Implementasi Kurikulum 2013 dengan Pendidikan Karakter dalam
60
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
yang tampak mata. terkait
fenomena dan
kejadian tampak mata. teknologi, seni, budaya
terkait fenomena
dan kejadian.
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan
kejadian. Memiliki kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan
sumber lain sejenis.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah
konkret menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat dan
ranah abstrak
menulis, membaca,
menghitung, menggambar,
dan mengarang
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandangteori.
4.
Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah
konkret menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat dan
ranah abstrak
menulis, membaca,
menghitung, menggambar,
dan mengarang
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandangteori. 4.Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam
ranah konkret
menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi,
dan membuat
dan ranah
abstrak menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandangteori.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter di Sekolah
Dharma Kesuma
mendefinisikan pembelajaran
dalam pendidikan karakter yaitu pembelajaran yang mengarah pada
penguatan dan pengembangan perilaku secara utuh yang didasarkan atau dirujuk pada suatu nilai. Kegiatan penguatan dan pengembangan
didasarkan pada suatu nilai yang dirujuk. Artinya, proses pendidikan karakter adalah proses yang terjadi karena didesain secara sadar, bukan
suatu kebetulan.
82
Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum
wilayah, sehingga
guru tinggal
mengembangkan rencana
pembelajaran. Di samping silabus, pemerintah juga sudah membuat buku panduan, baik panduan guru maupun panduan peserta didik, yang
pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan pendampingan.
83
Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan
RPP adalah program guru mengajar.
84
82
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, ibid, h. 110.
83
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 181.
84
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ibid, h. 174.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
Tabel 2.3 contoh Silabus
KOMPETENSI DASAR KD
MATERI POKOK
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.1 Menghayati
hikmah zakat 2.1
Membiasakan sikap
dermawan sebagai
implementasi dari
pemahaman tentang
hikmah zakat
3.1 Menganalisis
ketentuan pelaksanaan
zakat
4.1 Mendemonstra
sikan pelaksanaan
zakat
Sucikan Harta Dengan Zakat
1 MENGAMATI
Peserta didik mengamati gambar
atau video
tentang ketentuan dan tata cara zakat yang
ditampilkan di
LCD Proyektor.
2 MENANYA
1. Peserta
didik memberi tanggapan
tentang gambar atau video
tentang ketentuan dan tata
cara zakat
yang ditampilkan di LCD
Proyektor. 2.
Peserta didik melalui stimulus
guru menanyakan
ketentuan dan tata cara zakat.
3 MENGEKSPLORASI
Peserta didik mencari informasi tentang
ketentuan dan tata cara zakat dari berbagai
sumber, baik media cetak maupun media
elektronik.
4 MENGASOSIASI
1. Peserta
didik mendiskusikan
ketentuan dan tata
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
cara zakat
secara berkelompok.
2. Peserta
didik membuat kesimpulan
tentang ketentuan dan tata cara zakat.
5 MENGKOMUNIKASI
Peserta didik menyajikan data
dari berbagai
sumber tentang ketentuan dan tata cara zakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
Tabel 2.4 Bentuk format komponen-komponen RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Sekolah: Mata pelajaran:
KelasSemester: Alokasi Waktu:
A. Kompetensi Inti KI
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.
Indikator KD pada KI-1
2.
Indikator KD pada KI-2
3.
Indikator KD pada KI-3
4.
Indikator KD pada KI-4 D.
Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal,
materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial
E. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan Pertama: ...JP
a.
Kegiatan Pendahuluan
b.
Kegiatan Inti
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasimencoba
Menalarmengasosiasi
Mengomunikasikan
c.
Kegiatan Penutup
2.
Pertemuan Kedua: ...JP
a.
Kegiatan Pendahuluan
b.
Kegiatan Inti Mengamati
Menanya Mengumpulkan
informasimencoba Menalarmengasosiasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
Mengomunikasikan
c.
Kegiatan Penutup
3.
Pertemuan seterusnya. F.
Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1.
Teknik penilaian
2.
Instrumen penilaian a.
Pertemuan Pertama b.
Pertemuan Kedua c.
Pertemuan seterusnya
3.
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan
penilaian.
G. Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar
1.
Mediaalat
2.
Bahan
3.
Sumber Belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
3. Melasanakan Pembelajaran Pembentukan Kompetensi dan
Karakter Pada umumnya, kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal
atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.
a. Kegiatan awal atau pembukaan
Kegiatan awal atau pembukaan pembelajaran berbasis kompetensi dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013
mencakup pembinaan keakraban dan pre-test. Pembinaan keakraban
perlu dilakukan
untuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif bagi pembentukan kompetensi
peserta didik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru sebagai fasilitator dan peserta didik serta antara peserta
didik dengan peserta didik. Tahap pembinaan keakraban ini bertujuan untuk mengkondisikan para peserta didik agar mereka
siap melakukan kegiatan belajar. Setelah pembinaan keakraban, kegiatan dilakukan dengan pre-tes. Pretes memegang peranan
yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
85
85
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 125-126.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
b. Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter
86
Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk
membentuk kompetensi dan karakter peserta didik,serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas
materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru
dalam melibatkan diri untuk membentuk kompetensi dan karakter, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan
pembelajaran. Pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif. Pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat
secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. Pembentukan kompetensi dan karakter ini ditandai keikutsertaan peserta didik
dalam pengelolaan pembelajaran participative teaching and learning, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka
dalam menyelenggerakan program pembelajaran. Dalam
86
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 127-128.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
pembentukan karakter dan kompetensi perlu diusahakan untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin.
c. Kegiatan akhir atau penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan
bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti.
87
Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakukan dengan memberikan
tugas, dan post test. Tugas ini bisa merupakan pengayaan dan remidial terhadap kegiatan inti pembelajaran atau pembentukan
kompetensi. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas modul, hasil tes, dan ulangan
dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik.
88
4. Penilaian Karakter
89
Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah
diikutinya.
87
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, ibid, h. 180.
88
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ibid, h. 129.
89
Ibid., h. 146-148.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
Tabel 2.5 Contoh format penilaian karakter.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Jenis Karakter
Jenis Penilaian
Aspek yang
Dinilai Contoh
Soal Ket
Format tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan karakter yang akan dinilai, dan jenis penilaian yang digunakan. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah bahwa penilaian yang dilakukan harus mampu mengukur karakter yang harus diukur. Lebih dari itu, hasil penilaian
harus dapat digunakan untuk memprediksi karakter peserta didik, terutama dalam penyelesaian pendidikan, dan kehidupannya di
masyarakat kelak. Selain format diatas penilaian karakter juga bisa dilakukan sebagai berikut.
Tabel 2.6 penilaian karakter Jenis Karakter
Indikator Perilaku Bertanggung Jawab
a. Melaksanakan kewajiban
b. Melaksanakan tugas sesuai
dengan kemampuan c.
Mentaati tata tertib sekolah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
d. Memelihara fasilitas
sekolah e.
Menjaga kebersihan lingkungan
Percaya Diri a.
Pantang menyerah b.
Berani menyatakan pendapat
c. Berani bertanya
d. Mengutamakan usaha
sendiri daripada bantuan e.
Berpenampilan tenang Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan
pendapat b.
Memaklumi kekurangan orang lain
c. Mengakui kelebihan orang
lain d.
Dapat bekerjasama e.
Membantu orang lain Bersikap santun
a. Menerima nasihat guru
b. Menghindari permusuhan
dengan teman c.
Menjaga perasaan orang lain
d. Menjaga ketertiban
e. Berbicara dengan tenang
Kompetitif a.
Berani bersaing b.
Menunjukkan semangat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
berprestasi c.
Berusaha ingin lebih maju d.
Memiliki keinginan untuk tahu
e. Tampil beda dan unggul
Jujur a.
Mengemukakan apa adanya
b. Berbicara secara terbuka
c. Menunjukkan fakta yang
sebenarnya d.
Menghargai data e.
Mengakui kesalahannya
5. Model Pembelajaran Berkarakter
90
a.
Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.
Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan dalam pendidikan
hendaknya dimulai
sedini mungkin.
Rasulullah SAW
memerintahkan kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat, tatkala
mereka berumur tujuh tahun.
90
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h. 165-174.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
“Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila
meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan
pisahkanlah tempat tidur mereka”. HR. Abu Dawud Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan
dikenal dengan istilah operan conditioning, mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar,
bekerja keras, ikhlas, jujur, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, pembiasaan peserta didik untuk berperilaku baik perlu ditunjang
oleh keteladanan guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu pada hakikatnya metode atau model pembiasaan dalam pendidikan
karakter tidak dapat dipisahkan dari keteladanan. Disana ada pembiasaan disana ada keteladanan, dan sebaliknya disana ada
keteladanan disana ada pembiasaan, yang nantinya akan membentuk karakter.
91
b.
Keteladanan
Dalam pendidikan karakter pribadi guru akan menjadi teladan, diteladani, atau keteladanan bagi para peserta didik.
Keteladanan guru
sangat besar
pengaruhnya terhadap
91
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h. 165-169.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Keteladanan ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan
Sumber Daya
Manusia SDM,
serta menyejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah
bagaimana dia
menjadikan pembelajaran
sebagai ajang
pembentukan karakter dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi setiap peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup
pribadinya sendiri. Oleh karena itu, tugas guru adalah menjadikan peserta didik sebagai peserta didik, sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang dimilikinya, bukan memaksakan kehendak.
92
Di dalam Islam, keteladanan bukanlah hanya semata persoalan mempengaruhi orang lain dengan tindakan, melainkan
sebuah keharusan untuk melakukan tindakan itu yang berhubungan langsung secara spiritual dengan Allah SWT.
92
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.169-172.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
Karenanya, tidak adanya contoh keteladanan akan mengakibatkan kemurkaan dari Allah SWT
93
, sebagaimana firman Allah.
َ َ ي
ا ي أ
َٱ َ يَِ
َ َ ا هن ما ء
َ َ ِل
َ َ ن هل هق ت
َ ا م
َ َ
ل َ
َ ف ت َ ن ه ع
َ َ
َ هب ك َ
َ ق م اًت
َ َِع
َ دن َٱ
َِّ َ
ن أ
َ َ ا هل هق ت
َ ا م
َ َ
ل َ
َ ف ت َ ن ه ع
َ َ
َ
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Q.S. Ash. Shaff 61: 2-3
c.
Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, guru harus mampu menumbuhkan disiplin peserta didik, terutama
disiplin diri self-discipline. Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan
standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
Diantara pembiasaan yang bisa dilakukan di sekolah adalah disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum
ramah pada orang, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas sehari-hari. Perlu diingat bahwa ketika melakukan proses
pembiasaan, disiplin, dan keteladanan harus konsisten dan
93
Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa, Jakarta: Erlangga, 2012, h.13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
berkesinambungan, jangan kadang dilakukan kadang tidak. Hal itu akan mempersulit keberhasilan pendidikan karakter.
94
d.
CTL Contextual Teaching and Learning
CTL merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan
pendidikan karakter di sekolah. Dengan kata lain, CTL dapat dikembangkan
menjadi salah
satu model
pembelajaran berkarakter, karena dalam pelakasanaannya lebih menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik
mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan
menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya
setiap karakter peserta didik. Dalam pendidikan karakter, lingkungan belajar memiliki peran yang sangat penting, terutama
94
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.172-174.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
dalam mengembangkan dan membentuk pribadi peserta didik secara optimal.
95
Selain itu, indikator keberhasilan program pendidikan karkter di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-
hari yang tampak dalam setiap aktivitas sebagai berikut: kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian,
kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatanketelitian, dan komitmen.
96
95
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ibid, h.174-175.
96
Ibid., h. 12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77