Estimasi Model Kemiskinan 1 Konsep Kemiskinan

Gustin, Notobroto dan Wibowo 2013 meneliti multigrup pada derajat kesehatan Balita di Indonesia dengan grup kota dan kabupaten.

3.1 Estimasi Model

Sebelum melakukan perbandingan antar grup, beberapa langkah harus dilakukan agar ditemukan model yang cocok Bollen, 1989: 1 Spesifikasi model model spesification - Konseptual model struktural Hipotesis hubungan antara variabel laten sudah ditetapkan. Berikut arah dan hubungan antara variabel laten yang dipakai dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Arah dan Hubungan antara Variabel Laten Variabel Eksogen Hubungan terhadap variabel Endogen Kemiskinan Tingkat pendidikan, Kualitas kesehatan Negatif Kualitas pekerjaan, Partisipasi kerja Positif - Konseptual model pengukuran Hipotesis hubungan antara variabel-variabel laten dengan indikatornya sudah ditetapkan. Tabel 3.2 Indikator dari Variabel Laten Variabel Laten Indikator Tingkat pendidikan ξ 1 - AMH X 1 , RLS X 2 , APS X 3 Kualitas kesehatan ξ 2 - SEHATX 4 , FASKES X 5 Kualitas pekerjaan ξ 3 - Tani X 6 , Bebas X 7 Partisipasi kerja ξ 4 - TPT X 8 , RK X 9 Kemiskinan 1 - P Y 1 , P 1 Y 2 , P 2 Y 3 - Membentuk Diagram Jalur Path Diagram Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan melihat secara keseluruhan struktur suatu model. Gambar 3.1 Diagram Jalur Di dalam spesifikasi model, hubungan antar variabel yang sudah ada dalam diagram jalur diterjemahin dalam suatu sistem persamaan linier atau dalam bentuk matematik. X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 8 X 9 X 6 Y 3 Y 1 X Y 2 1 ξ 1 ξ 2 ξ 3 ξ 4 X 7 Model Struktural: = α + Β + Γξ + ................................3.1 Model Pengukuran: X = τ x + Λ x ξ + ..............................3.2 Y = τ y + Λ y + ................................3.3 Dimana α, τ x, τ y adalah vektor intersep yaitu variabel ” constant ” dengan asumsi:  tidak berkorelasi dengan ξ  tidak berkorelasi dengan  tidak berkorelasi dengan ξ  rata-rata means dari , dan = 0 [ E = E = E = 0 ]  sebagai nilai rata-rata dari ξ [ Eξ = ] sehingga E = I-B -1 α + Γ E X = τ x + Λ x E Y = τ y + Λ y I-B -1 α + Γ 2 Identifikasi Identification Dalam identifikasi dilakukan pemeriksaan apakah model yang telah dibentuk menghasilkan solusi yang tunggal atau unik identified Boolen, 1989. Syarat minimum syarat perlu model identified adalah dengan formula sebagai berikut t ≤ s2, dimana : t: banyaknya parameter yang diestimasi s:banyaknya varian dan covarian antara variabel observed p+q p+q+1 p: banyaknya variabel y q: banyaknya variabel x Dalam penelitian ini model sudah memenuhi syarat perlu karena nilai t s2, dimana t = 39 parameter Β=0, Γ= ζ, x =9, y =3, Θ =9, Θ =3, Φ=10, Ψ=1 dan s = 9+39+3+1 = 156 persamaan, sehingga didapat ts2. Nilai dari matrik B pada model adalah 0 maka secara otomatis syarat cukup dan perlu telah terpenuhi untuk model Identified Boolen,1989. 3 Estimasi Estimation Tujuan estimasi adalah untuk mencari nilai estimasi parameter dengan meminimumkan perbedaan antara elemen-elemen yang ada di Σ matrik kovarian yang diturunkan dari model dan dengan elemen- elemen yang ada di Σ matrik kovarian populasi. Parameter- parameter yang tidak diketahui Β, Γ, Φ, Ψ, Λ x , Λ y, Θ , Θ diestimasi sedemikian rupa sehingga matrik kovarian yang diturunkan dari model Σ = Σ matrik kovarian populasi. Dalam model umum intersep τ dalam persamaan 3.2 dan 3.3 diasumsikan 0, ditulis Bollen, 1989 Σ = y I − B −1 ΓΦΓ ′ + Ψ [ I − B −1 ] ′ ′ y + Θ y I − B −1 ΓΦ y x ΦΓ ′ [ I − B −1 ] ′ ′ y x Φ ′ x + Θ dan Σ = Σ yy Σ yx Σ xy Σ xx Untuk mengetahui kapan estimasi sudah cukup dekat, diperlukan fungsi yang diminimalisasi. Fungsi yang meminimalisasi fitting fuction merupakan fungsi S dan Σ yaitu FS, Σ . Minimalisasi dilakukan secara iterasi dan jika hasil estimasi � disubstitusikan ke Σ maka akan diperoleh matrik � dan fungsi hasil minimalisasi untuk � adalah FS, � . Untuk data kecil menurut penelitian Iabocci 2009 disarankan tetap menggunakan ML Maximum Likelihood meskipun asumsi normal tidak terpenuhi. 4 Uji Kecocokan Testing fit Menurut Hair, dkk 2007 evaluasi terhadap tingkat kecocokan data dengan model dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu  Kecocokan seluruh model overall model fit Untuk menghitung kecocokan seluruh model ada tiga jenis ukuran - Ukuran kecocokan absolut Ukuran ini mengukur sejauh mana suatu model dapat memprediksi matrik kovarian atau korelasi variabel indikator. Beberapa ukuran yang sering digunakan para peneliti Kusnendi, 2008 adalah Chi-square � 2 , Root Mean Square Error of Approximation RMSEA dan Goodness of Fit tes t GFI. Nilai � 2 diharapkan kecil dengan nilai p ≥ 0.0η, nilai RMSEA kecil serta nilai GFI ≥ 0.λ0. - Ukuran kecocokan inkremental Ukuran ini membandingkan model yang diusulkan dengan model dasar baseline model yang sering disebut null model seperti Adjusted Goodness of Fit Index AGFI, Normed Fit Index NFI dan Comparative Fit Index CFI. Nilai yang diharapkan untuk semua ukuran tersebut ≥ 0.90 - Ukuran kecocokan parsimoni Model dikatakan fit dengan data jika model yang diusulkan relatif sederhana dibanding model alternatif Kusnendi, 2008. Beberapa ukuran sering dipakai peneliti adalah Parsimonious Normed Fit Index PNFI, Parsimonious Goodness of Fit Index PGFI, Akaike Information Criterion AIC, Consistent Akaike Information Criterion CAIC dengan mengharapkan nilai yang dihasilkan adalah nilai terkecil.  Kecocokan model pengukuran measurement model fit Dilakukan terhadap setiap konstruk atau model pengukuran: - Evaluasi terhadap validitas validity Menurut Rigdon dan Ferguson 1991 dan Doll, Xia, Torkzadeh 1994 dalam Wijanto 2008 menyebutkan bahwa suatu variabel mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya jika 1 nilai t dari loading factors lebih besar dari nilai kritis biasanya t ≥1,λθ, 2 muatan standardized loading factors ≥ 0,70 . - Evaluasi terhadap reliabilitas reliability 1. Composite Reability Measure ukuran reabilitas komposit yang dihitung melalui Construct Reability CR. 2. Variance Extracted Measure ukuran ekstrak varian yang dihitung melalui Varian Extructed VE Hair dkk 1λλκ menyatakan nilai CR ≥ 0,70 dan nilai VE ≥ 0,η0 sudah menunjukkan kalau konstruk itu mempunyai reliabilitas yang baik.  Kecocokan model struktural structural model fit Analisis terhadap model struktural mencakup pemeriksaan terhadap signifikansi koefisien- koefisien yang diestimasi. Menurut Diamantoupus dan Siaguaw 2000 pemeriksaan koefisien meliputi: 1 Tanda koefisien yang diestimasi, apakah positif atau negatif; 2 Nilai koefisien yang diestimasi apakah signifikan atau tidak signifikan jika nilai t ≥1,96; 3 Menghitung nilai R 2 yaitu nilai yang menunjukkan besarnya variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel laten endogen. 5 Respesifikasi Respesification Berdasarkan Diamantoupus dan Siaguaw 2000 respesifikasi model dipandang dalam: a. Sebagai cara untuk meningkatkan kinerja model atau penyederhanaan model yang diusulkan secara empiris sudah fit dengan data b. Model yang diusulkan secara empiris tidak cocok dengan data. Dalam mendiagnosa respesifikasi, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui Residual Statistics dan Modification Indices MI.

3.2 Prosedur Multigroup SEM