Namun, setelah adanya modrenisasi perpajakn pada tahun 2006, KPP Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia No.
132PMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara
lain : 1.
Sub Bagian Umum 2.
Seksi pengolahan Data dan Informasi 3.
Seksi Pelayanan 4.
Seksi Penagihan 5.
Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 6.
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7.
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV 8.
Seksi Jabatan Fungsioanal
C. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan PPH, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak tidak langsung lainya,
selain PBB Pedesaan dan Perkotaan P2 dalam wilayah wewenangnya berdsarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugsanya, KPP
Pratama Medan Timur menyelengarakan fungsi : 1.
Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan proposal potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya; 4.
Penyuluhan Perpajakan; 5.
Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak; 6.
Pelaksanaan Ekstensifikasi; 7.
Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; 8.
Pelaksanaan pemeriksaan pajak; 9.
Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; 10.
Pelaksanaan konsultasi perpajakan; 11.
Pelaksanaan instensifikasi; 12.
Pembetulan ketetapan pajak; 13.
Pelaksanaan administrasi kantor;
D. Deskripsi dan Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang terletak di Jalan Suka Mulya Nomor 17A Medan KPP Pratama Medan Timur dipegang oleh seorang kepala
kantor yang mempunyai tugas koordinasikan penyusunan rencana kerja KPP, mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi yang
ada dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kantor Wilayah yang bersangkutan. Kepala kantor tersebut
membawahi sepuluh seksi dan satu kelompok jabatan fungsional. Gambaran dari tugas masing-maing bagian kerja tersebut adalah,
Universitas Sumatera Utara
1. Sub. Bagian Umum
Sub. Bagian Umum mempunyai tugas umum sebagai berikut : 1.1
Penerimaan dokumen di KPP 1.2
Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk 1.3
Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil PNS
1.4 Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanism langsung kepala
rekanan 1.5
Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
Adapun tugas umum Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah : 2.1
Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan
2.2 Penatausahaan penerimaan PBB non eloktronik
2.3 Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi PDI
2.4 Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke Kantor
Pelayanan Pajak lain 2.5
Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data dan lain-lain
3. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan memiliki tugas umum sebagai berikut : 3.1
Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tmpat Pelayanan Terpadu TPT
Universitas Sumatera Utara
3.2 Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajk KPP
lama dan baru 3.3
Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusahaan Kena Pajak PKP 3.4
Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP 3.5
Penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPH
3.6 Penerbitan Surat Teguran penyampaiannya SPT Masa dan SPT Tahunan
PPh 3.7
Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi dan lain- lain.
4. Seksi Penagihan
Adapun tugas umum dari Seksi Penagihan, yaitu : 4.1
Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan 4.2
Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak SKP dan Surat Tagihan Pajak STP beserta bukti pembayarannya
4.3 Penerbitan STP Bunga Penagihan , Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa
dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP serta Surat Keputuan Pencabutan Sita
4.4 Penyelesaian Usulan Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
4.5 Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyenderaan terhadap Wajib Pajak
tertentu dan lain-lain
5. Seksi Pemeriksaan
Tugas umum yang dimiliki oleh Seksi Pemeriksaan, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
5.1 Penyelesaian SPT Tahunan PPh Lebih Bayar
5.2 Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPnBM
5.3 Pengamatan KPP, pemerikasaan kantor, pemeriksaan lapangan dan
penyelesaian Usulan Pemeriksaan dan lain-lain . 5.4
Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Adapun umum yang dimiliki Seksi oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, antara lain :
6.1 Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun lapangan
6.2 Penerbitan Surat Himbauan untuk ber-NPWP
6.3 Pencaraian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi
Fiskal 6.4
Penyelesaian permohonan penundaan pengambalian SPOP dan mutasi sebagai atau seluruhnya objek dan subjek PBB
6.5 Penerbitan daftar nominatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi dan lain-
lain
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon yang biasanya terdiri atas empat bagian memiliki tugas umum, yaitu :
7.1 Penyelesaian permohonan penggunaan nilai buku dalam rangka
penggabungan usaha, pengambilalihan usaha atau pemekaran usaha 7.2
Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak SPMKP dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga SPMIB
Universitas Sumatera Utara
7.3 Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapaan Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP 7.4
Penyelesain Permohonan Surat Keterangan Bebas SKB Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
7.5 Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas SKB Pemotongan
PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diporoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan 7.6
Pembuatan Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh Pasal 25 Dinamisasi dan lain-lain
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsioanal masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan
fungsioanal terdiri dari sejumlah jabatan fungsioanal yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh
pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Wilayah dan Kepala KPP Pratama yang bersangkutan. .
Saat ini di KPP Pratama Medan Timur tercacat ada sekitar 83 orang pegawai yang terdaftar. Di bawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai di setiap unit
pada KPP Pratama Medan Timur.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur
No. Unit
Jumlah Pegawai orang
1 Sub Bagian Umum
1 2
Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI 9
3 Seksi Pelayanan
16 4
Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4
5 Seksi Penagihan
4 6
Seksi Ekstensifikasi 4
7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
8 8
Seksi Pengawasasn dan Konsultasi II 6
9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
7 10
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7
Jumlah 83 orang
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN
SURAT PAKSA A. Pengertian Pajak
1. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi,
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Defenisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi
sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk simpanan publik publik investment.
1
2. Mr. Dr. N. J. Feldman
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi yang
dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
2
___________________________
1
Erly Suandy.2005.Hukum Pajak
2
R. Santoso Brotodihardjo. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak.hal 5
28
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orng pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
B. Penagihan Pajak 1. Pengertian Penagihan Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan salah satu kunci keberhasialan penerimaan pajak. Hanya saja, ketika Wajib Pajak tidak
membayar pajak ataupun belum melunasi pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, akan diberikan tindakan tegas kepadanya yang diwujudkan dalam bentuk
penagihan Pajak. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000. Penagihan Pajak adalah merupakan serangkaian tindakan
agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyenderaan, dan menjual barang yang telah disita. Tujuan
pelaksanaan Penagihan Pajak adalah untuk melunasi utang pajak oleh Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
2. Penagihan Utang Pajak
Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu :
a. Penagihan Pasif
Penagihan Pajak Pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan SKBKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan
yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar.
Jika dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari belum dilunasi, maka 7tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang
dimulai dengan menerbitkan surat teguran. b.
Penagihan Aktif Penagihan Pajak Aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif,
dimana dalam upaya penagihan ini Fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak, tetapi akan diikuti
dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.
3. Surat Tagihan Pajak
Yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak menurut ketentuaUmum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 20 adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak melalui pemeriksaan ataupun penelitian. Surat Tagihan Pajak diterbitkan setelah lewat 1satu bulaan sejak
Universitas Sumatera Utara
Masa Pajak yang bersangkutaan. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak.
Surat Tagihan Pajak dikeluarkan apabila antara lain : a.
Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. b.
Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat.
c. Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau
bunga. d.
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tidak membayar faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi
tidak tepat waktu.
4. Surat Ketetapan Pajak
Yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 15 adalah surat ketetapan yang meliputi
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Surat Ketetapan Pajak dapat diterbitkan karena berdasarkan pemeriksaan atau penelitan atas data Wajib Pajak, bahwa pajak yang dihitung atau dilaporkan dalm
SPT tidak benar, sehingga masih terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar dan pajak yang tidak atau kurang dipotong atau dipungut.
Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 15, Surat Ketetapan Pajak terbagi atas :
Universitas Sumatera Utara
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentuakan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN
Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. d.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
Surat Keputusan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak sampai dengan jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahunan Pajak, yang disebabkan oleh : a.
Pemeriksaan atau Keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar.
b. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah
ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya.
Universitas Sumatera Utara
c. Kewajiban pembukuan dan meminjam buku pada saat diperiksa tudak
dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.
5. Surat Teguran
Tindakan awal dari penagihan pajak yaitu dengan penerbitan surat teguran. Kemudian akan diterbitakan surat peringatan atau surat lain yang sejenis apabila
penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo. Penerbitan Surat Teguran dilakukan sebagai berikut :
a. Dalam hal wajib pajak tudak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak
yang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar SKPKB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKBT, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7 tujuh hari sejak
saat jatuh tempo pengajuan keberatan b.
Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan
Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo
pengajuan banding. c.
Dalam hal wajib pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan
Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan
Universitas Sumatera Utara
sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, kepada Wajib Pajak
disamapaikan Surat Teguran,setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus dibayar berdasarkan putusan banding.
d. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui jumlah pajak yang masih harus dibayar
dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pelunasan.
e. Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar SKPKB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum
tanggal diterima Surat Pemberitahuan untuk hadir oleh Wajib Pajak, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7tujuh hari sejak tanggal
pencabutan pengajuan keberatan tersebut. f.
Surat Teguran dalam rangka Penagihan Pajak atas Utang Pajak Bumi dan Bangunan danatau Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
sebagaimana tercantum dalam Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan STPPBB, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, disampaikan kepada Wajib Pajak,
setelah 7 tujuh hari sejak tanggal jatuh tempo pelunasan.
Universitas Sumatera Utara
C. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa PPSP 1. Pengertian Surat Paksa
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengab Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000, Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
2. Isi Dan Karakteristik Surat Paksa
Surat Paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi, yaitu segi isinya dan segi karakteristiknya.
a. Dari Segi Isinya
1 Berkepala kata-kata “ Atas Nama Keadilan ” yang dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 4 disesuaikan bunyinya menjadi “ Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ”.
2 Nama Wajib Pajak Penanggung Pajak, keterangan yang cukup beralasan
yang menjadi dasar penagihan, serta perintah membayar. 3
Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan Kepala Daerah.
b. Dari Segi Karakteristik
1 Mempumyai kekuatan hukum yang sama dengan groose dari putusan
Hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan.
2 Mempunyai kekuatan hukum yang pasti
Universitas Sumatera Utara
3 Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak
biaya-biaya penagiha. 4
Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan dan penyenderaan pencegahan.
Surat Paksa dalam bahasa hukum disebut sebagai parate Eksekusi eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapat dilakukan tanpa
melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena surat paksa itu mempunyai kekuatan hukum yang pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan
kewajiban mempunyai hak “Parate Eksekusi ”.
3. Penerbitan Surat Paksa
Pada Pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2000, Surat Paksa diterbitkan apabila : a.
Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis.
b. Terhadap Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
c. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam
keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat :
1. Nama Wajib Pajak, atau Nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak.
2. Dasar Penagihan
Universitas Sumatera Utara
3. Besarnya utang pajak
4. Perintah untuk membayar
4. Fungsi Surat Paksa
Adapun fungsi Surat Paksa adalah sebagai sarana atau alat pembayaran kepada penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2 x
24jam. Sebagai tindak lanjut untuk mencairkan tunggakan pajak atas tudak dihiraukan penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan melaksanakan
penyitaan.
5. Mekanisme Penagihan Pajak
Penagihan Penagihan Pajak disusun secara penjadwalan : a.
7 tujuh hari setelah jatuh tempo, bila utang pajaknya tudak dilunasi, maka kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Teguran.
b. 21 dua piluh satu hari setelah diterbitkan surat teguran ternyata masih belum
lunas, kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Paksa. c.
Kewajiban pajak sebagaimana terutang dalam Surat Paksa adalah 2 x 24 jam. d.
Dalam hal masih belum terlunasi utang pajaknya, dapat diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
e. 14 empat belas hari setelah dilkukan tagihan dengan surat paksa, bila masih
belum melunasinya diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
f. 14 empat belas hari setelah pengumuman ternyata masih belum melunasi
utang pajaknya, dikenakan sanksi berupa tindakan pelelangan di muka umum.
Universitas Sumatera Utara
D. Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam Penagihan Pajak dengan Surat Paksa PPSP, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Peangiham Pajak dengan Surat Paksa.
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85PMK.032010
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24PMK.032008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagaihan Pajak dengan
Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus. 3.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak.
4. Surat Edaran Direktur Jendaral Pajak Nomor SE-50PJ2010 Tentang
Kebijakan Penagihan Pajak.
E. Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa