Metode Penelitian T2 972009023 Full Text

4 prioritas global. Rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang, apabila lebih mutu informasi harus diperbaiki, dengan cara merancang ulang matriks berpasangan.

3. Metode Penelitian

Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan AHP dalam menentukan Sistem penentuan prioritas tanam berdasarkan literatur dan teori pendukung pada bagian sebelumnya. Gambar 1 Tahapan AHP Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi tentang konsep tanaman pangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga yaitu data primer, dan hasil wawancara. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi tanaman pangan dan sayur- sayuran yang bersumber dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang, data iklim curah hujan yang bersumber dari BMKG, dan data harga jual tanaman pangan dan sayur-sayuran yang bersumber Perusahaan Daerah Pasar. Ketiga data primer ini dikumpulkan dalam kurun waktu tiga tahun yaitu 2009-2011 dan berfokus pada Kecamatan Maulafa yang digunakan sebagai objek penelitian. Jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang digunakan sebagai objek data penelitian terdiri dari 20 yaitu padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, talas, kubis, sawi, cabe besar, cabe rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, wortel dan bawang merah. Dari ke-20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang dipakai sebagai sampel penelitian merupakan tanaman yang sering dikelola oleh pertanian di Kota Kupang. Untuk mengetahui kebutuhan pasar perbulan akan dilakukan wawancara dengan pengawai PD Pasar dan 12 pedangang di pasar kasih yang menjadi pusat pasar di Kota Kupang. Langkah selanjutnya yaitu melakukan survei lapangan untuk mengetahui pola tanam yang sudah dilakukan petani pada lahan pertanian masing-masing. Dari data primer yang didapatkan dari beberapa instasi, ditentukan beberapa kriteria dan alternatif untuk dianalisis dalam proses AHP, kriteria-kriteria tersebut disusun dalam bentuk hirarki Decomposition. Tujuan sistem penentuan prioritas tanam ditentukan berdasarkan tiga periode tanam di Kota Kupang. Untuk kriteria dibagi AHP Sistem Penentuan Prioritas Tanaman Decomposition Comparative Judgments Logical Consistency 5 menjadi dua faktor pemodelan yaitu faktor potensi hidup tanaman dan faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman. Faktor potensi tanam terdiri dari dua yaitu umur tanaman, dan kebutuhan air hujan. Faktor kedua produktivitas tanam yang terdiri dari kebutuhan pasar dan harga jual tanaman akan menjadi faktor pendukung yang apabila dikombinasikan dengan faktor potensi tanam akan menghasilkan pola tanam yang baru dan lebih efektif. Faktor lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produksi tanaman per hektar yang merupakan faktor internal yang sudah dilakukan per tiga periode tanam. Pada level alternatif terdapat 20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang tentukan berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, dimana 20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran tersebut merupakan tanaman yang sering dikelola petani Kota Kupang. Sistem penentuan prioritas tanam dibagi menjadi 3 periode dimana periode 1 adalah periode tanam dari bulan november sampai dengan bulan februari, periode 2 adalah periode tanam dari bulan maret sampai dengan bulan juni dan periode 3 adalah periode tanam dari bulan juli sampai dengan bulan oktober. Perbedaan ketiga periode tanam tersebut yaitu pada faktor anomali iklim khususnya curah hujan per tahun. Pada periode 1 merupakan musim hujan dan memiliki kandungan air dalam tanah yang banyak, periode 2 merupakan peralihan musim hujan ke musim kemarau dimana kandungan air dalam tanah mencukupi untuk beberapa jenis tumbuhan. Sedangkan periode 3 adalah musim kemarau dan memiliki kandungan air tanah yang sedikit. Gambar 2 Hirarki Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3 Setelah ditentukan hirarki AHP, langkah selanjutnya yaitu menetukan skala matriks perbandingan berpasangan dengan skala yang sudah ditentukan Saaty 1993. Menentukan skala untuk matriks perbandingan berpasangan per kategori yaitu dengan cara wawancara para ahli dibidang Pertanian dan berpatokan pada data primer yang ada Comparative Judgments. Setelah menentukan skala matriks perbandingan berpasangan langkah selanjutnya yaitu menjumlah matriks kolom dari matriks berpasangan yang sudah ditentukan Tabel 1. Cabe besar Cabe Rawit Tomat Terung Buncis Ketimun Kangkung Bayam Wortel Bawang Merah Padi Jagung Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Kubis Sawi Kacang Panjang Harga Jual Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Kebutuhan Air Hujan Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3 Produktivitas Tanam Potensi Tanam 6 Tabel 1 Matriks Pairwise Comparison Kriteria Periode 1 Kebutuhan Air Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Harga Jual Kebutuhan Air 1 1 13 13 Umur Tanaman 1 1 13 13 Kebutuhan Pasar 3 3 1 3 Harga Jual 3 3 13 1 Jumlah 8,000 8,000 2,000 4,667 Tahapan selanjutnya dari Comparative Judgments yaitu menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom Normalized Relative Weight. Setelah dibuat bobot relatif yang dinormalkan langkah selanjutnya menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris NRW dibagi dengan jumlah kriteria Comparative Judgments. Tabel 2 Normalized Relative Weight Kebutuhan Air Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Harga Jual Jumlah Prioritas Kebutuhan Air 0.1250 0.1250 0.1667 0.0714 0.4881 0.1220 Umur Tanaman 0.1250 0.1250 0.1667 0.0714 0.4881 0.1220 Kebutuhan Pasar 0.3750 0.3750 0.5000 0.6429 1.8929 0.4732 Harga Jual 0.3750 0.3750 0.1667 0.2143 1.1310 0.2827 Berdasarkan prioritas yang sudah dihasilkan perlu diukur nilai konsistensinya dengan menghitung nilai lamda, lamda Max, CI dan CR Logical Consistency. Nilai lamda didapatkan dengan cara mengalikan masing-masing elemen matriks berpasangan dengan prioritas alternatif dan hasilnya masing-masing baris dijumlah Weighted Sum Vector. Tabel 3 Weighted Sum Vector Kebutuhan Air Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Harga Jual Jumlah Eigen Kebutuhan Air 0,12202381 0,12202381 0,157738095 0,094246 0,496032 4,065041 Umur Tanaman 0,12202381 0,12202381 0,157738095 0,094246 0,496032 4,065041 Kebutuhan Pasar 0,366071429 0,366071429 0,473214286 0,848214 2,053571 4,339623 Harga Jual 0,366071429 0,366071429 0,157738095 0,282738 1,172619 4,147368 ∑λ 16,61707 0,057136 0,9 0,051423 RC CI CR 0,051423 1 - 4 4 - 4,154268 1 - n n - λmax CI 4,154268 4 16,61707 n λ λmax           7 Apabila nilai konsistensinya tidak melebihi 10 langkah selanjutnya yaitu mencari prioritas dari masing-masing alternatif dan prioritas global dari kriteria dan altenatif yang digunakan. Ketiga proses AHP : Decomposition, Comparative Judgments dan Logical Consistency dilakukan pada setiap kategori per periode dan dimplementasi kedalam aplikasi yang dibangun dengan menggunakan C.net. Hasil dari analisis AHP digunakan sebagai sistem pengambil keputusan untuk menentukan sistem penentuan prioritas tanam. Rekayasa Sistem Perancangan aplikasi digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling Language UML atau juga disebut sebagai blue print sebuah sistem software. UML merupakan sebuah bahasa yang memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO Object-Oriented. Gambar 3 Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem dimana terjadi interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. User akan melakukan manajemen database Pertanian dengan cara menambahkan data, mengubah data, menghapus data dan melihat data. User juga mempunyai hak untuk melakukan perhitungan AHP, melihat dan mengubah data AHP. Perhitungan AHP merupakan sebuah sistem yang terdapat dalam database pertanian atau sistem manjemen data pertanian. Perhitungan AHP biasanya dilakukan oleh expertise yang merupakan ahli dalam suatu bidang tertentu, contohnya pada pembobotan matriks pairwise comparison. Hasil dari analisis AHP dipakai sebagai sistem pendukung keputusan oleh manajer yang juga merupakan salah satu user yang berperan sebagai pengambil keputusan terakhir. 8

4. Hasil Impementasi dan Analisis