3
Sistem Operasi Media Massa dan Konstruksi Realitas Politik
Salah satu faktor yang memberi pengaruh signifikan terhadap proses pembuatan atau pengkonstruksian realitas politik hingga jenis opini yang
terbentuk adalah system media massa dimana sebuah media menjalankan operasi jurnalistiknya. Seperti apa konstruksi realitas politik yang dibentuk
oleh sebuah media pertama-tama dipengaruhi oleh kehidupan system politik dimana media massa menjadi salah satu subsistemnya. Walaupun demikian,
media massa memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi system politik sehingga hubungan antara keduanya biasanya ditandai olehbentuk dan
kebijakan politik sebuah negara menentukan pola operasi media massa di negara itu, mulai dari kepemilikkan, tampilan isi, hingga pengawasannya
McNair, 1995. Keikutsertaan media massa dalam mengubah sebuah system politik tiada
lain adalah melalui pembentukkan opini publik atau pendapat umum public opinion yaitu upaya membangun sikap dan tindakan khalayak mengenai
sebuah masalah politik dan aktor politik Nimmo dan McNair, 1995. Dalam kerangka ini media menyampaikan pembicaraan-pembicaraan politik political
talks kepada khalayak. Bentuk pembicaraan politik tersebut dalam media antara lain berupa teks atau berita politik yang lagi-lagi didalamnya terdapat
pilihan symbol politik dan fakta politik. Karena kemampuan ini pula media massa sering dijadikan alat propaganda dalam komunikasi politik. Bahkan
karena peranannya ini, komunikasi politik sering diidentikkan dengan propaganda Hamad, 2004:7-9.
2.2. Komunikasi Politik
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas community yang menekankan
kesamaan atau kebersamaan. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”,
atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih,” sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk
hewan, tanaman, dan bahkan jin Deddy Mulyana, 2007:46.
4
Carl I Hovland Dalam Mulyana, 2007:68 mendefinisikan komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan rangsangan biasanya lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku
orang lain komunikate. Hovland juga mengungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, melainkan juga
membentuk pendapat umum public opinion dan sikap publik public attitude yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peran yang
amat penting. Menurut
Deddy Mulyana
2007, proses
komunikasi dapat
diklasifikasikan menjadi 2 dua bagian, yaitu: a. Komunikasi Verbal
Symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara
yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal, yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara
lisan. b. Komunikasi Non-Verbal
Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A Samovar dan Richard E Porter,
komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan
oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai pesan potensial bagi pengirim atau penerima Mulyana,
2000:237. Harold Laswell Mulyana, 2007: “Cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut Who, Says What, In Which Channel, To Whom,
With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: pertama,
sumber source, sering disebut juga pengirim sender, penyandi encoder, komunikator communicator, pembicara speaker, atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
5
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, atau bahkan suatu negara. Deddy
Mulyana, 2007:68-69.
1
Yang dimaksud komunikasi politik, menurut Dahlan 1999 ialah
suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau
pengaruh terhadap perilaku politik. Meadow dalam Nimmo 2004
juga membuat definisi bahwa “political communication refers to any exchange of symbol or messages that to a significant extent have been
shaped by or have consequences for political system.” Disini Meadow memberi tekanan bahwa symbol-simbol atau pesan yang disampaikan
itu secara signifikan dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap system politik. Dalam buku Introduction to Political Communication
oleh McNair 2003 dinyatakan bahwa “political communication as
pure discussion about the allocation of public resources revenues, official authority who is given the power to make legal, legislative,
and excecutive decision, and official sanctions what the state reward or punishes.” Jadi komunikasi politik menurut McNair adalah murni
membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang memiliki
kewenangan untuk memberi kekuasaan dan keputusan dalam pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislative atau
eksekutif, serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda Cangara, 2011:29-30.
Kajian komunikasi politik awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan istilah propaganda
2
, Cangara, 2011:26. Sedangkan, bagi Laswell ilmu politik adalah ilmu
tentang kekuasaan, “Analisa Politik.” Menurutnya adalah studi tentang perubahan-perubahan bentuk dan susunan pola nilai masyarakat”. Nilai
1
Diunduh dari http:dir.unikom.ac.ids1-final-projectfakultas-sospolilmu-komunikasi2010jbptunikompp-gdl- dickyhudia-227232-unikom-d-k.pdfori2-unikom-d-k.pdf. pada tanggal 16 Januari 2013.
2
Propaganda:”penerangan secara benar atau salah yang dilakukan untuk meyakinkan orang lain agar mengikuti
atau menganut paham tertentu Deni Kurniawan Ar’ari. 2006.
6
yang utama adalah keamanan, pendapatan dan martabat Varma, 2007:257.
2.3.Gerakan Perlawanan Rakyat
Giddens 1993 menyatakan bahwa gerakan sosial adalah suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai
tujuan bersama melalui tindakan kolektif collective action di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan. Pengertian yang nyaris persis diutarakan oleh
Tarrow 1998 yang menempatkan Gerakan Sosial sebagai politik perlawanan yang terjadi ketika rakyat biasa yang bergabung dengan para kelompok
masyarakat yang lebih berpengaruh menggalang kekuatan untuk melawan para elit, pemegang otoritas, dan pihak-pihak lawan lainnya. Ketika perlawanan ini
didukung oleh jaringan sosial yang kuat, dan digaungkan oleh resonansi kultural dan simbol-simbol aksi, maka politik perlawanan mengarah ke
interaksi yang berkelanjutan dengan pihak-pihak lawan, dan hasilnya adalah gerakan sosial.
M
enjelang akhir tahun 2008, Israel melancarkan agresi militer secara besar-besaran ke jalur Gaza. Israel mengerahkan seluruh kekuatan militernya,
mulai dari darat, laut sampai udara. Kaum perempuan dan anak-anak pun turut menjadi korban. Sungguh memilukan kondisi jalur Gaza saat ini. Krisis
kemanusiaan yang sangat akut terjadi di wilayah itu.
Dunia Internasional seakan tidak berdaya menghentikan agresi militer jalur Gaza. Dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pun tidak
dapat menghentikan Israel karena Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk menentang resolusi yang mengutuk agresi militer Israel. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa Amerika Serikat mendukung setiap langkah Israel di Timur Tengah. Bahkan presiden Venezuela Hugo Chaves mengusir Duta
Besar Israel sebagai bentuk protes diplomatik terhadap agresi militer Israel di jalur Gaza.
Siapakah sesungguhnya Hamas hingga Israel merasa perlu mengerahkan seluruh kekuatan militernya untuk menghancurkan organisasi yang didirikan
Syaikh Ahmad Yassin itu? Kemunculan Hamas sebagai gerakan perlawanan rakyat Palestina tentu
tidak dapat dipisahkan dari mata rantai konflik Palestina-Israel. Benang merah
7
konflik Palestina-Israel bertali-temali dengan cita-cita awal gerakan Zionisme yang didirikan oleh Theodore Herzl pada 1896. Kongres pertama gerakan
Zionisme, yang berlangsung di Bessel, Swiss tahun 1897, merekomendasikan berdirinya sebuah negara khusus bagi kaum Yahudi yang bercerai berai di
seluruh dunia, tetapi belum ditentukan lokasi geografisnya. Baru pada kongres kedua yang berlangsung pada tahun 1906, direkomendasikan secara tegas
untuk mendirikan sebuah negara bagi kaum Yahudi di tanah Palestina Kumoro, 2009: 19-21.
Beragamnya gerakan-gerakan perlawanan rakyat Palestina tersebut dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan ideologi atau pemahaman setiap
kelompok terhadap perjuangan menuju Palestina Merdeka. Ada faksi yang cenderung kooperatif adapula faksi yang non-kooperatif. Faksi kooperatif lebih
memilih jalan damai perundingan dengan Israel serta semua pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan masalah Palestina-Israel.
Bagi kelompok yang non-kooperatif, hengkangnya Israel dari seluruh tanah Palestina merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Perjuangan fisik pun akhirnya menjadi jalan hidup yang mereka tempuh, Kumoro, 2009: 66-69.
Hal lain yang terjadi yaitu saat masyarakat suku Amungme melakukan perlawanan terhadap PT Freeport Indonesia pada tahun 1974. Karena air,tanah,
hutan yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Amungme dibuat tercemar oleh perusahan milik Amerika tersebut. PT Freeport Indonesia
merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport McMoran Copper and Gold Inc. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang
mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Indonesia. Sedangkan Freeport McMoran
Copper and Gold Inc merupakan perusahan tambang internasional utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Seirkat. Juga merupakan
perusahaan publik di bidang tembaga terbesar di dunia.
3
Beberapa hal yang dlakukan oleh masyarakat suku Amungme yaitu memotong sayur dan bongkar
koperasi milik PT. Freeport. Juga membakar Pipa milik PTFI. Hal ini dilakukan karena kekesalan masyarakat yang mana aspirasi suku Amungme
3
https:facebook.comIDFreeport?v=infoexpand=1 Diunduh tanggl 21 Juli 2014, pukul 12.05 wib.
8
tidak diindahkan oleh PTFI dan juga menolak membeli sayur maupun hasil kebun lainnya milik masyarakat Amungme dengan alasan bahwa hasil kebun
mama itu kotor Giay Kambai, 2003: 39-45.
2.4.Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk
Analisis Wacana model Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya
didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Harus juga dilihat bagaimana suatu
teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu Eriyanto, 2001: 221.
Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan
sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua arti. Di satu sisi ia menunjukan bagaimana proses teks
tersebut diproduksi oleh wartawan media dan diserap oleh kognisi wartawan, dan akhirnya digunakannya untuk membuat teks berita. Pendekatan yang
dikenal sebagai kognisi sosial ini membantu memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat dipelajari dan
dijelaskan Eriyanto, 2001: 222. Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensibangunan:
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan
analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan
strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada
level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari
bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis van Dijk di sini menghubungkan analasis tekstual-yang memusatkan
perhatian melulu pada teks ke arah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan
maupun dari masyarakat Eriyanto, 2001: 224-225. Menurut Littejohn 1999, antara bagian teks dalam model van Dijk dilihat
saling mendukung, mengandung arti yang koheren satu sama lain. Hal ini
9
karena semua teks dipandang van Dijk mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida. Makna global dari suatu teks didukung oleh
kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Prinsip ini
membantu peneliti untuk mengamati bagiamana suatu teks terbangun lewat elemen-elemen yang lebih kecil. Skema ini juga memberikan peta untuk
mempelajari suatu teks. Kita tidak cuma mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraph, dan
proposisi. Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput oleh media, tetapi juga bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan bahasa tertentu
dan bagaimana itu diungkapkan lewat retorika tertentu Eriyanto, 2001:226- 227.
Van Dijk melalui berbagai karyanya, membuat kerangka analisis wacana yang terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagian
saling mendukung, yang dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu: a. Struktur makro, ini merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat
diamati dengan melihat topik dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Tema wacana
ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. b. Superstruktur adalah kerangka suatu teks. Ini merupakan struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
c. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks yakni dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
parafase, dan gambar Sobur, 2007: 73-74.
Struktur elemen wacana yang dikemukakan van Dijk ini dapat digambarkan seperti berikut:
Tabel 2.1 Elemen Wacana Van Dijk Struktur Wacana
Hal yang diamati Elemen
Struktur makro Tematik
apa yang dikatakan? Topik
Superstruktur Skematik
Skema
10
bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?
Semantik makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita Latar, detail, maksud,
praanggapan, nominalisasi
Sintaksis Bagaimana
pendapat disampaikan?
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
Stilistik pilihan
kata apa
yang dipakai?
Leksikon Struktur mikro
Retoris bagaimana dan dengan cara
apa penekanan dilakukan? Grafis, metafora
ekspresi
Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan,
saling behubungan dan mendukung satu sama lainnya.
a. Tematik