diperlukan sampai cacing mati. Percobaan dilakukan dengan 3 kali replikasi dan dihitung rata-rata waktu kematiannya.
8. Uji antihelmintika infus biji ceguk terhadap cacing kait anjing secara in vitro
Uji antihelmintika secara in vitro menurut Santoso, Sidik dan Wattimena, 1991 adalah sebagai berikut : Sejumlah cawan petri dibagi dalam
tiga kelompok. Kelompok I masing-masing berisi 30 ml NaCl 0,9 bv, kelompok II masing-masing larutan infusa 5; 10; 20; 40 dan 80 bv., dan
kelompok III berisi larutan pembanding mebendazol dengan konsentrasi 0,05; 0,1; 0,2; 0,4 dan 0,8 bv. Masing-masing volume larutan sebanyak 30 ml,
dan replikasi dilakukan pada tiap perlakuan sebanyak tiga kali. Cacing Ancylostoma spp. Dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri. Cacing
yang digunakan sama besarnya 5-15 mm dan masih aktif bergerak atau normal. Cawan petri yang berisi cacing diamati gerakannya setiap jam apakah
cacing mati, paralisis atau masih normal. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan cara cacing tersebut diusik dengan batang pengaduk, bila cacing diam,
dipindahkan dalam air pada suhu 50 C. Apabila dengan cara ini cacing masih
diam maka cacing tepat mati, bila cacing masih bergerak berarti cacing hanya paralisis. Jumlah kematian cacing pada tiap jam dicatat, sampai semua cacing
mati.
F. Analisis Hasil
Daya antihelmintika diukur dengan parameter jumlah cacing yang mati dalam periode waktu 1 jam pada setiap perlakuan yang diberikan. Kematian
cacing ditandai dengan kekakuan pada tubuh cacing dan apabila diletakkan dalam 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air dengan suhu 50
o
C tidak memperlihatkan suatu gerakan. Kematian cacing ini dikoreksi dengan formula Abbott’s apabila ada kematian cacing pada kelompok
kontrol lebih dari 10.
Rumus formula Abbott’s A =
C C
B
100
X 100
Keterangan : A: persentasi kematian cacing yang dikoreksi
B: persentasi kematian cacing pada kelompok uji C: persentasi kematian cacing pada kelompok kontrol
Daya antihelmintika infusa biji ceguk dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu arah yang dilanjutkan dengan uji post hoc LSD untuk
mengetahui pada konsentrasi berapa infusa biji ceguk menunjukkan waktu kematian yang berbeda tidak bermakna dengan mebendazole, kemudian dilakukan
analisis probit untuk mengetahui toksisitas dari infusa biji ceguk dan mebendazole, berdasarkan harga LC
50
konsentrasi yang menyebabkan kematian cacing sebesar 50 dan LT
50
waktu yang menunjukkan kematian cacing sebesar 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyakit cacingan adalah penyakit yang sangat banyak dijumpai pada masyarakat. Angka penyakit ini cukup tinggi yaitu 62,42 Anonim, 2009.
Penyebaran penyakit ini sangat luas, karena Indonesia merupakan negara tropis yang merupakan daerah yang sangat mendukung bagi berbagai macam parasit
cacing, salah satunya adalah cacing kait anjing Ancylostoma spp. yang dapat menimbulkan creeping eruption. Apabila tidak teratasi maka dapat terjadi migrasi
larva di jaringan yang lebih dalam yaitu dibawa melalui sistem sirkulasi sistemik ke organ paru-paru sehingga dapat menyebabkan terjadinya serangan asma dan
pneumonitis. Larva cacing kemudian dapat masuk terbawa ke mulut karena kontraksi, sehingga larva dapat ditemukan di dalam sputum penderita Selain itu,
di Indonesia banyak ditemukan daerah-daerah kumuh, sehingga penyakit- penyakit yang timbul akibat infeksi parasit juga sangat banyak. Hal ini diperburuk
dengan kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil dan mengakibatkan daya beli masyarakat akan obat cenderung menurun. Tingkat kehidupan sosial
ekonomi yang rendah menyebabkan masyarakat lebih memilih alternatif pengobatan tradisional yang relatif lebih murah. Selain itu, eksplorasi pengobatan
tradisional dewasa ini cenderung meningkat karena pengobatan herbal dianggap memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat.
Menurut Hariana 2006, salah satu tanaman yang digunakan secara turun temurun sebagai obat penyakit cacingan adalah tanaman ceguk Quisqualis indica
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI