70
C. Tinjauan Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Sebelum menuju ke pengertian pendidikan karakter terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian pendidikan. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
79
Pendidikan yang baik tidak terlepas dari seorang pendidik atau guru. Oleh karenanya diperlukan
profesionalisme dalam mengajar. Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
80
Menurut Bukhori sebagaimana dikutip Trianto dalam bukunya Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik,
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan saja, akan tetapi untuk
menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
79
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,Sistem Pendidikan Nasional,Pasal 1, ayat 1
80
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2011, hal. 2-3
71
sehari-hari.
81
Maka pendidikan merupakan suatu wadah yang dapat membina karakter anak bangsa mulai sejak dini. Dengan pendidikan
seseorang akan lebih siap dalam menghadapi situasi apapun pada dirinya, masyarakat, bangsa, Negara dan agama. tidak akan terombang-ambing oleh
pernyataan-pernyataan orang lain dalam menanggapi sesuatu. Karakter seperti inilah yang harus di pupuk, agar jati diri anak bangsa Indonesia bisa
menjadi jati diri yang mandiri, professional dan berakhlakul karimah. Pendidikan tidak hanya pendidikan umum saja yang mempelajari ilmu
eksak, akan tetapi tetap di imbangi dengan pendidikan agama. Seperti
yang dikemukakan oleh Achmad Patoni “Pendidikan agama adalah usaha untuk membimbing ke arah pertumbuhan kepribadian peserta
didik secara sisitematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam sehingga terjalin kebahagian dunia dan di akhi
rat”.
82
Jadi selain ilmu umum, ilmu agama pun wajib di cari dan di pelajari agar seimbang
selamat di dunia dan di akhirat. Kata “karakter” mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli.
Menurut Poerwadarminta, “kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain
”.
83
Menurut Doni Koesoema, “karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakeristik atau gaya atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
81
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hal. 1
82
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina Ilmu,2015,hal . 15
83
Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter; Panduan Lengkap Mendidik karakter Anak di Sekolah, Madrasah, dan Rumah. Jakarta: As-Prima Pustaka, 2012, hal. 13
72
dari lingkungannya”.
84
Menurut zubaedi, “bahwa karakter adalah sifat yang
mantap, stabil, khusus yang melekat dalam pribadi seseorang yang membuatnya bersikap dan bertindak secara spontan, tidak dapat dipengaruhi
oleh keadaan dan tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu ”.
85
Dan dicatat oleh Muhyidin Albaboris dalam bukunya berjudul Mendidik
Generasi Bangsa Perspektif Pendidikan Karakter, bahwa: Karakter identik dengan akhlak dalam pengertian yang dirumuskan
oleh Imam al-Ghazali dalam karyanya yang fenomenal, Ihya Ulumuddin. Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu
keadaan dalam jiwa, yang mana dari situ muncul perbuatan- perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun
pemahaman yang mendalam. Dalam kaitan ini, kita mengenal akhlak yang terpuji akhlakul karimah dan akhlak yang tercela akhlaqul
mazmumah. Akhlak terpuji adalah karakter baik yang tertanam dalam jiwa seseorang, yang darinya muncul kebiasaaan-kebiasaan
baik secara spontan, sedangkan akhlak tercela adalah karakter jelek yang tertanam dalam jiwa seseorang yang darinya muncul
kebiasaan-
kebiasaan buruk secara spontan. … seperti halnya akhlak, karakter bersifat netral. Artinya, karakter masih merupakan potensi
yang tersembunyi, dan ia akan tumbuh menjadi positif dan negative tergantung pada faktor-faktor pembentukknya.
86
Menurut Novan Ardy Wiyani dalam bukunya berjudul Pendidikan
Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, bahwa: Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri, sesame,lingkungan,maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insane kamil.
87
84
Doni Kuesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global . Jakarta: Grafindo,2010, hal. 80
85
Syarbini, Buku Pintar Pendidikan …, hal . 17-18
86
Muhyidin Albaboris, Mendidik Generasi Bangsa Perspektif Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madan, Anggota IKAPI,2012 ,hal.44-45
87
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. Yogyakarta: Teras,2012, hal. 13
73
Dari pendapat para pakar tentang karakter di atas, maka dapat dipahami bahwa karakter merupakan sifat yang di miliki setiap individu,
antara individu satu dengan lainnya tidak memiliki sifat, watak dan kepribadian yang sama. Dengan karakter akan menujukkan siapa individu
tersebut, sejauh mana pengetahuan yang dimiliki, dan seberapa bijak seseorang itu dalam bertindak. Itu semua sangat berpengaruh terhadap
proses yang dilalui individu itu sendiri, melalui pendidikan dari keluarganya, lingkungannya, pendidikannya serta terhadap pengalaman-
pengalamannya missal dengan berorganisasi maupun dengan pengalaman yang lain. Dalam hal ini, pendidikan sangat berperan penting dalam
pembentukan karakter seseorang. Dicatat oleh Muhammad Fadilah dan Lilif Mualifatu Khorida,
bahwa: Pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education kata dasar
educate atau bahasa latinnya educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam; mendidik;melaksanakan hukum kegunaan. Ada pula
yang mengatakan bahwa kata education berasal dari bahasa latin educare yang memiliki konotasi melatih atau menjinakkan seperti
dalam konteks manusia melatih hewan-hewan yang liar menjadi semakin jinak sehingga bisa diternakkan, dan menyuburkan
membuat tanah lebih menghasilkan banyak buah berlimpah karena tanahnya telah digarap dan diolah. Menurut konsep ini pendidikan
merupakan
sebuah proses
membantu menumbuhkan,
mengembangkan , mendwasakan, membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata;semacam proses penciptaan sebuah
kultur dan tata keteraturan dalam diri sendiri maupun diri orang lain.
88
88
Muhammad Fadilah dan Lilif Mualifatul Khorida,Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep Aplikasinya dalam PAUD, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013, hal. 16-17
74
Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara individu dan sosial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan
kebebasan individu itu sendiri.
89
Menurut Fakrur Rozi bahwa Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek
kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri peserta didik, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-
sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik.
90
Sejalan dengan itu, Pendidikan karakter juga diartikan sebagai upaya penanaman
kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya.
91
Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa, pendidikan karakter adalah suatu usaha dalam
menanamkan dan mengembangkan karakter seseorang tidak hanya dalam ranah kognitif saja, hanya diberikan pelajaran-pelajaran bersifat teori di
dalam kelas akan tetapi juga penanaman perilaku terpuji yang di aplikasikan dalam tindakan sehari-hari. Harapannya agar menjadi insan kamil,
seseorang yang berpendidikan, berpotensi serta berakhlakul karimah. Pembentukan karakter juga tidak lepas dari peran guru, karena segala
sesuatu yang dilakukan oleh guru mampu mempengaruhi karakter peserta
89
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grafindo, 2010,hal. 194
90
Fakrur Rozi, Model Pendidikan Karakter dan Moralitas Siswa di Sekolah Islam Modern; Studi pada SMP Pondok Pesantren Selamat Kendal, Semarang, IAIN Walisongo, 2012, hal. 6
91
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 17.
75
didik. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
92
2. Tujuan Pendidikan Karakter