KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI, KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN-KAKI TERHADAP KETERAMPIAN GERAK DASAR MERODA PADA SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI,
KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN-KAKI
TERHADAP KETERAMPIAN GERAK DASAR MERODA
PADA SISWA KELAS X SMK GAJAH MADA
BANDAR LAMPUNG

Oleh

SAPTO WEGA SUBAGIO

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot
lengan, power otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki
terhadap keterampilan meroda pada siswa kelas X SMK Bandar Lampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Sampel yang
digunakan adalah 58 siswa putra kelas X SMK Bandar Lampung dengan jumlah
populasi 58 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data
dikumpulkan dengan teknik tes dan pengukuran serta teknik analisis data
menggunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan otot lengan memiliki koefisien

korelasi 0,576 dengan kontribusi sebesar 33,1%, power otot tungkai memiliki
koefisien korelasi 0,560 dengan kontribusi sebesar 31,3%, keseimbangan
memiliki koefisien korelasi 0,462 dengan kontribusi sebesar 21,3%, koordinasi
mata-tangan-kaki memiliki koefisien korelasi 0,325 dengan kontribusi sebesar
10,5%, kekuatan otot lengan, power otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi
mata-tangan-kaki memiliki koefisien korelasi 0,861 dengan kontribusi sebesar
74,1%. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan memberikan kontribusi
lebih besar terhadap keterampilan meroda. Rekomendasi dari hasil penelitian ini
bahwa untuk memperoleh keberhasilan gerak pada senam ketangkasan terutama
keterampilan meroda, perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama kekuatan
otot lengan.
Kata Kunci : Kontribusi, Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai,
Keseimbangan, Koordinasi Mata-Tangan-Kaki, Meroda.

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Sapto Wega Subagio, lahir di
Fajar Baru pada tanggal 25 Mei 1992, sebagai anak

pertama dari tiga bersaudara. Penulis lahir dari
pasangan Bapak Samiran dan Ibu Sumiyem.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara
lain :
1.

TK Kartika Fajar Baru (1996-1998)

2.

SD Negeri 1 Fajar Baru (1998-2004)

3.

SMP Negeri 20 Bandar Lampung (2004-2007)

4.

SMK Gajah Mada Bandar Lampung (2007-2010)


5.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada
Jurusan Ilmu Pendidikan (IP), Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan (Penjaskes) anggkatan 2010.

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan
Terintegrasi (KKN-KT) di SD Negeri 01 Bakem Suka Mulya, Kecamatan Pagar
Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat. Demikianlah riwayat hidup penulis,
semoga bermanfaat bagi pembaca.

vii

MOTO

Belajar bersabar, karena terkadang itu akan membawa kita pada sesuatu yang
lebih baik.
Kehilangan membuat kita belajar untuk menenerima dan mensyukuri apa yang
masih kita miliki.
Belajar mengalah sampai tak seorangpun bisa mengalahkanmu.

Harapan akan selalu ada ketika kamu terus berjuang memperjuangkan
cita-citamu.
Jagalah PIKIRANMU, karena ia
akan menjadi ucapanmu
Jagalah UCAPANMU, karena ia
akan menjadi tindakanmu
Jagalah TINDAKANMU, karena ia
akan menjadi kebiasaanmu
Jagalah KEBIASAANMU, karena ia
akan menjadi karaktermu
Jagalah KARAKTERMU, karena ia
akan menjadi nasibmu

Sapto Wega Subagio

viii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya mungil ini…

Untuk pribadi luar biasa yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi
dan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan
ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui, namun tenang temaram
dengan penuh kesabaran
dan pengertian luar biasa :
Ibuku (Sumiyem)
Bapakku (Samiran)
Nenekku (Marni)
Almarhum Mbah Kakungku (Marmo)
yang telah memberikan segalanya untukku ..
Kepada Adik-Adikku (Silviani Dwi Ningsih) dan (Sandy Ramadhani)
terima kasih atas segala support yang telah diberikan selama ini dan
semoga Adik-adikku tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga di
kemudian hari.
Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan Penjaskes10”
(Ardona, Arif Cuy, Rio, JS, Gusti Agung, Dian, Handoyo, Hamid, Swastika,
Adnyana, Dani, Desna, Burhan, Eby, Rudi, Fahmi, Dito, Azry, Ani, Roby,
Mahyudi, Tomi, Noce, Novi, Arbi, Rahman, Tono serta Almarhum Ade Sapaldo)
serta rekan-rekan lain yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu
terima kasih tiada tara ku ucapakan ..

Terakhir, untuk seseorang yang masih dalam misteri yang dijanjikan Ilahi yang
siapapun itu, terimakasih telah menjadi baik dan bertahan di sana.
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan.
Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas,
entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan
terima kasih 
Sapto Wega Subagio

ix

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb.
Bismillahirrohmaanirrohiim ...
Segala puji dan syukur kupersembahkan bagi sang penggenggam langit dan bumi,
dengan rahman rahim yang menghampar melebihi luasnya angkasa raya. Dzat
yang menganugerahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan
kemaha besaran-Nya. Allah ku yang Mulia. Lantunan sholawat beriring salam
penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduan pada sang
revolusioner Islam, pembangun peradaban manusia yang beradab Habibana

wanabiyana Muhammad SAW.
Bila meminjam pepatah lama “Tak ada gading yang tak retak” maka sangatlah
pantas bila pepatah itu disandingkan dengan karya ini. Karya ini merupakan
wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna kesempurnaan dengan
tanpa berharap melampaui kemaha sempurnaan sang maha sempurna. Disadari
bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan
dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada phak-pihak dan
pribadi-pribadi yang sangat luar biasa berikut :
Kepada Mamakku Sumiyem dan Bapakku Samiran yang dengan segenap jiwa
raga selalu menyayangi, mencintai, menjaga serta memberikan motivasi, materi
serta pengorbanan tak ternilai. Kepada Mbahku Marni serta Almarhum Mbah
Kakungku Marmo yang senantiasa memberikan motivasi, mengajarkan berbagai
hal tentang hidup, nasehat-nasehat yang tak ternilai hargannya. Terimakasih juga
untuk adik-adikku Silviani Dwi Ningsih dan Sandy Ramadhani dari kalianlah Mas
Ega mendapat motivasi lebih dalam menjalani hari-hari serta untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lagi baik sebagai anak maupun kakak untuk kalian. Dan
tak lupa juga untuk Om Sumidi, Bi Ayem, Yogie, Egi, Pakde Simar, De Yun, Mas
Bayu dan Mas Galih, saya merasa bahagia memiliki keluarga yang penuh
kehangatan, keharmonisan dan kasih sayang seperti kalian semua. Alhamdulillah

syukurku.
Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak pelajaran, bimbingan, pengarahan dan motivasi. Terimakasih
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, arti perjuangan serta semangat baik
secara langsung maupun tidak langsung yang banyak tak Ega temui dan dapatkan
dibangku kuliah. Terima kasih juga untuk keramahan keluaraga besar pak Rahmat

x

yang selama bimbingan dan main bulu tangkis selalu memberikan sapaan dan
sambutan hangat kapada seluruh mahasiswa.
Bapak Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing akademik dan
pembimbing II yang telah memberikan pelajaran, bimbingan, semangat, mental
hidup, pengarahan dan motivasi. Terimakasih untuk semua yang Bapak berikan
selama ini, terimakasih untuk kesabaran dan semangatnya sebagai pembimbing II
dan pembimbing akademik, banyak hal yang Ega dapat yang tak bisa Ega
sebutkan satu persatu baik di dalam kelas, luar kelas, dalam lapangan maupun luar
lapangan.
Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan dan dosen penguji, terimakasih atas keramahan, pelajaran, saransaran, bimbingan dan masukan-masukan, ilmu dan pengalaman yang telah

diajarkan. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung, Dosen-dosen dan staf Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP Universitas Lampung, serta dosen beserta staf FKIP khususnya dan dosen
Unila pada umumnya, Terimakasih atas ilmu, pengalaman, dan didikannya selama
ini, yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan
dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bu Enden Sopa Sopiyana, S.Sos., M.Pd.
Kepala SMK Gajah Mada Bandar Lampung, Pak Tri Wibowo, S.Pd. selaku guru
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Guru-guruku beserta staf dan para siswa yang
telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Dan juga kapada seluruh
anggota kelompok KKN-KT Pagar Dewa Suka Mulya serta seluruh warga PDSM
(Bakem) terkhusus Pak Warwari, Ibu Siti beserta keluarga, serta semua Guru dan
siswa SDN 01 Bakem Suka Mulya. Terimakasih untuk persahabatan,
persaudaraan kebersamaan, pelajaran dan pengalaman hidup yang kalian berikan.
Tidak lupa pula Teman-teman Penjaskes 2010 Ardona, Arif Cuy, Rio, JS, Gusti
Agung, Dian, Handoyo, Hamid, Swastika, Adnyana, Dani, Desna, Burhan, Eby,
Rudi, Fahmi, Dito, Azry, Ani, Roby, Mahyudi, Tomi, Noce, Novi, Arbi, Rahman,
Tono serta Almarhum Ade Sapaldo, dan teman-teman lain baik kakak/ adik
tingkat yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan teman-teman dekatku

Afrizal, Noven, Budi, Joni, Teguh, Sandi, Rawuh, Nanang, Prapto, Asep, Hadi,
Amoy, Deska, dll. Terimakasih atas persahabatan, persaudaraan kebersamaan dan
hangat sapa kalian selama ini. 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 18 Juli 2014
Salam Hormat dan Bijak Penulis
Sapto Wega Subagio
Egawage@yahoo.co.id

xi

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................


xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xvi

I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah ...................................................................
Identifikasi Masalah ..........................................................................
Rumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian ..............................................................................
Manfaat Penelitian ............................................................................

1
6
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Senam ..................................................................................
B. Jenis Senam .......................................................................................
1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics ) .......................................
2. Senam Ritmik Sportif (Sportive Rhytmic Gymnastics ) .............
3. Senam Akrobatik (Acrobatic Gymnastics ) ...............................
4. Senam Aerobik Sport (Sport Aerobics ) ....................................
5. Senam Trampolin (Trampolining ) ............................................
6. Senam Umum (General Gymnastics ) .......................................
C. Senam Lantai ....................................................................................
D. Meroda ..............................................................................................
1. Analisis Gerak Meroda ..............................................................
2. Kesalahan dalam Meroda ...........................................................
E. Kekuatan Otot Lengan ......................................................................
1. Otot Lengan ...............................................................................
2. Peran Kekuatan dalam Senam Lantai ........................................
3. Peran Kekuatan Otot Lengan dalam Gerakan Meroda ..............
F. Power Otot Tungkai ..........................................................................
1. Otot Tungkai ..............................................................................
2. Peran Power dalam Senam Lantai .............................................
3. Peran Power Otot Tungkai dalam Gerakan Meroda ..................

xii

9
10
10
10
11
11
11
12
12
13
13
16
17
18
18
19
20
20
21
22

G. Keseimbagan .....................................................................................
1. Peran Keseimbagan dalam Senam Lantai ..................................
2. Peran Keseimbagan dalam Gerakan Meroda .............................
H. Koordinasi ..........................................................................................
1. Koordinasi Mata-Tangan-Kaki ..................................................
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi ........................
3. Peran Koordinasi Mata-Tangan-Kaki dalam Gerakan
Meroda ........................................................................................
I. Penelitian yang Relevan ....................................................................
J. Kerangka Berpikir .............................................................................
K. Hipotesis ...........................................................................................

22
22
23
25
25
26
27
28
30
32

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .............................................................................
B. Populasi dan Sampel .........................................................................
1. Populasi ......................................................................................
2. Sampel .......................................................................................
C. Variabel dan Data Penelitian ............................................................
1. Variabel Penelitian .....................................................................
2. Data Penelitian ............................................................................
D. Definisi Oprasional Variabel ............................................................
E. Desain Penelitian ..............................................................................
F. Teknik Pengambilan Data .................................................................
G. Instrumen Penelitian .........................................................................
H. Analisis Data .....................................................................................

34
34
34
35
36
36
37
38
40
40
41
51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
1. Deskripsi Data ............................................................................
2. Analisis Data ..............................................................................
3. Uji Hipotesis ..............................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................
1. Deskripsi Data ............................................................................
2. Hasil Analisis Data .....................................................................

55
55
59
65
68
68
69

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
B.

Kesimpulan .....................................................................................
Saran ...............................................................................................

76
77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

78

LAMPIRAN ...................................................................................................

80

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai,
Keseimbangan, Koordinasi Mata-Tangan-Kaki dan Keterampilan
Gerak Dasar Meroda ................................................................................

55

2.

Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan ............................................

56

3.

Distribusi Frekuensi Power Otot Tungkai ..............................................

57

4.

Distribusi Frekuensi Keseimbangan ........................................................

57

5.

Distribusi Frekuensi Koordinasi Mata-Tangan-Kaki ...............................

58

6.

Distribusi Frekuensi Keterampilan Gerak Dasar Meroda ........................

59

7.

Rangkuman Hasil Perhitungan SPSS Tabel Coefficients Secara Parsial
Data Tes Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Keseimbangan
dan Koordinasi Mata-Tangan-Kaki .........................................................

60

Rangkuman Hasil Perhitungan SPSS Tabel ANOVA Secara Simultan
Data Tes Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Keseimbangan
dan Koordinasi Mata-Tangan-Kaki ..........................................................

60

1.

8.

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Analisa Gerakan Meroda ke Kiri .............................................................

15

2.

Jalur Kontaknya Kaki dan Tangan Dengan Lantai ..................................

16

3.

Otot Lengan .............................................................................................

18

4.

Otot Tungkai ............................................................................................

21

5.

Peta Konsep Kerangka Pikir ....................................................................

30

6.

Desain Penelitian .....................................................................................

40

7.

Push and Pull Dynamometer ...................................................................

42

8.

VerticalJumpTest .....................................................................................

44

9.

Stork Stand ................................................................................................

45

10. Instrumen Tes Koordinasi Mata-Tangan-Kaki ........................................

47

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Instrumen Tes Keterampilan Gerak Dasar Meroda .................................

80

2.

Pengolahan Data Uji Coba Instrumen .....................................................

83

3.

Uji Reliabilitas dengan Pengukuran Ulang/ Retest...................................

88

4.

Hasil Tes Penelitian Kekuatan Otot Lengan ............................................

91

5.

Hasil Tes Penelitian Power Otot Tungkai ...............................................

93

6.

Hasil Tes Penelitian Keseimbangan ........................................................

95

7.

Hasil Tes Penelitian Koordinasi Mata-Tangan- Kaki ..............................

97

8.

Hasil Tes Penelitian Keterampilan Gerak Dasar Meroda ........................

98

9.

Perhitungan Data Row score dan T-skor Kekuatan Otot Lengan ...........

101

10. Perhitungan Data Row score dan T-skor Power Otot Tungkai ...............

103

11. Perhitungan Data Row score dan T-skor Keseimbangan ........................

105

12. Perhitungan Data Row score dan T-skor Koordinasi
Mata-Tangan-Kaki ...................................................................................

107

13. Perhitungan Data Row score dan T-skor Keterampilan Gerak Dasar
Meroda .....................................................................................................

109

14. Regresi Linier Sederhana Kekuatan Otot Lengan terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Meroda .........................................................

111

15. Regresi Linier Sederhana Power Otot Tungkai terhadap Keterampilan
Gerak Dasar Meroda ................................................................................

112

16. Regresi Linier Sederhana Keseimbangan terhadap Keterampilan
Gerak Dasar Meroda .................................................................................

113

xvi

17. Regresi Linier Sederhana Koordinasi Mata-Tangan-Kaki terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Meroda .........................................................

114

18. Regresi Linier Berganda Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai,
Keseimbangan dan Koordinasi Mata-Tengan-Kaki terhadap
Keterampilan Gerak Dasar Meroda .........................................................

115

19. Harga Kritik dari r Product-Moment .......................................................

116

20. Nilai uji-t ..................................................................................................

117

21. Tabel F .....................................................................................................

118

22. Domumentasi Penelitian ..........................................................................

119

23. Surat-surat ................................................................................................

124

xvii

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.
Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam
program pendidikan jasmani, terutama karena tuntunan fisik yang
dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian
tubuh. Di samping itu, senam juga memberikan sumbangan besar pada
perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik
cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh
secara efektif dan efesien (Mayangsari, 2012: 3). Menurut FIG (Federation
Internationale de Gymnastique) dalam Mahendra (2000: 12) senam dibagi
menjadi 6 kelompok, yaitu : senam artistik, senam ritmik, senam akrobatik,
senam aerobik sport, senam trampolin dan senam umum.

Menurut Mahendra (2000: 12) senam artistik diartikan sebagai senam yang
menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek
artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat. Efek artistik
dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam
menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan-gerakan

2

tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol,
maupun memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa
keindahan. Berlainan dengan cabang olahraga lain yang umumnya yang
mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada
bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari
setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik
seperti : kekuatan, power, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan
dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang
selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

Pada tingkat sekolah salah satu rumpun senam yang diajarkan adalah senam
lantai (floor Excercise). Menurut Margono (2009: 79) senam lantai yaitu
latihan senam yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri
dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan
tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat
meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam pembelajaran
penjas memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling
depan, guling belakang, loncat harimau (tiger sprong), hand stand, sikap
lilin, meroda dll.

Pembelajaran senam lantai di sekolah bertujuan memperkaya pengalaman
gerak sebanyak-banyaknya serta meningkatkan kesegaran jasmani para
peserta didik. Salah satu komponen gerakan yang memerlukan suatu
kombinasi terpadu dari setiap bagian anggota tubuh dari komponenkomponen kemampuan motorik adalah gerakan meroda. Gerakan meroda

3

menurut Suyati, dkk (1994: 154) dalam (Dewanti Widodo, 2011: 4). adalah
suatu gerakan ke samping pada saat bertumpu atas kedua tangan dengan kaki
terbuka besar/ kangkang. Gerakan meroda apabila diuraikan seperti berikut
dimulai dengan berdiri sikap tegak, kedua lengan diluruskan ke atas, telapak
tangan menghadap ke depan, kepala tegak, kedua kaki dibuka dengan posisi
kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Bungkukan pinggul, letakkan
tangan kiri pada matras diikuti tangan kanan lurus menumpu pada matras
selebar bahu, pandangan mata ke bawah melihat tumpuan tangan, tungkai
kaki kiri sedikit ditekuk, sedangkan tungkai kaki kanan lurus. Hentakkan kaki
kiri pada matras untuk dapat menolakkan dan mengangkat kedua kaki ke atas
dalam posisi terbalik dengan kedua tungkai dibuka lebar membentuk sikap
kangkang. Turunkan kaki kanan kemudian kaki kiri bersamaan dengan
mendorong kedua tangan pada matras dilanjutkan mengangkat kedua tangan
ke atas supaya dapat berdiri tegak (John and Marry Jean Traetta, 1985: 13).

Dari beberapa komponen kondisi fisik yang mendukung keterampilan gerak
dasar meroda dan berdasarkan pada pengamatan penulis, penulis menekankan
faktor kondisi fisik yang menunjang keberhasilan meroda dilihat dari
beberapa unsur kondisi fisik yang berhubungan dengan kemampuan meroda.
Menurut penulis faktor kondisi fisik yang paling dominan dalam menunjang
keberhasilan meroda yaitu kekuatan otot lengan, power otot tungkai,
keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, keterampilan gerak dasar meroda para
siswa di sekolah relatif masih kurang, dilihat dari banyaknya siswa yang

4

masih banyak melakukan kesalahan serta belum menguasai gerakan meroda
dengan baik seperti masih bengkoknya lengan saat posisi badan terbalik
sehingga tidak mampu menopang berat badannya sendiri dan akhirnya jatuh.
Serta kurang sempurnanya dalam penyelesaian akhir gerakan, dimana banyak
siswa yang gagal untuk berdiri tegak dikarenakan kurang kuatnya dorongan
tangan yang dilakukan, kurang kuatnya tolakan kaki yang dilakukan sehingga
banyak siswa yang gagal pada proses awal untuk dapat mengayunkan kedua
tungkainya menuju posisi badan terbalik, penyelesaian akhir gerakan dari
posisi badan bungkuk menuju badan berdiri tegak, masih banyak siswa yang
sempoyongan untuk berdiri dan bahkan banyak siswa yang gagal pada
proses ini dikarenakan keseimbangan yang dimiliki siswa yang masih lemah,
serta koordinasi mata-tangan-kaki yang dimiliki para siswa masih lemah
dilihat dari masih belum sempurnanya murid dalam mengontrol fokus
pandangan, kekuatan otot lengan dan power otot tungkai serta penempatan
tangan dan kaki pada titik yang benar dalam satu garis lurus disatu rangkaian
gerak yang utuh, menyeluruh, secara cepat dan tepat dalam irama gerak yang
terkontrol sehingga jalur kontaknya kaki dan tangan dengan lantai pada
gerakan meroda akan berada pada satu galis lurus.

Dari permasalahan di atas, penulis berpendapat bahwa banyaknya kesalahan
yang dialami siswa pada saat melakukan meroda dikarenakan komponen fisik
para siswa yang kurang siap, yang berawal dari pemberian latihan kondisi
fisik saat pemanasan yang kurang tepat dan mengarah pada kegiatan inti.
Guru penjaskes cenderung memberikan kegiatan pemanasan yang pada
umumnya dan sama seperti dalam memberikan materi cabang olahraga yang

5

lain seperti basket, voli, sepakbola, dll serta kurang inovatif dalam
pelaksanaanya. Kerena sudah menjadi sebuah kewajiban di dalam
melakukan kegiatan inti dalam senam lantai diperlukan kesiapan dari tiap
komponen kondisi fisik untuk dapat menunjang gerakan, sehingga para siswa
merasa lebih siap dan lebih mampu melakukan gerakan senam lantai, dengan
begitu akan terpenuhinya kesempurnaan gerak dalam senam lantai khususnya
dalam keterampilan gerak dasar meroda.

Oleh karana itu, untuk mendapatkan suatu keberhasilan gerak dalam
keterampilan gerak dasar meroda guru penjaskes wajib memperhatikan
pemberian latihan kondisi fisik saat kegiatan pemanasan untuk memperoleh
keberhasilan gerak dalam meroda.dengan memberikan latihan tiap-tiap unsur
kondisi fisik yang diperlukan dengan tepat dan terarah. Untuk itu penelitian
ini dilakukan guna untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tiap unsur
kondisi fisik tersebut, sehingga dapat memberikan informasi tentang unsur
kondisi fisik apa yang paling dominan dalam melakukan keterampilan gerak
dasar meroda sehingga guru penjaskes dapat memberikan latihan kondisi
fisik yang tepat dan terarah saat kegiatan pemanasan, sehingga pelaksanaanya
lebih efisien dan efektif, yang dikemas dalam bentuk yang lebih
menyenangkan.

Dilihat dari uraian latar belakang masalah di atas penulis merasa tertarik
untuk melakukan suatu penelitian tentang “Kontribusi kekuatan otot lengan,
power otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki terhadap

6

keterampilan gerak dasar meroda pada siswa kelas X SMK Gajah Mada
Bandar Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah yang telah dikemukakan mengarah pada pemikiran
adanya berbagai masalah. Dari berbagai masalah yang muncul dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1.

Hasil meroda yang dilakukan para siswa tidak bisa berjalan secara baik
dan konsisten.

2.

Hasil meroda yang dilakukan para siswa tidak berjalan secara selaras.

3.

Unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan, power otot tungkai,
keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki para siswa yang lemah
mempengaruhi keberhasilan meroda.

4.

Kurangnya pemahaman yang dimiliki guru penjas tentang fungsi
masing-masing unsur-unsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan
gerakan meroda.

5.

Pemberian latihan kondisi fisik saat kegiatan pemanasan yang kurang
tepat akan mempengaruhi kesiapan unsur-unsur fisik seorang siswa
dalam memperoleh keberhasilan gerak dalam meroda.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

7

1.

Seberapa besar kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan
gerak dasar meroda ?

2.

Seberapa besar kontribusi power otot tungkai terhadap keterampilan
gerak dasar meroda ?

3.

Seberapa besar kontribusi keseimbangan terhadap keterampilan gerak
dasar meroda ?

4.

Seberapa besar kontribusi koordinasi mata-tangan-kaki terhadap
keterampilan gerak dasar meroda ?

5.

Seberapa besar kontribusi kekuatan otot lengan, power otot tungkai,
keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki terhadap keterampilan
gerak dasar meroda ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap
keterampilan gerak dasar meroda.

2.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi power otot tungkai terhadap
keterampilan gerak dasar meroda.

3.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi keseimbangan terhadap
keterampilan gerak dasar meroda.

4.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi koordinasi mata-tangan-kaki
terhadap keterampilan gerak dasar meroda.

8

5.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan, power otot
tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki terhadap
keterampilan gerak dasar meroda.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan dengan harapan dapat memberikan
manfaat antara lain bagi :
1.

Penulis
Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam
perkembangan senam lantai pada gerakan meroda.

2.

Guru Pendidikan jasmani/ siswa
Sebagai bahan rujukan dalam meningkatkan pembelajaran penjaskes
khususnya materi senam lantai dan terutama gerakan meroda serta
memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang
olahraga mengenai kontribusi kekuatan otot lengan, power otot
tungkai, keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki terhadap
keterampilan gerak dasar meroda dalam proses belajar mengajar di
sekolah.

3.

Mahasiswa
Sebagai salah satu pembelajaran dan bahan rujukan untuk meningkatkan
hasil belajar senam lantai khususnya gerakan meroda.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Senam

Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang
olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris gymnastics,
atau Belanda gymnastiek. Gymnastics sendiri adalah bahasa aslinya
merupakan serapan kata dari bahasa Yunani yaitu gymnos, yang berarti
telanjang (Mahendra, 2000: 7-8). Kata gymnastiek tersebut dipakai untuk
menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasan gerak
sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang (Hidayat,
1995 dalam Mahendra, 2000: 8).

Sedangkan menurut Margono (2009: 19) senam ialah latihan tubuh yang
dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribdi secara harmonis. Senam
dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang
dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,
koordinasi, serta kontrol tubuh (Peter H. Werner, 1994 dalam Jubaedi, 2009:
10).

10

B. Jenis Senam

Menurut Federasi Senam Internasional (Federation Internationale de
Gymnastique) dalam Mahendra (2000: 11-14), senam dibagi menjadi 6
kelompok, yaitu :

1.

Senam Artistik (Artistic Gymnastics)

Senam artistik sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan
akrobatik untuk mendapatkan efek –efek artistik dari gerakan-gerakan
yang dilakukan pada alat-alat sebagai berikut :
a.

Artistik Putra meliputi : lantai, kuda pelana, gelang-gelang, kuda
lompat, palang sejajar dan palang tunggal.

b.

Artistik Putri meliputi : kuda lompat, palang bertingkat, balok
keseimbangan, lantai.

Efek artistik dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta
kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan
berbagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik
yang dilaksanakan secara terkontrol, maupun memberikan pengaruh
mengejutkan yang mengandung rasa keindahan.

2.

Senam Ritmik Sportif (Sportive Rhytmic Gymnastics)

Adalah senam yang dikembangkan dari senam irama sehingga dapat
dipertandingkan. Ciri dari senam ini adalah komposisi gerak yang
diantarkan melalui tuntunan irama musik dalam menghasilkan gerak

11

tubuh dan alat yang artistik. Adapun alat yang digunakan adalah bola
(ball), pita (ribbon), tali (rope), simpai (hoop) dan gada (clubs).

3.

Senam Akrobatik (Acrobatic Gymnastics)

Senam akrobatik adalah senam yang mengandalkan akrobatik dan
tumbling, sehingga latihanya banyak mengandung salto dan putaran
yang harus mendarat di tempat-tempat yang sulit. Senam akrobatik
biasanya dilakukan secara tunggal dan berpasangan. Senam ini,
bersama-sama dengan senam trampolin dan sports aerobics, baru masuk
ke dalam jajaran organisasi senam di bawah FIG pada tahun 1996, pada
Kongres FIG di Atlanta Olympic Games, USA.

4.

Senam Aerobik Sport (Sport Aerobics)

Merupakan pengembangan dari senam aerobik. Latihan-latihan senam
aerobik berupa tarian atau kalistenik tertentu digabung dengan gerakangerakan akrobatik yang sulit. Sport aerobics saat ini mempertandingkan
empat kategori, yaitu : single putra, single putri, pasangan campuran dan
trio.

5.

Senam Trampolin (Trampolining)

Senam trampolin adalah senam yang dilakukan diatas trampolin.
Trampolin adalah sejenis alat pantul yang terbuat dari rajutan kain yang
dipasang pada kerangka besi berbentuk segi empat, sehingga memiliki
daya pantul yang sangat besar. Pada mulanya penggunaan trampolin ini

12

hanya untuk membantu penguasaan keterampilan akrobatik untuk senam
artistik atau untuk para peloncat indah. Namun, karena latihannya
memang menarik, akhirnya dikembangkan menjadi suatu latihan yang
dipertandingkan.

6.

Senam Umum (General Gymnastics)

Senam umum adalah segala jenis senam di luar kelima jenis senam di
atas. Dengan demikian, senam-senam seperti senam aerobik. senam
pagi, SKJ, senam wanita, dsb. termasuk ke dalam senam umum.

C. Senam Lantai (Floor Exercise)

Senam lantai menurut Margono (2009: 79) yaitu latihan senam yang
dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari : mengguling,
melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki
untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan
atau ke belakang. Menurut Roji (2006: 112) senam lantai merupakan salah
satu rumpun senam. Disebut senam lantai, karena gerakan senam dilakukan
di matras. Senam lantai disebut juga dengan istilah latihan bebas, karena saat
melakukannya tidak menggunakan benda/ perkakas lain (alat lain). Senam
lantai diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara
sitematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana
untuk mencapai tujuan tertentu. Senam lantai dalam pembelajaran penjas
memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling ke depan,

13

guling ke belakang, lompat harimau (tiger sprong), hand stand, sikap lilin,
meroda dll.

D. Meroda

Menurut Mahendra (2000: 56) keterampilan meroda atau baling-baling
adalah gerakan yang menarik dan menyenangkan. Gerakannya cukup mudah
dan reltif aman walaupun dilakukan di mana saja: di rumput, di lantai, atau di
matras. Asal lengan dan bahu cukup kuat untuk menumpu badan maka
keterampilan meroda akan mudah dikuasai. Gerakan meroda dimulai dengan
posisi berdiri tegak dengan dua lengan diangkat lurus. Untuk meroda ke kiri,
angkatlah kaki kiri ke depan sambil mencondongkan tubuh ke depan.
Tempatkan kaki kiri di lantai kira-kira sejangkauan kaki dan segaris dengan
kaki belakang. Dengan demikian dorongan dari kaki kiri, angkatlah kaki
kanan ke atas, dan segera letakan tangan kiri disusul dengan tangan kanan
untuk berdiri dengan kedua tangan dalam keadaan kaki terbuka lebar. Untuk
kembali keposisi berdiri, turunkan kaki kanan bersamaan dengan mengangkat
lengan kiri secara berurutan, kemudian kaki mendarat dan tangan kanan lepas
dari lantai untuk tiba pada posisi berdiri dengan kaki terbuka lebar.

1.

Analisa Gerak Meroda

Diperlukan suatu analisa yang tepat untuk mempelajari suatu gerak
dalam olahraga secara efisien dan efektif. Menurut Adisuyanto Aka
(2009: 104-105) dalam Dewanti Widodo (2011: 20) berikut merupakan
analisa gerakan meroda ke arah kiri yaitu :

14

a.

Dimulai dari sikap awal badan berdiri tegak menghadap ke depan,
dengan posisi kedua kaki rapat, kedua lengan diangkat lurus ke atas
di samping kepala.

b.

Dilanjutkan dengan melakukan awalan dengan melangkah dua atau
tiga langkah, diakhiri dengan posisi kedua kaki dibuka muka
belakang, dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan
dibelakang, posisi lutut dan siku tetap lurus.

c.

Dimulai dengan kaki kiri ditekuk, badan menyondong ke depan
dengan kedua lengan diayun ke bawah mengikuti gerakan badan.

d.

Meletakkan tangan kiri pada lantai / matras di depan kaki kiri
dilanjutkan dengan mengayun tungkai kaki kanan ke atas.

e.

Seiring ayunan kaki kanan ke atas, dorong kaki kiri dan letakkan
tangan kanan di depan tangan kiri membentuk satu garis (tangan
kanan dan kiri berada dalam satu garis lurus). Ketika tangan kanan
menyentuh lantai / matras posisi kedua kaki terbuka lebar.

f.

Dengan sedikit memutar badan, angkat tangan kiri dari lantai /
matras. Kaki kanan mendarat / letakkan di lantai / matras dekat
dengan tangan kanan antara sudut 15-20 derajat, sedangkan kaki kiri
mengikuti irama kaki kanan. Untuk gerakan meroda diharuskan
pendaratan kaki pertama mendekat tumpuan tangan terakhir karena
meroda merupakan gerak proyektil sesuai dengan gerak
biomekanik. Seorang pesenam yang mendaratkan kaki pertama
semakin jauh dengan tangan terakhir, pesenam tersebut akan

15

mengalami hambatan yang berupa kehilangan keseimbangan atau
kegagalan saat proses berdiri.
g.

Ketika kaki kanan menyentuh dasar lantai, segera dorong kedua
tangan pada matras lalu angkat kedua tangan dengan bertumpu
kepada kaki kanan diiringi gerakan badan, posisi lengan tetap lurus.

h.

Posisi kaki kanan tetap berada di depan, kedua kaki masih terbuka
kangkang dalam keadaan penuh keseimbangan. Ketika kaki kiri
mendarat / menyentuh lantai / matras, angkat kedua lengan sampai
ke atas dengan kondisi lengan tetap lurus ke atas.

i.

Berdiri sikap awal dengan kedua lengan lurus atas di samping
telinga, kedua kaki rapat dan pandangan mata ke depan.

Gambar 1. Analisa Gerakan Meroda ke Kiri
(Sumber: Biasworo Adisuyanto Aka. 2009: 104)

Dilihat dari arah gerakannya, gerakan ini harus dilakukan dalam arah
lurus. Jika digambarkan jalur kontaknya kaki dan tangan dengan lantai
dapat terlihat seperti gambar di bawah ini:

16

Gambar 2. Jalur Kontaknya Kaki dan Tangan Dengan Lantai
(Sumber: Agus Mahendra. 2000: 57)

2.

Kesalahan dalam Meroda

Menurut Suyati, dkk (1994: 156) dalam Dewanti Widodo (2011: 21)
kesalahan yang umum terjadi saat melakukan meroda antara lain :
a.

Lemparan kaki kurang kuat.

b.

Lemparan kaki melengkung ke arah depan, seharusnya lurus ke
atas.

c.

Penempatan tangan terlalu rapat satu dan yang lain.

d.

Penempatan tangan pertama di lantai terlalu dekat dengan kaki
tolak.

e.

Kedua siku saat menumpu bengkok.

f.

Sikap badan kurang melenting atau lurus.

g.

Kepala tidak tengadah saat tangan menumpu di lantai.

h.

Penempatan kaki kanan terlalu jauh dengan tangan kanan sehingga
sulit untuk berdiri tegak.

i.

Penempatan kaki terakhir pada saat mendarat kurang lebar atau
dekat dengan kaki pertama.

17

E. Kekuatan Otot Lengan

Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat
dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Menurut Hidayat
(1996 : 62) kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melawan beban
(load) atau tahanan (resistance). Semakin otot kita kuat maka semakin ringan
juga dalam mengatasi tahanan atau beban yang dihadapi. Pada olahraga
senam khususnya pada gerakan meroda kekuatan otot yang dipakai adalah
kekuatan otot tangan pada saat posisi badan terbalik yaitu untuk menahan
beban tubuh, juga berperan untuk mempertahankan lengan tetap lurus saat
posisi badan terbalik.

Kekuatan suatu otot berdasar pada dua faktor utama. Pertama dipengaruhi
oleh unsur-unsur strukturil otot itu, khususnya volume. Kekuatan otot
meningkat sesuai meningkatnya volume otot. Kedua kekuatan otot ditentukan
oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang
bersangkutan. Faktor ini penting dalam orang berlatih meningkatkan
kekuatan otot dan menekankan perlunya belajar menggunakan kekuatan
sesuai dengan pelaksanaan nyata. Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan atau sekelompok otot
lengan seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk
melakukan kontraksi atau gerakan. Bentuk latihan kekuatan otot lengan yang
mendukung gerakan meroda anatara lain : push up, berlomba gerobak
dorong, angkat beban dan hand stand.

18

1.

Otot Lengan

Otot-otot yang terdapat pada lengan antara lain :
1.

Otot tendon bisep

7.

Otot palmaris longus

2.

Otot trisep

8.

Otot fleksor karpi radialis

3.

Otot bisep brakhii

9.

Otot fleksor retinakulum

4.

Otot brakhialis

10. Otot fleksor karpi ulnaris

5.

Otot brachioradialis

11. Otot fasia palmaris

6.

Otot pronator teres

Gambar 3. Otot Lengan
(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132)

2.

Peran Kekuatan dalam Senam Lantai

Penampilan yang baik dalam senam sangat tergantung pada kekuatan
otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan meningkatkan
pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya keikutsertaan
seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan kekuatan

19

seseorang. Menurut Mahendra (2000: 36) disamping adanya manfaat
biasa, seperti berfungsinya fisik secara baik, penampilan yang lebih
bagus serta pengembangan dalam kekuatan mempunyai manfaat
langsung dalam penampilan senam diantaranya :
1)

Keselamatan : Pesenam yang lebih kuat akan mampu mencegah
terjadinya cedera yang berbahaya ketika terjadi jatuh dibandingkan
dengan pesenam yang lebih lemah.

2)

Kemampuan : Banyak gerakan senam tidak dapat ditampilkan tanpa
kekuatan yang lebih.

3)

Mendukung kemampuan lain : Kemampuan-kemampuan seperti
kecepatan, daya tahan, power, dll dalam batas tertentu tergantung
kekuatan

3. Peran Kekuatan Otot Lengan dalam Gerakan Meroda
Menurut Dewanti Widodo (2011: 35) peranan kekuatan otot lengan
dalam melakukan gerakan meroda adalah sebagai berikut :
a.

Untuk menahan berat badan dan menjaga keseimbangan tubuh
supaya tidak jatuh ke depan dan mempertahankan lengan tetap
dalam keadaan lurus saat posisi terbalik (gambar 1 nomor 5).

b.

Memperlancar jalannya posisi badan saat berputar dengan momen
yang berbeda antara lengan kiri dan lengan kanan yang saling
begantian menumpu berat badan dan mendorong badan untuk posisi
tegak (gambar 1 nomor 6).

20

F.

Power Otot Tungkai

Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Kekuatan mengukur
kemampuan untuk mengangkat bebannya dan kecepatan mengukur kecepatan
untuk megangkat beban itu (Mahendra, 2000: 39). Menurut Biakto Atmojo
(2010: 62) power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dengan
maksimum dalam jangka waktu yang minim. Penentu tenaga ledak otot yaitu
kekuatan otot dan kecepatan rangsang saraf serta kecepatan kontraksi otot.
Power merupakan hasil dari gabungan dua komponene kondisi fisik, yaitu
kekuatan dan kecepatan.

Dapat disimpulkan bahwa power otot tungkai adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan aktifitas berat dengan melibatkan otot tungkai secara
maksimal dengan pengerahan tenaga yang sekuat-kuatnya untuk mengatasi
tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi otot tungkai yang tinggi. Bentuk
latihan power otot tungkai yang mendukung gerakan meroda anatara lain :
front jump (meloncat ke depan), vertical jump (meloncat ke atas), side jump
(meloncat ke samping) dan latihan skipping.

1.

Otot Tungkai

Otot-otot yang terdapat pada tungkai antara lain :
1.

Otot gluteus maximus

6.

Otot gastroknemius

2.

Otot adduktor

7.

Otot peroneus longus

3.

Otot paha lateral

8.

Otot soleus

4.

Otot paha medial

9.

Otot extensor digitorum longus

5.

Otot tibialis anterior

21

Gambar 4. Otot Tungkai
(Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 135)

2.

Peran Power dalam Senam Lantai

Power adalah suatu atribut fisik yang paling dominan yang diperlukan
dalam senam. Kebanyakan keterampilan senam bergantung pada kualitas
fisik yang satu ini dalam hal bahwa pesenam harus menggerakan
tubuhnya atau bagian tubuhnya secara cepat, sehingga memerlukan
kekuatan dan kecepatan secara simultan (Mahendra, 2000: 39).

Pengembngan power, seperti juga pengembangan atribut fisik lainnya,
harus dijadikan program yang teratur dalam latihan senam.
Pengembangan program ini dapat dilakukan dengan cara latihan yang
sama dengan latihan kekuatan, hanya kegiatan ditekan dengan kecepatan
yang tinggi.

22

2.

Peran Power Otot Tungkai dalam Gerakan Meroda

Menurut Dewanti Widodo (2011: 43) power otot tungkai berperan dalam
menolakkan kaki pertama ke atas supaya dapat melakukan posisi terbalik
(gambar 2 nomor 4). Tanpa dukungan power otot tungkai yang baik
maka akan kesulitan untuk mengayunkan kedua tungkai menuju posisi
terbalik.

G. Keseimbangan

Menurut Mahendra (2000: 41) keseimbangan adalah istilah yang digunakan
dalam menerangkan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk
memelihara equilibrium (keseimbangan), baik yang bersifat ststis (static
balance), seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis (dynamic
balance) seperti dalam saat melakukan gerakan lokomotor. Menurut Biakto
Atmojo (2010: 62) keseimbangan adalah pemeiharaan keseimbangan pada
saat statis atau bergerak. Bentuk-bentuk latihan keseimbangan yang
mendukung gerakan meroda anatara lain : berjalan di atas balok kayu selebar
10 cm, sepanjang 10 m, berdiri dengan satu kaki jinjit, tubuh membentuk
kapal-kapalan, sikap lilin, berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh.

1.

Peran Keseimbangan dalam Senam Lantai

Adalah hal yang paling jelas bahwa unsur keseimbangan merupakan
salah satu aspek yang paling penting dalam olahraga senam. Banyak
keterampilan senam yang sangat tergantung pada kualitas keseimbangan
dan hakikat beberapa peralatan senam pun membuat pelaksanaan

23

gerakannya sangat ditentukan oleh kemampuan keseimbangan yang di
atas rata-rata (Mahendra, 2000: 42).

Manfaat yang dapat diperoleh dari latihan keseimbangan menurut Loken
et al (1986) dalam Dewanti Widodo (2011: 36) adalah:
a)

Keseimbangan meningkatkan ketangkasan dan koordinasi.

b)

Latihan ini dapat mengembangkan ketenangan.

c)

Latihan keseimbangan meningkatkan kepercayaan diri dan
keyakinan untuk mengendalikan tubuh.

2. Peran Keseimbangan dalam Gerakan Meroda
Menurut Dewanti Widodo (2011: 38) peranan keseimbangan dalam
melakukan gerakan meroda adalah sebagai berikut :
a.

Keseimbangan mulai dibutuhkan pada saat melakukan awalan
dengan melangkah dua atau tiga langkah, diakhiri dengan posisi
kedua kaki dibuka muka belakang, dengan posisi kaki kiri di depan
dan kaki kanan dibelakang (gambar 1 nomor 2).

b.

Juga pada saat kaki kiri ditekuk, badan menyondong ke depan
dengan kedua lengan diayun ke bawah mengikuti gerakan badan
(gambar 1 nomor 3). Ini adalah posisi badan asimetris yang
membutuhkan keseimbangan yang lebih dibanding posisi simetris
seperti berdiri tegak.

c.

Kemudian keseimbangan diperlukan pada saat meletakkan tangan
kiri pada lantai/ matras di depan kaki kiri dalam satu garis lurus
bersamaan dengan mengayunkan tungkai kanan ke atas (gambar 1

24

nomor 4). Dalam posisi ini titik berat tubuh kita lebih tinggi dari
kepala, sehingga sangat diperlukan keseimbangan yang baik.
d.

Pada saat posisi badan terbalik, kedua tangan menyentuh di matras
kedua tungkai membuka lebar di atas diperlukan keseimbangan.
Namun dalam penelitian ini tidak diteliti (gambar 1 nomor 5). Pada
saat posisi ini keseimbangan akan terasa berkurang jika ayunan kaki
dilakukan dengan cepat.

e.

Keseimbangan sangat diperlukan pada saat tangan kiri lepas dari
matras dilanjutkan meletakkan kaki kanan di lantai dekat dengan
tangan kanan, sedangkan kaki kiri masih berada di atas. Untuk
gerakan meroda diharuskan pendaratan kaki pertama mendekat
tumpuan tangan terakhir karena meroda merupakan gerak proyektil
sesuai dengan gerak biomekanik. Seorang pesenam yang
mendaratkan kaki pertama semakin jauh dengan tangan terakhir,
pesenam tersebut akan mengalami hambatan yang berupa
kehilangan keseimbangan atau kegagalan saat proses berdiri
(gambar 1 nomor 6).

f.

Keseimbangan diperlukan untuk memperlancar proses berdiri ketika
kedua kaki sudah berada di matras/ lantai, posisi badan masih
condong ke depan, kedua lengan lurus ke depan. Ini adalah posisi
badan asimetris yang membutuhkan keseimbangan yang lebih
dibanding posisi b

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN POWER TUNGKAI DENGAN JARAK LUNCUR SATU KAYUHAN RENANG GAYA DADA

1 19 47

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG PADA SISWA KELAS X SMK YAGSMI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 19 67

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 33 73

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 PESISIR T

2 29 67

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

2 24 65

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASI GERY DI RANTING KARATE BUSHIDO BANDAR LAMPUNG

12 75 58

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN BANTINGAN PINGGUL PADA ATLET GULAT PPLP LAMPUNG TAHUN 2014

4 27 65

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KEKUATAN GENGGAM DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL SMASH PENUH

0 14 79

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KESEIMBANGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MERODA

0 27 151

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT PERUT, POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETEPATAN TUSUKAN JENIS SENJATA FLORET PADA ATLET ANGGAR DI IKASI SURAKARTA TAHUN 2017

0 0 19