian kerugian yang pantas, berdasarkan ketentuanketentuan perundang-undangan.
(15)
Asas kemasyarakatan/fungsi
sosial dari hak milik. Apabila kepentingan umum menghendaki maka
pemerintah dapat mengambil alih dengan ganti rugi
Cara
pemindahan hak milik
Zakelijke overeenkomst: Perbuatan pemindahan hak milik atas benda
Obligatoire oereenkomst: pemindahan obligator tergantung pada sah atau tidaknya.
Cara memperoleh hak eigendom (hak milik) menurut pasal 584 B.W, hanya dapat diperoleh dengan jalan:
Causaal stelsel: tergantung pada perjanjiannya.
Abstract stelsel: terlepas dari sah/tidaknya ketentuan obligator 1. Pengambilan(toeeigening). Contoh: mengambil
ikan disungai.
2. Perlekatan (nafekking). Contoh : perbuatan alam.
3. Lewat waktu (verjaring). Contoh : alat karena sudah lama, alat pembebasan hutang. 4. Pewarisan. Menurut uu: para ahli waris
langsung mendapat harta jika pewaris sudah meninggal. Menurut testament: surat wasiat. Pasal 913 KUHPer.
5. Penyerahan (levering). 1. Acquisitieve Verjaring Adalah
lampau waktu yang menimbulkan hak
2. Inquisitive verjaring adalah karena lewat waktu menyebabkan seseorang
dibebaskan dari suatu penagihan atau tuntutan hukum.
Pengertian Hukum Waris
Peraturan/ketentuan hukum mengatur mengenai kekayaan dari orang meninggal akibat pemindahan kekayaan bagi yang mereka berhak antara mereka dengan mereka dengan pihak ketiga.
Mereka dan mereka : Anak-Anak Pewaris. Pihak Ketiga: Kalo punya hutang.
Teitelike levering merupakan penyerahan secara nyata atau riil
Jurisdiche levering merupakan penyerahan secara formal berupa akta
Cessie merupakan penyerahan piutang atas nama benda tidak terwujud
Bisa menolak warisan dengan alasan : hutang pewaris lebih besar dan memang karena menolak
Pewaris : yang meninggal dengan harta kekayaan Harta waris: orang yang menggantikan kedudukan pewaris mengenai harta kekayaan
Harta warisan Meliputi:
1. Aktiva: Hak (milik atas mobil, rumah, DLL).
(16)
Sistem Pewarisan
Cara untuk mendapat warisan
Menurut UU Testament
1. Keluarga sedarah 2. Tidak selalu
Asas huku waris asas le ort saisit le t
Dengan meninggalnya seseorang (pewaris) seketika itu berpindah hak dan kewajiban kepada ahli warisnya.
Syarat umum pewarisan:
1. Orang yang meninggal (pewaris) 2. Ahli waris
3. Harta warisan
On waardig adalah ahli waris yang berdasarkan keputusn pengadilan tidak berhak sebagai ahli waris (Pasal 838 KUHPer). Disebabkan oleh:
1. Ahli waris tersebut membunuh pewaris/ mencoba mambunuh pewaris.
2. Dengan putusan hakim dipesalahkan karena memfitnah pewaris telah melakukan kejahatan yang diancam 5 tahuna tau lebih
3. Mereka yang telah mencegah pewaris untuk membuat atau mencabut surat wasiatnya baik dengan kekerasan atau perbuatan
4. Yang telah menggelapkan atau merusak surat wasiat pewaris
Ontarfd adalah pemecatan sebagai ahli waris atau juga ahli waris tersebut menolak menerima warisan
Yang tidak berhak atas waris ada 2 golongan
Mereka yang karena jabatannya/ pekerjaannya berhubungan dengan si pewaris
(17)
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut.
Sumber Perikatan
Undang-Undang
Yang lahir dari UU saja
Perikatan-perikatan yang ditimbulkan oleh hubungan kekeluargaan
Ps. 1352 KUHPer
Perikatan yang lahir karena undang-undang, timbul dan undang sebagai undangundang atau dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang.
Yang lahir dari UU karena perbuatan seseorang
Perbuatan yang diperbolehkan / halal (Zaakwaarneming)
Ps. 1354 s/d 1364 Perbuatan yang
melanggar hukum (onrechtmatige daad)
Perikatan yang lahir dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang, muncul dan suatu
perbuatan yang sah atau dan perbuatan yang melanggar hukum. (Ps. 1353)
Ps. 1365 s/d 1416
Perjanjian / Persetujuan Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. (Ps. 1313)
Perikatan dilahirkan karena Undang-Undang
UU menentukan hubungan keluarga menimbulkan hak dan kewajiban.
Orang yang
menimbulkan kerugian pada orang lain.
Mengurus harta orang lain yang ditelantarkan sampai orang bisa mengurus hartanya kembali Perikatan ada pada
(18)
Macam-macam perikatan PERIKATAN BERSYARAT
Apabila digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang (in the future) dan masih belum tentu akan terjadi (still uncertain).
Ada 2 syarat yaitu Peristiwa-peristiwa yang tidak boleh menjadi suatu persyaratan :
1. Yang tidak mungkin terlaksana
2. Yang dilarang oleh UU 3. Yang bertentangan
dengan rasa kesusilaan 4. Yang pelaksanaannya
semata-mata tergantung oleh orang yang terikat SYARAT TANGGUH (Condition Precedent)
Suatu syarat yang menyebabkan lahirnya Perikatan.
Disebut SYARAT TANGGUH karena berlakunya syarat tersebut menangguhkan lahirnya Perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam itu.
Perikatan LAHIR hanya apabila peristiwa yang dimaksud TERJADI dan pada detik terjadinya
peristiwa itu. SYARAT BATAL (Condition Subsequent)
Suatu syarat yang meyebabkan batalnya / berakhirnya perikatan tersebut, ketika peristiwa yang dipersyaratkan itu terjadi. Perikatan itu sudah ada dan terjadinya
persyaratan tersebut justru menyebabkan berakhirnya perikatan itu.
Perikatan dengan ketetapan / ketentuan waktu Tujuannya untuk menentukan waktu
PELAKSANAAN, atau jangka waktu berlakunya, dari sebuah
perjanjian/perikatan.
Tidak menangguhkan lahirnya perjanjian / perikatan (seperti halnya Perikatan bersyarat), tetapi menangguhkan pelaksanaannya saja.
Syarat (waktu)nya bersifat pasti akan terjadi, hanya persoalan kapan (when)?
PERIKATAN ALTERNATIF (mana suka) Disebut juga sebagai Perikatan yang
membolehkan memilh.
Dimana terdapat dua atau lebih prestasi, sedangkan kepada si
berhutang diserahkan yang mana yang akan dia lakukan.
Kecuali ditentukan sebaliknya, hak memilih ada pada si berhutang. PERIKATAN SOLIDER (Tanggung-menanggung)
Beberapa orang bersama-sama (sebagai debitur) berhadapan dengan satu orang (sebagai kreditur), atau berlaku
sebaliknya.
Masing-masing anggota dapat mempunyai kuasa penuh atas hak seluruh anggota; dan dapat juga dituntut untuk
bertanggung jawab penuh atas prestasi/ kewajiban dari keseluruhan kelompoknya.
PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI & TDK DAPAT DIBAGI
Adalah mengenai pemenuhan prestasinya (kewajiban yang diperjanjikan)
Tergantung dari SIFAT barang atau MAKSUD dari perikatannya.
(19)
Pengertian Perjanjian
Menurut Ilmu Hukum (Prof. Subekti)
Menurut Pasal 1313 KUHPer
Perjanjian adalahsuatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Asas-asas hukum perjanjian
1. Asas kebebasan berkontrak
2. asas konsensualitas
3. asas kepribadian
Pasal 1338 KUHPer ayat 1
Pasal 1320
Pasal 1315 dan 1340 KUHPer
4. asas itikad baik 5.asas kekuatan mengikat
Pasal 1338 ayat 3 Pasal 1338 ayat 2
Sahnya perjanjian ada pada pasal 1320 BW
Cakap dan tidak cakapnya seseorang dalam melakukan perjanjian ada pada Pasal 1329 dan pasal 1330
Batas dewasa Ps. 330 (21th/sdh menikah
Perjanjian menjadi cacat apabila:
1. Paksaan 2. kekhilafan 3. penipuan
Sahnya perjanjian:
1. Sepakat mereka yang mengangkat dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Subjektif Objektif
Subjektif : dapat diminta pembatalannya tetap terjadi selama tidak ada pihak yang meminta pembatalan. Objektif: dibatalkan karena hukum, tidak pernah dianggap ada perjanjian tersebut.
(20)
Prestasi
Hal yang harus dilaksanakan
Perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang Perjanjian untuk berbuat sesuatu
Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu Tidak membuat nama perusahaan yg sama Membangun rumah
Jual-beli Pasal 1234 KUHPer.
Sumber perikatan: UU dan perjanjian (1313) Wanprestasi
Kelalaian atau kealpaan seorang Debitur
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi atau dilakukannya (sama sekali tidak melakukan)
2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan (membangun rumah 3 kamar tautaunya 5 kamar)
3. Melaksanakan apa yangdijanjikan tetapi terlambat (6bulan malah lebih bulan)
4. Melakukan sesutau yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan (melakukan yang tidak boleh)
Hukuman /sanksi bagi si berhutang
1. Membayar ganti rugi - Terdiri dari 5 unsur
-Biaya (pengeluaran/pengongkosan satu pihak) -Rugi (kerugian kreditur karena kelalaian debitur)
-Bunga (kehilangan keuntungan yang sudah diperhitungkan) -Pembatasan ganti rugi
- Meliputi kerugian yang dapat diduga
- Merupakan akibat langsung dari wanprestasi -Peratura e ge ai u ga oratoir
Bunga moratoir adalah mencari keuntungam tidak boleh lebih dari 6% 2. Pembatalan perjanjian
3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
Resiko adalah kenyataan memikul kerugian akibat suatu periwtiwa yang tak terduga. Contoh 1460 : tanggungan ada pada pembeli
Perjanjian
1. Perjanjian bernama : tidak terbatas : 1338 ayat 1 2. Perjanjian tidak bernama : tidak terbatas
(21)
Suatu perjanjian ada hak dan kewajiban dalam dua pihak (timbal balik). Contoh: jual-beli
Hanya ada satu hak di satu pihak dan
kewajiban pada pihak lain (perjanjian sepihak). Contoh: hibah
Suatu perikatan yang dibuat oleh kreditur dan debitur secara umum suatu saat akan berakhir dan dengan demikian hapuslah perikatan itu. Hapusnya perikatan menurut pasal:
1. Karena ada pembayaran
2. Adanya consignatie, artinya adalah pembayaran tunai yang diikuti oleh penyimpanan barang atau penitipan barang. Contoh : A meminjam emas kepada B. A membayar seharga emas dulu. B tidak menerima. A membayar melalui pengadilan.
3. Pembaharuan utang (novatie). Perjanjian sebelumnya hangus
4. Adanya kompensasi, berarti perhitungan utang sebelah menyebelah atau perjumpaan utang 5. Pencampuran utang. Kalau kedudukan ahli waris sebagai debitur (menagih diri sendiri) 6. Pembebasan utang.
7. Hapusnya barang yang terutang. Karena bencana alam.
8. Pembatalan perjanjian atau kebatalan. Apabila para pihak meminta pembatalan.
9. Berlakunya suatu syarat pembatalan yang diatur dalam Bab 1 BUKU 3 KUHPer. Pasal 1265 (1) kuhper digantungkan pada suatu peristiwa dalam suatu perjanjian.
(1)
Sistem Pewarisan
Cara untuk mendapat warisan
Menurut UU
Testament
1. Keluarga sedarah 2. Tidak selalu
Asas huku waris asas le ort saisit le t
Dengan meninggalnya seseorang (pewaris) seketika itu berpindah hak dan kewajiban kepada ahli warisnya.
Syarat umum pewarisan:
1. Orang yang meninggal (pewaris) 2. Ahli waris
3. Harta warisan
On waardig adalah ahli waris yang berdasarkan keputusn pengadilan tidak berhak sebagai ahli waris (Pasal 838 KUHPer). Disebabkan oleh:
1. Ahli waris tersebut membunuh pewaris/ mencoba mambunuh pewaris.
2. Dengan putusan hakim dipesalahkan karena memfitnah pewaris telah melakukan kejahatan yang diancam 5 tahuna tau lebih
3. Mereka yang telah mencegah pewaris untuk membuat atau mencabut surat wasiatnya baik dengan kekerasan atau perbuatan
4. Yang telah menggelapkan atau merusak surat wasiat pewaris
Ontarfd adalah pemecatan sebagai ahli waris atau juga ahli waris tersebut menolak menerima warisan
Yang tidak berhak atas waris ada 2 golongan
Mereka yang karena jabatannya/ pekerjaannya berhubungan dengan si pewaris
(2)
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut.
Sumber Perikatan
Undang-Undang
Yang lahir dari UU saja
Perikatan-perikatan yang ditimbulkan oleh hubungan kekeluargaan
Ps. 1352 KUHPer
Perikatan yang lahir karena undang-undang, timbul dan undang sebagai undangundang atau dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang.
Yang lahir dari UU karena perbuatan seseorang
Perbuatan yang diperbolehkan / halal (Zaakwaarneming)
Ps. 1354 s/d 1364 Perbuatan yang
melanggar hukum (onrechtmatige daad)
Perikatan yang lahir dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang, muncul dan suatu
perbuatan yang sah atau dan perbuatan yang melanggar hukum. (Ps. 1353)
Ps. 1365 s/d 1416
Perjanjian / Persetujuan Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. (Ps. 1313)
Perikatan dilahirkan karena Undang-Undang
UU menentukan hubungan keluarga menimbulkan hak dan kewajiban.
Orang yang
menimbulkan kerugian pada orang lain.
Mengurus harta orang lain yang ditelantarkan sampai orang bisa mengurus hartanya kembali Perikatan ada pada
(3)
Macam-macam perikatan PERIKATAN BERSYARAT
Apabila digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang (in the future) dan masih belum tentu akan terjadi (still uncertain).
Ada 2 syarat yaitu Peristiwa-peristiwa yang tidak boleh menjadi suatu persyaratan :
1. Yang tidak mungkin terlaksana
2. Yang dilarang oleh UU 3. Yang bertentangan
dengan rasa kesusilaan 4. Yang pelaksanaannya
semata-mata tergantung oleh orang yang terikat SYARAT TANGGUH (Condition Precedent)
Suatu syarat yang menyebabkan lahirnya Perikatan.
Disebut SYARAT TANGGUH karena berlakunya syarat tersebut menangguhkan lahirnya Perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam itu.
Perikatan LAHIR hanya apabila peristiwa yang dimaksud TERJADI dan pada detik terjadinya
peristiwa itu. SYARAT BATAL (Condition Subsequent)
Suatu syarat yang meyebabkan batalnya / berakhirnya perikatan tersebut, ketika peristiwa yang dipersyaratkan itu terjadi.
Perikatan itu sudah ada dan terjadinya persyaratan tersebut justru menyebabkan berakhirnya perikatan itu.
Perikatan dengan ketetapan / ketentuan waktu Tujuannya untuk menentukan waktu
PELAKSANAAN, atau jangka waktu berlakunya, dari sebuah
perjanjian/perikatan.
Tidak menangguhkan lahirnya perjanjian / perikatan (seperti halnya Perikatan bersyarat), tetapi menangguhkan pelaksanaannya saja.
Syarat (waktu)nya bersifat pasti akan terjadi, hanya persoalan kapan (when)?
PERIKATAN ALTERNATIF (mana suka) Disebut juga sebagai Perikatan yang
membolehkan memilh.
Dimana terdapat dua atau lebih prestasi, sedangkan kepada si
berhutang diserahkan yang mana yang akan dia lakukan.
Kecuali ditentukan sebaliknya, hak memilih ada pada si berhutang.
PERIKATAN SOLIDER (Tanggung-menanggung) Beberapa orang bersama-sama (sebagai
debitur) berhadapan dengan satu orang (sebagai kreditur), atau berlaku
sebaliknya.
Masing-masing anggota dapat mempunyai kuasa penuh atas hak seluruh anggota; dan dapat juga dituntut untuk
bertanggung jawab penuh atas prestasi/ kewajiban dari keseluruhan kelompoknya.
PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI & TDK DAPAT DIBAGI
Adalah mengenai pemenuhan prestasinya (kewajiban yang diperjanjikan)
Tergantung dari SIFAT barang atau MAKSUD dari perikatannya.
(4)
Pengertian Perjanjian
Menurut Ilmu Hukum (Prof. Subekti)
Menurut Pasal 1313 KUHPer
Perjanjian adalahsuatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Asas-asas hukum perjanjian
1. Asas kebebasan berkontrak
2. asas konsensualitas
3. asas kepribadian
Pasal 1338 KUHPer ayat 1
Pasal 1320
Pasal 1315 dan 1340 KUHPer
4. asas itikad baik 5.asas kekuatan mengikat
Pasal 1338 ayat 3 Pasal 1338 ayat 2
Sahnya perjanjian ada pada pasal 1320 BW
Cakap dan tidak cakapnya seseorang dalam melakukan perjanjian ada pada Pasal 1329 dan pasal 1330
Batas dewasa Ps. 330 (21th/sdh menikah
Perjanjian menjadi cacat apabila:
1. Paksaan 2. kekhilafan 3. penipuan
Sahnya perjanjian:
1. Sepakat mereka yang mengangkat dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Subjektif
Objektif
Subjektif : dapat diminta pembatalannya tetap terjadi selama tidak ada pihak yang meminta pembatalan. Objektif: dibatalkan karena hukum, tidak pernah dianggap ada perjanjian tersebut.
(5)
Prestasi
Hal yang harus dilaksanakan
Perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang
Perjanjian untuk berbuat sesuatu
Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu
Tidak membuat nama perusahaan yg sama
Membangun rumah
Jual-beli Pasal 1234 KUHPer.
Sumber perikatan: UU dan perjanjian (1313)
Wanprestasi
Kelalaian atau kealpaan seorang Debitur
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi atau dilakukannya (sama sekali tidak melakukan)
2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan (membangun rumah 3 kamar tautaunya 5 kamar)
3. Melaksanakan apa yangdijanjikan tetapi terlambat (6bulan malah lebih bulan)
4. Melakukan sesutau yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan (melakukan yang tidak boleh)
Hukuman /sanksi bagi si berhutang
1. Membayar ganti rugi - Terdiri dari 5 unsur
-Biaya (pengeluaran/pengongkosan satu pihak) -Rugi (kerugian kreditur karena kelalaian debitur)
-Bunga (kehilangan keuntungan yang sudah diperhitungkan) -Pembatasan ganti rugi
- Meliputi kerugian yang dapat diduga
- Merupakan akibat langsung dari wanprestasi -Peratura e ge ai u ga oratoir
Bunga moratoir adalah mencari keuntungam tidak boleh lebih dari 6% 2. Pembatalan perjanjian
3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
Resiko adalah kenyataan memikul kerugian akibat suatu periwtiwa yang tak terduga. Contoh 1460 : tanggungan ada pada pembeli
Perjanjian
1. Perjanjian bernama : tidak terbatas : 1338 ayat 1 2. Perjanjian tidak bernama : tidak terbatas
(6)
Suatu perjanjian ada hak dan kewajiban dalam dua pihak (timbal balik). Contoh: jual-beli
Hanya ada satu hak di satu pihak dan
kewajiban pada pihak lain (perjanjian sepihak). Contoh: hibah
Suatu perikatan yang dibuat oleh kreditur dan debitur secara umum suatu saat akan berakhir dan dengan demikian hapuslah perikatan itu. Hapusnya perikatan menurut pasal:
1. Karena ada pembayaran
2. Adanya consignatie, artinya adalah pembayaran tunai yang diikuti oleh penyimpanan barang atau penitipan barang. Contoh : A meminjam emas kepada B. A membayar seharga emas dulu. B tidak menerima. A membayar melalui pengadilan.
3. Pembaharuan utang (novatie). Perjanjian sebelumnya hangus
4. Adanya kompensasi, berarti perhitungan utang sebelah menyebelah atau perjumpaan utang 5. Pencampuran utang. Kalau kedudukan ahli waris sebagai debitur (menagih diri sendiri) 6. Pembebasan utang.
7. Hapusnya barang yang terutang. Karena bencana alam.
8. Pembatalan perjanjian atau kebatalan. Apabila para pihak meminta pembatalan.
9. Berlakunya suatu syarat pembatalan yang diatur dalam Bab 1 BUKU 3 KUHPer. Pasal 1265 (1) kuhper digantungkan pada suatu peristiwa dalam suatu perjanjian.