EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)

(1)

ABSTRAK

EVEKTIVITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014

(Studi Kasus Polsek Kedaton)

Oleh

Mukhtaruddin Ammar

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut, adalah: (1) Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014. (2) Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton selama tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang meliputi buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi dan lain-lain. Data primer diperoleh langsung dari penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Narasumber penelitian terdiri dari dua personil Kepolisian Sektor Kedaton dan satu orang Ademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data penelitian dianalisis secara deskriptif-kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan: (1) Kepolisisan Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana belum efektiv karena masih belum adanya penurunan tindak pidana tiap tahunnya, dalam kernyataannya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan patroli itu sendiri. Sehingga belum benar-benar mampu menekan angka tindak pidana di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton. (2) Faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang di lakukan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana


(2)

Mukhtaruddin Ammar

adalah Kurangnya kepedulian masyarakat, Kekurangan jumlah porsenil di lapangan, Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai. Saran patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya dapat mengantisipasi terlalu luasnya wilayah hukum yang dinaungi oleh suatu lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Selain itu, Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya.


(3)

EVEKTIFITAS PATROLI YANG DILAKUKAN POLISI DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA SELAMA TAHUN 2014

(Studi Kasus Polsek Kedaton)

Oleh

Mukhtaruddin Ammar

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Agustus 1993, merupakan putra kedua dari tiga

bersaudara. Penulis merupakan putra dari pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Zubaidah.

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 02 surabaya diselesaikan pada tahun 2005, SMP Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008, SMA Negeri 01 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 Penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada tahun 2015, mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Adiluih Kecamatan Adiluih Kabupaten Pringsewu.


(8)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dengan kasih

sayang-Nya yang tiada tertandingi sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang terkasih yang saya

sayangi dan saya hormati dalam hidup saya

Terimakasih kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kesehatan, keselamatan, serta limpahan berkah, rahmat dan segala kecerdasan

kepada saya

Teruntuk papa dan mama tercinta

Marzuki

dan

Zubaidah

, anugerah Allah

yang paling tulus yang diberikan kepada saya karena telah memiliki orang tua

yang senantiasa mencintai, menyayangi, dan senantiasa mendoakan dalam

setiap sujudnya kepada Sang Pencipta, memberikan segala pengorbanan dan

kebaikannya, semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberkahi serta

selalu memberi limpahan kesehatan kepada Papa dan Mama. Amin

Teruntuk Adik-adik yang ku sayangi

Sofia Luthfita

dan

Rana Ulfah

yang

selalu memberikan penyegaran dan semangat.


(9)

Untuk seluruh ibu dan bapak dosenku di Fakultas Hukum Universitas

Lampung , terutama untuk dosen Pembimbing Akademik Ibu Ati Yuniati,

S.H.,M.H dosen Pembimbing I Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H dan dosen

Pembimbing II Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H.terimakasih atas segala

ilmu, bimbingan, pelajaran, seluruh kebaikan serta waktu yang diluangkan

demi terselesaikannya Skripsi ini.

Untuk Almamater Universitas Lampung yang telah menjadi jalan untuk

tempatku melangkah menuju masa depan

Dan untuk semua yang menjadi bagian hidupku, yang tak mampu kusebutkan

satu persatu. Kupersembahkan ini untuk kalian semua, terimakasih atas doa


(10)

MOTO

Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu, Seribu Peperangan, Seribu Kemenangan

(Sun Tzu)

Melakukan Sesuatu, Lakukan Yang Terbaik Yang Bias Kamu Lakukan

(Jack Daniel)

Lebih Baik Diasingkan Daripada Menyerah Pada Kemunafikan

(Soe Hok Gie)

Hanya Ikan Mati Yang Mengikuti Arus Air

(Penulis)

Bukan Bagaimana Nanti ? Tapi Nanti Bagaimana ?


(11)

SANWACANA

Assalamu’alaikum, Wr.Wb

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Efektivtas Patroli Yang Dilakukan Polisi Dalam Mencegah Tindak Pidana Selama Tahun 2014 (Studi Kasus Polsek Kedaton)” adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini merupakan ikhtiar Penulis yang tak luput dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Untuk Kedua kedua orangtuaku Ir Marzuki dan Zubaidah yang telah melahirkan serta membesarkanku dengan kasih sayang dan kerja keras dengan selalu menberi dukungan, doa, contoh yang baik, sebagai pelecut semangat bagi diriku, kalian adalah anugrah yang paling luar biasa yang diberikan tuhan, kalian luar biasa.

2. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.


(12)

ii

3. Ibu Diah Gustiniati M., S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung dan juga selaku pembimbing I yang telah memberikan saran, bimbingan, nasehat serta dorongan motivasi yang tinggi kepada. penulis sehingga dapat terselesaikanya skipsi ini.

4. Bapak Tri Andrisman., S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah banyak memberikan saran dan kritiknya.

5. Bapak A Irzal Fardiansyah., S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan membantu penulis sehingga terselesaikanya skipsi ini.

6. Ibu Rini Fatonah, S.H., M.H., selaku Pembahas II dan yang telah banyak memberikan saran dan kritiknya.

7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penilis.

8. Lembaga Kepolisian Sektor Kedaton yang telah memberikan kesempatan dan saran dalam penelitian sripsi ini

9. Untuk kakak dan adikku Sofia Luthfita S.Pd dan Rana Ulfah yang selalu menjadi teman bertengkar namun selalu memberikan kasih sayang, inspirasi, dukungan, masukan, doa dan pelecut semangatku, hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, Mba yanti, Mba Sri, Kyai Apri, prof Mardji, Mba Yani, Bu Yenti, kyai jek, misyo, babe dan lainnya yang telah banyak membantu.

11.Sahabat-sahabat tersayang yang sudah seperti saudara dan keluarga di Esapala. Kak Ave, kak jon, kak Imul, kyai Lutfi, kak Ntus, kak Edo, kak


(13)

iii

Irwan, kak Tutan, kak Tomi, kak Ical, kak Adan, kak Endra, kak Mail, kak Ceppy, kak Endi, kak Fauzi, Kak Pau, kak Dani, mba Anggun, kak Ad, Aangkatan 22, Angkatan 23, Ankatan 24 dan seluruh saudara-saudaraku yang tidak bisa di sebutkan semua. Terimakasih atas semua loyalitas, totalitas pembelajaran, semangat yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu kalian hadirkan buat saya. “Esapala Sampai Mati”.

12.Untuk wanita pujaan hati, St Fitria Ningsih yang selalu memberikan semangat, cinta, kasih sayang, yang selalu menemani saya, memberikan tawa, canda, motivasi, nasehat serta pengertian yang tiada habisnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat-sahabat kampus yang telah meninggalkan kampus terlebih dahulu yaitu Ahong, Bacil garut, Ami corner, Ferdiyan sower, Hilman kedot, Putera renjer, Tyo, Adik Eri, Kresna, Aga, Abah, Teo, riandi, Farah, ayi terimakasih atas motivasi dan iri-irian nya, dan sahabat-sahabat kampus yang masih betah di kampus yaitu ponidi, fran, lem, eka, dancuk, nau, okem, mangau, boga, ndar, andrean, reza, tomi, buloh, ebol, ijul dan lain-lain, betah amat di kampus cepet lagi lulus. Seluruh teman-teman Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2011 lain nya yang tidak bisa disebutkan semua. Terimakasih atas semua pengalaman, pelajaran, hal-hal yang tidak bisa terlupakan dan semua perilaku dan wajah kalian yang kadang tidak masuk akal semua, semangat yang kalian berikan, canda dan tawa yang selalu kalian hadirkan buat saya. 14.Buat teman-teman rumah yaitu mas arip, pian dan adik nya, mas koko, mas

doni, lepok, mbol, ndok, dan lain-lain, terimakasih atas canda, tawa, semangat, saran, serta motivasi yang telah diberikan selama ini.


(14)

iv

15.Buat keluarga besar KKN di Desa Adiluwih, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu yang telah membantu pelaksanaan KKN, buat teman-teman farhan, ijal, ical, bulan, mesa, april, ayu, yolanda, citra, vety, yezi, neti terimakasih atas makan enak yang kalian suguhkan selama 40 hari bersama-sama, canda, tawa, kegilaan serta bantuan yang telah diberikan.

16.Untuk teman-teman SMA yaitu tamcus, tri, ardi, riwal, brimob, diono, dofrian, fadel, ireh, andin, eko, rido, dan teman-teman lainnya, kalian semua luar biasa. 17.Almamater tercinta dan seluruh civitas akademika Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amiin ya Rabbal Alamin..

Bandar Lampung, juni 2015 Penulis,


(15)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian ... 13

B. Fungsi, Tugas, Wewenang dan Asas Kepolisian ... 16

C. Definisi Patroli ... 20

D. Definisi Efektivitas ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 32

B. Sumber Dan Jenis Data ... 32

C. Penentuan Narasumber... 34

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 35

E. Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Narasumber ... 37

B. Gambaran Umum Keepolisian Sektor Kedaton ... 38

C. Efektivitas Pelaksanaan Patroli Yang Di Lakikan Oleh Kepolisian Sektor Kedaton Dalam Mencegah Tindak Pidana Selama Tahun 2014 ... 40


(16)

D. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Patroli Yang Di Lakukan Oleh Kepolisian Sektor Kedaton Dalam Mencegah Tindak Pidana ... 52

V. PENUTUP

A. Simpulan ... 65 B. Saran ... 66


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Polri merupakan suatu lembaga penegak hukum yang bertanggungjawab langsung dibawah Presiden. Dalam tubuh polri tersusun kerangka ataupun srtuktur kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri). Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian Indonesia adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Dewasa ini tindak kejahatan merupakan salah suatu permasalahan yang ada di dalam tubuh masyarakat yang sangat sukar untuk di pangkas angka kejadiannya, semakin tumbuhnya suatu masyarakan maka akan semakin berkembang pula modus-modus oprandi yang di ciptakan oleh pelaku tindak kejahatan tersebut. Terbukti belakangan ini semakin banyaknya tindak kejahatan yang sering dilakukan oleh para pelaku tindak kejahatan dengan berbagai macam modus oprandinya seperti menggunakan umpan wanita yang dilakukan oleh sekomplotan pencuri motor, menggunakan obat bius untuk membius korban, hipnotis dan sebagainya. Polisi sebagai aparat penegak hukum memiliki peranan yang sangat


(18)

2

penting dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah hukumnya, polisi juga di dituntut agar dapat mengimbangi perkembangan modus-modus kejahatan yang selalu berkembang dari waktu kewaktu.

Tugas Kepolisian yang dinilai paling efektif untuk menanggulangi terjadinya kejahatan dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak pidana adalah tugas preventif karena tugas yang luas hampir tanpa batas, dirumuskan dengan kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Preventif dilakukan dengan 4 kegiatan pokok; mengatur, menjaga, mengawal dan patroli. Patroli merupakan kegiatan yang dominan dilakukan, karena berfungsi untuk mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat atau pelanggaran Hukum dalam rangka upaya memelihara atau meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat guna mewujudkan atau menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.1

Setiap wilayah mempunyai keadaan sosial, budaya dan kultur yang berbeda, hal itu menyebabkan kejahatan disatu tempat berbeda dengan tempat lainnya, kejahatan dikota Bandar Lampung belum tentu sama cara, dan penyebab yang melatarbelakangi bila dibandingkan dengan kota Jakarta, Masyarakat senantiasa berproses, dan kejahatan senantiasa mengiringi proses tersebut, sehingga diperlukan pengetahuan untuk mempelajari kejahatan tersebut, mulai dari pengetahuan tentang pelaku, sebab-sebab pelaku tersebut melakukan kejahatan, sampai dengan melakukan kejahatannya.

1


(19)

3

Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat. Pada daerah tertentu seperti daerah lampu merah, tempat hiburan dan tempat rawan kejahatan lainnya merupakan sasaran utama bagi petugas patroli polisi tersebut. Fungsi patroli di dalam kepolisian diemban oleh Satuan Samapta (Siap Siaga), Satuan Lalu Lintas, dan Satuan Pengamanan Objek khusus (Pam Obsus), satuan-satuan tersebut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan keamanan dan ketertiban baik dijalan, disekolah, kantor-kantor, objek pemerintahan, dan tempat umum lainnya.

Patroli, pengaturan, penjagaan dan pengawalan serta pelayanan masyarakat adalah tugas-tugas essensial dalam tindakan preventif, yang sasaran utamanya adalah menghilangkan atau sekurang-kurangnya meminimalisir bertemunya niat dan kesempatan terjadinya pelanggaran atau kejahatan. Satuan Samapta yang bertugas 24 jam merupakan divisi terbesar dalam kesatuannya baik diIndonesia maupun didunia2, Satuan Lalu Lintas yang bertugas dalam lingkup lalu lintas, dan Sat Pam Obsus yang bertugas melindungi objek-objek khusus adalah merupakan satuan-satuan yang dengan cara hampir sama dalam pelaksanaannya memiliki fungsi

2


(20)

4

patroli. Ketiganya mengemban tanggung jawab berat yaitu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pelaksanaan operasi rutin kepolisian maka tugas patroli diarahkan dan digunakan untuk menekan jumlah terjadinya kejahatan yang dikaitkan analisa anatomi kejahatan yang meliputi antara lain jam rawan, tempat rawan, dan cara melakukan kejahatan yang sangat efektif mampu mencegah kejahatan dan menghadirkan ketertiban umum, yang merupakan syarat mutlak peningkatan kualitas hidup dan ketentraman masyarakat.3 Kemudian bila nantinya dengan Keputusan Kepala Satuan berdasarkan saran dan perkiraan staf maka diadakan operasi khusus.

Kejahatan akhir-akhir ini sudah sangat meresahkan masyarakat, banyak tindak kejahatan yang terjadi baik saat siang ataupun malam hari. Polisi sebagai aparat penegak hukum memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan yang ada di wilayah hukumnya. Pada tahun 2013 jumlah tindak kejahatan di Kota Bandar Lampung mencapai 3.028 kasus, sedangkan pada tahun 2014 turun 44 kasus menjadi 2.984 kasus4. Penurunan angka kejahatan terutama di wilayah hukum Kota Bandar Lampung diakibatkan karena adanya beberapa faktor yang salah satunya adalah patroli. Polisi harus berperan aktif dalam menanggulangi suatu tindak kejahatan yang selalu berkembang modus oprandinya.

3

David H. Bayley, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta, 1998, hlm 2.

4

Febi Herumanika, Kejahatan di Bandar Lampung pada 2014 Turun ,http://www.duajurai.com/ 2014/ 12/30 / kejahatan-di-bandar-lampung-pada-2014-turun/,akses tanggal 13april 2015 pukul 19.30.


(21)

5

Contoh khasus yang sering terjadi kejahatan yang ada di daerah sekitar Universitas Lampung. dimana terdapat banyak sekali mahasiswa yang in dekos atau bertempat tinggal sementara untuk menuntut ilmu yang mana para pelaaku kejahatan sering kali memanfaatkan kelalaian mahasiswa yang menaru barang-barang berharganya di tempat kost tersebut tanpa penjagaan dan pengawasan yang ketat. Sering kali mahasiswa kehilangan sepeda motor, laptop, hanphone genggam dan barang berharga lainnya.

Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap ideal sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor Kedaton jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan jumlah personil yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton yang hanya berjumlah 91 orang personil. Dengan perbandingan yang sangat jauh itu makan akan sangat berpengaruh pada kinerja kepolisian itu sendiri. Berdasarkan data di atas perbandingan jumlah penduduk dan polisi yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton adalah 91:135.231. Data tersebut menunjukkan bahwa rasio penduduk dan polisi di Kepolisian Sektor Kedaton adalah 1:1486 data ini menunjukkan jumlah polisi yang bertugas di Tamalanrea masih kurang sehingga dapat menghambat atau mengurangi efektivitas kepolisian dalam menanggulangi kejahatan.

Berdasarkan alasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang efektivitas patroli yang dilakukan oleh kepolisian dalam mencegah tindak kejahatan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Efektivitas Patroli Yang Dilakukan


(22)

6

Oleh Kepolisian Dalam Mencegah Tindak Pidana Tahun 2014 (Studi Wilayah Hukum Polsek Kedaton)”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 ?

2. Apakah faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 ?

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini termasuk ke dalam kajian kriminologis, khususnya yang mengenai efektivitas pelaksanaan patroli dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung selama tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian skripsi antara lain:


(23)

7

a. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain:

a. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan serta memberikan pandangan kriminologis agar dapat digunakan sebagai kajian dalam menentukan setiap langkah kebijaksanaan guna pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.

b. Kegunaan Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat serta memberikan gambaran yang dapat disumbangkan kepada para penegak hukum dan masyarakat luas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah tindak pidana di Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.


(24)

8

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.5.

Teori adalah bagian dari penjelasan mengenai “sesuatu”. Adapun teori yang

digunakan dalam penelitian ini guna membantu penelitian adalah ;

Teori Preventif

Upaya-upaya preventif ini adalah merupakan tindak lanjut dari upaya Pre-Emtif yang masih dalam tataran pencegahan sebelum terjadi kejahatan. Dalam upaya preventif yang ditekankan adalah menghilangkan kesempatan untuk dilakukannya kejahatan. Contoh ada orang ingin mencuri motor tetapi kesempatan itu dihilangkan karena motor-motor yang ditempatkan di tempat penitipan motor, dengan demikian kesempatan menjadi hilang dan tidak terjadinya tindak pidana. Jadi dalam upaya preventif kesempatan ditutup.

Teori Efektivitas

Kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni6:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh

5

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT Rajawali Press, Jakarta , 1984 hlm. 124.

6


(25)

9

sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

2. Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang mempunyai arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang diteliti dan diketahui.7 Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian, maka peneliti mencantumkan beberapa konsep yang bertujuan untuk menjelaskan istilah-istilah yang akan sering digunakan dalam penelitian skripsi ini:

1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.8

2. Patroli adalah salah satu kegiatan Kepolisian yang dilakukan 2 ( dua ) orang atau lebih Anggota Polri, sebagi usaha mencegah bertemunya niat dan keempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati / mengawasi /memperhatikan / situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan

7

Soerjono Soekanto, Op. Cit, hlm. 132.

8

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan,Kamus Besar Bahasa indonesia(Jakarta, Pusat Pembinaaan ,1991) ,hlm. 280.


(26)

10

segala bentuk pelanggaran dan atau tindak pidana yang menuntut / memerlukan kehadiran Polri untuk melakukan tindakan – tindakan Kepolisian guna memelihara Ketertiban dan menjamin keamanan masyarakat.9

3. Polisi adalah hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.10

4. Mencegah adalah menahan agar sesuatu tidak terjadi, tidak menurutkan, merintangi, melarang dan mengiktiarkan supaya tidak terjadi.11

5. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana,dimana pengertian perbuatan di sini selain perbuatan yang bersifat aktif (melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum) juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum)12

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam suatu sistematika yang terdiri dari lima bab yang tiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun gambaran untuk setiap bab adalah sebagai berikut :

9

Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013, hlm 4.

10

Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentaang Kepolisian Repuklik Indonesia Pasal 1 Ayat 1.

11

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Op.cit, hlm 176. 12

Prof.Dr.Teguh Prasetyo,S.H.,M.Si, 2011, Hukum Pidana Edisi Revisi, RajaGrafindoPersada, Jakarta, hlm. 50.


(27)

11

I. PENDAHULUAN

Merupakan bagian pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum dan menyeluruh serta sistematis menguraikan hal-hal yang terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Penelitian dan Sistematika Penulisan dari penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yaitu ketentuan hukum mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah kejahatan di Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian skripsi yaitu langkah-langkah yang akan digunakan dalam pendekatan masalah, penguraian tentang sumber data, jenis data serta prosedur analisis data yang telah didapat.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang di analisa tentang fakta-fakta yang di bahas mengenai pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Kedaton dalam mencegah kejahatan di Kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung.


(28)

12

V. SIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, berisi kesimpulan yang di kemukakan penulis berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan di analisis, dalam bab ini juga di kemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kepolisian

Polisi adalah organisasi yang memiliki fungsi sangat luas sekali. Polisi dan Kepolisian sudah sangat dikenal pada abad ke-6 sebagai aparat negara dengan kewenangannya yang mencerminkan suatu kekuasaan yang luas menjadi penjaga tiranianisme, sehingga mempunyai citra simbol penguasa tirani. Sedemikian rupa citra polisi dan kepolisian pada masa itu maka negara yang bersangkutan

dinamakan “negara polisi” dan dalam sejarah ketatanegaraan pernah dikenal suatu negara “Politeia”. Pada masa kejayaan ekspansionisme dan imprealisme dimana

kekuasaan pemerintah meminjam tangan polisi dan kepolisian untuk menjalankan tugas tangan besi melakukan penindasan terhadap rakyat pribumi untuk kepentingan pemerasan tenaga manusia, keadaan ini menimbulkan citra buruk bagi kepolisian itu sendiri.1

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering di singkat dengan Polri dalam kaitannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat. Bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan

1


(30)

14

ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, serta terciptanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, hal ini terdapat dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.2

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi adalah : suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum), merupakan suatu anggota badan pemerintah (pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban).3

Identitas polisi sebagai abdi hukum itu memang seharusnya demikian, Polisi yang memberikan pengabdian, perlindungan, penerang masyarakat serta berjuang mengamakan dan mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan semangat tri brata serta jiwa yang besar, Polisi yang memiliki hati nurani yang bersih, bersikap tenang, mantap dan tidak tergoyahkan dalam situasi dan kondisi apapun serta selalu tepat dalam mengambil keputusan.4

Polisi sebagai aparat Pemerintah, maka organisasinya berada dalam lingkup Pemerintah. Dengan kata lain organisasi Polisi adalah bagian dari Organisasi Pemerintah. Dari segi bahasa organ kepolisian adalah suatu alat atau badan yang melaksanakan tugas-tugas Kepolisian. Agar alat tersebut dapat terkoodinir, dan

2

Budi Rizki Husin, studi lembaga penegak hukum,Bandar Lampung, Universitas Lampung, hlm 15.

3

W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1986, hlm. 763

4


(31)

15

mencapai sasaran yang diinginkan maka diberikan pembagian pekerjaan dan ditampung dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi. Dengan demikian maka keberadaannya, tumbuh dan berkembangnya, bentuk dan strukturnya ditentukan oleh visi Pemerintah yang bersangkutan terhadap pelaksanaan tugas Polisinya. Diseluruh dunia Organisasi Polisi itu berbeda-beda. Ada yang membawah pada Departemen Dalam Negeri, ada yang membawah pada Departemen Kehakiman ada yang dibawah kendali Perdana Menteri, Wakil Presiden, dikendalikan oleh Presiden sendiri, bahkan ada yang merupakan Departemen yang berdiri sendiri.5

Kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dam pelayanan pada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam melaksanakan fungsinya dan perannya di seluruh wilayah Indonesia atau yang di anggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai mana ditentukan dalam peraturan pemerintah. 6

Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang, mulai tingkat pusat yang bisa di sebut dengan Markas Besar Polri, yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia yang di pimpin seorang Kapolri yang bertanggungjawab pada Presiden. Kemudian wilayah tingkat provinsi disebut dengan kepolisian daerah yang lazim disebut dengan Polda yang di pimpim

5

Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, hlm 100 .

6


(32)

16

seorang Kapolda, yang bertanggungjawab pada Kapolri. Ditingkat Kabupaten disebut dengan Kepolisian Resot atau disebut juga dengan Polres yang di pimpin oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab pada Kapolda. Tingkat kecamatan ada kepolisian yang biasa disebut dengan Kepolisian Sektor atau Polsek yang di pimpin oleh seorang Kapolsek yang bertanggungjawab pada Kapolres. Dan tingkat Desa atau Kelurahan ada polisi yang di pimpin oleh seorang Brigadir Polisi atau sesuai dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya.7

B. Fungsi, Tugas, Dan Wewenang Kepolisian

Fungsi kepolisian seperti yang diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat8. Sementara tugas pokok kepolisian diatur dalam Pasal 13 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran dari tugas-tugas pokok kepolisian tersebut tertuang dalam pasal 14 UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu9: 1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap

kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

2. Menyelengarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan.

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan.

7

Ibid hlm 15.

8

Ibid hlm 20.

9


(33)

17

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

6. Melakukan kordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengaman swakarsa. 7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai

dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. 8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik, dan psikologis kepolisian untuk kepentingan tugas polisi.

9. Melindungi keselamatan jiwa raga harta benda masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

10.Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum dilayani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.

11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian, serta

12.Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Adapun kewenangan kepolisian yang diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2002 ialah sebagai berikut10:

1. Menerima laporan dan/atau pengaduan;

2. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;

10


(34)

18

3. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;

6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;

7. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

8. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang; 9. Mencari keterangan dan barang bukti;

10.Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional;

11.Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;

12.Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

13.Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

Dalam bidang penegakan hukum publik khususnya yang berkaitan dengan penanganan tindak pidanan sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri, maka dalam proses penannganan perkara pidana Pasal 16 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, telah menetapkan kewenangan sebagai berikut;11

11


(35)

19

1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan;

3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;

4. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;

5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

6. memanggil orang untuk didengan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; 7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

8. mengadakan penghentian penyidikan;

9. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

10.mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yng disangka melakukan tindak pidana;

11.memnberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai neri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum; dan

12.mengadakan tindakan lain menurut hukum yng bertanggung jawab, yaitu tindakan penyelidik dan penyidik yang dilaksankan dengan syarat sebagai berikut12;

12


(36)

20

a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;

c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa, dan e. menghormati hak azasi manusia.

Selain Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, terdapat pula menjadi dasar hukum bagi kepolisian bertindak penyelidik dan penyidik dalam menjalankan tugas dan wewenangnya yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Polisi diperlukan untuk menegakkan hukum dan menjaga ketentraman masyarakat, untuk melaksanakan tugasnya tersebut polisi diberi wewenang-wewenang.

C. Definisi Patroli

Patroli polisi dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat merasa lebih aman dan merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat.


(37)

21

1. Pengertian Patroli

Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih anggota POLRI, sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan kesempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajahi, mengamati/ mengawasi/ memperhatikan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan segala bentuk kejahatan/gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas)/ penggaran hukum, yang menuntut/ memerlukan kehadiran POLRI untuk melakukan tindakan-tindakan kepolisian, guna memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum masyarakat.13

2. Tujuan Patroli

Tujuan patroli adalah mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar tidak terjadi gangguan kamtibmas/pelanggaran hukum, dalam rangka upaya memelihara/meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat guna mewujudkan/menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.14

3. Tugas, Peranan dan Sikap Petugas Patroli

a. Tugas patroli

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai tugas, antar lain:15

13

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan hanjar siswa: Penjagaan Pengawalan Patroli, Bab Patroli, hal. 5

14

Ibid , hlm 6. 15Ibid


(38)

22

1. Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan.

2. Memelihara dan meningkatkan ketertiban hukum masyarakat dan membina ketentraman masyarakat.

3. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum masyarakat.

4. Memelihara keselamatan orang, harta benda dan masyarakat, termasuk memberi perlindungan dan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan.

5. Memberi pelayanan kepada masyarakat seperti menerima laporan dan pengaduan.

6. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara dengan memberi perlindungan minimal.

7. Bertugas mencatat, mengumpulkan data/kejadian/informasi terhadap apa yang dilihat, didengar, dialami dan disaksikan serta kegiatan yang dilakukan oleh para petugas patroli dilaporkan ke kesatuan/atasan dengan wajib dituangkan dalam bentuk laporan

8. Dalam rangka menampilkan peranan samapta dalam siskam swakarsa (siskamling pada pemukiman maupun lingkungan kerja/perusahan/proyek vital/instansi pemerintah), maka patroli mempunyai tugas melakukan pengecekan/kontrol atau pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan siskamling pemukiman, desa, dan melibatkan masyarakat.

9. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kepolisian pada 1 (satu) Kesatuan Kewilayahan POLRI, yang bertanggung jawab atas Kamtibmas di daerahnya masing-masing, maka tugas patroli diarahkan dan digunakan untuk menekan/mengurangi jumlah kasus (kejahatan dan pelanggaran) yang terjadi,


(39)

23

dikaitkan dengan analisa anatomi kejahatan yang meliputi, antara lain : jam rawan terjadinya kejahatan, tempat rawan terjadinya kejahatan dan modus operandi/cara melakukan kejahatan.

10.Sedangkan dalam rangka pelaksanaan operasi kepolisian (suatu operasi ditujukan pada satu bentuk sasaran) tindak pidana/gangguan suatu Kamtibmas tertentu, maka tugas patroli diarahkan agar dapat sesuai target/sasaran operasi kepolisian yang bersangkutan, dengan tujuan ikut mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana/gangguan Kamtibmas yang justru menjadi sasaran operasi kepolisian tersebut selama berlangsungnya operasi kepolisian yang bersangkutan.

11.Melaksanakan tugas khusus lain yang dibebankan kepadanya. 12.Memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang memerlukan.

b. Fungsi Patroli

Sebagai salah satu tindakan kepolisian yang digunakan untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan menindak kasus-kasus tertentu yang terjadi ketika patroli dilaksanakan.16

Peran Patroli

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan patroli mempunyai peran, antar lain17

1. Pelaksana garis depan operasional POLRI dalam upaya mencegah segala bentuk kejahatan/pelanggaran hukum atau gangguan kamtibmas.

16

ibid, hlm 9.

17


(40)

24

2. Sumber informasi mata dan telinga bagi kesatuan. 3. Wujud kehadiran POLRI di tengah-tengah masyarakat.

4. Cermin kesiapsiagaan POLRI setiap saat, sepanjang waktu dalam upaya memelihara dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.

5. Sarana untuk memperkenalkan strategi perpolisian masyarakat dimana polisi menjadi mitra masyrakat dan polisi sebagai bagian dari masyarakat.

6. Sarana komunikasi dengan masyarakat untuk mendapatkan masukan mengenai masalah yang dihadapi masyarakat setempat dan mengambil tindakan untuk pemecahan masalah.

7. Pendorong kemitraan antara polisi dan masyarakat dalam mencegah dan memberantas pelanggaran serta kejahatan.

8. Pencipta rasa aman di lingkungan masyarakat.

9. Peningkat citra polisi, seperti kepercayaan dan rasa hormat pada masyarakat. 10.Pemberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

c. Jenis Patroli

1) Perondaan

Perondaan adalah salah satu bentuk patroli dilakukan dalam kota (karena penduduknya padat, dilakukan dengan berjalan kaki serta waktunya singkat) dan bersifat rutin untuk mengawasi daerah-daerah tertentu18.

18


(41)

25

2) Patroli Blok

Patroli blok adalah patroli yang dilakuakan di daerah pemukiman dengan batasan tertentu seperti RT dan atau RW. Penugasan patroli blok dititikberatkan pada kerjasama dengan masyarakat dan melindungi orang dan harta benda, termasuk memberi bantuan/pertolongan dan jasa-jasa kepada masyarakat/penduduk yang membutuhkannya. Oleh karena itu petugas patroli hendaknya tidak berganti-ganti, sehingga dapat memahami cara kerja dan kebiasaan masyarakat di daerah tersebut. 19

3) Patroli Lingkungan

Patroli lingkungan adalah patroli yang dilakukan pada wilayah yang terdiri dari beberapa blok.20

4) Patroli Kota

Patroli kota adalah patroli yang dilakukan pada wilayah perkotaan yang lingkup wilayahnya membawahi patroli perondaan, blok dan lingkungan.21

5) Persambangan

Persambangan adalah penugasan patroli yang bersifat inspeksional di luar kota dan diselenggarakan menurut kebutuhan atas kebijaksanaan pimpinan POLRI setempat, dalam waktu beberapa hari berturut-turut dengan cara:22

19

Ibid,

20

Ibid,

21

Ibid,

22


(42)

26

a) Mengunjungi beberapa desa, yang menurut perkiraan keadaan akan timbul gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

b) Persambangan di tiap-tiap desa dilakukan bersama-sama dengan kepala desa, pembina desa dan unsur-unsur Wankamra/Hansip dalam rangka menjaga ketertiban dan ke amanan dalam masyarakat.

D. Definisi Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.

Pengertian mengenai Efektivitas dapat juga diketahui dari rumusan yang dikemukakan oleh beberapa sarjana :

1. Soewarno Handayaningrat S menyatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.23 2. Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum , mengemukakan: Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga

23

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Ilmu Administrasi Manajemen, Gunung Agung, Jakarta, 1994,hlm.16.


(43)

27

mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran.Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan mesalah sasaran maupun tujuan.24 3. Selanjutnya Steers mengemukakan bahwa:Efektivitas adalah jangkauan usaha

suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya.25

4. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.26

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila

24

Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta,1985,hlm.50.

25

Steers, Variabel dalam Organisasi, Bima Kencana, Jakarta, 1985,hlm.87.

26


(44)

28

kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.27

2. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian , yaitu28:

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.

b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai

sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

27

Georgopolous dan Tannembaum, Efektivitas Organisasi, Op.cit.hlm.68.

28


(45)

29

c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

d) Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e) Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

f) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

g) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.


(46)

30

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis, yakni29:

1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu30:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja 3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya

29

Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Ghalia Indonesia, Bandung,1997,hlm.55.

30


(47)

31

Sedangkan Steers mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut31:

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongktit32.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi. 3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

31

Martini dan Lubis, Teori Organisasi,Op.cit, hlm.76.

32


(48)

32

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilaksanakan dengan cara memperoleh pemahaman hukum atau dilakukan dengan menggali informasi dan melakukan penelitian, pendapat dan penafsiran subjektif dalam pengembangan teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah. Peneliti melakukan wawancara dengan akademisi dan kepolisian guna mendapat informasi di lapangan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lapangan yang lebih akurat terhadap efektifitas patroli yang dilakukan polisi dalam mencegah tindak pidana.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi dua, yakni data yang diperoleh langsung dari masyarakat atau lapangan dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.1

1


(49)

33

Adapun jenis data tersebut adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden di lapangan. Penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini. Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden dan observasi yang terkait dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen, kamus, artikel dan literatur hukum lainnya yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas.

a. Bahan Hukum Primer

Merupakan bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Dalam hal ini bahan hukum primer terdiri dari:

1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

3.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.


(50)

34

b. Bahan Hukum Sekunder

Merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan-bahan hukum primer, seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Bahan hukum sekunder penelitian ini meliputi: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

c. Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, media massa, artikel, makalah, naskah, paper, jurnal, internet yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti dalam skripsi ini.

C. Penentuan Narasumber

Penulisan dalam skripsi ini yaitu dengan penentuan narasumber. Narasumber pada penelitian ini adalah:

1. Polisi Sektor Kedaton : 2 orang

2. Dosen Hukum Pidana Universitas Lampung : 1 orang +


(51)

35

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan data

1. Prosedur Pengumpulan Data

a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan metode wawancara (interview) secara langsung dengan responden yang harus direncanakan sebelumnya. Wawancara dilakukan secara langsung dan terbuka dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan dan jawaban yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

b. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan cara mempelajari atau membaca, mencatat dan mengutip buku-buku, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Prosedur Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam prosedur pengolahan data ini : a. Seleksi Data

Yaitu memeriksa dan memilih data sesuai dengan objek yang akan dibahas, juga dengan mempelajari dan menelaah data yang diperoleh dari hasil penelitian


(52)

36

b. Klasifikasi Data

Yaitu mengklasifikasi/mengelompokkan data yang diperoleh menurut jenisnya dan sesuai dengan kerangka yang telah ditetapkan untuk memudahkan dan menganalisis data.

c. Sistematisasi Data

Yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada setiap pokok secara sistematis sehingga memudahkan interpretasi data dan terciptanya keteraturan dalam menjawab permasalahan sehingga mudah untuk dibahas.

E. Analisis Data

Pada kegiatan penulisan skripsi ini, analisis terhadap data sekunder dilakukan dengan cara menginventarisasi ketentuan peraturan yang bersangkutan dengan penelitian ini untuk menemukan doktrin dan teori-teori yang erat hubungannya dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.

Sedangkan terhadap data primer dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan data dan fakta yang dihasilkan dari hasil penelitian di lapangan dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan umum. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan yang bersifat khusus.


(53)

V. PENUTUP

A. Simpulan

Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014

Pelaksanaan patroli oleh Kepolisisan Sektor Kedaton yang melibatkan 27 persolil setiap harinya dengan menggunakan kendaraan bermotor, apabila dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya, dengan melakukan persambangan kedaerah-daerah rawan selama 24 jam penuh dirasa belum efektive hal ini dapat dilihat dari naiknya jumlah tindak pidana dari tahun 2011 sampai tahun 2014.

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang di lakukan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana

a. Kurangnya kepedulian masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam upaya penanggulangan kejahatan dimana polisi sangat membutuhkan masuknya


(54)

66

laporan dari masyarakat atas ada kegiatan atau orang mencurigakan yang akan menjurus atau melakukan ke tindak kejahatan.

b. Kekurangan jumlah porsenil di lapangan

Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap ideal sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor Kedaton jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan jumlah personil yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton

c. Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai

Menjalakan tugas sudah sepantasnya pihak kepolisian dilengkapi dengan sarana dan pra sarana yang memadai untuk memberikan pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa aman, tertib, dan tentram tidak terganggu segala aktivitasnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan untuk Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 adalah :

1. Kepolisian dalam melaksanakan patroli untuk menekan angka tindak pidana yang terjadi di daerah hukumnya agar lebih efektive harusnya melaksanakan patroli secara sistematis. Patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya dapat mengantisipasi terlalu luasnya wilayah hukum yang dinaungi oleh suatu


(55)

67

lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Dimulai dari masyarakat yang giat melakukan siskamling di lingkup RT dan RW yang selalu berkoordinasi kepada petugas babimkamtibmas yang terdapat disetiap kelurahan yang diteruskan laporannya ke kepolisian sektor yang ada didaerahnya. Sedangkan setiap kepolisian sektor harus selalu berkoordinasi kepada setiap Kepolisian Resot yang menaunginya sebelum dilantutkan pada Kepolisian Daerah sebagai lembaga kepolisian tertinggi yang ada di tiap-tiap provinsi.

2. Pelaksanaan patroli merupakan suatu program kepolisian dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat yang tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal tanpa adanya dukungan dari masyarakat serta pemerintah. Masyarakat seharusnya lebih sadar dan tidak perlu takut dalam membantu pihak kepolisian untuk mencegah atau mengungkap suatu tindak pidana. Selain itu juga pemerintah seharusnya lebih memberi perhatian lebih kepada pelaksanaan patroli yang sampai saat ini masih banyak kekurangan. Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

A. S. Alam. , 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar. Pustaka Refleksi.

Bayley, David H, 1998, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta

Hadi, Warsito Utomo. 2005: Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta, Prestasi Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 1991, Kamus Besar Bahasa indonesia.

Jakatra, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan Hanjar Siswa, Penjagaan Pengawalan Patrol, Bab Patroli

Kunarto,2001, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,

---,1996, Merenungi Kritik Terhadap Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, Nawawi Arif, Barda, 2010,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum

Pidana Dalam Penangulangan Kejahatan,Jakarta; Kencana.

Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013 Poernomo, Bambang, 1988, Orientasi Hukum Acara Pidana, Yogyakarta,

Amarta.

---,1992, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia

Purwodarminto, W.J.S.,1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.

Reckles, Walter. C. 1983, Penanggulangan Kejahatan, Bandung. diterjemahkan oleh Soedjono D. Alumni.

Rizki Budi Husin dan Rini Fathonah, 2014, Studi Lembaga Penegak Hukum. Bandar Lampung..


(57)

Soekanto, Soerjono, 1984, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT Rajawali Press.

Ucuk Suyono, Yoyok, 2013, Hukum Kepolisian, Yogyakarta, Laksbang Grafika.

PeraturanPerundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2003.Penerbit Raja Grafindo Persada. Undang-UndangDasar 1945.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.

Internet

www.polri.go.id, Samapta Bhayangkara

http://www.duajurai.com/2014/12/30/ kejahatan-di-bandar-lampung-pada-2014-turun/


(1)

36

b. Klasifikasi Data

Yaitu mengklasifikasi/mengelompokkan data yang diperoleh menurut jenisnya dan sesuai dengan kerangka yang telah ditetapkan untuk memudahkan dan menganalisis data.

c. Sistematisasi Data

Yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada setiap pokok secara sistematis sehingga memudahkan interpretasi data dan terciptanya keteraturan dalam menjawab permasalahan sehingga mudah untuk dibahas.

E. Analisis Data

Pada kegiatan penulisan skripsi ini, analisis terhadap data sekunder dilakukan dengan cara menginventarisasi ketentuan peraturan yang bersangkutan dengan penelitian ini untuk menemukan doktrin dan teori-teori yang erat hubungannya dengan pelaksanaan patroli oleh kepolisian.

Sedangkan terhadap data primer dilakukan secara analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan data dan fakta yang dihasilkan dari hasil penelitian di lapangan dengan suatu interpretasi, evaluasi dan pengetahuan umum. Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan yang bersifat khusus.


(2)

V. PENUTUP

A. Simpulan

Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014

Pelaksanaan patroli oleh Kepolisisan Sektor Kedaton yang melibatkan 27 persolil setiap harinya dengan menggunakan kendaraan bermotor, apabila dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya, dengan melakukan persambangan kedaerah-daerah rawan selama 24 jam penuh dirasa belum efektive hal ini dapat dilihat dari naiknya jumlah tindak pidana dari tahun 2011 sampai tahun 2014.

2. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan patroli yang di lakukan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana

a. Kurangnya kepedulian masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam upaya penanggulangan kejahatan dimana polisi sangat membutuhkan masuknya


(3)

66

laporan dari masyarakat atas ada kegiatan atau orang mencurigakan yang akan menjurus atau melakukan ke tindak kejahatan.

b. Kekurangan jumlah porsenil di lapangan

Keadaan yang terjadi di Kepolisian Sektor Kedaton belum biasa dianggap ideal sebagaimana hasil data yang diterima penulis dari Kepolisian Sektor Kedaton jumlah penduduk yang berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kedaton berjumlah 135.231 jiwa, hal tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan jumlah personil yang bertugas di Kepolisian Sektor Kedaton

c. Sarana dan pra sarana yang sudah tidak memadai

Menjalakan tugas sudah sepantasnya pihak kepolisian dilengkapi dengan sarana dan pra sarana yang memadai untuk memberikan pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa aman, tertib, dan tentram tidak terganggu segala aktivitasnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan untuk Efektivitas pelaksanaan patroli yang di lakikan oleh kepolisian sektor kedaton dalam mencegah tindak pidana selama tahun 2014 adalah :

1. Kepolisian dalam melaksanakan patroli untuk menekan angka tindak pidana yang terjadi di daerah hukumnya agar lebih efektive harusnya melaksanakan patroli secara sistematis. Patroli yang dilakukan secara sisematis seharusnya dapat mengantisipasi terlalu luasnya wilayah hukum yang dinaungi oleh suatu


(4)

67

lembaga kepolisian yang bertugas di dalamnya. Dimulai dari masyarakat yang giat melakukan siskamling di lingkup RT dan RW yang selalu berkoordinasi kepada petugas babimkamtibmas yang terdapat disetiap kelurahan yang diteruskan laporannya ke kepolisian sektor yang ada didaerahnya. Sedangkan setiap kepolisian sektor harus selalu berkoordinasi kepada setiap Kepolisian Resot yang menaunginya sebelum dilantutkan pada Kepolisian Daerah sebagai lembaga kepolisian tertinggi yang ada di tiap-tiap provinsi.

2. Pelaksanaan patroli merupakan suatu program kepolisian dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat yang tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal tanpa adanya dukungan dari masyarakat serta pemerintah. Masyarakat seharusnya lebih sadar dan tidak perlu takut dalam membantu pihak kepolisian untuk mencegah atau mengungkap suatu tindak pidana. Selain itu juga pemerintah seharusnya lebih memberi perhatian lebih kepada pelaksanaan patroli yang sampai saat ini masih banyak kekurangan. Pemerintah harusnya lebih ngengambil tindakan nyata seperti menambah personil di tiap kepolisian sektor serta membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

A. S. Alam. , 2010. Pengantar Kriminologi. Makassar. Pustaka Refleksi.

Bayley, David H, 1998, Police for The Future, disadur oleh Kunarto, Cipta Manunggal, Jakarta

Hadi, Warsito Utomo. 2005: Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta, Prestasi Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 1991, Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakatra, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Sekolah Polisi Negara Singaraja, Kumpulan Hanjar Siswa, Penjagaan Pengawalan Patrol, Bab Patroli

Kunarto,2001, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta,

---,1996, Merenungi Kritik Terhadap Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, Nawawi Arif, Barda, 2010,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum

Pidana Dalam Penangulangan Kejahatan,Jakarta; Kencana.

Pelayanan Publik Bidang Turjawali Satuan Sabhara Polres Tapin, Tapin, 2013 Poernomo, Bambang, 1988, Orientasi Hukum Acara Pidana, Yogyakarta,

Amarta.

---,1992, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia

Purwodarminto, W.J.S.,1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.

Reckles, Walter. C. 1983, Penanggulangan Kejahatan, Bandung. diterjemahkan oleh Soedjono D. Alumni.

Rizki Budi Husin dan Rini Fathonah, 2014, Studi Lembaga Penegak Hukum. Bandar Lampung..


(6)

Soekanto, Soerjono, 1984, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT Rajawali Press.

Ucuk Suyono, Yoyok, 2013, Hukum Kepolisian, Yogyakarta, Laksbang Grafika. PeraturanPerundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2003.Penerbit Raja Grafindo Persada. Undang-UndangDasar 1945.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.

Internet

www.polri.go.id, Samapta Bhayangkara

http://www.duajurai.com/2014/12/30/ kejahatan-di-bandar-lampung-pada-2014-turun/