Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semua benda yang ada di sekeliling kita adalah mahluk ciptaan Allah yang Maha Kuasa. Kita
harus percaya kepada Allah yang menciptakan alam semesta ini, artinya kita wajib mengikuti dan meyakini bahwa Allah Yang Maha Esa itu
ada. Kita harus beriman dan bertakwa kepada-Nya dengan yakin dan patuh serta taat dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Semua agama mempunyai pengertian tentang ketakwaan, secara umum takwa berarti taat melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Jadi, kita harus ingat dan waspada serta hati-hati jangan sampai melanggar perintah-Nya.
74
Abuddin Nata memberikan empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah. Karena, pertama, Allah-lah yang telah
menciptakan manusia itu sendiri. Kedua, Allah-lah yang memberikan panca indera berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati
sanubari. Ketiga, Allah-lah yang telah menyediakan segala bahan dan sarana demi kelangsungan hidup manusia. Keempat, Allah-lah yang
telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.
75
2. Budi Pekerti Terhadap Sesama Manusia
a. Terhadap Diri Sendiri
Selaku individu, manusia diciptakan oleh Allah SWT, dengan segala kelengkapan jasmaniah dan rohaniahnya. Ia diciptakan
74
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan, Ibid. h. 27.
75
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, h. 147-148.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dengan dilengkapi rohani seperti akal pikiran, hati nurani, naluri, perasaan dan kecakapan batiniah atau bakat. Maka berakhlak baik
pada diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya,
karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
Untuk menjalankan perintah Allah SWT dan bimbingan Nabi Muhammad SAW.
76
Manusia memang unik, berbeda dengan makhluk lain karena terdiri dari dua esensi yang menyatu, mono-dualistik, tersusun
dari bentuk lahir khalq dan bentuk batin khuluq. Kedua
dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan.
77
Oleh karena itu, setiap manusia perlu menjaga dan mengembangkan dirinya sendiri, memelihara dua unsur yang
dimilikinya itu sekaligus juga mengembangkannya. Memelihara dua unsur tadi tentu tidak hanya dari hawa nafsu semata,
melainkan juga dari segala yang membahayakan. Maka manusia mempunyai kewajiban moral terhadap dirinya sendiri, antara lain;
memelihara kesucian diri, baik jasmani atau ruhani, memelihara kerapian, menambah pengetahuan dan membina disiplin.
78
76
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Ibid, h. 103.
77
Hamzah Tualeka, dkk., Akhlak Tasawuf, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013, cet. Ke-3,
h. 113.
78
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, Ibid, h. 55.