Dewasa ini, ronda adalah kegiatan yang sudah jarang dilakukan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi warga dusun Kanten. Mereka masih aktif beronda setiap hari.
Dalam program ini, mahasiswa laki-laki ikut ronda di tanggal 1, 3, 5, 6, 12, dan 18 Agustus 2015 di jam 22.00-24.00. kegiatan ronda biasanya diisi dengan mengobrol
dahulu. Setelah itu, keliling untuk mengambil uang jimpitan dan menghitungnya. Selesai menghitung, warga diperbolehkan untuk beristirahat. Hambatan yang sering
dialami mahasiswa adalah rasa mengantuk karena ronda dilakukan sampai larut malam. Untuk mengatasinya, mahasiswa beristirahat yang cukup sebelum ronda.
Untuk hasil, ronda berjalan efektif dan lancar karena keamanan ketertiban dusun terjaga. Tidak ada kejahatan yang terjadi selama ronda berlangsung.
b. Rapat
Sebagai padukuhan yang memiliki tatanan sosial, Padukuhan Kanten terdapat perkumpulan muda mudi atau yang disebut Karang Taruna dengan berbagai macam
kegiatan didalamnya. Salah satunya adalah Rapat Karang Taruna yang terlasana pada tanggal 01 Agustus 2015 bertempat di Peten Mushola AL-AMIN dengan agenda
perkenalan serta sosialisasi program kerja KKN, pembahasan lomba kemerdekaan. Di tanggal yang sama pula juga ada rapat bapak-bapak RT 5 yang juga membahas lomba
kemerdekaan. Tanggal 07 Agustus 2015 bertepat dirumah sdr. Fredy Ardiansyah Kebonagung dengan agenda sosialisasi program kerja dan pembahasan pelaksanaan
lomba kemerdekaan diwilayah Tri Tunggal Kanten, Kebonagung, Kebon, serta pada tanggal 14 Agustus 2015 dengan pembahasan persiapan lomba kemerdekaan di
Masjid Tritunggal. Rapat Karang Taruna ini diikuti oleh seluruh mahasiswa KKN serta Karang
Taruna padukuhan Kanten, sebagai sarana untuk menjalin kerjasama, sosialisasi program kerja serta menumbuhkan rasa akrab dengan Karang Taruna setempat. Pada
dasarnya rapat Karang Taruna ini diadakan oleh Perkumpulan Karang Taruna masing- masing RT sehingga mahasiswa KKN tinggal mengikutinya saja, terkecuali pada
tanggal 19 Agustus 2015 rapat Mahasiswa KKN dengan Karang Taruna bertujuan untuk koordinasi dalam kegiatan Outbound.
c. Kerja Bakti
Adanya kerja bakti lingkungan ini, bertujuan membersihkan lingkungan, perbaikan serta memfungsikan kembali sarana umum. Kegiatan ini, rutin dijalankan
oleh warga pedukuhan Kanten oleh hampir seluruh warga yang terdiri dari bapak- bapak, ibu-ibu, dan muda-mudi. Kerja bakti bulan Agustus 2015 antara lain
dilaksanakan pada tanggal 1,2, 3, 4, 13 dan 24. Peran mahasiswa KKN disini adalah menggerakkan warga dan membantu warga membersihkan lingkungan seperti
membersihkan daerah makam, jalan, selokan, gedung IOM, membuka lahan untuk lapangan voli, serta meramaikan lingkungn pedukuhan Kanten dengan memasang
bendera merah putih maupun bendera warna-warni. Sambutan masyarakat sangat senang dan antusias menjalankan kerja bakti ini.
Hasil yang dicapai antara lain keakraban warga dengan gotong-royong dan lingkungan menjadi bersih, asri, nyaman, meriah, dan tersedia lapangan voli untuk
kegiatan olahraga.
d. Pendampingan Turis
Sebagai bagian dari desa wisata Kebonagung, maka Kanten juga termasuk salah satu wilayah yang menjadi tujuan wisatawan baik wisatawan dalam negri maupun
luar negeri. Pendampingan turis bertujuan Ikut mendampingi turis untuk mengenal kebudayaan serta adat istiadat Desa Wisata Kebonagung sehingga turis mengetahui
apa saja potensi alam dan manusia yang ada di Kebonagung pada umumunya. Pendampingan turis ini dilakukan atas usulan dari aparat desa yang disambut baik
oleh mahasiswa KKN, sehingga terjalin kerjasama yang baik antara mahasiswa KKN dan aparat desa, sedangkan manfaat dari pendampingan turis ini adalah wisatawan
mengetahui kebudayaan yang ada di Chandran serta Kanten seperti halnya berkunjung ke sentra pembuatan emping melinjo dan tempe.
Pendampingan turis dilakukan pada selasa, 04 Agustus 2015, pendampingan turis dimulai dari desa wisata Chandran yang terletak sebelah utara padukuhan Kanten
dengan jumlah wisatawan asing turis asal Belanda sebanyak 4 empat orang. Tidak ada dana yang dikeluarkan dari swadaya mahasiswa karena kegiatan ini diadakan oleh
sekretariat desa wisata Chandran sedangkan mahasiswa KKN hanya mendampingi turis selama berkunjung di Chandran dan Kanten.
Faktor pendukung dalam kegiatan pendampingan turis ini adalah adanya usulan atau permintaan dari salah satu pegawai Dinas Pariwisata Kab. Bantul serta
sekretariatan Desa Wisata Chandran untuk mendampingi turis selama berada di Kebonagung. Hambatan yang muncul selama kegiatan ini berlangsung adalah
kurangnya komunikasi antara mahasiswa KKN dengan turis asal Belanda akibat