Bab 5 - Seni Teater Nusantara 51
B. Kelompok Teater Modern Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mengenal dan mem- berikan apresiasi terhadap beberapa kelompok teater modern yang
berkembang di Nusantara.
Teater modern Indonesia merupakan pertemuan dari berbagai gagasan. Para pendukung teater modern belum sepenuhnya meninggalkan budaya
asalnya yang bermuatan tradisional dan memadukannya dengan teater Barat. Hal inilah yang menjadikan teater modern Indonesia memiliki ber-
bagai bentuk dan jenis.
Bentuk pertunjukan teater modern cenderung lebih teratur dan dipentas- kan di atas panggung dengan arahan seorang sutradara. Berikut ini bebe-
rapa kelompok teater modern yang kehadirannya memberikan sumbangan besar bagi perkembangan teater Nusantara.
1. Bengkel Teater Rendra
Bengkel Teater Rendra didirikan W.S. Rendra di Kampung Ketanggunan, Yogyakarta 1961 dan di Depok 1986. Pertunjukan-pertunjukan yang
mereka tampilkan selalu mendapatkan sambutan hangat dan seolah menjadi barometer peta pertunjukan teater di tanah air. Rendra sebagai
seorang sastrawan, aktor, sutradara, dan penulis naskah yang baik mampu menciptakan pertunjukan yang menarik dan bermutu. Karya-karya
yang pernah dipentaskan antara lain: Orang-orang di Tikungan Jalan 1954, Bip Bop Rambaterata Teater Mini Kata, Selamatan Anak Cucu
Sulaiman, Mastodon dan Burung Kondor 1972, Kasidah Barzanji, Panembahan Reso 1986, dan Kisah Perjuangan Suku Naga.
2. Teater Populer
Teater Populer dipimpin Teguh Karya dan pada perkembangannya grup teater ini beralih ke industri perfilman Indonesia. Para pemainnya
misalnya: Slamet Rahardjo, El Malik, Christine Hakim, dan Nano Riantiarno. Setelah Teguh Karya meninggal para pemainnya lebih bero-
rientasi ke dunia film.
3. Teater Kecil
Teater Kecil dipimpin oleh Arifin C. Noer. Arifin adalah penulis naskah yang produktif. Naskahnya dipandang memiliki warna
Indonesia. Penulis dari Cirebon ini sering memasukkan unsur kesenian
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Teater SMPMTs Kelas VIII 52
daerahnya ke dalam naskah teater yang ditulis atau dipentaskannya. Karya-karyanya misalnya: Kapai-Kapai, Tengul, Madekur dan Tarkeni,
Umang-Umang, Sandek Pemuda Pekerja, dan Sumur Tanpa Dasar.
4. Teater Koma
Teater Koma dipimpin oleh Nano Riantiarno dan merupakan kelom- pok teater paling produktif di Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Lebih dari seratus produksi panggung dan televisi yang pernah dipentas- kan oleh Teater Koma. Nano Riantiarno adalah penulis naskah yang
kuat serta sutradara yang potensial. Karya-karyanya antara lain: Rumah Kertas, Maaf. Maaf. Maaf, Opera Kecoa, Opera Julini, Konglomerat Burisrawa,
Semar Gugat, Suksesi, Opera Ikan Asin, dan Kenapa Leonardo?.
5. Teater Mandiri
Teater Mandiri dipimpin oleh Putu Wijaya, seorang sastrawan dan dramawan kelahiran Bali.
Putu mantan anggota Bengkel Teater Rendra dan termasuk penulis naskah ulung. Naskah-naskahnya
mendapat warna kuat dari naskah Menunggu Godot karya Samuel Beckett yang pernah dipentaskannya
bersama Rendra di Bengkel Teater. Naskah ini me- ngisahkan tentang penantian Vladimir dan Estragon
terhadap datangnya Godot yang hingga pertun- jukan selesai tidak kunjung datang.
6. Bengkel Muda Surabaya