HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI

SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ALMAS AQMARINA PUTRI

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasional. Dengan populasi adalah siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung Kelas XI sebanyak 116 siswa, kemudian diambil sampel penelitian berjumlah 30 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui gerak dasar renang gaya dada. Analisis data hasil perhitungan hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada menggunakan teknik analisis korelasi pearson product moment..

Hasil penelitian menunjukkan: pertama, kekuatan otot lengan memiliki koefisien korelasi 0,887 dengan hubungan sebesar 78,67 %, tungkai memiliki koefisien korelasi 0,698 dengan hubungan sebesar 48,72 %, kekuatan otot lengan dan tungkai memiliki koefisien korelasi 0,931 dengan hubungan sebesar 86,67 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekuatan otot lengan memberikan hubungan yang lebih besar pada taraf nyata atau pada taraf kepercayaan 95% dibandingkan dengan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.


(2)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI

SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ALMAS AQMARINA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purbalingga Jawa Tengah, tanggal 20 April 1990, anak pertama dari empat bersaudara, dari keluarga Bapak Sujatno, S.Sos dan Ibu Fariyah.

Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Karanganyar Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bobotsari Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karangreja Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, melalui jalur Mandiri.

Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ayahku (Sujatno,Sos.) dan Ibuku (Fariyah) tercinta yang telah memberikan

segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta selalu mendoakan

keberhasilanku dan sebagai tanda baktiku.

Adik-Adikku (Septiana Kusuma Dewi, Nur Amalina Dianati dan Andrea Ganjar Firjatullah) yang kusayangi serta keluarga besarku.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung.


(8)

MOTO

“…Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”

( Almujadaalah: 11 )

Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang iya kerjakan. Dan tuhan-mu tidak lengah dari apa

yang mereka kerjakan. (Q,S al-An’am ayat 132)

“Buatlah dirimu menjadi berkah bagi seseorang.senyummu yang tulus dan tepukan dibahu mungkin bisa menarik seseorang dari tepi jurang”

“ Jangan sia-siakan masa muda mu, karena masa muda hanya datang satu

kali. Jadi, manfaatkanlah masa mudamu dengan ilmu yang bermanfaat serta

selalu berikhtiar dalam menghadapi kehidupan”


(9)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung dengan judul Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Tungkai Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang


(10)

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung ;

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing Utama, atas kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

4. Bapak Drs. Surisman, M.Pd. selaku Pembimbing II yang dengan tekun, sabar dan pengertian serta banyak membantu selama penulis menyusun skripsi ini; 5. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku Pembahas, atas kritik dan sarannya

yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi; 6. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan

pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;

7. Keluarga besarku, ayah/ ibu yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan;

8. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 terima kasih atas kebersamaannya;

9. Ibu Dra. Septiana, M.M.Pd. selaku Kepala sekolah SMK Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan izin sehingga penulis bisa menyelesikan skripsin ini

10.Siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung kelas X1, terima kasih atas waktu yang diberikan dalam penulisan skripsi ini

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ikhlas, semoga diberikan anugerah yang berlimpah dari Allah SWT.


(11)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 27 Mei 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7

B. Belajar Gerak ... 9

C. Renang Gaya Dada (Chest Stroke) ... 11

D. Kondisi Fisik ... 22

E. Kekuatan Otot Lengan ... 26

F. Kekuatan Otot Tungkai ... 30

G. Penelitian Relevan ... 31

H. Kerangka Berpikir ... 33

I. Hipotesis ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Variabel dan Data Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Variabel Data ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Teknik Pengolahan Data ... 48


(13)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Data ... 52

2. Analisis Data ... 54

3. Uji Hipotesis... ... 58

B. Pembahasan ... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Populasi penellitian ... 41

2. Sampel penelitian ... 42

3. Norma Push Dynamometer ... 44

4. Format Penilaian Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 45

5. Tabel Interprestasi Koofisien Korelasi nilai r ... 50

6. Hasil Pengujian Hipotesis Koofisien Korelasi Antara Kekuatan Otot lengan (X1) danTungkai (X2) dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada .. 54


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 62

2. Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan ... 68

3. Data Hasil TesKekuatan Otot Tungkai ... 69

4. Hasil Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 70

5. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 71

6. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Dada ... 71

7. Tabel Kerja Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Kekuatan Otot Tungkai ... 72

8. Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment ... 76

9. Tabel Nilai uji-t ... 80

10. Tabel F ... 80

11. Foto-foto ... 82


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar teknik renang gaya dada ... 16

2. Teknik gerakan kaki renang gaya dada ... 17

3. Tekik gerakan tangan renang gaya dada ... 18

4. Kombinasi teknik gerakan kaki, tangan, dan pengambilan nafas ... 19

5. Gambar otot lengan ... 31

6. Gambar Leg Dynamometer ... 44

7. Gambar Desain Penelitian X1, X2, Y ... 48

8. Gambar Diagram Data Rata-rata Simpangan Baku Kekuatan Otot Lengan, Tungkai, dan Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 53


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani termasuk mata pelajaran di sekolah yang merupakan bagian tujuan hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras serasi dan seimbang. Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah salah satunya yaitu cabang olahraga renang.

Renang merupakan salah satu bagian dari kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan pada anak-anak, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah dijadikan sebagi salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara terorganisir, sistematis dan

berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan yang didahului dengan pengenalan air.


(18)

Renang merupakan satu dari sedikit aktivitas olahraga yang sangat dinamis tanpa menyebabkan cidera seperti gerakan high impact.Hasilnya, renang sangat bagus untuk semua umur, terutama orang-orang yang kembali berolahraga lagi, orang tua, atau orang dengan masalah kesehatan yang tak memungkinkan berolahraga jenis lain. Kelebihan lainnya, karena udara sekitar kolam sangat lembab, berenang seringkal isangat bagus dilakukan penderita asma.

Renang gaya dada merupakan salah satu gaya berenang yang diajarkan di sekolah, baik pada kegiatan intrakulikuler maupun ekstakulikuler. Syarat untuk melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya dada adalah peserta didik harus memiliki keterampilan gerak dasar, seperti gerakan kaki, gerak lengan, pernapasanrenang gaya dada. Semua keterampilan gerak dasar tersebut akan dapat dikuasai jika ditunjang dengan unsur kondisi fisik yang baik. Serta pembelajaran yang disajikan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memahami gerak dasar renang gaya dada.

Berdasarkan kenyataan bahwa aspek-aspek yang menopang pencapaian ke- berhasilan perlu ditingkatkan secara optimal. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan adalah aspek gerak dasar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur sertahubungan kekuatan otot lengan dan tungkai yang baik.

Penulis menduga bahwa adanya hubungan yang akan diberikan dari faktor kondisi fisik dari kekuatan otot lengan dan tungkai. Faktor lain yang dibutuhkan sebagai penentu keberhasilan renanggaya dada selain faktor


(19)

3

dominan di atas, ialah postur tubuh, berat badan ideal, atau panjang tungkai. Perenang harus mampu berenang dengan cepat dan efisien. Gerakan lengan dan tungkai yang merupakan tenaga pendorong/penggerak dan terutama sebagai pengatur keseimbangan tubuh merupakan modal yang baik untuk keberhasilan renang gaya dada.

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ditemukan pada saat siswa melakukan teknik renang gaya dada masih belum baik, diduga saat

mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki, gerakan lengan, teknik dasar pernapasan renang gaya dada masih kurang efektif. Serta belum maksimal dalam upaya melatih kondisi fisik sebagai penunjang keberhasilan suatu keterampilan.

Kenyataan di lapangan, pada saat guru memberikan materi renang gaya dada pada siswa, guru tidak memperhatikan aspek kekuatan otot lengan dan tugkai kepada para siswa, sehingga kekuatan otot lengan dan tungkai yang dimiliki siswa sangat rendah gerak dasarnya. Oleh karena itu hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai sangat dibutuhkan dalam keberhasilan renang gaya dada agar mendapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien.

Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang”Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Tungkai Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah Sebagai berikut:

1. Penguasaan teknik gerak tangan yang dimiliki siswa belum maksimal. 2. Penguasaan teknik gerak kaki/tungkai yang dimiliki siswa masih

kurang.

3. Belum maksimalnya penguasaan teknik pengambilan nafas dalam renang gaya dada.

4. Masih kurangnya koordinasi dari penguasaan teknik gerak tangan, kaki dan teknik pengambilan nafas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 4 Bandar Lampung? 2. Seberapa besar hubungan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar

renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 4 Bandar Lampung? 3. Seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan

gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 4 Bandar Lampung?


(21)

5

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi Penulis

Ingin meneliti secara jelas tentang hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

b. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui hubungan dari kekuatan otot lengan dan tungkai yang dapat meningkatkan gerak dasar renang gaya dada sehingga siswa dapat sehat secara jasmani dan rohani.


(22)

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada sekolah sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani terutama di sekolah yang bersangkutan.

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan masukan terkait dengan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu kepelatihan, khususnya untuk tes kebugaran jasmani.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kolam renang Marcopolo Bandar Lampung.

2. Objek penelitian yang di amati adalah hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004 yang dijelaskan dalam Samsudin (2008: 10) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan


(24)

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.

Menurut Gafur (1983: 8-9) yang dikembangkan oleh penulis Mutohir (1992; 34) bahwa :

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh

pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.

Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu

peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas


(25)

9

Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah merupakan proses pendidikan yang

memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu menyangkut tiga aspek: kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga ranah tersebut.

B. Belajar Gerak

Lutan (1988: 24), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.

Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi

lingkungan (Drowatzky, 1981: 33). Lebih lanjut Schmidt (1988: 45), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu:

a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif.


(26)

Dalam Lutan (1988:104), dijelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

“ a) kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum

kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran, b) kesempatan belajar. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak, c) kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya, d) model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut, e) bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back, f) motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya”.

Lutan (1988: 32) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik dapat berlangsung dalam tiga tahapan yaitu terdiri dari :

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.


(27)

11

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara

keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.

a. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat

diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.

C. Renang Gaya Dada (Chest Stroke)

1. Olahraga Renang

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya Play Group sampai dengan tingkat mahasiswa.Ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu mulai diajarkan kepada bayi berumur beberapa bulan


(28)

tetapi banyak pula yang baru belajar renang setalah berumur tua (Dwijowinoto, 1991: 1).

Renang juga mempunyai sejarah yang selaras dengan sejarah kehidupan manusia.dan sejarah renang ini perlu diketahui oleh para olahragawan renang pada umumnya (Dwijowinoto, 1991: 7).Pada negara-negara kuno renang digunakan untuk melatih dan mempersiapkan para pemudanya dalam rangka pertahanan negara. Demikian pula setelah lahirnya sekolah-sekolah pada jaman kuno di negara-negara Mesir, China, Yunani, Roma dan banyak negara lain renang selalu masuk dalam acara pelajaran

sekolah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu renang telah dikenal dan terus berkembang sampai saat ini yaitu dengan adanya kejuaraan-kejuaran renang baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.

Renang pada jaman dahulu dilakukan orang untuk menyelamatkan diri misalnya dari ancaman kebakaran hutan, melarikan diri dari kejaran musuh atau menyejukkan badan dari sengatan matahari (Thomas, 2002: 1). Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa sejak semula selalu ada kedekatan manusia dengan air, misalnya anak-anak selalu ingin bermain dalam genangan air.Renang memberikan kesenangan, relaksasi, tantangan, persaingan, dan kemampuan untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat di dalam air. (Thomas, 2002: 1). Dalam berlatih renang pada tahap pertama mengikuti hukum-hukum alam pengapungan dan pergerakan tubuh. Renang tidak menentukan suatu pola tangan atau kaki yang harus dilakukan asal dapat mengapung dan bergerak kemana saja.Gaya dada atau


(29)

13

gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang

berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

Pada tahap berikutnya para perenang baru melakukan kombinasi gerakan-gerakan dan mengelompokkan kombinasi-kombinasi tersebut dalam gaya-gaya renang. Tahap selanjutnya kombinasi gerakan disusun secara

sistematis dan jadilah gaya renang seperti yang sekarang banyak dilihat. Dalam arena perlombaan baik tingkat nasional, regional maupun

internasional ada empat gaya yang selalu dipertandingkan, gaya-gaya tersebut adalah The Crawl Stroke, Gaya Punggung atau The Back Crawl Stroke, Gaya Dada The Breast stroke dan Gaya Kupu-kupu atau The Dolphin Butterfly Stroke. (Dwijowinoto, 1991: 4).

Gaya dada adalah gaya yang paling populer sewaktu orang melakukan renang rekreasi karena dengan gaya ini, kepala perenang dapat berada di atas air dalam waktu yang lama. Orang yang sedang belajar berenang biasanya memulai dari mempelajari gaya dada terlebih dahulu karena disamping mudah dipelajari, resiko yang ada lebih kecil jika dibandingkan


(30)

dengan gaya-gaya berenang yang lain. Sehingga dalam pelajaran renang, kebanyakan perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas terlebih dahulu. Namun diantara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional (FINA), perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang

berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki. (Hidayat:2010:10)

Gaya dada adalah gaya yang paling populer sewaktu orang melakukan renang rekreasi karena dengan gaya ini, kepala perenang dapat berada di atas air dalam waktu yang lama. Orang yang sedang belajar berenang biasanya memulai dari mempelajari gaya dada terlebih dahulu karena disamping mudah dipelajari, resiko yang ada lebih kecil jika dibandingkan dengan gaya-gaya berenang yang lain. Sehingga dalam pelajaran berenang, kebanyakan perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas terlebih dahulu. Namun diantara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi


(31)

15

Renang Internasional (FINA), renang gaya dada adalah renang yang paling lambat.

Gambar 1. Teknik renang gaya dada

Berikut ini adalah teknik-teknik atau tahapan-tahapan dalam belajar renang gaya dada:

1. Gerakan kaki

a. Kaki ditekuk (dengkul dibengkokkan/ditekuk)

b. Kemudian tendangkan/luruskan kaki dengan posisi kedua kaki terbuka (kaki kiri dan kaki kanan saling berjauhan)

c. Masih dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ..ini akan menambah daya dorong)


(32)

Jadi urutan gerakan kaki gaya dada ini : 1) Tekuk, tendang, rapatkan,

2) Tekuk, tendang, rapatkan, dan seterusnya.

Gambar 2. Teknik Gerakan kaki renang gaya dada

2. Gerakan tangan

a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan saling bertemu & menempel)

b. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu kesamping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah)

c. Luruskan tangan kembali. d. Ulangi langkah a – c di atas

Jadi urutan gerakan tangan gaya dada ini :

1) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,

2) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan, dan seterusnya.


(33)

17

Gambar 3. Teknik gerakan tangan renang gaya dada

3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas a. Gerakan tangan dan kaki dilakukan bergantian.

b. Pengambilan nafas dilakukan ketika gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, kemudian kepala mendongak ke atas sambil mengambil nafas.

Gambar 4. Kombinasi teknik gerakan kaki,tangan dan pengambilan nafas


(34)

Beberapa tips bagi pemula yang ingin belajar berenang gaya dada: 1) Ketika mulai belajar tangan berpegangan pada pinggir kolam,

kemudian gerakkan kaki seperti di atas. Lakukan sampai lancar. 2) Kemudian Anda bisa meminta seorang teman untuk memegangi tangan Anda, sehingga Anda bisa menyeberangi kolam dengan menggerakkan kaki dan tangan tetap dipegangi teman Anda. Untuk anak-anak, orang tua / pelatih renang bisa melakukan ini.

3) Setelah lancar, maka sekarang kita agak ke tengah kolam. Kemudian kita mengapungkan badan (seperti posisi meluncur) dan gerakkan kaki gaya dada seperti di atas sampai ke pinggir kolam. Lakukan sampai lancar.

4) Setelah itu sekarang mulai belajar menggerakkan tangan. Lakukan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru gerakkan tangan gaya dada seperti di atas. Begitu seterusnya, lakukan sampai lancar.

5) Setelah cukup lancar, maka mulailah belajar mengambil nafas. Ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas. Lakukan sampai lancar. 6) Kemudian berlatihlah lebih ke tengah dan berenang untuk mencapai

pinggir kolam. Lakukan terus sampai bisa selebar kolam renang. 7) Setelah lancar, mulailah perbaiki gaya renang gaya dada Anda.

Gerakan kaki dan tangan bergantian yaitu 1 kali gerakan kaki, 1 kali gerakan tangan dan ambil nafas.


(35)

19

8) Gerakan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal ini akan memberikan dorongan yang lebih kuat sekaligus memudahkan pengambilan nafas). (sumber: Counsilman. 1982: 23)

2. Prinsip-Prinsip Olahraga Renang

Prinsip-prinsip Olahraga Renang Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air.Olahraga ini dapat dilakukan mulai dari anak kecil sampai dengan orang tua.Olahraga ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat, menanamkan keberanian, percaya diri dan sebagai terapi yang kadang-kadang dianjurkan oleh dokter (Soekanto 1984: 1).

Sekarang, cabang olahraga renang digunakan sebagai sarana untuk

mengukir prestasi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya klub-klub renang di mana-mana, dan banyaknya lomba-lomba renang yang diadakan dari tingkat daerah sampai dengan tingkat internasional.Untuk renang prestasi harus mengetahui prinsip-prinsip renang untuk menunjang prestasi yang diinginkan. Ada beberapa prinsip renang yang harus diketahui oleh parapelatih renang maupun atletnya, yaitu:

a. Prinsip Hambatan dan Dorongan

Setiap saat kecepatan maju seorang perenang adalah hasil dari dua kekuatan.Satu kekuatan cenderung untuk menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus

didesaknya atau yang harus dibawanya serta. Yang kedua kekuatan yang mendorongnya maju disebut dorongan yang ditimbulkan oleh


(36)

gerakan lengan dan tungkai (Counsilman, 1982: 2).Usaha yang bisa dilakukan oleh perenang untuk memperoleh kecepatan renang yang tinggi, adalah membuat letak badan perenang di air supaya streamline dan tidak menimbulkan banyak tahanan, baik depan maupun belakang (Roeswan dan Soekarno, 1979:30). Sedangkan menurut Tri Tunggal, (2004: 4) keberhasilan perenang untuk memenangkan

suatuperlombaan pada dasarnya berasal dari kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong sambil mengurangi

hambatan.Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong yaitu melakukan kekuatan otot

sedangkan untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai bentuk hambatan.

b. Prinsip Hukum Aksi-Reaksi

Hukum Newton yang Ketiga mengatakan bahwa setiap aksi

mengakibatkan reaksi yang sama dan berlawanan arah. Jika perenang mendorong lengannya ke belakang dengan kekuatan 25 kg dan mendorong kakinya ke belakang dengan kekuatan 5 kg, maka kekuatan resultant sebesar 30 kg digunakan untuk mendorongnya maju. (Soekarno, 1985:9). Newton menunjukkan bahwa reaksi yang ditimbulkan besarnya sama persis dengan aksi dan arahnya 180 terhadapnya. Jika perenang menekan air ke bawah maka reaksinya akan mendorongnya ke atas. Begitu pula jika perenang mendorong air ke belakang, maka reaksinya berupa dorongan ke depan (Counsilman, 1982:113).


(37)

21

c. Prinsip Pemindahan Momentum

Prinsip pemindahan momentum sering digunakan dalam renang. Gerakan lengan saat melakukan Start dan gerakan lengan saat

pemulihan atau recovery pada gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung serta gaya dada merupakan penerapan prinsip pemindahan momentum dalam renang. Pada saat start, momentum yang

ditimbulkan oleh lengan selama mengayun dipindahkan ke seluruh tubuh dan membantu perenang meloncat lebih jauh (Soekanto 1984: 10).

d. Prinsip Teori Hukum Kuadrat

Hambatan yang timbul dalam cairan dan gas berubah kira-kira menurut kuadrat kecepatannya. Penerapan hukum ini dalam renang adalah dalam hal kecepatan masuknya lengan ke dalam air saat recovery atau pemulihan. Jika perenang menjulurkan lengannya ke depan dengan kecepatan dua kali kecepatan sebelumnya, ia akan mengalami hambatan empat kali lipat. Dengan demikian gerakan lengan saat recovery tidak hanya mengganggu irama gerakan lengan, tetapi juga meningkatkan hambatan untuk maju.Oleh karena itu majunya lengan perenang saat recovery perlu diperlambat.Tetapi perenang juga sulit untuk menahan lengan saat recovery terlalu lama di dalam air agar dapat menghasilkan hambatan yang kecil, sebab kecepatan kedua lengan harus serasi, teratur dan bergantian.


(38)

Keserasian kedua lengan merupakan faktor penting dalam irama renang.

e. Prinsip Daya Apung

Asas Archimides menyatakan bahwa sebuah benda padat yang

dimasukkan ke dalam zat cair akan diapungkan ke atas oleh gaya yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan. Jadi, gaya apung seseorang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh badan yang mengapung.

Untuk dapat mengapung orang harus mempertimbangkan dua gaya gaya ke bawah dari berat badan dan gaya apung ke atas dari air. Jika kedua gaya yang bekerja pada badan resultantenya sama dengan nol, gaya itu dalam keadaan seimbang dan badan dapat mengapung tanpa gerakan. Perenang yang ringan mempunyai daya apung yang lebih tinggi dan menimbulkan hambatan lebih sedikit daripada perenang yang lebih berat. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya apung dan posisi perenang antara lain bentuk tubuh, ukuran tulang,

perkembangan otot, berat badan, jumlah relatif jaringan lemak, kapasitas paru dan sebagainya .

D. Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan ditingkatkan, untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik


(39)

23

kondisi fisik, daya tahan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dilatih dan ditingkatkan menjadi stamina dalam upaya

mencapai prestasi yang optimal. Pembinaan prestasi olahraga yang bertujuan pencapaian prestasi secara optimal memerlukan pelatihan yang terprogram dengan baik dan berkesinambungan.Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaanya satu sama lainya. Berkaitan dengan praktikan pelatihan olahraga dalam upaya pencapaian prestasi yang optimal, harus disadari bahwa aspek-aspek fisik, teknik, strategi dan kematangan mental merupakan kesatuan yang harus selalu

ditingkatkan.Untuk menentukan status kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh sebelum program khusus.Komponen kondisi fisik yang perlu ditingkatkan dalam latihan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, stamina, kelincahan, dan power.(Harsono, 1988:100).

Dalam teori latihan, disebutkan ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama yaitu 1) latihan fisik, 2) latihan teknik, 3) latihan taktik, dan 4) latihan mental. Kondisi fisik merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan prestasi olahraga, dengan melakukan latihan kondisi fisik memungkinkan siswa untuk dapat mengikuti program latihan dengan baik. Lebih lanjut Harsono (1988:100) menegaskan bahwa perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna.


(40)

Kondisi fisik menurut Sajoto (1995: 16) adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus

dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut.

Adapun unsur-unsur kondisi fisik itu meliputi :

1. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama adalah daya tahan umum (general endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup lama. Kedua adalah daya tahan otot (local endurance) yaitu

kemampuan seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban

tertentu.

3. Daya ledak otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kemampuan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan X kecepatan.


(41)

25

4. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.

5. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

6. Kelincahan (aglility) adalah kemampuan seseorang merubah posisi di area tertentu.

7. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ- organ saraf otot.

9. Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.

10.Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, saraf, atau filling lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola (Sajoto, 1995: 8-11).


(42)

E. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik, tanpa kekuatan seseorang tidak akan bisa berlari cepat, melompat, mendorong, menarik, menahan, memukul, mengangkat dan lain sebagainya. Jadi jelas bagi kita bahwa kekuatan dibutuhkan dalam kebanyakan aktifitas fisik dan setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan, seberapa besar kekuatan yang

dibutuhkan serta jenis kekuatan yang mana yang diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya.Dalam fisiologis kekuatan dapat didefinisikan yaitu kemampuan otot mengatasi suatu tahanan atau beban, dan secara fisikalis kekuatan merupakan hasil perkalian antara masa dengan pecepatan atau acceleration (Depdiknas, 2000: 108).

Sedangkan definisi kekuatan menurut Sajoto (1995 : 58) adalah

kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya. Dan selanjutnya menurut Harsono (1988 : 36) kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan.

Tubuh kita tersusun dari berbagai jenis otot yang tersebar dalam seluruh tubuh, otot merupakan suatu organ/alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, otot termasuk alat kerja aktif dan lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai bahu. Berdasar pada pengertian tersebut otot lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan lengan


(43)

27

yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu yang digunakan dalam menopang tubuh ke atas.

Berdasarkan pengertian di atas, kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat

berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Latihan kekuatan dapat dilakukan dengan beban alat atau beban

sendiri/tubuh. Salah satu latihan yang digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan dengan beban tubuh adalah push up. Latihan push up adalah untuk menguatkan telapak tangan, otot trisep, bisep dan lengan keseluruhan sehingga kuat untuk mengayuh dalam gerakan renang gaya dada.

Push-up adalah latihan kekuatan yang dilakukan berbaring horizontal dalam posisi menghadap ke bawah dan kemudian menaikkan dan menurunkan tubuh menggunakan lengan. Untuk melakukan push up yang benar, mula-mula posisikan tubuh anda tertelungkup. Letakkan lengan tepat di samping kanan dan kiri anda, tidak terlalu lebar juga tidak terlalu sempit.Tarik nafas sebelum mengangkat tubuh, dan bersamaan dengan gerakan lengan mengangkat tubuh anda lepaskan nafas.Saat bergerak turun tarik nafas kembali.


(44)

Adapun manfaat latihan push-up antara lain:

a. Push-up menguatkan otot lengan, bahu dan dada. Gerakan push-up yang terpusat pada tubuh bagian atas akan membuat dada dan bahu anda kuat dan tegap, lengan anda sebagai pusat penggerak akan mempunyai otot yang kekar dan kuat.

b. Push-up juga membuat anda tidak mudah terkilir, terutama pada bagian lengan dan bahu. Selain kuat otot lengan dan tubuh bagian atas menjadi lebih lentur.

c. Push-up membantu melancarkan aliran darah ke kepala, terlebih lagi bila anda melakukan latihan leher sebelum memulai push up sesuai dengan petunjuk di atas, sehingga anda akan dapat merasa lebih segar dan nyaman.

Lengan adalah anggota tubuh penggerak bagian atas yang terdiri dari tulang-tulang, sendi penggerak dan otot-otot yang melindunginya. Adapun otot-otot lengan terdiri dari :

1) Musculus Biseps braki berfungsi untuk membengkokkan lengan bawah siku, merata hasta dan mengangkat lengan.

2) Musculus Brakialisberfungsinya membengkokkan lengan bawah siku. 3) Muskulus korako brakialis. Fungsinya mengangkat lengan.

4) Muskulus triseps braki(otot lengan berkepala tiga).

5) Digitonum karpi radialis berfungsi sebagai ekstensi dari jari tangan. 6) Muskulus ekstensor policis longus, fungsinya ekstensi dari ibu jari.


(45)

29

7) Muskulus ekstensor karpi radialis longus, muskulus ekstensor karpi radialis brevis dan muskulus ekstensor karpi ulnaris berfungsi sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan).

8) Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.

9) Muskulus palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan;

10) Muskulus palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis, fungsinya fleksi jari ke dua dan kelingking; 11) Muskulus fleksor digitorium profundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3 ,4. 12) Muskulus fleksor policis longus, fungsinya fleksi ibu jari.

13) Muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi dan tangan. 14) Muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan.


(46)

F. Kekuatan Otot Tungkai

Sajoto bahwa : “kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik, yang

menyangkut masalah seorang atlet pada saat mempergunakan kelompok otot-ototnya, menerima beban waktu tertentu, “otot yang kuat akan memberikan stabilitas yang kuat bagi persendian, dan oleh karena otot yang kuat

memperkecil kemungkinan akan terkilir : “Di samping masalah kekuatan

adalah hal-hal yang perlu diketahui yaitu masalah yang ada hubungannya dengan kekuatan.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas, seorang atlet/pemain harus melatih otot-ototnya terutama otot besar yaitu otot tungkai yang merupakan kelompok dasar dari gerak tubuh. Kekuatan otot pada setiap cabang olahraga sangat dibutuhkan terutama pada gerakan mengayuh pada renang gaya dada. Dengan demikian fungsi otot tungkai dalam melakukan gerakan renang gaya dada sangat dominan sehingga perlu terus dilatih untuk mencapai kekuatan yang maksimal.

Kekuatan merupakan faktor utama dalam melakukan aktivitas fisik dan juga kemampuan dari otot yang dapat mengatasi tahanan atau beban dalam

menjalankan aktivitas. Kegunaan kekuatan otot di samping mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah mempelajari teknik dan juga untuk mencegah terjadinya cedera dalam berolahraga. Seperti yang dikemukakan oleh Hairi dan Sadjono yang di kutip oleh I Putu Gede Adiatmika, dkk dalam


(47)

31

masalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot-ototnya

menerima beban dalam waktu kerja tertentu”.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus juga kuat untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

a. Adaptive systems

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

b. Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan adalah sebagai berikut: 1) Pusat gravitasi; 2) Garis gravitasi ; 3) Bidang tumpu; dan 4) Keseimbangan Berdiri.

G. Penelitian Relevan

Penelitian relevan berguna untuk melihat adanya suatu kaitan atau hubungan dengan apa yang dibicarakan dan apa yang berlaku. Penelitian relevan ini untuk memperkuat hasil penelitian yang akan diteliti oleh penulis yang berjudul “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Tungkai Dengan Gerak


(48)

Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Bandar LampungTahun Pelajaran2014/2015”.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan memberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 78,67%, kekuatan otot tungkai memeberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 48,72 %, sedangkan kekuatan otot lengan dan tungkai memberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 86,67%.

Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan lengan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap gerak dasar renang gaya dada di bandingkan dengan kekuatan otot tungkai.

Berikut adalah penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang peneliti lakukan :

1. Fadly (2012). “hubungan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet

renang Kota Makassar”.

a. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang Kota Makassar sebesar 33,1%.

b. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang Kota Makassar sebesar 51,7%.


(49)

33

c. Ada hubungan yang signifikan antara kelentuka togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang Kota Makassar sebesar 12,2%.

2. Kiki Puspita Sari (2012). “kontribusi panjang lengan, kekuatan otot

tungkai, dan kekuatan otot perut terhadap kecepatan renang gaya dada

pada atlet renang Kota Makassar”.

a. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar sebesar 39,10%. b. Kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan

renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar36,00%.

c. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar sebesar 72,80%.

3. Johan Arif Rachman (2013). “sumbangan kekuatan otot tugkai dan daya

ledak otot lengan terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter”.

a. Kekuatan otot tungkai memberikan sumbanganterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter sebesar 39,4%.

b. Daya ledak otot lengan memberikan sumbanganterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter sebesar 99,7%.

H. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam belajar teknik yang lebih kompleks tergantung dari penguasaan pola gerak dasar. Dan penguasaan gerak dasar tersebut tergantung pada komponen-komponen fisik dasar yang mendukungnya


(50)

seperti daya tahan, kekuatan, power, kecepatan, kelentukan, reaksi, keseimbangan, ketepatan ataupun koordinasi yang baik.

Kemampuan bergerak secara efesien adalah dasar awal yang perlu diperlukan untuk penampilan yang terampil.Kekuatan otot lengan dan tungkai adalah kekuatan yang menghasilkan gerakan dan suatu kekuatan/daya seperti kekuatan otot untuk menarik dan mendorong.

Renang gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki

menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan.

Aktivitas apapun dalam renang termasuk gerakan renang gaya dada sangat membutuhkan faktor kondisi fisik yang baik. Dan dilihat dari karakteristik gerakan renang gaya dada maka penulis menduga bahwa faktor kekuatan otot lengan dan kaki merupakan salah satu faktor yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan keberhasilan gerakan renang gaya dada.

Dalam melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya dada dibutuhkan kekuatan otot lengan dan tungkai. Kekuatan otot lengan dan tungkai

dibutuhkan untuk mengayuh gerakan didalam air agar mendapat hasil yang ideal. Dengan perpaduan kekuatan otot lengan dan kaki dapat dipastikan akan keberhasilan melakukan gerakan renang gaya dada yang benar.


(51)

35

Menurut Sajoto (1995 : 58 ) kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.

Dengan perpaduan unsur kondisi fisik ini, yaitu kekuatan otot lengan dan kaki akan dihasilkan gerakan renang gaya dada yang benar, selaras dan

menghindari cedera bagi yang melakukannya. Seseorang yang mampu menyeimbangkan posisi tubuh dan mengarahkannya pada satu arah lurus akan mempermudah siswa mempraktikkan gerakan renang gaya dada yang sempurna. Kekuatan otot lengan yang baik akan menghindarkan siswa dari cedera akibat tidak kuatnya gerakan mengayuh air saat gerakan renang gaya dada.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor kekuatan otot lengan dan tungkai memberikan hubungan yang berarti dengan keberhasilan melakukan gerak dasar renang gaya dada yang benar.

I. Hipotesis

Menurut Sudjana (2005: 219) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut melakukan pengecekan.

Arikunto (2006:35) hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah


(52)

Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan yang signifikan darikekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan darikekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

H2 : Ada hubungan yang signifikan dari kekuatan otot tungkai dengan Gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan dari kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan X1 SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan

dan Tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas X1 SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.


(53)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Arikunto (2006:136) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Dapat berupa angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau alat yang tepat penilaian yang dilaksanakan akan lebih terarah dan dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang diharpakan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelititannya.

Berdasarkan kutipan di atas yang dimaksud dengan metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mengumpulkan data penelitian untuk di uji kebenarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2006 : 251) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya

hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan, serta bearti atau tidaknya hubungan itu. Sedangkan menurut Riduwan (2005 : 49) penelitian


(54)

tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih.

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasionalyang artinya mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y) serta untuk mengetahui seberapa erat hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan hasilketerampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMKNegeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

B. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel Penelitian

Arikunto (2006:94) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini menggunakan 2 (Dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung ada variabel lainya yang yang berguna untuk meramalkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (X).

variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Kekuatan otot lengan (X1)


(55)

39

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah veriabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan (Y).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : 1. gerak dasar renang gaya dada (Y).

2. Data Penelitian

Menuru tsumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu :

a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Didalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti menganbil data secara langsung dan tidak melalui perantara siapapun.

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelititer dahulu. Sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data sekunder tidak dipakai.

Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis-hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah menentukan apakah data yang akan

dipergunakan untuk menguji hipotesis itu akan dikumpulkan dari sumber-sumber pustaka yang sudah ada, ataukah akan diusahakan data langsung


(56)

dari individu-individu yang diselidiki. Data yang adadalampustaka- pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer.

Pengumpulan data primer dapat di lakukan dengan mengadakan suvey atau pencacahan lengkap. Berdasar kanteori di atas maka dapat di simpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data di kumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Sugiono (2008:220), mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi di batasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogen.

Dari paparan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau penduduk penelitiana dengan maksud untuk diselidiki yang mempunyai sifat yag sama atau homogen.


(57)

41

Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015yang

berjumlah 116 orang, 1 kelas terdapat 38 orang.

Tabel 1.Populasi penelitian

No Kelas Jumlah

siswa

Jumlah Putra Putri

1 XI AK 1 38 10 28

2 XI AK 2 38 13 25

3 XI AK 3 40 14 26

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10– 15% atau 20–25%. (Arikunto, 2006:112). Teknik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah randomsampling. Karena siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 terdapat 116 orang, maka diambil 25 % dari jumlah siswa kelas XI tersebut, maka sampel yang diambil berjumlah 30 orang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan system random

sampling. Seperti pendapat Ridwan (2005:58) bahwa ” random sampling

adalah pengambilan sampel dari angota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)


(58)

dari populasi tersebut” teknik random sampling digunakan dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut :

a. Memberikan kemungkinan kesempatan bagi individu dalam populasi untuk menjadi anggota sampel dari populasi

b. Dalam pelaksananya penentuan sampel yang memakai teknik random sampling ini dengan cara membuat undian dengan mengisi nama-nama siswa kelas XI kemudian setelah itu diundi dan yang keluar no 1 sampai 30 itulah yang mewakili siswa kelas XI SMK N 4Bandar Lampung.

Tabel 2.Sampel penelitian

No Kelas Pengambilan sampel Jumlah siswa Setiap kelas Jumlah Putra Putri 1 XI AK 1

30

38 10 5 5

2 XI AK 2 38 10 6 4

3 XI AK 3 40 10 4 6

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengukur kekuatan otot lengan

Tes untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push

dynamometer. Satuan dalam instrumen pull push dynamometer ini adalah kilogram (Depdiknas, 2000). Memiliki indeks validitas sebesar 0.63 dan reliabilitas 0,63.

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam mendorong. Alat : Pull Push dynamometer.


(59)

43

Pelaksanaan : Peserta tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus kedepan. Tangan memegang Pull push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Dorong alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, sedangkan tangan dan siku tetap sejajar bahu. Tes dilakukan sebanyak tiga kali.

Penilaian : Skor kekuatan dorong terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.

Tabel3. Norma KekuatanMendorongOtotBahu.

No. Norma Kg

1 BaikSekali 44,00 keatas

2 Baik 35,00 – 43,50

3 Sedang 26,00 – 34,50

4 Kurang 13,00 – 25,50

5 KurangSekali 17,50 kebawah

2. Mengukur Kekuatan Otot kaki/ Tungkai Tujuan : Mengukur power otot-otot kaki

Alat : Test Dinamometer Kaki (Leg Dynamometer)

Pelaksanaan : berdiri di atas papan dinamometer kaki. Tapak kaki selebar ± 15 cm. Kedua tapak tangan berpegangan pada pegangan dinamometer kaki/tapak tangan hadap ke belakang. Kedua lutut bengkok, sedangkan punggung tegak.Tes dengan kepala tegak dan punggung tetap lurus


(60)

berusaha meluruskan kedua lutut semaksimal mungkin sebagai pertanda/ upaya mendapatkan power otot-otot kaki maksimal, seperti terlihat pada jarum penempatan terakhir.

Gambar 6 . Leg Dynamometer Sumber : Depdiknas Pusegjas. 2000

3. Mengukur tes keterampilan renang gaya dada

4. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian kualitas gerakan. Dengan

penilaian tes keterampilan gerak dasar renang gaya dada yang diadaptasi dari Muhajir (2007: 44)). Adapun aspek yang diamati dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan (3) Tahap akhir gerak/gerak

lanjutan.

Untuk menetapkan skala penilaian dari instrumen ini, dibuat rentang nilai atau skor dari angka 1 sampai dengan 3. Angka 1 menunjukkan nilai kurang, angka 2 nilai sedang (S), angka 3 menunjukkan nilai baik (B). Kriteria gerak dasar renang gaya dada terdapat pada lampiran


(61)

45

E. Variabel Data

Arikunto (2006:94) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Untuk persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam variabel data sebagai berikut :

a) Arti kata hubungan menurut (KBBI: 2008: 55) adalah bersambung atau berangkaian (yang satu dengan yang lain)

b) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk menggunakan tenaga maksimal terhadap suatu tahanan. Sedangkan definisi kekuatan menurut Sajoto (1995 : 58) adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan

sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.

c) Otot lengan, otot lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan lengan yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu yang digunakan dalam menopang tubuh ke atas. Tubuh kita tersusun dari berbagai jenis otot yang tersebar dalam seluruh tubuh, otot merupakan suatu organ/alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, otot termasuk alat kerja aktif dan lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai bahu (KBBI, 2005: 585)

d) Kekuatan otot tungkai, merupakan anggota tubuh (extrimitas) bagian bawah dan terdiri dari tungkai atas (femur), tungkai bawah terdiri dari tulang tibia dan fibula dan kaki terdiri dari: 1). Tarsus (akar kaki), 2). Metatarsus (tengah kaki), 3). Digiti (jari-jari kaki).


(62)

e) Hasil, menurut KBBI definisi arti kata hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.

f) Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. (Gordon, 1994: 78)

keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoprasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat dan cenderung pada aktifitas psikomotor.

g) Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di dalam air dan merupakan cabang olahraga yang dilakukan oleh siapa saja, baik putra maupun putri.

h) Renang gaya dada adalah Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap kepermukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang kearah luar sementara kedua belah tangan

diluruskan di depan. Kedua belah tangan di buka kesamping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat kedepan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak i) Siswa adalah seseorang yang mengikuti kegiatan dilingkungan sekolah.

Variabel data dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif yaitu yang berbentuk angka, dan pengukuran proses dimana data diubah menjadi angka. Untuk bisa melakukan hal ini yang perlu dilakukan peneliti yang pertama kali adalah mengetahui hal apa yang akan di ukur dan menunjukkan adanya nilai yang bisa berubah-ubah.


(63)

47

F. TeknikPengumpulan Data

Faktor penting dalam penelitian yang berhubungan dengan data adalah metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan metode dengan teknik tes dan pengukuran. Data-data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil dari pengukuran kekuatan otot lengan, pengukuran kekuatan otot tungkai dan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMKNegeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes keterampilan gerak dasar renanggaya dada yang digunakan untuk mengukur keberhasilan renanggaya dada.

Cara menilai: 1. Hasil kasar

Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh peserta tes disebut hasil kasar. Tingkat ketrampilan gerak dasar renang gaya dada siswa tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan presentasi yang telah di capai. 2. Nilai tes

Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran tersebut perlu diganti dengan ukuran yang sama. Satuan ukur pengganti ini adalah Nilai. Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari butir tes tersebut. Caranya dengan melihat table nilai dan table norma. Hasil penjumlahan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi renang gaya dada pada siswa tersebut.


(64)

Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan korelasional, yang hendak menyelidiki ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Secara grafis rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 7. Desain PenelitianX1,X2,Y. Sumber Sugiyono (2008: 10)

G. Teknik Pengolahan Data

Validitas dan Reliabelitas 1. Uji validitas instrumen

Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar (Arikunto, 2006: 275) Rumus korelasi Product Moment adalah:

 

 

2 2

2

 

2

. . Y Y n X X n Y X XY n rxy            Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X

X1

X2


(65)

49

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Selanjutnya harga r tersebut ditransformasikan ke harga r tabel, sehingga dianggap valid apabila harga rhitung> rtabel pada taraf α = 0,05. Menurut Ridwan (2005:139) bahwa besarnya korelasi yang diperoleh di

interprestsikan dengan kriteria sebagai berikut:

Menurut Sugiyono (2008: 231) untuk dapat memberikan penafsiran

terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 4. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.

Interval KoefisienKorelasi InterpretasiHubungan 0,80 - 1,00

0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19

Sangat kuat Kuat Cukup kuat

Rendah Sangat rendah

2. Uji Reliabilitas Instrument

Reliabilitas ini menggambarkan derajat ketelitian atau keajegan hasil pengukuran. Jika alat pengukur itu reliabilitas maka pengukuran yang dilakukan test ulang dengan memakai alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk mengetahui besarnya derajat keterandalan suatu alat pengukur dapat dilakukan dengan melakukan dua kali pengukuran (test and retest) yaitu


(66)

pengukuran pertama dan ulangannya. Instrumen ini kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden dan dicatat hasilnya, kedua hasil pengukuran tersebut dikoreksi dengan menggunakan korelasi product-moment.

  

 

2 2

2

 

2

X.Y

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

n

Keterangan : 1 x y r

= Koefisien korelasi n = Jumlah sampel X1 = Skor variabel Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment, sehingga dianggap reliabel apabila harga r hitung> r tabel pada taraf

α = 0,05 atau .kepercayaan 95%.

H. Teknik Analisis Data

Teknikan alisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan korelasi pearson product moment Riduwan (2005: 139):

  





  2 2 2 2 Y Y N X X N Y x XY N rxy


(67)

51

Keterangan : xy

r

: koefesien X dan Y. N : Jumlah sampel X : Skor variabel X Y : Skorvariabel Y

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya hubungan variabel X dengan Y dapat di tentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

KP = r2 x 100%

Keterangan

KP = Nilai kofesien Determinan r = Nilai Kofesien Korelasi

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasilper hitungan signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment, dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%).

Kaidah pengujian signifikan :

Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan dan jika r hitung< r tabel, maka terima Ho artinya tidak ada hubungan yang signifikan.

Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variable babas dengan variable

terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda ( )

   

2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 r 1 r r r 2 r r R    


(68)

Keterangan :

: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara bersama-sama dengan variabel Y

: Koefisien korelasi dengan Y : Koefisien korelasi dengan Y


(69)

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada hubungan antara otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

2. Ada hubungan antara otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

3. Ada hubungan antara otot lengan dan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

B. Saran

1. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi,

menyempurnakan instrument tiap-tiap item tes dan unsur-unsur lain seperti kecepatan dalam melakukan renang gaya dada dari awal hingga akhir, koordinasi lengan dan tungkai, panjang lengan, panjang tungkai, mental, kepercayaan diri, dll


(70)

2. Untuk siswa diharapkan agar terus melatih dan mengembangkan

penguasaan keterampilan gerak dasar renanggaya dada khususnya dalam keterampilan psikomotor dan geraknya;

3. Untuk Program Studi Penjaskes dapat dijadikan salah satu kajian dalam mengembangkan gerak dasar renang gaya dada dengan hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai yang dimiliki siswa.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur penelitian.Jakarta : P.T.Rineka Cipta Counsilman. 1982. The Science of Swimming Terjemahan Soekarno.

Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tingggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 1993. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta :Depdikbud --- 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.

Drowatzky.1981.Ptimization Thory. 2ndzedition. Newyork: Wiley Eastern Limited.

Dwijowinoto, Kasiyo. 1991.Renang Materi Metode Penilaian, Depdikbud Fadly, Very. 2012. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan

Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar:Universitas Negeri

Makassar.

Gordon, Davis.1994. Management System Information. Jakarta: TP Midas Surya Grafindo

Gafur, Abdul. 1983. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek- Aspek Pskologis dalam Coaching.

Jakarta: CV. Tambak Kusuma

Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta : Heath Books Huki. 2013. Bandung .Olahraga Renang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002.Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3 .Jakarta: Balai Pustaka

---.2005. Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka


(72)

McClenaghan, Pate Rotella, diterjemahkan Kasiyo Dwijowinoto. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas IX.Jakarta : Yudhistira.

Mutohir, Cholik.1992. Peningkatan Mutu Pembelajaran Mahasiswa dan Siswa di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Surabaya: Depdikbud UNESA Surabaya.

Rachman, Johan Arif. 2013. Sumbangan Kekuatan Otot Tugkai Dan Daya Ledak Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50

Meter.Semarang : UNNES.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Pendidikan Untuk Guru Karyawan dan Peneliti pemula. Bandung : Alfabet.

Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik. Jakarta:PT.Rosda Jayaputra. Saksono, Hapri. 2006. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan danTinggi

Badan Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 Meter Pada Mahasiswa Putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Semarang

:Universitas Negri Semarang.

Sukel, Sinalipon 2009.Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Smash Dalam Permainan Sepak Takraw.Manado: Universitas Negeri Manado

Sajoto.1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga Semarang :Dahara Prize

Samsudin.2008. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera Sari, Kiki Puspita. 2012. Kontribusi Panjang Lengan, Kekuatan Otot Tungkai,

Dan Kekuatan Otot Perut Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar :Universitas Negeri Makassar. Schmidt. 1988. Motor Control And Learning. Champaingn Human Kinetics

Publishers:Inc.

Situmorang, Roiman. 2009. Medan :Perbedaan Pengaruh Personal Teaching Tapan Alat Bantu Dengan Komando Dengan Alat Bantu Dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas.


(73)

Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.

Subiyanto. 2005. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Start Renang Gaya Kupu-kupu Pada Atlet Perkumpulan Renang Spectrum

Semarang.Semarang : FIK UNNES.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : PT Alfabeta

Surisman. 2012. Tes dan Pengukuran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. ---. 2010. Evaluasi Penjas II. BandarLampung: Universitas Lampung. Thomas, 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia.Kinerja/

Performance.,Penilaian Kinerja dan Standar Kinerja, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Setiawan, Tri Tunggal. 2004. Buku Ajar renang I. Semarang: FIK UNNES. Universitas Lampung. 2011. Bandar Lampung :Format Penulisan Karya Ilmiah.


(1)

52

Keterangan :

: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara bersama-sama dengan variabel Y

: Koefisien korelasi dengan Y : Koefisien korelasi dengan Y


(2)

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada hubungan antara otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

2. Ada hubungan antara otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

3. Ada hubungan antara otot lengan dan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

B. Saran

1. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi,

menyempurnakan instrument tiap-tiap item tes dan unsur-unsur lain seperti kecepatan dalam melakukan renang gaya dada dari awal hingga akhir, koordinasi lengan dan tungkai, panjang lengan, panjang tungkai, mental, kepercayaan diri, dll


(3)

67

2. Untuk siswa diharapkan agar terus melatih dan mengembangkan

penguasaan keterampilan gerak dasar renanggaya dada khususnya dalam keterampilan psikomotor dan geraknya;

3. Untuk Program Studi Penjaskes dapat dijadikan salah satu kajian dalam mengembangkan gerak dasar renang gaya dada dengan hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai yang dimiliki siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur penelitian.Jakarta : P.T.Rineka Cipta Counsilman. 1982. The Science of Swimming Terjemahan Soekarno.

Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tingggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 1993. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta :Depdikbud --- 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.

Drowatzky.1981.Ptimization Thory. 2ndzedition. Newyork: Wiley Eastern Limited.

Dwijowinoto, Kasiyo. 1991.Renang Materi Metode Penilaian, Depdikbud Fadly, Very. 2012. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan

Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar:Universitas Negeri

Makassar.

Gordon, Davis.1994. Management System Information. Jakarta: TP Midas Surya Grafindo

Gafur, Abdul. 1983. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek- Aspek Pskologis dalam Coaching.

Jakarta: CV. Tambak Kusuma

Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta : Heath Books Huki. 2013. Bandung .Olahraga Renang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002.Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3 .Jakarta: Balai Pustaka

---.2005. Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka


(5)

Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.

McClenaghan, Pate Rotella, diterjemahkan Kasiyo Dwijowinoto. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas IX.Jakarta : Yudhistira.

Mutohir, Cholik.1992. Peningkatan Mutu Pembelajaran Mahasiswa dan Siswa di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Surabaya: Depdikbud UNESA Surabaya.

Rachman, Johan Arif. 2013. Sumbangan Kekuatan Otot Tugkai Dan Daya Ledak Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50

Meter.Semarang : UNNES.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Pendidikan Untuk Guru Karyawan dan Peneliti pemula. Bandung : Alfabet.

Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik. Jakarta:PT.Rosda Jayaputra. Saksono, Hapri. 2006. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan danTinggi

Badan Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 Meter Pada Mahasiswa Putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Semarang

:Universitas Negri Semarang.

Sukel, Sinalipon 2009.Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Smash Dalam Permainan Sepak Takraw.Manado: Universitas Negeri Manado

Sajoto.1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga Semarang :Dahara Prize

Samsudin.2008. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera Sari, Kiki Puspita. 2012. Kontribusi Panjang Lengan, Kekuatan Otot Tungkai,

Dan Kekuatan Otot Perut Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar :Universitas Negeri Makassar. Schmidt. 1988. Motor Control And Learning. Champaingn Human Kinetics

Publishers:Inc.

Situmorang, Roiman. 2009. Medan :Perbedaan Pengaruh Personal Teaching Tapan Alat Bantu Dengan Komando Dengan Alat Bantu Dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas.


(6)

Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.

Subiyanto. 2005. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Start Renang Gaya Kupu-kupu Pada Atlet Perkumpulan Renang Spectrum

Semarang.Semarang : FIK UNNES.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : PT Alfabeta

Surisman. 2012. Tes dan Pengukuran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. ---. 2010. Evaluasi Penjas II. BandarLampung: Universitas Lampung. Thomas, 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia.Kinerja/

Performance.,Penilaian Kinerja dan Standar Kinerja, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Setiawan, Tri Tunggal. 2004. Buku Ajar renang I. Semarang: FIK UNNES. Universitas Lampung. 2011. Bandar Lampung :Format Penulisan Karya Ilmiah.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN POWER TUNGKAI DENGAN JARAK LUNCUR SATU KAYUHAN RENANG GAYA DADA

1 19 47

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

1 22 66

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN PRESTASI RENANG 25 METER GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER GAYA DADA MAHASISWI PENJASKESREK 2010 UNIVERSITAS LAMPUNG

0 12 38

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN OTOT LENGAN TERHADAP TEKNIK DASAR TIGER SPRONG PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 49

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN MENDORONG DAN OTOT LENGAN MENARIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013/2014

0 10 46

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG PADA SISWA KELAS X SMK YAGSMI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 19 67

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM BADMINTON PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 40 66

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 33 73

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

0 8 59