Implementasi Kurikulum 2013 dengan Pendidikan Karakter dalam

60 kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. terkait fenomena dan kejadian tampak mata. teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian. teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. 4.Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 61 2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter di Sekolah Dharma Kesuma mendefinisikan pembelajaran dalam pendidikan karakter yaitu pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku secara utuh yang didasarkan atau dirujuk pada suatu nilai. Kegiatan penguatan dan pengembangan didasarkan pada suatu nilai yang dirujuk. Artinya, proses pendidikan karakter adalah proses yang terjadi karena didesain secara sadar, bukan suatu kebetulan. 82 Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran. Di samping silabus, pemerintah juga sudah membuat buku panduan, baik panduan guru maupun panduan peserta didik, yang pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan pendampingan. 83 Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan RPP adalah program guru mengajar. 84 82 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, ibid, h. 110. 83 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 181. 84 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ibid, h. 174. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 62 Tabel 2.3 contoh Silabus KOMPETENSI DASAR KD MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN 1.1 Menghayati hikmah zakat 2.1 Membiasakan sikap dermawan sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah zakat 3.1 Menganalisis ketentuan pelaksanaan zakat 4.1 Mendemonstra sikan pelaksanaan zakat Sucikan Harta Dengan Zakat 1 MENGAMATI Peserta didik mengamati gambar atau video tentang ketentuan dan tata cara zakat yang ditampilkan di LCD Proyektor. 2 MENANYA 1. Peserta didik memberi tanggapan tentang gambar atau video tentang ketentuan dan tata cara zakat yang ditampilkan di LCD Proyektor. 2. Peserta didik melalui stimulus guru menanyakan ketentuan dan tata cara zakat. 3 MENGEKSPLORASI Peserta didik mencari informasi tentang ketentuan dan tata cara zakat dari berbagai sumber, baik media cetak maupun media elektronik. 4 MENGASOSIASI 1. Peserta didik mendiskusikan ketentuan dan tata digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 63 cara zakat secara berkelompok. 2. Peserta didik membuat kesimpulan tentang ketentuan dan tata cara zakat. 5 MENGKOMUNIKASI Peserta didik menyajikan data dari berbagai sumber tentang ketentuan dan tata cara zakat. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 64 Tabel 2.4 Bentuk format komponen-komponen RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah: Mata pelajaran: KelasSemester: Alokasi Waktu: A. Kompetensi Inti KI B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 D. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: ...JP a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti  Mengamati  Menanya  Mengumpulkan informasimencoba  Menalarmengasosiasi  Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: ...JP a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti  Mengamati  Menanya  Mengumpulkan informasimencoba  Menalarmengasosiasi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 65  Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya. F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Mediaalat 2. Bahan 3. Sumber Belajar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 66 3. Melasanakan Pembelajaran Pembentukan Kompetensi dan Karakter Pada umumnya, kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup. a. Kegiatan awal atau pembukaan Kegiatan awal atau pembukaan pembelajaran berbasis kompetensi dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 mencakup pembinaan keakraban dan pre-test. Pembinaan keakraban perlu dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pembentukan kompetensi peserta didik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru sebagai fasilitator dan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik. Tahap pembinaan keakraban ini bertujuan untuk mengkondisikan para peserta didik agar mereka siap melakukan kegiatan belajar. Setelah pembinaan keakraban, kegiatan dilakukan dengan pre-tes. Pretes memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. 85 85 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 125-126. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 67 b. Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter 86 Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta didik,serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru dalam melibatkan diri untuk membentuk kompetensi dan karakter, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran. Pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. Pembentukan kompetensi dan karakter ini ditandai keikutsertaan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran participative teaching and learning, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam menyelenggerakan program pembelajaran. Dalam 86 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 127-128. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 68 pembentukan karakter dan kompetensi perlu diusahakan untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin. c. Kegiatan akhir atau penutup Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. 87 Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakukan dengan memberikan tugas, dan post test. Tugas ini bisa merupakan pengayaan dan remidial terhadap kegiatan inti pembelajaran atau pembentukan kompetensi. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas modul, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik. 88 4. Penilaian Karakter 89 Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. 87 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ibid, h. 180. 88 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 129. 89 Ibid., h. 146-148. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 69 Tabel 2.5 Contoh format penilaian karakter. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Jenis Karakter Jenis Penilaian Aspek yang Dinilai Contoh Soal Ket Format tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan karakter yang akan dinilai, dan jenis penilaian yang digunakan. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa penilaian yang dilakukan harus mampu mengukur karakter yang harus diukur. Lebih dari itu, hasil penilaian harus dapat digunakan untuk memprediksi karakter peserta didik, terutama dalam penyelesaian pendidikan, dan kehidupannya di masyarakat kelak. Selain format diatas penilaian karakter juga bisa dilakukan sebagai berikut. Tabel 2.6 penilaian karakter Jenis Karakter Indikator Perilaku Bertanggung Jawab a. Melaksanakan kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Mentaati tata tertib sekolah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 70 d. Memelihara fasilitas sekolah e. Menjaga kebersihan lingkungan Percaya Diri a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan e. Berpenampilan tenang Saling Menghargai a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama e. Membantu orang lain Bersikap santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain d. Menjaga ketertiban e. Berbicara dengan tenang Kompetitif a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 71 berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu e. Tampil beda dan unggul Jujur a. Mengemukakan apa adanya b. Berbicara secara terbuka c. Menunjukkan fakta yang sebenarnya d. Menghargai data e. Mengakui kesalahannya 5. Model Pembelajaran Berkarakter 90 a. Pembiasaan Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan dalam pendidikan hendaknya dimulai sedini mungkin. Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat, tatkala mereka berumur tujuh tahun. 90 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h. 165-174. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72 “Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. HR. Abu Dawud Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal dengan istilah operan conditioning, mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas, jujur, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, pembiasaan peserta didik untuk berperilaku baik perlu ditunjang oleh keteladanan guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu pada hakikatnya metode atau model pembiasaan dalam pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dari keteladanan. Disana ada pembiasaan disana ada keteladanan, dan sebaliknya disana ada keteladanan disana ada pembiasaan, yang nantinya akan membentuk karakter. 91 b. Keteladanan Dalam pendidikan karakter pribadi guru akan menjadi teladan, diteladani, atau keteladanan bagi para peserta didik. Keteladanan guru sangat besar pengaruhnya terhadap 91 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h. 165-169. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 73 pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Keteladanan ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia SDM, serta menyejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan karakter dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi setiap peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Oleh karena itu, tugas guru adalah menjadikan peserta didik sebagai peserta didik, sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, bukan memaksakan kehendak. 92 Di dalam Islam, keteladanan bukanlah hanya semata persoalan mempengaruhi orang lain dengan tindakan, melainkan sebuah keharusan untuk melakukan tindakan itu yang berhubungan langsung secara spiritual dengan Allah SWT. 92 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.169-172. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 74 Karenanya, tidak adanya contoh keteladanan akan mengakibatkan kemurkaan dari Allah SWT 93 , sebagaimana firman Allah. َ َ ي ا ي أ َٱ َ يَِ َ َ ا هن ما ء َ َ ِل َ َ ن هل هق ت َ ا م َ َ ل َ َ ف ت َ ن ه ع َ َ َ هب ك َ َ ق م اًت َ َِع َ دن َٱ َِّ َ ن أ َ َ ا هل هق ت َ ا م َ َ ل َ َ ف ت َ ن ه ع َ َ َ Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Q.S. Ash. Shaff 61: 2-3 c. Pembinaan Disiplin Peserta Didik Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, guru harus mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama disiplin diri self-discipline. Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Diantara pembiasaan yang bisa dilakukan di sekolah adalah disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum ramah pada orang, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas sehari-hari. Perlu diingat bahwa ketika melakukan proses pembiasaan, disiplin, dan keteladanan harus konsisten dan 93 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa, Jakarta: Erlangga, 2012, h.13. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 75 berkesinambungan, jangan kadang dilakukan kadang tidak. Hal itu akan mempersulit keberhasilan pendidikan karakter. 94 d. CTL Contextual Teaching and Learning CTL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan pendidikan karakter di sekolah. Dengan kata lain, CTL dapat dikembangkan menjadi salah satu model pembelajaran berkarakter, karena dalam pelakasanaannya lebih menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya setiap karakter peserta didik. Dalam pendidikan karakter, lingkungan belajar memiliki peran yang sangat penting, terutama 94 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.172-174. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 76 dalam mengembangkan dan membentuk pribadi peserta didik secara optimal. 95 Selain itu, indikator keberhasilan program pendidikan karkter di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari- hari yang tampak dalam setiap aktivitas sebagai berikut: kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatanketelitian, dan komitmen. 96 95 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.174-175. 96 Ibid., h. 12 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 77

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 97 Jadi, metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab masalah yang dihadapai. 98 Berdasarkan jenis data dan pengolahannya secara umum, penelitian dapat dibedakan atas penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi stau sampel tertentu, tekik pengambilan sampel pada umumya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber 97 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 3. 98 Sukidin dan Mundir, Metode Penelitian, Surabaya: Insan Cendikia, 2005, h. 75. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 78 data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. 99 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif ini melakukan analisis data secara induktif, dan juga lebih memberikan penekanan pada makna data dibalik yang teramati. Penelitian kulitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. 100 Dengan demikian peneliti akan mendeskripsikan data-data yang ada di lapangan dalam bentuk deskriptif baik itu yang tertulis ataupun dalam bentuk lisan terkait masalah yang akan diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi untuk penelitian di SMP Islam Sidoarjo yang beralamat di Jalan Pahlawan III Sidoarjo.

C. Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah 99 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ibid, h. 14-15. 100 Ibid., h. 21. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 79 data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, jenis data dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. 101 Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata – kata yang diucapkan secara lisan, gerak – gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. 102 Dalam hal ini, yang menjadi sumber data primer peneliti adalah keaadaan lingkungan SMP Islam Sidoarjo dalam artian baik keadaan pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun diluar proses pembelajaran, untuk mengetahui bagaimana kepribadian siswa di SMP Islam dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kurikulum 2013. 101 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 157. 102 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013, h. 172. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 80 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari segala bentuk dokumen berupa tulisan maupun foto. 103 Data ini berfungsi sebagai pelengkap yang mendukung hasil penelitian. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah profil SMP Islam Sidoarjo yang meliputi kondisi lingkungan sekolah, data sarana dan prasarana, foto kegiatan sekolah baik pada saat proses pembelajaran ataupun diluar proses pembelajaran, data guru dan karyawan sekolah, data siswa, dan lain sebagainya yang dimana data tersebut sebagai pelengkap hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarka data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dengan teknik observasi, data yang diperoleh adalah mengenai keadaan lingkungan sekolah SMP Islam Sidoarjo yang meliputi kegiatan pendidik dan peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung ataupun diluar proses pembelajaran. 103 Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2015, h. 70. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 81 2. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi lisan antara dua orang untuk mencari informasi dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu sesuai dengan tujuan tertentu. Adapun data yang ingin diperoleh dari teknik wawancara adalah tentang penerapan pendidikan karakter Kurikulum 2013 dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Islam Sidoarjo. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan eristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian observasi atau wawancara, akan lebih kredibel dapat dipercaya kalau didukung apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, maka peneliti dapat memperoleh data tentang latar belakang sekolah, struktur organisasi sekolah, data tentang guru, dan hal-hal lain yang relevan. Metode ini digunakan untuk melengkapi hasil penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di SMP Islam Sidoarjo.”