31
Gambar 2. Pembebanan truk “T” 500 KN Slamet, 2014 Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap struktur perkerasan kaku dengan
software SAP 2000 dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Pembebanan dan deformasi perkerasan beton pada pembebanan semi trailer Slamet, 2014
32
Gambar 4. Deformasi dan tegangan normal σ
xx
perkerasan beton pada pembebanan semi trailer Slamet, 2014
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis tegangan normal pada bidang x dalam arah sumbu x σ
xx
dapat diketahui bahwa terjadi tegangan tarik pada sisi atas tepatnya di antara dua roda maupun
sisi bawah perkerasan tepat berada di bawah roda. Kondisi ini menunjukkan bahwa beton berserat memiliki potensi untuk diaplikasikan secara optimal pada
struktur perkerasan kaku jalan raya.
G. Definisi Beton Berserat
1. Definisi Beton Berserat Beton bertulang berserat fibre reinforced concrete didefinisikan sebagai
bahan beton yang dibuat dari bahan campuran semen, agregat halus, agregat
33
kasar, air dan sejumlah serat fibre yang tersebar secara acak dalam matriks campuran beton segar Hannant, 1978
2. Jenis-Jenis Serat ACI 544.1R-96 a. Serat-serat logam, seperti serat baja karbon atau serat baja tahan karat
b. Serat-serat sintetis acrylic, aramid, nylon, polyester polypropylene, carbon
c. Serat-serat gelas d. Serat-serat alami serat ijuk, bambu, rami, ampas kayu, jerami, sisal, sabut
kelapa. Dalam penelitian ini digunakan serat polypropylene karena mudah diperoleh,
murah, awet dan tidak bersifat reaktif terhadap semen. 3. Perilaku Beton Berserat
Perilaku beton berserat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain sifat fisik matrik dan serat dan perlekatan antara serat dan matriknya.
a. Perilaku beton berserat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain sifat fisik matrik dan serat dan perlekatan antara serat dan matriknya. Perilaku
beton berserat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain sifat fisik matrik dan serat dan perlekatan antara serat dan matriknya.