Versi ”Bikin Good
Mood” seks laki-laki
semata sebagai
bagian dari daya tarik
pesan penjualan.
3. Windha Larasanti,
2013, Komodifikasi Anak dalam Iklan
Analisis Semiotika Roland Barthes pada
Iklan Prudential di Televisi versi
mendengarkan cita- cita mereka
Mengunakan metode
penelitian yang sama yaitu
Analisis Semiotika
Roland Barthes
Komodifikasi anak dalam
iklan prudential
Makna yang terdapat di
dalam iklan mengenai
komodifikasi anak
4. Anatamalia
handayani, 2014, Representasi
Eksploitasi Anak dalam Iklan
Analisis Semiotika Roland Barthes
dalam iklan 3indie+ Mengunakan
metode penelitian yang
sama yaitu Analisis
Semiotika Roland
Barthes menggunaka
n enam prosedur
konotasi barthes untuk
menganalisis yaitu trick
effect, pose, object,
photogenia, aestheticism,
dan sintax. makna
eksploitasi anak dalam
iklan dan unsure yang
terdapat didalamnya.
2.2. PERIKLANAN
Periklanan advertising adalah bisnis ide dan kreatifitas Roman, Maas Nisenholtz, 2005.Periklananmerupakan suatu upaya komunikasi yang dilakukan oleh
produsen kepada konsumen untuk meunjang proses pemasaran.
2.2.1. Pengertian Iklan
Klepper seperti dikutip Liliweri, 1997:17 “Iklan atau advertising berasal dari bahasa latin “avere” yang berarti mengoperkan gagasan dan pikiran kepada pihak
lain”. Wright Seperti dikutip Liliweri, 1997:10 “iklan merupakan suatu proses
komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide
melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif”. Menurut Rhenald Kasali 1992:21, secara sedrhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih
diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Ciri-ciri iklan yang baik
1.
Etis, berkaitan dengan kepantasan.
2.
Estetis, berkaitan dengan kelayakan target market, target audiennya, kapan
harus ditayangkan. 3.
Artistik, bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
2.2.2. Fungsi Iklan
Menurut Shimp, secara umum, periklanan memiliki beragam fungsi komunikasi yang
penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Fungsi periklanan yaitu:
1. Informing, periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra mereka yang positif.
2. Persuading, iklan yang efektif akan mampu mempersuasi membujuk
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. 3.
Remiding, iklan menjaga agar iklan tetap terjaga dalam ingatan konsumen. 4.
Adding Value, periklanan memberi nalai tambah nilai merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen.
5. Bantuan untuk upaya lain perusahaan, periklanan adalah pendamping dan
memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.
Harold D. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan who says what, in which channel
to whom, with what effect, and in which channel. Dalam penjelasan ini Laswell menunjukan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran-saluran
komunikasi. Saluran-saluran ini yang kemudian diwujudkan melalui penggunaan sebuah media, yang salah satunya adalah media televisi. Jefkins 1997:109-110
menyatakan bahwa terdapat beberapa keunggulan iklan televisi, diantaranya: 1.
Kesan realistik, karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi warna- warna,suara, dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan
nyata 2.
Masyarakat lebih tanggap, karena iklan televisi ditayangkan di rumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif maka masyarakat lebih siap
untuk memberikan perhatian. 3.
Repetisi atau pengulangan, iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan
sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
Iklan begitu penting dalam upaya memahami tatanan signifikansi modern, maka tidak heran jika iklan menjadi sangat menarik bagi pakar semiotika. Dalam
periklanan, bahasa umunya merupakan sarana untuk menegaskan, mengacu atau semata-mata untuk menyatakan makna subtekstual. Menurut Danesi, 2010:379-
380, ada banyak teknik verbal yang digunakan pengiklan untuk mewujudkan tujuan ini dan secara lebih umum untuk memuaskan produk kedalam kesadaran sosial.
2.2.3. Kode Etik dan Sanksi dalam Periklanan