Hasil Impementasi dan Analisis

8

4. Hasil Impementasi dan Analisis

Implementasi AHP dibagi menjadi dua bagian yaitu AHP pola tanam berdasarkan data produksi per periode tanam dan data AHP Penentuan Prioritas Tanam per periode dengan empat kategori pembanding yaitu kebutuhan air, umur tanaman, kebutuhan pasar, dan harga pasar. Langkah pertama untuk melakukan proses AHP yaitu dengan memasukkan matriks perbandingan berpasangan pada Form matriks perbandingan berpasangan Gambar 4. AHP pola tanam berdasarkan data produksi memiliki matriks perbandingan dimensi 20x20 sesuai dengan alternatif tanaman yang dipakai. Nilai pada form matriks perbandingan berpasangan AHP Data Produksi dapat diubah sesuai dengan kondisi apabila terjadi perubahan pada data primer dan nilai CR lebih dari 10. User yang dapat mengubah matriks perbandingan yaitu staff manager atau orang yang ahli pada bidang pertanian. Setelah mengubah matriks perbandingan pilih tombol simpan berkas. Tombol hitung berfungsi untuk menghitung nilai prioritas beserta nilai eigen, CI dan CR dari kriteria yang dipilih. Gambar 4 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Data Produksi Periode 1 Pada Form matriks perbandingan berpasangan berdasarkan data produksi per hektar, User juga dapat melihat matriks perbandingan berpasangan data produksi periode lainnya dengan memilih periode yang akan diubah pada Combo Box periode dan pilih tombol buka berkas. Langkah selanjutnya yaitu sistem akan melakukan pehitungan AHP untuk mendapatkan bobot prioritas dari pola tanam berdasarkan data produksi per 3 periode seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Bobot Prioritas Data Produksi per Periode Bobot Prioritas Periode 1 Periode 2 Periode 3 Padi 0,035129701 0,022857679 0,024728176 Jagung 0,151333002 0,022857679 0,024728176 Kacang Tanah 0,07586833 0,022857679 0,024728176 Kacang Hijau 0,044993031 0,022857679 0,024728176 Kacang Panjang 0,025311203 0,047433047 0,071555788 Ubi Kayu 0,152848153 0,16080496 0,024728176 9 Ubi Jalar 0,048023334 0,022857679 0,024728176 Talas 0,044993031 0,022857679 0,024728176 Kubis 0,024553627 0,04036234 0,044921125 Sawi 0,07586833 0,098611148 0,152664148 Cabe Besar 0,024553627 0,039298511 0,024728176 Cabe Rawit 0,024553627 0,039298511 0,024728176 Tomat 0,024553627 0,04036234 0,044921125 Terung 0,024553627 0,039298511 0,024728176 Buncis 0,025311203 0,066240541 0,071555788 Ketimun 0,025311203 0,04036234 0,044921125 Kangkung 0,046508183 0,0683682 0,071555788 Bayam 0,07586833 0,098611148 0,152664148 Wortel 0,024553627 0,04036234 0,026358611 Bawang Merah 0,025311203 0,043439992 0,071600591 Form Input matriks perbandingan berpasangan Sistem penentuan prioritas tanam per periode memiliki dua form input, pertama ber-ordo 4x4 untuk matriks perbandingan empat kategori dari masing-masing periode Gambar 5, form input yang kedua ber-ordo 20x20 untuk matriks alternatif tanaman berdasarkan empat kategori dari masing-masing periode. For m input yang kedua sama seperti form input matriks berpasangan pola tanam berdasarkan data produksi Gambar 4. Gambar 5 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1 Pada Gambar 5 terdapat combo box periode yang berfungsi untuk mengubah matriks perbandingan kategori berdasarkan periode yang terpilih. Tombol Hitung merupakan proses perthitungan bobot prioritas seperti tahapan- tahapan yang sudah dijelaskan pada metode penelitian. Untuk melihat dan mengubah nilai skala perbandingan dari matriks alternatif tanaman berdasarkan empat kategori Sistem penentuan prioritas tanam yaitu dengan cara pilih kategori pada combo box kategori gambar 5 dan pilih buka berkas. Berdasarkan sistem penentuan prioritas tanam periode 1 Gambar 5 kategori kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala tertinggi dibandingkan dengan kategori kebutuhan air tanah dan umur tanaman. Kebutuhan pasar dan harga jual memiliki prioritas tertinggi pada periode ini, karena berdasarkan hasil 10 survei di pasar KASIH Kota Kupang kebutuhan pada periode 1 untuk semua jenis tanaman sangat tinggi November – Februari dan harga tanaman akan melonjak tinggi sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Sedangkan kategori kebutuhan air tanah dan umur tanaman dapat terpenuhi karena pada periode ini merupakan musim hujan di Kota Kupang dan memiliki rata-rata curah hujan sebesar 916- 2844 mm. Gambar 6 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 2 Matriks perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam periode 2 Gambar 6 kategori kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala tertinggi dan memiliki kepentingan yang hampir sama dengan kebutuhan air hujan sedangkan umur tanaman memiliki skala terendah. Kebutuhan pasar dan harga jual memiliki prioritas tertinggi, karena kebutuhan untuk beberapa jenis tanaman di pasar pada periode 2 cukup tinggi dan harga tanaman tersebut naik drastis. Kategori kebutuhan air tanah dan umur tanaman cukup terpenuhi karena pada periode ini merupakan peraliahan dari musim hujan ke musim kemarau. Gambar 7 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 3 Berbeda dengan Sistem penentuan prioritas tanam periode 3 kategori kebutuhan air dan umur tanaman memiliki skala tertinggi dibandingkan dengan kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala terendah pada Sistem penentuan prioritas tanam periode 3. Kebutuhan air dan umur tanaman memiliki prioritas tertinggi, karena kebutuhan air tanah pada periode ini tidak terpenuhi disebabkan periode ini merupakan musim kemarau di Kota Kupang. Sedangkan kebutuhan untuk beberapa jenis tanaman di pasar pada periode 3 sangat terpenuhi dan harga tanaman tergolong standar. 11 Tahapan selanjutnya yaitu mencari bobot prioritas alternatif per kategori untuk mencari bobot prioritas global. Langkah pertama untuk mencari prioritas global yaitu dengan cara menentukan matriks perbandingan berpasangan alternatif dari masing-masing kategori berdasarkan data primer dan hasil wawancara. Berdasarkan keempat kategori yang dipakai, kebutuhan air merupakan sebuah konstanta sehingga skala perbandingan matrik berpasangan kebutuhan air untuk periode 1, periode 2 dan periode 3 adalah sama. Gambar 8 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Air periode 1, periode 2 dan Periode 3 Berdasarkan skala perbandingan matriks berpasangan berdasarkan kebutuhan air periode 1, periode 2 dan periode 3 Gambar 8 terlihat bahwa kebutuhan air tanah untuk varietas padi jagung dan ubi kayu sangat banyak yaitu sebesar 0,8-1 mmhari, kebutuhan air untuk varietas kacang, kacang panjang, cabe, ubi jalar, talas, kubis dan bawang merah sebesar 0,4 mmhari, sedangkan kebutuhan air varietas sawi, ketimun, kangkung, bayam dan wortel sangat rendah yaitu sebesar 0,3 mmhari. Gambar 9 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Umur Tanaman periode 1, dan Periode 2 Kategori umur tanaman juga merupakan sebuah konstanta, penentuan skala matriks perbandingan untuk kategori umur tanaman disesuaikan dengan kebutuhan air per periode. Apabila kebutuhan air mencukupi maka tanaman dengan umur panjang menjadi prioritas utama periode 1 dan periode 2, dan jika kebutuhan air tanah tidak mencukupi maka umur tanaman pendek akan menjadi prioritas utama periode 3. 12 Berdasarkan skala perbandingan matriks berpasangan berdasarkan umur tanaman periode 1 dan periode 2 Gambar 10 terlihat bahwa umur tanaman untuk varietas ubi kayu dan talas tergolong lama yaitu 120-240 hari, umur tanaman untuk varietas padi, jagung, kacang tanah, wortel, tomat dan kubis yaitu 90-120 hari, umur tanaman untuk varietas terung, cabe, bawang merah, buncis dan kacang panjang yaitu 30-60 hari, sedangkan umur tanaman untuk varietas sawi, ketimun, kangkung, kacang panjang dan bayam yaitu 15-45 hari. Gambar 10 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Umur Tanaman Periode 3 Varietas sawi, ketimun, kangkung, kacang panjang dan bayam memliki nilai skala matriks perbandingan tertinggi, diikuti dengan varietas terung, cabe, bawang merah, buncis dan kacang panjang sedangkan ubi kayu dan talas memiliki skala matriks perbandingan terendah berdasarkan umur tanaman pada periode 3. Gambar 11 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Pasar Periode 1 Penentuan skala matriks perbandingan berpasangan untuk kebutuhan pasar ditentukan berdasarkan data kebutuhan pasar hasil dari wawancara dengan beberapa pedagang di pasar Kasih Kota Kupang. Berdasarkan data kebutuhan pasar periode 1 Gambar 11 varietas ubi kayu, ubi jalar dan talas selalu tersedia di pasar sedangkan 17 varietas lainnya pada periode 1 kebutuhan tanaman tersebut sangat tinggi hampir setiap bulan diperiode 1 November-Februari selalu dicari konsumen. 13 Gambar 12 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Pasar Periode 2 Berdasarkan data kebutuhan pasar periode 2 Gambar 12 varietas ubi kayu, ubi jalar dan talas kebutuhannya sangat tinggi Agustus-Oktober sedangkan cabe, tomat, wortel dan bawang merah selalu tersedia dipasar dan tanaman lainnya sangat dibutuhkan pada bulan-bulan tertentu pada periode 2 Juli Agustus September Oktober. Gambar 13 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Pasar Periode 3 Kebutuhan pasar periode 3 Gambar 13 untuk varietas jagung dan wortel sangat tinggi September-Oktober sedangkan kebutuhan 18 tanaman lainnya selalu tersedia di pasar. Penentuan skala matriks perbandingan berpasangan untuk harga jual ditentukan berdasarkan data harga komoditi tanaman pangan hortikultura Kota Kupang. 14 Gambar 14 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 1 Berdasarkan data harga jual tanaman periode 1 Gambar 14 varietas cabe dan tomat memiliki harga jual paling mahal yaitu Rp 30000 – Rp 35000Kg, varietas kacang dan bawang merah Rp 18000 – Rp21000Kg, varietas ubi dan buncis Rp 10000 – Rp 12000Kg, varietas kangkung dan sawi yang merupakan nilai skala terendah memiliki harga jual Rp 2500 – Rp 3500ikat, sedangkan harga jual untuk tanaman tersisa lainnya yaitu berkisar antara Rp 5000 – Rp 7500. Gambar 15 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 2 Sedangkan data harga jual tanaman periode 2 Gambar 15 untuk varietas cabe naik drastis menjadi yaitu Rp 60000 – Rp 65000Kg, varietas bawang merah, kacang, dan ubi jalar seharga Rp 18000 – Rp30000Kg, varietas buncis, ketimun dan ubi kayu Rp 10000 – Rp 12000Kg, sedangkan 10 varietas tersisa lainnya yang merupakan skala terendah memiliki harga jual berkisar antara Rp 5000 – Rp 7500. Berbeda juga dengan data harga jual tanaman periode 3 Gambar 16, harga jual varietas cabe rawit yaitu Rp 30000Kg, varietas bawang merah, kacang, wortel, dan ubi jalar seharga Rp 18000 – Rp21000Kg, varietas buncis, cabe besar dan ubi kayu Rp 10000 – Rp 15000Kg, sedangkan 11 varietas tersisa lainnya yang merupakan skala terendah memiliki harga jual berkisar antara Rp 5000 – Rp 6750. 15 Gambar 16 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 3 Setelah memasukkan nilai matriks perbandingan alternatif, tahap selanjutnya yaitu sistem akan menghitung nilai prioritas dari masing-masing alternatif. Nilai prioritas tersebut akan dipakai untuk mencari bobot prioritas global dengan cara menjumlahkan bobot prioritas alternatif per 4 Tabel 5. Prioritas global AHP Sistem penentuan prioritas tanam dari masing-masing periode diubah dalam bentuk persen dengan cara kolom prioritas global dibagi 4 dan dikalikan 100. Tujuan prioritas global AHP Sistem penentuan prioritas tanam diubah yaitu untuk melihat perbedan dengan prioritas global AHP menurut data produksi. Oleh karena itu prioritas global AHP data produksi Tabel 4 juga diubah dalam bentuk persen caranya nilai prioritas dikalikan 100. Tabel 5 Perbandingan Prioritas berdasarkan 2 Pola Tanam per 3 Periode Kriteria Prioritas AHP Data Produksi Periode 1 Prioritas AHP Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1 Prioritas AHP Data Produksi Periode 2 Prioritas AHP Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 2 Prioritas AHP Data Produksi Periode 3 Prioritas AHP Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 3 Padi 3,513 6,818 2,286 6,709 2,473 6,570 Jagung 15,133 6,226 2,286 6,709 2,473 8,654 Kacang Tanah 7,587 6,876 2,286 5,664 2,473 5,682 Kacang Hijau 4,499 6,180 2,286 4,967 2,473 4,985 Kacang Panjang 2,531 3,208 4,743 3,099 7,156 2,960 Ubi Kayu 15,285 7,573 16,080 9,371 2,473 8,230 Ubi Jalar 4,802 4,183 2,286 6,736 2,473 5,682 Talas 4,499 4,761 2,286 6,572 2,473 5,361 Kubis 2,455 4,519 4,036 4,410 4,492 4,271 Sawi 7,587 2,583 9,861 2,742 15,266 2,604 Cabe Besar 2,455 6,064 3,930 5,463 2,473 4,143 Cabe Rawit 2,455 6,064 3,930 5,463 2,473 6,141 16 Tomat 2,455 7,348 4,036 4,408 4,492 4,858 Terung 2,455 5,134 3,930 5,024 2,473 4,886 Buncis 2,531 5,264 6,624 5,142 7,156 5,072 Ketimun 2,531 2,852 4,036 3,242 4,492 2,604 Kangkung 4,651 2,583 6,837 2,742 7,156 2,604 Bayam 7,587 2,852 9,861 2,742 15,266 2,604 Wortel 2,455 4,163 4,036 4,719 2,636 7,409 Bawang Merah 2,531 4,750 4,344 4,073 7,160 4,679 Berdasarkan tabel perbandingan dua pola tanam Tabel 5 perubahan pola tanam sangat berpengaruh pada prioritas tertinggi. Pola tanam periode 1 kebutuhan pasar dan harga jual merupakan prioritas utama sehingga penanaman cabe besar dan cabe rawit yang merupakan komoditi dengan harga tertinggi dan kebutuhan pasar tertinggi perlu ditingkatkan penanaman bibit tersebut sebaliknya penanaman jagung dan ubi kayu perlu dikurangi. Pola tanam periode 2 tanman padi merupan tanaman denga prioritas tertinggi dan perlu ditingkatkan penanaman bibit tersebut. Hal ini disebabkan kebutuhan padi pada periode 2 tinggi dan kebutuhan air tanah untuk tanaman padi dapat mencukupi. Pada pola tanam periode 3 komoditi sayur-sayuran menjadi prioritas tertinggi dikarenakan kebutuhan air tanah yang sedikit. Dengan kebutuhan air tanah yang sedikit maka tanaman umur pendek adalah solusi yang tepat untuk ditanam pada periode ini. Selain dapat dilihat perbandingan prioritas dari dua pola tanam, dengan prioritas yang sudah dihasilkan juga dapat dilihat selisih dari dua pola tanam tersebut sehingga dapat dilihat kebutuhan bibit yang harus ditanam berdasarkan 20 alternatif tanaman yang dipilih dengan cara, prioritas berdasarkan luas lahan dibagi prioritas global hasil pembagian dikali dengan 100 Gambar 17. Gambar 17 Prioritas Global Periode 1 Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode 1, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas kangkung, sawi, bayam, ubi kayu, dan jagung. Ada beberapa varietas juga yang 17 perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan dimana terdapat data perbandingan 100 dan bahkan ada yang mencapai 200 seperti varietas cabe, tomat terung dan buncis. Gambar 18 Prioritas Global Periode 2 Berdasarkan Gambar 18 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode 2, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas kacang panjang, ubi kayu, sawi, kangkung, bayam, ketimun dan buncis. Ada beberapa varietas juga yang perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan dimana terdapat data perbandingan 100 dan bahkan ada yang mencapai 200 seperti varietas padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan talas. Gambar 19 Prioritas Global Periode 3 Dari gambar 19 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode 3, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas kacang panjang, sawi, kangkung, bayam, dan tomat. Ada beberapa varietas juga yang perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase 18 perbandingan dimana terdapat data perbandingan 100 dan bahkan ada yang mencapai 200 seperti varietas padi, jagung, ubi kayu, cabe dan wortel. Prioritas global satu, prioritas global dua dan prioritas global tiga dapat dibuat dalam bentuk rangking untuk mempermudah user dalam membuat keputusan penentuan tanaman yang akan ditanam. Tabel 6 merupakan Rangking dari 3 Prioritas Global dari Sistem Penentuan Prioritas Tanaman. Tabel 6 Rangking dari 3 Prioritas Global dari Sistem Penentuan Prioritas Tanaman No Varietas Tanaman Periode 1 Varietas Tanaman Periode 2 Varietas Tanaman Periode 3 1 Ubi Kayu 0.302924975 ubi kayu 0.374848985 jagung 0.30137 2 Tomat 0.293931078 ubi jalar 0.26945273 wortel 0.251586 3 Kacang Tanah 0.275059605 padi 0.268360654 cabe rawit 0.245596 4 Padi 0.272729921 jagung 0.268360654 buncis 0.242839 5 Jagung 0.249031175 talas 0.262874125 ubi kayu 0.231956 6 Kacang Hijau 0.247180835 kacang tanah 0.22657424 bawang merah 0.227121 7 Cabe Besar 0.242567022 cabe besar 0.218531428 padi 0.218037 8 Cabe Rawit 0.242567022 cabe rawit 0.218531428 kacang panjang 0.204057 9 Buncis 0.210545692 buncis 0.205670909 kacang hijau 0.199345 10 Terung 0.20534849 terung 0.200979222 terung 0.195375 11 Talas 0.1904446 kacang hijau 0.198695469 sawi 0.189805 12 Bawang Merah 0.189996968 wortel 0.188765509 ketimun 0.189805 13 Kubis 0.180754289 kubis 0.176385021 kangkung 0.189805 14 Ubi Jalar 0.167338729 tomat 0.176313463 bayam 0.189805 15 Wortel 0.166502402 bawang merah 0.162908008 kacang tanah 0.182505 16 Kacang Panjang 0.128320563 ketimun 0.129698636 ubi jalar 0.182505 17 Ketimun 0.114068676 kacang panjang 0.123951295 cabe besar 0.165667 18 Bayam 0.114068676 sawi 0.109699408 tomat 0.149546 19 Sawi 0.103309641 kangkung 0.109699408 kubis 0.126061 20 Kangkung 0.103309641 bayam 0.109699408 talas 0.117215 Dari hasil analisis AHP Sistem penentuan prioritas tanam, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang dapat menggunakan analisa tersebut sebagai pendukung keputusan dalam mengambil kebijakan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam pada periode tanam 1 sampai periode tanam ke 3. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang juga dapat mensosialisasikan kepada kelompok tani pada setiap Kelurahan di Kecamatan Maulafa jenis tanaman yang cocok dan efektif ditanam pada periode tertentu. 19

5. Kesimpulan