4 prioritas global. Rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang, apabila lebih mutu
informasi harus diperbaiki, dengan cara merancang ulang matriks berpasangan.
3. Metode Penelitian
Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan AHP dalam menentukan Sistem penentuan prioritas tanam berdasarkan literatur dan teori
pendukung pada bagian sebelumnya.
Gambar 1 Tahapan AHP
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi tentang konsep tanaman pangan. Data yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari tiga yaitu data primer, dan hasil wawancara. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi tanaman pangan dan sayur-
sayuran yang bersumber dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang, data iklim curah hujan yang bersumber dari BMKG, dan data harga jual tanaman
pangan dan sayur-sayuran yang bersumber Perusahaan Daerah Pasar. Ketiga data primer ini dikumpulkan dalam kurun waktu tiga tahun yaitu 2009-2011 dan
berfokus pada Kecamatan Maulafa yang digunakan sebagai objek penelitian. Jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang digunakan sebagai objek data penelitian
terdiri dari 20 yaitu padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, talas, kubis, sawi, cabe besar, cabe rawit, tomat, terung, buncis,
ketimun, kangkung, bayam, wortel dan bawang merah. Dari ke-20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang dipakai sebagai sampel penelitian merupakan
tanaman yang sering dikelola oleh pertanian di Kota Kupang. Untuk mengetahui kebutuhan pasar perbulan akan dilakukan wawancara dengan pengawai PD Pasar
dan 12 pedangang di pasar kasih yang menjadi pusat pasar di Kota Kupang.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan survei lapangan untuk mengetahui pola tanam yang sudah dilakukan petani pada lahan pertanian masing-masing. Dari
data primer yang didapatkan dari beberapa instasi, ditentukan beberapa kriteria dan alternatif untuk dianalisis dalam proses AHP, kriteria-kriteria tersebut disusun
dalam bentuk hirarki Decomposition. Tujuan sistem penentuan prioritas tanam ditentukan berdasarkan tiga periode tanam di Kota Kupang. Untuk kriteria dibagi
AHP
Sistem Penentuan Prioritas Tanaman
Decomposition Comparative Judgments
Logical Consistency
5 menjadi dua faktor pemodelan yaitu faktor potensi hidup tanaman dan faktor yang
mempengaruhi produktivitas tanaman. Faktor potensi tanam terdiri dari dua yaitu umur tanaman, dan kebutuhan air hujan. Faktor kedua produktivitas tanam yang
terdiri dari kebutuhan pasar dan harga jual tanaman akan menjadi faktor pendukung yang apabila dikombinasikan dengan faktor potensi tanam akan
menghasilkan pola tanam yang baru dan lebih efektif. Faktor lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produksi tanaman per hektar yang merupakan faktor
internal yang sudah dilakukan per tiga periode tanam. Pada level alternatif terdapat 20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang tentukan berdasarkan
data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, dimana 20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran tersebut merupakan tanaman yang sering dikelola petani Kota
Kupang.
Sistem penentuan prioritas tanam dibagi menjadi 3 periode dimana periode 1 adalah periode tanam dari bulan november sampai dengan bulan februari, periode
2 adalah periode tanam dari bulan maret sampai dengan bulan juni dan periode 3 adalah periode tanam dari bulan juli sampai dengan bulan oktober. Perbedaan
ketiga periode tanam tersebut yaitu pada faktor anomali iklim khususnya curah hujan per tahun. Pada periode 1 merupakan musim hujan dan memiliki kandungan
air dalam tanah yang banyak, periode 2 merupakan peralihan musim hujan ke musim kemarau dimana kandungan air dalam tanah mencukupi untuk beberapa
jenis tumbuhan. Sedangkan periode 3 adalah musim kemarau dan memiliki kandungan air tanah yang sedikit.
Gambar 2 Hirarki Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3
Setelah ditentukan hirarki AHP, langkah selanjutnya yaitu menetukan skala matriks perbandingan berpasangan dengan skala yang sudah ditentukan Saaty
1993. Menentukan skala untuk matriks perbandingan berpasangan per kategori yaitu dengan cara wawancara para ahli dibidang Pertanian dan berpatokan pada
data primer yang ada Comparative Judgments. Setelah menentukan skala matriks perbandingan berpasangan langkah selanjutnya yaitu menjumlah matriks
kolom dari matriks berpasangan yang sudah ditentukan Tabel 1.
Cabe besar Cabe Rawit
Tomat Terung
Buncis Ketimun
Kangkung Bayam
Wortel Bawang Merah
Padi Jagung
Kacang Tanah Kacang Hijau
Ubi Kayu Ubi Jalar
Talas Kubis
Sawi Kacang Panjang
Harga Jual Umur Tanaman
Kebutuhan Pasar Kebutuhan Air Hujan
Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3
Produktivitas Tanam Potensi Tanam
6
Tabel 1
Matriks Pairwise Comparison
Kriteria Periode 1 Kebutuhan Air
Umur Tanaman Kebutuhan Pasar
Harga Jual Kebutuhan Air
1 1
13 13
Umur Tanaman 1
1 13
13
Kebutuhan Pasar 3
3 1
3
Harga Jual
3 3
13 1
Jumlah 8,000
8,000 2,000
4,667
Tahapan selanjutnya dari Comparative Judgments yaitu menghitung nilai
elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom Normalized Relative Weight. Setelah dibuat bobot relatif
yang dinormalkan langkah selanjutnya menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris NRW dibagi dengan jumlah kriteria
Comparative Judgments.
Tabel 2
Normalized Relative Weight
Kebutuhan Air
Umur Tanaman
Kebutuhan Pasar
Harga Jual
Jumlah Prioritas Kebutuhan
Air 0.1250
0.1250 0.1667
0.0714 0.4881
0.1220 Umur
Tanaman 0.1250
0.1250 0.1667
0.0714 0.4881
0.1220 Kebutuhan
Pasar 0.3750
0.3750 0.5000
0.6429 1.8929
0.4732 Harga
Jual 0.3750
0.3750 0.1667
0.2143 1.1310
0.2827
Berdasarkan prioritas yang sudah dihasilkan perlu diukur nilai konsistensinya dengan menghitung nilai lamda, lamda Max, CI dan CR Logical Consistency.
Nilai lamda didapatkan dengan cara mengalikan masing-masing elemen matriks berpasangan dengan prioritas alternatif dan hasilnya masing-masing baris
dijumlah Weighted Sum Vector.
Tabel 3
Weighted Sum Vector Kebutuhan
Air Umur
Tanaman Kebutuhan
Pasar Harga
Jual
Jumlah Eigen
Kebutuhan Air
0,12202381 0,12202381
0,157738095 0,094246
0,496032 4,065041
Umur Tanaman
0,12202381 0,12202381
0,157738095 0,094246
0,496032 4,065041
Kebutuhan Pasar
0,366071429 0,366071429
0,473214286 0,848214
2,053571 4,339623
Harga Jual 0,366071429
0,366071429 0,157738095
0,282738 1,172619
4,147368 ∑λ
16,61707
0,057136 0,9
0,051423 RC
CI CR
0,051423 1
- 4
4 -
4,154268 1
- n
n -
λmax CI
4,154268 4
16,61707 n
λ λmax
7 Apabila nilai konsistensinya tidak melebihi 10 langkah selanjutnya yaitu
mencari prioritas dari masing-masing alternatif dan prioritas global dari kriteria dan altenatif yang digunakan. Ketiga proses AHP : Decomposition, Comparative
Judgments dan Logical Consistency dilakukan pada setiap kategori per periode
dan dimplementasi kedalam aplikasi yang dibangun dengan menggunakan C.net. Hasil dari analisis AHP digunakan sebagai sistem pengambil keputusan untuk
menentukan sistem penentuan prioritas tanam.
Rekayasa Sistem
Perancangan aplikasi digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling Language UML
atau juga disebut sebagai blue print sebuah sistem software. UML merupakan sebuah bahasa yang memvisualisasi, menspesifikasikan,
membangun, dan mendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO Object-Oriented.
Gambar 3
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem dimana terjadi interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. User akan melakukan manajemen database Pertanian dengan cara
menambahkan data, mengubah data, menghapus data dan melihat data. User juga mempunyai hak untuk melakukan perhitungan AHP, melihat dan mengubah data
AHP.
Perhitungan AHP merupakan sebuah sistem yang terdapat dalam database pertanian atau sistem manjemen data pertanian. Perhitungan AHP biasanya
dilakukan oleh expertise yang merupakan ahli dalam suatu bidang tertentu, contohnya pada pembobotan matriks pairwise comparison. Hasil dari analisis
AHP dipakai sebagai sistem pendukung keputusan oleh manajer yang juga merupakan salah satu user yang berperan sebagai pengambil keputusan terakhir.
8
4. Hasil Impementasi dan Analisis