Definisi Nur Ilahi KETUHANAN MENURUT SUMARAH DAN AL-GHAZALI

b. iman dewasa c. iman bulat d. iman Sumarah yang bertingkat-tingkat Sedangkan secara tingkatan ilmu batin jawa adalah sebagai berikut: a. Kanugrahan b. Madya Sepuh c. Kasukman d. Kasepuhan Tujuan dari ajaran sumarah sendiri adalah mengajak umat manusia untuk sampai pada iman bulat yaitu tingkatan iman yang ketiga. Untuk sampai pada iman Bulat manusia harus memalukan tahap utama yang disebut penyucian diri. Untuk melakukan penyucian diri maka dibutuhkan seorang guru atau dalam Sumarah sering disebut dengan istilah pamong. 36 5. Hal – hal yang harus dilakukan untuk mencapai Nur Ilahi Untuk mencapai Nur Illahi maka alat yang digunakan adalah hati atau batin. Oleh sebab itu, agar manusia mampu mencapai Nur Ilahi maka harus melakukan latihan-latihan khusus yang bertujuan untuk mensucikan batin atau hati. Untuk melakukan penyucihan batin maka dibutuhkan seorang pamong atau guru yang mampu untuk mengarahkan. 36 . I.bid.,h.79. Penyucian batin tersebut dilakukan agar manusia mampu mengontrol hawa nafsu yang sifatnya jelek. Bawasanya seluruh umat manusia telah dibekali hati dan juga syahwat oleh Tuhan. Namun tergantung manusianya sendiri bagaimana cara mengolah bekal-bekal yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Untuk mencapai Nur Illahi manusia harus mampu meleremkan mengendalikan nafsu-nafsu yang terdapat pada raga manusia tersebut: a. Lawwamah, yaitu nafsu yang berwujud cahaya lemah teles tanah basah yang bertempat merata dipermukaan kulit, daging, otot, tulang sumsum, kuku, rambut dan sebagainya. Yang semuanya berasal dari intisari bumi. Nafsu lawwamah ini memiliki watak murka, serakah. Tidak dapat dipungkiri semua manusia mempunyai dasar yang demikian. Semua manusia yang hidup di dunia memiliki unsur ingin memiliki dunia dan seisinya ini. b. Amarah , yaitu nafsu yang berwujud cahaya merah seperti halnya nyala api, yang berasal dari matahari. Pada nafsu ini bersifat mudah marah. c. Supiyah , yaitu nafsu yang berwujud cahaya kuning yang bersal dari intisari air. Semua yang meresap di badan manusia meruapakn sesuatu yang cair sebagaimana kencing, keringat, air mata dan darah, semuanya berasal dari air. Bahwasanya manusia memilki watak seperti air yang tidak pernah berhenti mengalir, mengalir terus tanpa putus. Meskipun aliran air sudah sampai ke samudra, namun masih menginginkan menjadi uap, terbang ke angkasa lama-lama akan menjadi air, dan mengalir lagi ke bumi. Artinya manusia memiliki banyak keinginan yang tiada terhenti bagaikan air tersebut. Seperti halnya manusia yang sudah meniliki motor banyak, tentu akan tumbuh keinginan yang lebih besar yaitu mempunyai mobil. Hal yang demikian secara terus-menerus terjadi secara alamiah pada diri manusia. d. Mutmainah, berwujud cahaya putih dumeling , yang berasal dari intisari angin yang memiliki kewajiban menjalankan keluar masuknya nafas. Dengan udara tersebut akan menjadikan kembang kempisnya paru-paru, jantung yang dapat memperlancar peredaran darah. Nafsu ini memiliki watak yang rasanya segar sekali. Menjadikan seluruh tubuh terasa segar bugar. Namun jika nafsu ini berkumpul dengan nafsu-nafsu yang lain akan menjadikan bencana alam. Mnusia yang meiliki nafsu ini akan berwatak cinta kasih sesama, suka memberi, bijaksana, berbudi luhur dan lain sebagainya.

6. Cara mencapai Nur Ilahi

Untuk mampu mencapai Nur Ilahi maka harus mampu meleremkan nafsu-nafsu yang tidak baik di atas dan juga sering kali melakukan sujud. Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas bahwa, yang dimaksud sujud dalam ajaran sumarah adalah cara mendekatkan diri pribadi kepada Tuhan yang Maha Esa. Untuk dapat melakukan sujud tersebut maka harus memiliki tekat yang kuat, iman yang bulat serta sering meakukan sujud agar mampu meminimalisir nafsu yang berada di batin manusia. Ketika manusia sudah mempunyai modal yang demikian maka menunjukkan bahwa sudah siap melakukan sujud.Untuk melakukan sujud maka dibutuhkan eneng, ening dan eling. a. Eneng yaitu, diam. Diam yang dimaksud disini adalah kosong. Mendiamkan panca indra, fikiran, perasaan dan angan-angan. b. Ening yaitu, meleremkan mengendalikan hati. Dengan ening dapat membawa kejernihan hati. Jika hati sudah lerem akan mudah melangkah ke jalan selanjutnya. c. Eling yaitu, selalu ingat Allah. Terus menyadari bahwa Allah adalah Tuhannya. Dengan menetapkan pedoman sujud sumarah yaitu berserah diri, melakukan sujud sampai merasa pasrah jiwa raga kepada Allah. 37 37 . Hartoto, Mengenal Sumarah, h. 28-32 Bagi orang jawa yang dimaksud eling adalah mengingat atau dapat dikatakan sepadan dengan Dzikir dalam ajaran Tasawuf. Istilah dzikir dalam ajaran Sumarah bukan semata-mata mewiridkan asma Allah, melainkan hanya lebih pada metode untuk mencapai pada Tuhan. 38 Oleh sebab itu berdasarkan dialog dengan ketua Sumarah di Tulungagung, bahwa dzikir dalam ajaran Sumarah tidaklah ditentukan secara lafalnya. Hanya saja intinya mengagungkan Tuhan. Karena inti dari berdzikir tersebut adalah membantu mengarahkan angan- angan agar tertuju kepada Tuhan. 39 Ketika eneng, ening dan eling sudah dilaksanakan dengan benar maka akan melangkah ke tahap selanjutnya yaitu menyatukan daya Trimurti. Yang dimaksud Tri Murti adalah menyatunya angan- angan, rasa dan budi di dalam sanubari. Di dalam diri manusia terdapat tiga alam gaib utamanya terletak pada jantung manusia. Ketiga alam tersebut adalah: 1. Sanubari yang merupakan lapisan utama. Jika melakukan sujud pada posisi ini dapat menjadikan panca indra dan nafsu-nafsu tenang. Dalam hati terasa tenang, tentram, di atas ulu hati terasa dingin seperti tersiram es. Hal tersebut membuktikan bahwa manusia 38 Paul , Kejawen Modern, h.280. 39 Wawancara dengan Bapak Sukriston selaku Ketua Sumarah di Tulungagung, 24 Desember 2014, Kantor BKOK .