METODE PENELITIAN Manfaat Penelitian

25 tindakan pengkajian dan perencanaan dari asuhan keperawatan pada klien kondisi terminal akut miokard infark secara holistik di area keperawatan kritis. - Untuk Institusi Pendidikan Memberikan informasi tambahan bagi dosen dan peserta didik tentang kebutuhan asuhan keperawatan klien dengan penyakit dalam kondisi terminal di lingkup area keperawatan kritis.

4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif phenomenologi. Penelitian kualitatif berkaitan dengan pengalaman, pendapat dan perasaan individu Hancock B, 2002. Tujuan dari metode deskriptif kualitatif untuk mempelajari fenomena intensif, menemukan pola dan tema tentang peristiwa hidup ketika peneliti memiliki pertanyaan spesifik mengenai fenomena. Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman individu selama dirawat di ruang intensif dimana diberikan pelayanan intensif, seperti pemantauan hemodinamik secara ketat. Teknik pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah purposive yaitu pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2009. Dalam penelitian ini informan adalah seluruh klien kondisi terminal dimana penyakit yang tidak dapat disembuhkanpulih kembali dan dapat menyebabkan kematian. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah klien kondisi terminal infark miokard, dengan kriteria a. Klien kondisi terminal di sini adalah klien dengan penyakit jantung yaitu infark miokard akut killip II dan III. b. Di rawat di unit intensif: CICU dan HCCU c. Telah diperkenankan untuk pulang ke rumah oleh dokter penanggung jawabnya d. Mampu berkomunikasi dengan baik e. Bersedia menjadi informan f. Kooperatif 26 Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: a. Klien kondisi terminal infark miokard akut Killip I ketika masuk dan Killip IV ketika diwawancarai. b. Klien yang tidak dirawat di unit intensif: CICU dan HCCU c. Tidak mampu berkomunikasi; berbicara Dalam penelitian ini jumlah informan yang diambil adalah 10 orang informan klien. Prosedur dan Cara Pengumpulan Data - Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai setelah memperoleh ijin dari pihak yang berwenang di tempat penelitian. Kemudian penentuan informan sesuai dengan kriteria penelitian yaitu klien dengan infark miokard killip II, III dan telah dinyatakan boleh pulang oleh dokter penanggung jawab. Sebelum memulai wawancara peneliti melakukan pengamatan lingkungan dan perilaku informan. Setelah meneliti perilakunya, peneliti membina hubungan saling percaya dengan informan. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah calon informan memahami tujuan dari penelitian yang akan dilakukan dan memahami hak-hak mereka sebagai informan, selanjutnya peneliti meminta informan untuk menandatangi surat ketersediaan berpartisipasi atau informed consent. Kemudian peneliti membuat kontrak waktu pelaksanaan wawancara yang disesuaikan dengan kondisi dan kesediaan klien. Peneliti menyiapkan panduan topik atau guidelinenya dan wawancara di ruang rawat intensive CICU. Wawancara dilakukan dengan lamanya waktu 1 jam yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien, sesuai kontrak yang telah disepakati. Hasil wawancara direkam dengan menggunakan MP4 dan digunakan lembar observasi untuk memvalidasi kebutuhan klien dengan kondisi penyakit terminal, dan bila ada kejadian-kejadian yang di luar kebiasaan dibuat dalam catatan kronologis. 27 - Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik wawancara dan pengamatan. Lofland dan Lofland 1984 dalam Bagoes 2004 mengatakan sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai, jadi selain itu dilakukan observasi atas perilaku, tindakan non verbal dari informan. Teknik ini juga merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Melalui teknik ini peneliti berusaha menggali informasi pada klien dengan penyakit terminal tentang pengalaman perawatan selama di rawat di ruang intensif. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai pedoman untuk wawancara, buku catatan, dan MP4 untuk merekam wawancara antara peneliti dengan informan. Pengumpulan data dengan teknik wawancara yang digunakan dalam wawancara ini adalah: 1 Membina hubungan baik. Hal ini sangat penting dalam penelitian dan dapat terjalin bila telah ada rasa saling percaya antara pewawancara dengan partisipan. Untuk menjalin rasa percaya, peneliti mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan menggunakan bahasa sederhana, mulai dari permasalahan yang sesuai dengan kondisi informanpartisipan, menciptakan suasana yang dekat dan santai yang tetap berpegang pada nilai dan kode etik. 2 Keterampilan Sosial Wawancara didukung dengan keterampilan sosial yang memadai. Peneliti bersikap sopan, ramah dan berpakaian yang pantasrapi. Di sini peneliti dituntut untuk responsif dan sensitif terhadap kebutuhan klien, perlu keterbukaan dan mempertahankan kontak mata dengan partisipan. 3 Mencatat dan merekam dengan menggunakan alat recording Sebelum proses wawancara peneliti sebelumnya mengobservasi kondisi klien, memperkenalkan diri dan membuat kontrak untuk dilakukan wawancara. 28 Wawancara informan klien dilakukan di tempat tidur klien, dengan posisi duduk. Klien duduk bersandar pada bantal atau duduk dengan punggung tegak. - Analisa Data dan Keandalan Hasil Penelitian Untuk analisis data pada penelitian kualitatif adalah penentuan tema dari hasil wawancara. Menentukan Tema atau Interpretasi 1 TranskripsiMenyalin data kualitatif Transkripsi adalah prosedur untuk menghasilkan versi tertulis dari wawancara. Ini adalah sebuah script penuh wawancara. Transkripsi adalah proses yang memakan waktu. Hal ini juga menghasilkan banyak teks yang ditulis sebagai hasil dari wawancara yang sudah dilakukan. Untuk catatan hasil pengamatanobservasi dibuat catatan lapangan field note sesuai dengan respon yang diperlihatkan dari setiap jawaban pertanyaan atau pernyataan yang dibuat oleh klien. Kemudian catatan ini dikelompokkan sesuai dengan pernyataan yang dibuat informan. Bila ada catatan kronologis bisa disatukan untuk melengkapi data yang dikumpulkan. Hancock B, 2002., Maleong LJ, 2010 Proses dasar untuk menganalisa data kualitatif adalah dimulai dengan memberi label atau kodecoding dari setiap item informasi sehingga kita dapat mengenal perbedaan dan persamaan antara semua item yang berbeda. Peneliti kualitatif tidak memiliki sistem untuk pra coding sehingga membutuhkan sebuah metode untuk mengidentifkasi dan memberi label item-item data yang muncul di dalam teks dari transkrip sehingga semua item-item data dalam 1 interview dapat dibandingkan dengan data yang dikumpulkan dengan dari interview-interview yang lain.Hal ini membutuhkan sebuah proses yang disebut analysis conten dan prosedur dasarnya digambarkan di bawah ini. Prosedurnya sama apakah data kualitatif telah dikumpulkan melalui interview, grup fokus, observasi atau analisa dokumentary karena berkaitan dengan menganalisa teks. Metode yang digunakan untuk menganalisis tema adalah dengan melakukan content analysis . Data ditampilkan dalam bentuk narasi, 29 informasi tersusun sesuai dengan urutan partisipan sehingga mudah untuk diamati. Dari tema umum yang didapatkan selanjutnya dianalisis berdasarkan teori dan konsep yang relevan dan diinterpretasikan. Content Analysis Analisis conten melibatkan coding dan mengelompokkan data. Hal ini untuk mengidentifikasi dari transkrip data dan untuk memilah-milah pesan penting yang tersembunyi di setiap wawancara. Prosedur ini melibatkan serangkaian langkah, sebagai berikut: 1 Mengambil salinan transkrip dan membacanya. Bila melihat sesuatu yang berisi informasi yang menarik atau relevan, dibuat catatan singkat di marjin tentang sifat informasi. 2 Melihat melalui catatan margin dan membuat daftar berbagai jenis informasi yang telah ditemukan. Jika transkrip tersebut diketik, cara yang lebih cepat untuk melakukan ini adalah dengan menyorot setiap item data, menyalin dan menyisipkan ke daftar salinan asli dari seluruh transkrip dalam file tersendiri 3 Sekarang telah ada daftar item yang disarikan dari teks. Membaca daftar item data dan mengkategorikan masing-masing item dengan yang menggambarkan tentang sesuatu. Disini akan digunakan beberapa kategori karena beberapa item data mengacu pada topik yang sama. Pada tahap ini dikategorikan sebanyak yang dibutuhkan dan jangan memasukkan sesuatu ke dalam kategori yang sama dengan item sebelumnya, bahkan jika menduga adanya kemungkinan mengidentifikasi kategori baru. Jumlah kategori dapat dikurangi nanti. 4 Sekarang melihat daftar kategori telah teridentifikasi dari transkrip dan pertimbangkan apakah beberapa kategori yang mungkin dapat dihubungkan dalam beberapa kategori saja. Jika demikian, bisa dibuat daftar sebagai kategori utama kategori yang lebih kecil sebagai kategori kecil. Beberapa buku teks mengacu pada kategori utama sebagai tema. 30 5 Melihat melalui daftar kategori besar dan kecil. Ketika melakukannya, dibandingkan dan mungkin beberapa kategori kecil lebih baik masuk ke dalam kategori alternatif. 6 Untuk transkrip berikutnya, diulangi proses dari tahap 1 - 5. Ketika mengidentifikasi transkrip kedua dan selanjutnya, akan terus teridentifikasi kategori baru informasi tetapi akan menemukan kenyataan bahwa item data yang ditemukan sebagai bagian dari sebuah kategori yang sebelumnya diidentifikasi. Akhirnya, tidak akan ditemukan kategori baru dan menemukan bahwa semua item informasi yang relevan dan menarik dapat ditampung dalam kategori yang ada. Bisa menggunakan warna-warna tersendiri untuk setiap kategori, tetapi penting untuk menyimpan transkrip asli yang masih bersih. 7 Mengumpulkan semua transkrip dari hasil wawancara, ambil satu kategori yang memiliki beberapa hubungan satu sama lain. Periksa setiap kategori apakah memiliki kesamaan atau ada kategori yang tampak seolah-olah tidak cocok dan benar-benar termasuk dalam kategori yang berbeda. 8 Ketika semua data transkrip relevan telah disortir ke dalam kategori kecil dan besar, dilihat kembali data yang terdapat dalam setiap kategori. Ketika meninjau data dalam sistem kategorisasi yang telah dikembangkan dapat diputuskan untuk memindahkan beberapa item data dari satu kategori ke kategori lain. Atau dapat diputuskan informasi yang ada di kategori yang tepat, tempat yang tepat, dalam hal ini istilah yang digunakan untuk nama atau menggambarkan kategori tidak akurat. 9 Setelah mengurutkan semua kategori dan yakin bahwa semua item data dalam kategori yang tepat, lihat kisaran kategori untuk melihat apakah dua atau lebih kategori tampaknya cocok. Jika demikian maka dapat membentuk suatu tema yang penting dalam riset . 10 Melihat kembali salinan asli dari transkrip, lihatlah teks yang tampaknya tidak relevan pada saat itu. Sekarang telah memiliki tema, kategori utama dan kategori kecil yang telah diurutkan, pertimbangkan apakah ada data yang sebelumnya tidak relevan dan harus disertakan dalam hasil . 31 Proses conten analisis melibatkan dan terus meninjau kembali data dan meninjau kategorisasi data sampai peneliti yakin bahwa tema dan kategori yang digunakan untuk meringkas dan menggambarkan penemuan adalah suatu refleksi jujur dan akurat dari data. Setelah menentukan tema yang muncul dari hasil wawancara dengan informan, peneliti kemudian melakukan validasi data kepada informan untuk meminta klarifikasinya bila hal ini memungkinkan pindah ruang rawat atau klien telah meninggal. Hasil klarifikasi tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Klarifikasi yang muncul dikatakan valid apabila tema tersebut telah dianalisa dan disetujui oleh dosen pembimbing. Kemudian melakukan sintesis terhadap pernyataan-pernyataan yang ada, agar data tidak bertolak belakang dengan isi transkrip yang ada. Tahap terakhir adalah membuat laporan tertulis. - Keandalan Data Trustworthiness Agar hasil penelitian mempunyai keabsahan dan kekuatan ilmiah, peneliti berpatokan pada keandalan data audability, dan kepastian atau konfirmasi ulang data confirmability. Secara operasional keandalan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan data yang akurat dan berulang. Untuk mendapat keabsahan trustworthness diperlukan tehnik pemeriksaan atas sejumlah kriteria tertentu. Credibility, Transferability, Dependability serta Confirmability Moleong, 2004.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Akut Miokard Infark (AMI) Di Ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum Da

0 1 17

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEGAWATDARURATAN AKUT MIOKARD INFARK Asuhan Keperawatan Dengan Kegawatdaruratan Akut Miokard Infark Di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga.

0 1 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN OLD MIOKARD Asuhan Keperawatan Kritis Pada Ny. D Dengan Old Miokard Infark (Omi) Di Ruang Intensive Care Unit – Intensive Coronary Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

0 4 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) ANTEROSEPTAL DI RUANG Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Akut Miokard Infark (AMI) Anteroseptal Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (Icvcu) RSUD. Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) ANTEROSEPTAL DI RUANG INTENSIVE CARDIO Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Akut Miokard Infark (AMI) Anteroseptal Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (Icvcu) RSUD. Dr. Moewardi Suraka

0 5 12

Eksplorasi Makna Spiritualitas pada Klien dengan Sindrom Koroner Akut yang Menjalani Perawatan di Ruang Intensif Jantung.

0 0 11

Pengalaman Pasien Sindrom Guillain-Barre(Sgb) Pada Saat Kondisi Kritis Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung.

0 1 2

Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Komplikasi Hematom Femoral Pada Pasien Setelah Menjalani Intervensi Koroner Perkutan Di Ruang Cicu Rshs Bandung.

0 1 2

Pengalaman Pasien Sindrom Guillain-Barre (SGB) pada saat Kondisi Kritis di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

0 0 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG ICU SENTRAL RSUD JOMBANG

0 0 6