Padanan untuk konsep yang dikenal dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran (kajian sintaksis dan semantik)

(1)

72

Bab ini memaparkan simpulan dan saran dari seluruh penelitian dan analisis yang telah dilakukan. Simpulan yang dipaparkan merupakan hasil analisis yang dilakukan dan saran merupakan ide bagi peneliti yang tertarik untuk melanjutkan penelitian.

5.1 Simpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki unit dan fitur yang sama dalam mengemas konsepnya dalam struktur semantis, namun konsep tersebut dalam struktur sintaksis diekspresikan berbeda secara grammatikal (surface structure); yakni mengalami perubahan unit pada bahasa sasaran. Bahasa sumber dan bahasa sasaran masing-masing mempunyai jumlah komponen yang berbeda dikarenakan masing-masing bahasa mempunyai cara berbeda membangun konsepnya akan tetapi tujuannya (makna) tetap sama. Setiap bahasa berbagi konsep berdasarkan informasi yang dibagi dengan bahasa lain, oleh karena itu ada komponen makna yang dibuat implisit dan eksplisit dalam bahasa sasaran. Komponen dibuat implisit karena ada informasi yang sama-sama dikenal, sedangkan komponen makna dibuat ekplisit bergantung pada struktur sintaksis bahasa sumber yang menekankan informasi yang penting yang berpengaruh terhadap kesesuaian padanan bahasa sasaran.


(2)

Sharing meaning atau unit dan fitur dengan konsep dikenal dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran sebagai objek penelitian, sementara satuan bahasa kata, frasa, dan klausa sebagai fokus penelitian. Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh hasil penelitian data yang memperlihatkan konsep yang dikenal dalam suatu bahasa (sharing meaning) terjadi perubahan struktur sintaksis keseluruhannya berjumlah 24 data dan dianalisis secara sistematis yaitu 1) mendeskripsikan stuktur sintaksis bahasa sumber untuk mengetahui fungsi bahasa yang akan direpresentasikan makna semantisnya pada bahasa sasaran, 2) mendeskripsikan struktur semantis bahasa sumber untuk mengetahui makna semantis yang dibagi pada bahasa sasaran, 3) mendeskripsikan komponen makna yang dibuat implisit dan eksplisit pada padanan bahasa sasaran berdasarkan informasi yang dibagi oleh struktus sintaksis bahasa sumber, 4) mendeskripsikan bentuk struktur sintaksis bahasa sasaran yang merupakan padanan yang merepresentasikan struktur sintaksis bahasa sumber. Dari hasil analisis tersebut dapat dipaparkan beberapa temuan sebagai berikut:

1). Dari 24 data yang menunjukan konsep yang dikenal dalam suatu bahasa (sharing meaning), struktur sintaksis bahasa sumber berupa nomina, verba, frasa nomina, frasa preposisi, frasa adjektiva, klausa nomina, dan klausa verba.

2). Komponen makna yang membangun struktur sintaksis bahasa sumber menyesuaikan informasi yang dibagi dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran, dengan demikian setiap data mempunyai jumlah komponen yang berbeda-beda. 3). Sembilan belas (19) data menunjukan komponen makna yang dibuat implisit dan eksplisit dalam bahasa sasaran, 2 data menunjukan komponen makna yang


(3)

dibuat implisit tanpa komponen makna eksplisit dalam bahasa sasaran, 3 data menunjukan komponen makna yang dibuat eksplisit tanpa komponen makna yang dibuat implisit dalam bahasa sasaran.

4). Pemadanan yang terjadi dari bahasa sumber (BASU) ke bahasa sasaran (BASA) hasil penelitian ditunjukan pada dua tabel temuan di bawah ini:

Klasifikasi

kata ke kata party - penghuni witnessbox - saksi

Situasi

Data Konsep Berdasarkan

Penutur Bahasa

Situasi

said - puji Situasi

paragraph - artikel Pengalaman kata ke frasa remose – karena sangat

menyesal sound – memancing

keterangan fingerprints

sidik-sidik jari providence – Yang

Maha Kuasa

Situasi Pengalaman Pengalaman

Budaya frasa ke frasa the house parlourmaid

– si pembantu yang pekerjaannya membersihkan ruang

tamu

auburn hair – rambut yang berwarna coklat

kemerah-merahan

a french window – jendela besar

Budaya

Budaya

Budaya Budaya in the armchair - di


(4)

Tabel 5.1: Konsep Terbangun Berdasarkan Situasi, Budaya, dan Pengalaman Penutur Bahasa Sumber.

the lodge gates – pintu pagar Fernly Park to alarm the household

– menakutkan seluruh isi rumah

Situasi Situasi

a wide china mug – sebuah mangkuk

porselen besar

Budaya

on the windowsill – di pinggir jendela

Budaya a big grandfather chair

– sebuah kursi besar

Budaya six feet – seratus

delapan puluh senti

Budaya my watchword

pegangan saya

Pengalaman the summerhouse

pondok kecil itu

Budaya a comic Frenchman

seorang badut Prancis

Budaya a mule – seekor keledai Pengalaman

a public house – sebuah tempat minum

Situasi the growing of

vegetable marrows – bertanam buah labu

Budaya

his face grew grave – wajah Poirot berubah

serius frasa ke klausa


(5)

Tabel 5.2: Padanan Bahasa Sasaran Representasi Struktur Sintaksis dari Bahasa Sumber.

5.2 Saran

Sharing meaning sebagai salah satu bahasan ilmu semantik yang mempelajari konsep yang dikenal atau dibagi, berdasarkan simpulan penelitian ini, memperlihatkan adanya proses penyesuaian dua budaya bahasa penutur. Dengan demikian, gambaran dan saran bagi penelitian yang akan meneruskan penelitian ini adalah bahwa dalam proses penyesuaian seperti situasi, pengalaman, dan kebudayaan tersebut akan memunculkan makna kontrastif walaupun konsepnya dikenal sehingga akan menimbulkan konsep comparison dan contrast. Peneliti yang akan datang dapat membahasnya dari segi hubungan komunikasi dan kebudayaan penutur bahasa.

Klasifikasi Struktur Sintaksis

BASU kata ke kata

kata ke frasa

frasa ke frasa

frasa ke klausa klausa ke klausa

3 1 nomina verba nomina Jumlah Data Struktur Sintaksis BASA verba 1 2 nomina verba frasa preposisi frasa verba

1 nomina frasa nomina

11 frasa nomina frasa nomina

1 frasa nomina frasa adjektiva 1

1

frasa preposisi frasa adjektiva frasa preposisi frasa preposisi

1 frasa nomina klausa nomina


(6)

29 BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan semua temuan dalam penelitian. Agar lebih memudahkan dalam menganalisis dan mendeskripsikan temuan data, data diklasifikasikan ke dalam lima kelompok menurut tingkatan pada struktur sintaksis bahasa (surface structure). Pengklasifikasian dan analisisnya adalah sebagai berikut:

4.1 Kata – Kata

Data dalam kelompok ini merupakan data yang memperlihatkan bentuk bahasa sumber berupa kata yang dipadankan ke dalam bentuk bahasa sasaran berupa kata.

NO 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

KLASIFIKASI JUMLAH DATA

Kata ke Kata Kata ke Frasa Frasa ke Frasa Frasa ke Klausa Klausa ke Klausa

4 4 14

1 1 24 Jumlah Keseluruhan


(7)

DATA 1

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

It was a melancholy and impressive ceremony. All the party from Fernly was there. (AC:P:189)

Upacara pemakaman mengesankan tetapi juga menyedihkan. Semua penghuni Fernly ikut menghadirinya. (AC:H:298)

Data 1 memperlihatkan bahwa party bahasa sumber mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina, ini ditunjukan party mempunyai kedudukan sebagai subjek dari kalimat. Fungsi sintaksis ini juga ditunjukan dengan bahwa party ini merupakan nomina distributional karena didahului definite the- sebelumnya yang mengidentifikasi „sesuatu/sebuah benda‟ pada klausa nomina.

All the party from Fernly was there S V O

Pada struktur semantis, nomina party yang diperlihatkan pada data bahasa sumber mempunyai konsep makna semantis sebagai anggota kelompok pada bahasa sasaran, dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Party

[public] [society]

[gathering people] [group]

[social occasion]

Dari komponen-komponen makna tersebut konsep makna yang terbentuk dari nomina party bahasa sumber adalah orang-orang yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Konsep yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat pada struktur semantis tersebut dimiliki juga oleh bahasa sasaran. Padanan yang


(8)

mewakili konsep tersebut adalah penghuni bahasa sasaran yang mempunyai fungsi sintaksis nomina, dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Penghuni

[habitant]

[gathering people] [who living the place] [family]

Pada pemadanan party dan penghuni, keduanya merupakan general components, namun penghuni mempunyai kedudukan lebih spesifik satu tingkat di bawah party. Karena party bisa juga disebut sebagai central component, komponen-komponen makna dengan kualitas dan kuantitas lebih besar [public], [society], [group], dan [social occasion] implisit dalam bahasa sasaran dan komponen makna [gathering people] dibuat ekplisit dalam bahasa sasaran, dengan konsep makna pada bahasa sasaran yaitu orang-orang yang tinggal dan berkumpul dalam sebuah tempat yang terkandung pada konsep makna penghuni. Dengan demikian, pada proses pemadanan party dan penghuni terjadi pemadanan nomina ke nomina, dengan struktur sintaksis bahasa sasaran penghuni yang mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina karena mempunyai kedudukan sebagai subjek kalimat.

Semua penghuni Fernly ikut menghadirinya S V C

DATA 2

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

The truth is as I said, and I am prepared to go into witnessbox and

swear to it.” (AC:P:218)

Tetapi kejadian sebenarnya adalah seperti yang saya katakan tadi. Dan saya bersedia menjadi saksi dan disumpah.” (AC:H:343)


(9)

Pada data 2, memperlihat witnessbox juga mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina, ini ditunjukan dengan dia menduduki fungsi sebagai objek dari klausa nomina kedua setelah koma dan berdiri setelah preposisi into yang

bermakna „ke dalam‟ yang merupakan preposisi yang selalu diikuti oleh bentuk nomina.

I am prepared to go into witnessbox and swear to it. S V O

Pada struktur semantis bahasa sumber, witnessbox mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut:

Witnessbox

[furniture] [container] [witness place]

[box for single person] [box to stand on] [box in the court]

Komponen-komponen makna pada struktur semantis nomina witnessbox tersebut membentuk konsep: tempat dimana saksi berdiri di pengadilan. Konsep tempat dimana saksi berdiri untuk menyatakan kesaksian ini juga dimiliki oleh bahasa sasaran yang disebut sebagai mimbar, kata benda. Padanan yang digunakan pada bahasa sasaran yang menjadi padanan untuk mewakili konsep witnessbox bahasa sumber menggunakan nomina saksi dengan komponen makna sebagai berikut.

Saksi

[person] [watcher] [informan] [evidence] [commentor]


(10)

Pada pemadanan witnessbox ke dalam saksi bahasa sasaran struktur semantis bahasa sumber yaitu [furniture], [container], [witness place], [box for single person], [box to stand on], dan [box in the court] komponen-komponen makna tersebut dibuat implisit dalam bahasa sasaran, karena padanan yang digunakan pada bahasa sasaran merupakan kontrastif komponen, dimana witnessbox merupakan benda mati dipadankan ke dalam bentuk makhluk hidup, manusia, karena semua komponen makna dibuat implisit maka pada data ini tidak ada komponen yang dibuat eksplisit. Komponen makna [witness place] yang konsepnya dalam bahasa sasaran merupakan sebuah tempat tidak mewakili saksi menjadi padanan bahasa sasaran. Saksi menggantikan frasa preposisi to go to witnessbox pekerjaan yang akan dilakukan oleh subjek “I”, padanan yang digunakan merupakan orang yang melakukan pekerjaan. Pada data ini terjadi pemadanan nomina ke nomina, dengan struktur sintaksis bahasa sasaran saksi menduduki objek dan juga ditunjukan witnessbox merupakan keterangan dari kegiatan yang dilakukan oleh subjek, “saya”.

Saya bersedia menjadi saksi dan disumpah. S V O

DATA 3

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“That‟s an idea,” said the inspector eagerly. (AC:P:138)

“Itu suatu pikiran yang baik,” puji inspektur itu dengan gairah.” (AC:H:218)


(11)

Pada data 3 memperlihatkan bahwa said mempunyai fungsi sintaksis sebagai transitive verb karena membutuhkan objek. Said sebagai verba dari kalimat bentuk klausa nomina “That’s an idea” yang juga merupakan bentuk direct speech. Selain itu, said juga menjelaskan subjek orang pertama tunggal the inspector.”

“That’s an idea,” said the inspector eagerly. C V S A

Pada struktur semantis, verba said merupakan bentuk ke 2 dari “say” yang mempunyai perbedaan waktu, said merupakan tenses lampau (past tense) mempunyai komponen makna sebagai berikut.

Said

[comment]

[promise]

[praise]

[deny]

[second person utterence] [belong to the inspector] [indirect say]

Berdasarkan komponen makna tersebut, said memiliki konsep makna sebagai pernyataan orang kedua atas perkataan yang telah diucapkan subjek di masa lampau. Pada bahasa sasaran, struktur sintaksis yang mewakili konsep pada struktur semantis bahasa sumber tersebut adalah verba puji dengan komponen makna berikut.

Puji

[comment] [say]

Verba puji merupakan sinonim dari verba said. Said pada bahasa sumber tersebut bisa merupakan sebuah pujian, celaan, himbauan, janji, atau pernyataan


(12)

seseorang. Komponen-komponen makna [promise], [deny], [second person utterence], [belong to the inspector], dan [indirect say] implisit dalam bahasa sasaran, karena padanan puji telah mewakili konsep pada struktur semantis bahasa sumber yang merupakan sebuah pujian, komponen makna [comment] dan [praise] ekplisit dalam bahasa sasaran. Dengan demikian, pada data ini terjadi pemadanan verba transitif ke dalam verba transitif yang dalam bahasa sasaran verba ini juga membutuhkan sebuah objek.

“Itu suatu pikiran yang baik,” puji inspekturitu dengan gairah.” C V S A

DATA 4

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

The paragraph in the paper (AC:P:234)

Artikel di dalam koran (AC:H:366)

Data 4 memperlihatkan paragraph mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina ini ditunjukan dengan dia didahului definite-the pada klausa nomina. Dalam struktur semantis, nomina paragraph mempunyai komponen-komponen sebagai berikut.

Paragraph

[a writing has main idea in first or last paragraph] [sentence]

[text]

Dari komponen-komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa nomina paragraph bahasa sumber mempunyai konsep makna yaitu tulisan. Sebagai padanan yang


(13)

digunakan pada bahasa sasaran yang mewakili makna semantis bahasa sumber adalah nomina artikel dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Artikel

[a logic writing based on theory] [a clear writing]

[objective writing] [text]

[sentence]

Padanan yang digunakan dalam bahasa sasaran merupakan sinonim, walau masing-masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda akan tetapi paragraph dan artikel merupakan sebuah teks dan tulisan. Kalimat pada bahasa sumber merupakan kalimat tunggal, maka apabila kata paragraph dipadankan secara kata-perkata akan menimbulkan kebingungan pada pembaca. Tulisan dalam koran disebut sebagai artikel, sebagai padanan yang paling tepat pada bahasa sasaran. Komponen makna [a writing has main idea in first or last paragraph] implisit dalam bahasa sasaran dan sebagai komponen makna yang kontras dengan bahasa sasaran, dan komponen makna [text] dan [sentence] dibuat eksplisit karena artikel merupakan sebuah teks atau kalimat. Pada data ini terjadi pemadanan nomina ke nomina. Bahasa sasaran ditunjukan dia menduduki fungsi sintaksis sebagai subjek dari klausa nomina artikel di dalam koran.

4.2 Kata – Frasa

Data dalam kelompok ini merupakan data yang memperlihatkan bentuk bahasa sumber berupa kata yang dipadankan ke dalam bentuk bahasa sasaran berupa frasa.


(14)

DATA 5

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“What is your diagnosis?” I demanded coldly. “An unfortunate love affair, I suppose?” my sister shook her head. “Remorse,” she said, with great gusto. (AC:P:5)

“Dan bagaimanakah diagnosamu?” tanyaku dengan nada dingin. “Suatu

kisah cinta yang mengecewakan aku

rasa?” Kakakku menggelengkan

kepalanya. “Karena sangat menyesal,” jawab kakakku dengan semangat. (AC:H:6)

Data 5 memperlihatkan bahwa remorse bahasa sumber merupakan kata yang mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina, karena berdiri sendiri sebagai kelas kata nomina. Pada struktur semantis remorse mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

Remorse

[contrition] [regret]

[apologize]

[mental of weakness]

[feeling of wrong behaviour]

Konsep makna yang terbentuk dari struktur semantis bahasa sumber nomina remorse adalah perasaan menyesal atas kesalahan yang telah dilakukan seseorang di masa lalu. Konsep yang sama yang diwakili struktur sintaksis bahasa sasaran adalah nomina menyesal dengan komponen makna.

Menyesal

[contrition] [regret]

[repentance] [extremely sorry] [willing to change]

Pada pemadanan memperlihatkan bahwa nomina remorse dipadankan ke dalam bahasa sasaran dengan menggunakan frasa preposisi karena sangat menyesal.


(15)

Konjungsi „karena‟ memperlihatkan bahwa remorse mengarah sebagai komentar kalimat pertanyaan yang dikatakan orang pertama sebelumnya. Pada makna semantis, frasa preposisi yang digunakan untuk menunjukan penyesalan yang manusiawi pada manusia, yaitu sebagai penekanan. Maka, pada data ini, karena komponen-komponen pada struktur semantis tersebut merupakan fitur yang memperlihatkan adanya temporal order dari remorse dengan demikian tidak ada komponen makna yang dibuat implisit dan semua komponen menjadi eksplisit dalam bahasa sasaran. Dengan demikian, pada data ini terjadi pemadanan dari nomina ke dalam frasa proposisi; yakni dalam bahasa sumber konjungsi karena sebagai head dari frasa dan VP sangat menyesal merupakan modifier.

PP → Prep + VP H + M

karena + sangat menyesal VP → M + H

sangat + menyesal

DATA 6

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

I wondered, you know if you could just sound him on the subject? Flora is so fond of you. (AC:P:34)

Saya bertanya-tanya dapatkah Anda kiranya memancing keterangannya mengenai hal ini? Flora sangat menyukai Anda. (AC:H:51)

Data 6 memperlihatkan bahwa kata sound merupakan verba, karena menduduki fungsi sintaksis sebagai verba yang kedua dari klausa nomina.

I wondered, you know if you could just sound


(16)

him on the subject? Flora is so fond on you. O

Pada struktur semantis, sound memiliki komponen-komponen makna sebagai berikut.

Sound

[say] [utter] [pronounce] [make a voice]

Sound bahasa sumber mempunyai beberapa makna semantis, yaitu merupakan kata benda, kejadian, dan sifat, namun dalam data ini bermakna sebagai kegiatan. Dengan demikian, dari struktur semantis tersebut nomina sound mempunyai konsep makna berbicara atau mengeluarkan suara. Struktur sintakis mempunyai frasa verba memancing keterangan sebagai padanan yang mewakili konsep bahasa sumber dengan komponen-komponen makna sebagai berikut:

Memancing Keterangan

[push] [information]

[provoke] [evidence]

[action of benefit] [voice/sound]

Pada pemadanan bahasa sumber ke bahasa sasaran, sound dipadankan dengan padanan yang merupakan mendeskripsikan frasa yaitu dalam data ini padanan yang menjelaskan kata. Komponen makna [say], [utter], dan [pronounce] implisit dalam bahasa sasaran karena memancing keterangan bermakna semantis bahwa ini merupakan suatu tindakan orang untuk melakukan sesuatu dan bukan merupakan kegiatan „bersuara‟ dari seseorang, maka komponen makna [make a voice] dibuat eksplisit pada bahasa sasaran. Maka, yang terjadi pada data ini


(17)

merupakan padanan dari verba ke frasa verba, yaitu frasa bahasa sasaran dengan head merupakan nomina.

NP → M + H

memancing + keterangan

DATA 7

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“I dare say they‟re not apparent to

you, but I can see the them clearly

enough.” He lowered his voice. “Fingerprints!” (AC:P:65)

“Mungkin bagi Anda, saya rasa, tidak

begitu jelas kelihatan, tetapi saya dapat

melihatnya dengan jelas sekali,” katanya

dengan suara rendah. “Sidik-sidik jari!” (AC:H:103)

Data 7 pada bahasa sumber, fingerprints mempunyai konsep makna pada bahasa sasaran „bukti‟ dan ini merupakan nomina, maka fingerprints bahasa sumber mempunyai fungsi sintaksis sebagai nomina jamak, berdiri sebagai satu kata tunggal. Pada struktur semantis, fingerprints mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

Fingerprints

[finger marks] [pattern lines] [proofs]

Dari komponen-komponen di atas terbentuk konsep makna sidik jari manusia. Konsep makna pada struktur semantis tersebut diaplikasikan ke dalam padanan bahasa sasaran. Yang menjadi padanan bahasa sasaran adalah frasa nomina sidik-sidik jari yang merupakan bentuk jamak dari „sidik‟ bahasa Indonesia, dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.


(18)

Sidik-sidik Jari

[finger marks] [hand] [pattern lines] [digit]

[proofs] [ten fingers on the hand]

Maka, pada pemadanan fingerprints dan sidik-sidik jari, komponen makna [proofs] implisit pada bahasa sasaran, sedangkan komponen makna [fingers marks] dan [pattern lines] eksplisit. Maka, pada data ini terjadi pemadanan nomina ke frasa nomina, dengan „jari‟ bentuk jamak bahasa sasaran menduduki fungsi sintaksis sebagai head.

NP → M + H

sidik-sidik + jari

DATA 8

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“Providence,” declared Mrs.

Ackroyd. “I have a devout belief in

Providence-a divinity that shapes

our ends, as Shakespeare‟s beautiful line runs.” (AC:P:143)

“Yang Maha Kuasa,” Nyonya Ackroyd

menyatakan. “Saya benar-benar percaya akan Yang Maha Kuasa –suatu kekusaan yang menentukan jalan hidup kita, seperti yang dikatakan Shakespeare

dengan demikian bagusnya.”

(AC:H:227)

Pada data 8 memperlihatkan bahwa providence termasuk ke dalam kelas kata nomina, karena mempunyai kedudukan sebagai subjek dan subjek selalu diduduki oleh nomina.

Providence,” declared Mrs. Ackroyd. S V O

Pada struktur semantis, nomina providence memiliki komponen makna sebagai berikut.


(19)

Providence

[force]

[the only one] [universe creator] [immortal being] [invisible being]

[the whom people belive to] [supreme being]

[being who set human fate]

Maka, konsep makna yang terbentuk adalah sang pencipta kehidupan yang memiliki kekuasaan nan abadi. Konsep ketuhanan pada struktur semantis bahasa sumber ini pun dimiliki oleh tiap-tiap kepercayaan dengan struktur semantis yang sama, dengan demikian struktur sintaksis pada bahasa sasaran yang mewaliki konsep tersebut adalah nomina Tuhan dengan komponen makna sebagai berikut.

Tuhan

[force] [the one]

[universe creator] [immortal being] [the invisible being]

[the whom people belive to] [supreme being]

[who set the human fate]

Sebagai padanan nomina bahasa sumber, Providence, bahasa sasaran menggunakan frasa nomina Yang Maha Kuasa. Struktur sintaksis bahasa sasaran membuat karakteristik Tuhan eksplisit dalam terjemahan, dan membuat komponen makna [the one] yang lazim diwakili nomina Tuhan, implisit. Akan tetapi, makna implisit ini masih dapat difahami dari karakteristik Yang Maha Kuasa; maka [the one] tersebar pada frasa nomina Yang Maha Kuasa. Dipahami oleh pembaca bahasa sasaran bahwa yang memiliki kekuasaan tertinggi hanyalah Tuhan. Padanan terjemahan Yang Maha Kuasa bahasa sasaran merupakan


(20)

padanan yang lazim untuk nomina Providence bahasa sumber. Dengan demikian, pada data ini terjadi pemadanan nomina ke dalam frasa nomina yang menduduki head adalah maha kuasa dan modifier adalah yang bentuk determiner bahasa sasaran, diperlihatkan dengan struktur sebagai berikut.

NP → Det + NP M + H

yang + maha kuasa

NP → M + H

maha + kuasa

4.3 Frasa - Frasa

Data dalam kelompok ini merupakan data yang memperlihatkan bentuk bahasa sumber berupa frasa yang dipadankan ke dalam bentuk bahasa sasaran berupa frasa.

DATA 9

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“How did you know?” Annie told me.”

Annie is the house parlourmaid. A nice girl, but an inveterate talker. (AC:P:3)

“Bagaimana kau bisa tahu?”

“Annie yang menceritakannya padaku.”

Annie adalah si pembantu yang pekerjaannya membersihkan ruang tamu. Seorang gadis yang baik, tetapi mulutnya tidak bisa diam. (AC:H:4) Data 9 memperlihatkan bahwa data bahasa sumber, the house parlourmaid menduduki fungsi sintaksis yang dibangun oleh nomina sebagai head dan NP sebagai modifier. NP sebagai modifier dibangun oleh determiner the yang memberi penjelasan “yang itu” bagi head, parlourmaid.


(21)

NP → NP + N M + H

the house + parlourmaid

NP → Det + N M + H the + house

Pada struktur semantis, the house parlourmaid memiliki komponen makna sebagai berikut.

The House Parlourmaid

[definite] [place] [female servant]

[home] [who serve food on the table] [house for gathering] [worky in the house]

[family worker]

Konsep makna yang terbentuk dari komponen-komponen tersebut adalah pembantu rumah tangga wanita yang pekerjaannya melayani tamu di meja makan. Konsep yang dimiliki oleh struktur semantis bahasa sumber tersebut dimiliki juga oleh bahasa sasaran dengan struktur sintaksis yang mewakili konsep tersebut adalah nomina „pembantu‟ bentuk umum dari konsep bahasa sumber dengan komponen makna sebagai berikut.

Pembantu

[servant]

[female & male] [worky in the house]

Pada proses pemadanan dari bahasa sumber the house parlourmaid dan bahasa sasaran menggunakan frasa nomina si pembantu yang pekerjaannya membersihkan ruang tamu. Pada data ini semua komponen makna dibuat implisit, karena terjemahan bahasa sasaran menggunakan padanan yang merupakan bentuk kontrastif yaitu „pembantu‟ yang merupakan bentuk umum dan yang pekerjaannya membersihkan ruang tamu yang merupakan tugas domain dari


(22)

parlourmaid ini merupakan kontras dari komponen makna [serve on the table]. Pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke dalam frasa nomina, dengan head-nya adalah NP si pembantu karena yang memberi makna “tentu” adalah PP yang pekerjaannya membersihkan ruag tamu, dengan struktur sebagai berikut.

NP → NP + PP H + M

si pembantu + yang pekerjaannya membersihkan ruang tamu

NP → Det + N

M + H

si + pembantu

DATA 10

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

Tell me, have you also a penchant for auburn hair?” I stared at him open-mouthed, and he burst laughing. (AC:P:21)

Coba katakan, apakah Anda juga menggemari rambut yang berwarna coklat kemerah-merahan?” aku menutupnya dengan mulut menganga. Ia tertawa terbahak-bahak. (AC:H:31)

Data 10 memperlihatkan bahwa auburn hair bahasa sumber mempunyai fungsi sintaksis sebagai frasa nomina dan yang menduduki fungsi head yaitu nomina „hair‟.

NP → M + H

auburn + hair

Pada struktur semantis, frasa nomina auburn hair memiliki komponen-komponen makna sebagai berikut.

Auburn Hair

[hair color] [fine thread] [reddish brown] [on the head]


(23)

Maka, makna yang terbentuk dari frasa nomina auburn hair adalah rambut pada kepala yang berwarna coklat kemerahan. Konsep warna rambut ini dalam bahasa sasaran disebut sebagai warna „pirang‟, nomina, yang mempunyai komponen-komponen sebagai berikut.

Pirang

[hair color] [reddish brown]

Pada pemadanan ke dalam bahasa sasaran, gabungan dua kata frasa nomina bahasa sumber dipadankan menggunakan padanan yang lebih deskriptif yaitu adanya penambahan kata namun fungsi sintaksisnya tetap merupakan sebuah frasa nomina dalam bahasa sasaran. Maka, pemadanan ini berdasarkan konsep makna pada struktur semantis bahasa sumber yang mendeskripsikan frasa auburn hair. Komponen-komponen makna yang dibuat implisit dalam bahasa sasaran adalah komponen makna [on the head] ini dibuat implisit karena pembaca akan mengetahui bahwa auburn hair merupakan warna rambut yang ada pada kepala. Maka komponen-komponen yang merepresentasikan padanan bahasa sasaran adalah [hair color], [reddidh brown], dan [fine thread] dalam bahasa sasaran dibuat ekplisit. Dengan demikian, pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina; auburn sebagai modifier yang memberikan penjelasan tertentu pada head yaitu hair. Sedangkan pada struktur sintaksis pada bahasa sasaran yang menjadi head di depan yanitu rambut dan yang berwarna coklat kemerah-merahan sebagai modifier yang memberi penjelasan.

NP → H + M


(24)

DATA 11

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

Somewhat surprised, I got up and went to it. It was not a french window, but one of the ordinary sash type. (AC:P:37)

Dengan heran aku berdiri dan memeriksanya. Jendela yang satu ini bukanlah jendela besar, tetapi jendela biasa yang memakai tali jendela. (AC:H:56)

Data 11 bahasa sumber memperlihatkan bahwa a french window data yang mempunyai struktur sintaksis sebagai frasa nomina. Yang menduduki fungsi sintaksis yag dibangun oleh window sebagai head dan NP a french sebagai modifier.

NP → NP + N M + H a french + window

NP → M + H

a + french

Pada struktur semantis, bahasa sumber a french window memiliki komponen-komponen makna sebagai berikut.

A French Window

[determiner] [country] [wide glass]

[people] [ a glass lead to balcony] [society] [transparent wall]

Konsep makna yang terbentuk dari struktur semantis bahasa sumber tersebut adalah jendela besar seperti dinding yang terbuat dari kaca dan menghadap keluar. Bahasa sasaran juga memiliki konsep ini pada frasa nomina jendela besar yang berkomponen makna sebagai berikut.

Jendela Besar

[wide glass] [size/measure]

[transparent wall] [huge] [glass wall lead to balcony] [volume]


(25)

[large] [full]

Pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa adjektifa, dalam bahasa sasaran frasa ajektif jendela besar yang mempunyai fungsi sintaksis dibangun oleh kata sifat besar yang menjadi head dan nomina jendela sebagai modifier. Pada padanan bahasa sasaran terjadi pemadanan literal, a french window merupakan frasa sebagai kiasan yang bermakna semantis yang menggambarkan

jendela yang sangat besar, dan „french‟ merupakan nama sebuah negara dimana pembaca mengetahui sebagai pusat bangunan yang berarsitektur unique maka sering dipakai dalam nama sebuah benda, namun keadanan penamaan kata pinjaman nama negara demikian tidak dipakai pada bahasa sasaran namun diwakili dengan kata sifat besar sebagai pengganti yang menggambarkan „french‟

yang mempunyai makna semantis „besar dan indah‟ dengan demikian pada bahasa sasaran komponen-komponen [country], [people], [society], [a glass lead to balcony], dan komponen makna [transparent wall] implisit karena maknanya tersebar pada padanan bahasa sasaran jendela besar dan komponen makna [wide glass] eksplisit, karena ini telah mewakili padanan yang terdapat pada padanan

bahasa sasaran sehingga „french‟ tidak dipadankan. Dengan demikian pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke dalam frasa adjektiva; yakni frasa adjektiva bahasa sasaran dibangun oleh fungsi sintaksis yang menduduki fungsi head merupakan adjektiva yang sebelumnya dijelaskan oleh nomina jendela.

AP → M + H


(26)

DATA 12

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

The village church clock chimed

nine o‟clock as I pased through the lodge gates. (AC:P:44)

Lonceng gereja desa berbunyi sembilan kali ketika aku keluar melalui pintu pagar Fernly Park. (AC:H:68)

Data 12 the lodge gates bahasa sumber mempunyai struktur sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → NP + N

M + H

the lodge + gates

NP → Det + N

M + H

the + lodge

Pada struktur semantis, the lodge gates memiliki komponen-komponen makna sebagai berikut.

The Lodge Gates

[definite] [small house] [entrance] [building belong to the house] [line]

[station] [limit area]

[cottage]

Konsep makna yang terbentuk dari komponen-komponen makna tersebut yaitu gedung yang terletak pada pintu gerbang menuju ke rumah. Struktur sintaksis bahasa sasaran yang mewakili struktur semantis tersebut pada frasa nomina pintu pagar yang mempunyai komponen makna.

Pintu Pagar

[entrance] [entrance] [outer door] [boundary] [in & out] [line]


(27)

Pada data bahasa sasaran ada informasi yang diserapkan yaitu padanan lodge dengan komponen makna [small house], [building belong to the house], [station], [cottage], dan [cabbin] ini dibuat implisit dalam terjemahan, komponen makna [entrance], [line], dan [limit area] eksplisit. Padanan pada bahasa sasaran juga dideskripsikan dengan menambahkan keterangan tempat NP Fernly Park yang memberikan informasi konsep lebih jelas pada pembaca bahasa sasaran. Namun, walaupun pada padanan bahasa sasaran mendeskripsikan frasa dengan menambahkan keterangan tempat namun pemadaan yang terjadi masih merupakan frasa nomina dalam bentuk bahasa sasaran, yaitu yang menduduki fungsi sintaksis yang dibangun oleh NP pintu pagar sebagai modifier dan NP Fernly Park sebagai head.

NP → NP1 + NP2

M + H

pintu pagar + Fernly Park NP1 → M + H

pintu + pagar NP2 → M + H pintu + pagar

DATA 13

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

I glanced over my sholder. “I don‟t

want to alarm the household.” I said hesitatingly. (AC:P:48)

Aku menoleh ke belakang. “Aku tidak

mau menakutkan seluruh isi rumah.” Ujarku dengan bimbang. (AC:H:74) Data 13 memperlihatkan bahwa data bahasa sumber to alarm the household mempunyai kedudukan fungsi sintaksis sebagai frasa preposisi yang dibangun oleh preposisi sebagai head dan nomina sebagai modifier.


(28)

PP → Prep + NP H + M

to + alarm the household

NP → N + NP H + M

alarm + the household

NP → Det + N

M + H

the + household

Pada struktur semantis, to alarm the household mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

To Alarm The Household

[preposition] [warn] [definite] [gathering people]

[remind] [family]

[noice]

Dari keseluruhan komponen-komponen makna tersebut konsep makna yang terbentuk adalah akan memberi peringatan seluruh isi rumah. Konsep pada struktur semantis bahasa sumber ini diwakili bahasa sasaran pada frasa nomina menakutkan seluruh isi rumah dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Menakutkan Seluruh Isi Rumah

[scary] [universe] [containt] [place] [shocking] [all] [include] [family]

[whole] [anytings] [home]

[everything] [inside] [gathering people]

Pada data ini terjadi pemadanan literal, padanan pada bahasa sumber diwakili oleh bahasa sasaran dengan frasa adjektiva menakutkan seluruh isi rumah, pada data ini tidak ada komponen makna yang dibuat implisit dalam bahasa sasaran, karena komponen-komponen makna [warn], [remind], [gathering people], dan [family] dibuat eksplisit dan tersebar pada frasa menakutkan seluruh isi rumah bahasa sasaran. Dengan demikian, pada padanan literal ini terjadi pemadanan frasa


(29)

preposisi ke frasa adjektiva; yakni fungsi sintaksis bahasa sasaran yang menduduki fungsi head adalah merupakan adjektiva, yaitu menakutkan.

AP → Adj. + NP H + M

Menakutkan + seluruh isi rumah AP → N + NP

H + M

seluruh + isi rumah

NP → N + N

M + H isi + rumah

DATA 14

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

Still caryying it so as not to touch the handle, he placed it in a wide china mug which adorned the mantelpiece. (AC:P:64)

Dengan hati-hati agar tidak menyentuh gagangnya, ditaruhnya pisau belati itu di dalam sebuah mangkuk porselen besar yang menghias rak di atas perapian. (AC:H:100)

Data 14 memperlihatkan bahwa a wide china mug mempunyai kedudukan pada fungsi sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → Det + NP

M + H

a + wide china mug

NP → M + H

wide + china mug

NP → M + H

china + mug

Pada struktur semantis bahasa sumber, frasa nomina a wide china mug masing-masing mempunyai komponen makna sebagai berikut.

A Wide China Mug

[determiner] [large] [porselain] [cup] [open] [pentry stuff] [ceramic]


(30)

[bowl] [pentry stuff]

Konsep makna yang terbentuk dari komponen-komponen tersebut adalah mangkuk besar yang terbuat dari keramik. Konsep benda tersebut juga dimiliki oleh struktur semantis bahasa sasaran. Struktur sintaksis yang mewakili konsep tersebut adalah frasa nomina sebuah mangkuk porselen besar bahasa sasaran dengan komponen makna sebagai berikut.

Sebuah Mangkuk Porselen Besar

[determiner] [earthenware] [bowl] [large] [bowl] [pentry stuff] [wide] [pentry stuff] [china]

Pada pemadanan komponen makna [open], [pentry stuff], dan [cup] implisit dalam bahasa sasaran, komponen makna [large], [wide], [porselain], dan [bowl] eksplisit dalam bahasa sasaran. Sebagai padanan frasa nomina bahasa sumber, bahasa sasaran menggunakan frasa nomina sebuah (modifier) dan mangkuk porselen besar (head). Maka, terjadi pemadanan literal; yakni padanan kata yang digunakan pada stuktur sintaksis bahasa sasaran sesuai dengan struktur semantis pada struktur sintaksis bahasa sumber.

NP → NP + AP

M + H

sebuah + mangkuk porselen besar

NP → Det + H

sebuah + mangkuk

AP → M + H


(31)

DATA 15

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

I assented, and joined him where he was studying the marks on the windowsill. (AC:P:82)

Aku membenarkan, lalu menemaninya memperhatikan jejak-jejak di pinggir jendela. (AC:H:128)

Data 15 memperlihatkan bahwa on the windowsill mempunyai fungsi sintaksis sebagai frasa preposisi yang dibangun dengan fungsi sintaksis sebagai head diduduki oleh preposisi –on dan NP the windowsill sebagai modifier.

PP → NP + N

M + H

on + the windowsill

NP → M + H

the + windowsill

Pada struktur semantis, on the windowsill mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

On The Windowsill

[preposition] [determiner] [window frame] [window side]

Makna yang terbentuk dari frasa preposisi on the windowsill adalah pinggir jendela. Konsep tersebut juga dimiliki oleh struktur semantis bahasa sasaran. Struktur sintaksis yang mewakili struktur semantis tersebut adalah pada frasa preposisi di pinggir jendela bahasa sasaran dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Di Pinggir Jendela

[preposition] [other] [wide glass] [frame] [leads to balcony]


(32)

Pada bentuk frasa nomina bahasa sumber windowsill merupakan komponen makna yang dibagi pada bahasa sasaran, dalam bahasa sasaran disebut sebagai bingkai jendela atau palang jendela. Padanan yang digunakan pada bahasa sasaran yaitu di pinggir jendela merupakan padanan yang umum pada makna yang dibagi windowsill dan jendela merupakan bentuk umum. Pada bahasa sasaran komponen makna [window frame] implisit dan komponen makna [window side] dibuat eksplisit. Karena terjemahan merupakan padanan literal, maka terjadi pemadanan frasa preposisi ke frasa preposisi, dengan fungsi sintaksis bahasa sasaran sebagai berikut.

PP → Prep + NP

H + M

di + pinggir jendela

NP → Det + N

M + H

pinggir + jendela

DATA 16

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“Anything else?” “Yes, sir, this chair was drawn out a little more.” He indicated a big grandfather chair to the left of the door between it and the window. (AC:P:84)

"Ada yang lain lagi?" "Ya, Tuan, dan kursi ini telah ditarik ke luar sedikit." Ia menunjuk sebuah kursi besar yang terletak di sebelah kiri, di antara jendela dan pintu. (AC:H:131)

Data 16 memperlihatkan bahwa data tersebut merupakan frasa nomina. Dengan fungsi sintaksis bahasa sumber sebagai berikut.

NP → Det + NP

M + H

a + big grandfather chair


(33)

big + granfather chair

NP → M + H

grandfather + chair

Pada struktur semantis bahasa sasaran, frasa nomina a big grandfather chair dengan konsep makna kursi berkomponen makna:

A Big Grandfather Chair

[det.] [wide] [human] [furniture] [large] [person] [to sit on]

[open] [old man] [has back, legs, arms] [father of father]

Konsep makna yang terbentuk dari komponen-komponen makna pada struktur sintaksis bahasa sumber tersebut adalah sebuah kursi besar. Konsep tersebut dimiliki oleh struktur semantis bahasa sasaran. Struktur sintaksis bahasa sasaran yang mewakili konsep tersebut pada frasa adjektifa sebuah kursi besar dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Sebuah Kursi Besar

[det.] [furniture] [wide]

[to sit on] [large]

[have backs, legs, arms] [open]

Dengan demikian, pada pemadanan frasa nomina a big grandfather chair berubah fungsi menjadi frasa adjektiva bahasa sasaran, sebuah kursi besar. Perubahan pada struktur bahasa sasaran komponen makna [open], [human], [person], [old man], [father of father], [furniture], [to sit on], dan [has back, legs, arms] implisit dalam bahasa sasaran karena komponen-komponen tersebut telah diserapkan pada padanan sebuah kursi besar bahasa sasaran. Selain itu, pada pemadanan ini kata granfather dibuat implisit karena adanya kebudayaan. Bahwa makna semantisnya merupakan kursi besar yang sering digunakan orang yang sudah tua. Dan bisa dilihat bahwa komponen-komponen yang muncul adalah


(34)

[wide], [large], dan [to sit on] ekplisit dalam bahasa sasaran. Maka, pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina dengan fungsi sintaksis yang menduduki head adalah NP dan yang menduduki fungsi modifier adalah determiner „sebuah‟.

NP → Det + AP

M + H

sebuah + kursi besar

NP → M + H

kursi + besar

DATA 17

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“Poirot turned to me. “The man you met outside the gate, doctor, was

tall, was he not?” “Yes,” I said. “Somewhere about six feet, I should

say.” (AC:P:90)

"Dan laki-laki muda yang Anda jumpai di luar pagar, berbadan tinggi bukan, Dokter?" "Ya," jawabku. "Tingginya sekitar seratus delapan puluh senti, menurut perkiraan saya." (AC:H:141) Data 17 memperlihatkan bahwa data bahasa sumber six feet merupakan frasa nomina yang menduduki fungsi sintaksis head adalah nomina.

NP → M + H

six + feet

Pada struktur semantis, frasa nomina six feet mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

Six Feet

[arround] [size]

[72 inches] [measurement]

[standardisation of body high] [long] [high] [tall]


(35)

Dari komponen-komponen makna tersebut terbentuk konsep makna ukuran tinggi badan. Konsep yang mewakili struktur semantis bahasa sasaran adalah frasa nomina seratus delapan puluh senti bahasa sasaran dengan komponen-komponen makna sebagi berikut.

Seratus Depalan Puluh Senti

[a hundred] [eight] [twenty] [centimeter]

Pada pemadanan, feet bahasa sumber merupakan nama ukuran yang dalam bahasa sasaran disebut sebagai sentimeter. Bahasa sumber dipadankan ke dalam bahasa sasaran dengan mendeskripsikan frasa six feet ke dalam frasa nomina seratus delapan puluh senti. Frasa nomina yang digunakan pada bahasa sasaran ini mempunyai sinonim pada angka 180 sentimeter pada bahasa sasaran dan ini merupakan ukuran standarisasi tinggi badan orang dewasa bahasa sumber. Dengan demikian, pada bahasa sasaran komponen makna [score], [72 inches], [size], [measurement], dan [long] implisit dalam bahasa sasaran, komponen makna [standarisation of body high], [high] dan [tall] eksplisit dalam bahasa sasaran. Maka pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina bahasa sasaran dengan fungsi sintaksis bahasa sasara yang menduduki fungsi head adalah „senti‟ dan NP seratus delapan puluh merupakan modifier pada frasa. Dilihat pada struktus sintaksis bahasa sasaran berikut.

NP → NP + N

M + H

seratus delapan puluh + senti

NP → N + NP

M + H

seratus + delapan puluh

NP → M + H


(36)

DATA 18

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“Ah!” cried the other. “That, too, is

my watchword. Method, order, and

the little grey cells.” (AC:P:93)

“Ah!” seru Poirot. “Itu juga merupakan

pegangan saya. Metode, urutan dan sel-sel kecil berwarna kelabu.” (AC:H:145) Data 18 my watchword memperlihatkan bahwa data ini mempunyai fungsi struktur sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → Det + N

M + H

my + watchword

Struktur semantis my watchword bahasa sumber mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

My Watchword

[determiner] [conviction] [oath]

Maka, konsep makna yang terbentuk yaitu berpegang teguh pada keyakinan dan janji pada diri sendiri. Struktur sintaksis bahasa sasaran yang mewakili struktur semantis bahasa sumber tersebut yaitu frasa nomina pegangan saya dengan komponen makna.

Pegangan Saya

[conviction] [det.] [sense]

[oath]

Komponen makna [conviction] dan [oath] ekplisit dalam bahasa sasaran dan telah mewakili pada padanan bahasa sasaran, dengan demikian pada bahasa sasaran tidak ada komponen makna yang diserapkan atau dibuat implisit. Maka, pada pemadanan my watchword dan pegangan saya, terjadi pemadanan literal frasa


(37)

nomina ke frasa nomina. Dalam struktur sinatksis bahasa sasaran yang menduduki fungsi head adalah pronomina „saya‟, dan modifier adalah „pegangan‟.

NP → M + H

pegangan + saya

DATA 19

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

But as soon as I saw the summerhouse, I realized that the same path would be taken by anyone using the summerhouse as a

rendezvous.” (AC:P:151)

Tetapi segera setelah aku melihat pondok kecil itu, aku menyadari bahwa jalan itu akan digunakan oleh setiap orang yang memakai pondok kecil itu

sebagai tempat pertemuan.” (AC:H:239)

Data 19 memperlihatkan bahwa data bahasa sumber the summerhouse menduduki fungsi sintaksis sebagai frasa nomina, definite the sebagai determiner dan summerhouse sebagai head.

NP → Det + N

M + H

the + summerhouse

Pada struktur sintaksis the summerhouse mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut:

The Summerhouse

[definite] [small house]

[house for summer season] [house for family gathering]

Dengan demikian, frasa nomina the sumerhouse bahasa sumber memiliki konsep makna yaitu tempat untuk berkumpul pada musim panas. Struktur sintaksis yang mewakili konsep pada bahasa sumber adalah pada frasa nomina pondok kecil itu yang mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut:


(38)

Pondok Kecil Itu

[small house] [tiny] [belong to the summerhouse] [lodge] [limit]

[minim]

Pada proses pemadan bahasa sumber the summerhouse dan bahasa sasaran pondok kecil itu terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina. Komponen makna [house for summer season] merupakan makna kontrastif bagi bahasa sasaran, karena dapat dimengerti para pembaca bahwa summerhouse yang merupakan spesialisasi tempat yang hanya dihuni pada musim panas, dalam bahasa sasaran tidak mempunyai pengkhususan tersebut dan benda pondok kecil bahasa sasaran dapat digunakan pada setiap musim. Dengan demikian terlihat pada padanan bahasa sasaran komponen makna yang dibuat implisit adalah [house for family gathering] dan yang dibuat eksplisit adalah [small house]. Dengan demikian, pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina dengan struktur sintaksis yang mempunyai fungsi head diduduki oleh frasa nomina „pondok kecil‟ dan modifier diduduki oleh pronomina „itu‟ bahasa sasaran sebagai berikut.

NP → Det + N

M + H pondok kecil + itu

AP → M + H

pondok + kecil

DATA 20

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

Why should this little upstart of a foreigner make a fuss? A most ridiculous-looking creature he is too-just like a comic Frenchman in a revue. (AC:P:157)

Lalu mengapa lai-laki kecil yang baru muncul ini harus membuat gaduh? Belum lagi melihat rupanya yang menggelikan itu-persis seperti seorang badut Perancis dalam suatu pertunjukan.


(39)

(AC:H:248)

Data 20 memperlihatkan bahwa a comic frenchman bahasa sumber mempunyai kedudukan pada fungsi sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → Det + NP

M + H

a + comic Frenchman

NP → N + N

M + H

comic + Frenchman

Pada struktur semantis, a comic Frenchman mempunyai konsep makna tokoh pelawak bahasa sasaran dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

A Comic Frenchman

[determiner] [funny] [human] [comedian] [person]

[entertain on stage] [nasionality of French] [humorist]

Maka, makna yang terbentuk adalah seorang tokoh pelawak prancis yang menghibur dalam sebuah pertunjukan. Konsep tersebut juga dimiliki oleh struktur semantis bahasa sasaran. Struktur sintaksis yang mewakili struktur semantis tersebut pada frasa nomina seorang badut Prancis bahasa sasaran dengan komponen makna.

Seorang Badut Prancis

[determiner] [entertainer] [country] [a stage clawn] [French man] [comedian]

Pada pemadanan a comic Frenchman dan seorang badut Prancis terjadi pemadanan literal frasa nomina ke frasa nomina. Komponen makna [funny], [who tain on stage], dan [humorist] implisit dalam bahasa sasaran, sedangkan komponen makna [comedian], [human], [person], dan [nasionality of French]


(40)

eksplisit dalam bahasa sasaran. Dengan demikian pada data ini, terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina yaitu yang menduduki fungsi sintaksis sebagai head adalah NP „badut Prancis‟ dan yang menduduki fungsi modifier adalah „seorang‟.

NP → NP + N

M + H

seorang + badut Prancis

NP → Det + N

M + H seorang + badut

DATA 21

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“The man still refuses to give an

account of his visit to Fernly?”

“Obstinate as a mule he is.”

(AC:P:211)

“Apakah orang itu masih menolak untuk

menerangkan maksud kedatangannya ke

Fernly?”“Ia keras kepala seperti seekor-keledai.” (AC:H:331)

Data 21 bahasa sumber a mule memperlihatkan bahwa ini termasuk data yang mempunyai fungsi sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → Det + N

M + H a + mule

Pada struktur semantis, a mule mempuyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

A Mule

[determiner] [animal]

[young mammals]

[an animal similar to horse]

Maka, makna yang terbentuk adalah seekor hewan keledai yang masih muda. Konsep makna hewan tersebut juga dimiliki oleh struktur semantis bahasa sasaran


(41)

yang diwakili dengan struktur sintaksis pada frasa nomina seekor keledai dengan komponen makna:

Seekor Keledai

[determiner] [animal]

[similar to horse] [adult]

Pada data ini, padanan bahasa sumber dipadankan ke dalam bahasa sasaran sesuai dengan padanan struktur sintaksis bahasa sumber, literal. Namun yang membuat kontras adalah komponen makan [young mammals] implisit dalam bahasa sasaran dan komponen makna [animal] dan [animal similar to horse] eksplisit dalam bahasa sasaran, seekeor keledai pembaca akan langsung memahami bahwa itu merupakan hewan seperti kuda, namun padanan keledai merupakan hewan yang telah dewasa dengan demikian komponen makna [young mammals] dibuat implisit dalam bahasa sasaran. Maka, pada data ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina dengan struktur sintaksis bahasa sasaran yang menduduki fungsi sintaksis sebagai head adalah keledai dan modifier adalah determiner-a.

NP → Det + N

M + H seekor + keledai

DATA 22

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“At a quarter to ten he was at a public-house a mile from here.” (AC:P:228)

“Pada pukul sepuluh kurang seperempat ia ada di sebuah tempat minum, yang jaraknya satu mil dari sini.” (AC:H:357)


(42)

Data 22 memperlihatkan bahwa a public-house menduduki fungsi sintaksis sebagai frasa nomina.

NP → Det + NP

a + public house

NP → M + H

public + house

Struktur semantis bahasa sumber pada frasa nomina a public-house mempunyai komponen- komponen makna sebagai berikut:

A Public House

[ determiner] [people] [place] [society] [home]

[environment] [house for gathering] [population]

[citizen]

Dari komponen-komponen tersebut makna yang terbentuk adalah tempat dimana orang-orang berkumpul. Konsep yang mewakili struktur semantis bahasa sumber tersebut adalah pada frasa nomina sebuah tempat minum bahasa sasaran dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Sebuah Tempat Minum

[determiner] [area] [consume] [spot] [take] [location]

[position]

Padanan yang digunakan pada terjemahan menggunakan padanan yang berbeda secara literal. Public house secara literal merupakan tempat umum, padanan tersebut terbentuk dari komponen makna dengan domain yang berbeda. setiap bahasa mempunyai cara berbeda dalam mengemas konsep namun tidak akan menyimpang jauh dari apa yang dimaksud dalam bahasa sasaran walaupun padanan atau komponen makna yang digunakan berbeda. Dengan melihat data


(43)

pada bahasa sumber public house dan padanan bahasa sasaran tempat minum, kedua bentuk bahasa tersebut mempunyai makna semantis pada komponen makna yang terbentuk.

A public house → secara literal „sebuah tempat umum’ → dengan

konsep „place for gathering’ → dengan makna kontrastif „cafe, club,

restaurant’ → dengan makna kontrastif tempat dimana „serves drink or food’

Maka, dari struktur semantis yang terbentuk dari kedua bahasa tersebut tempat minum merupakan makna kontrastif atau disebut sebagi padanan yang lebih spesifik. Komponen-komponen makna [people], [society], [environment], [population], [citizen], dan [home] implisit dalam bahasa sasaran, sedangkan komponen makna [place] dan [house for gathering] eksplisit dalam bahasa sasaran. Maka, ini terjadi pemadanan frasa nomina ke frasa nomina, dengan yang menduduki fungsi sintaksis bahasa sasaran yang dibangun oleh head yaitu

„minum‟ dan modifier, yaitu „tempat‟.

NP → Det + NP

Sebuah + tempat minum

NP → M + H

tempat + minum

4.5 Frasa - Klausa

Data dalam kelompok ini merupakan data yang memperlihatkan bentuk bahasa sumber berupa frasa yang dipadankan ke dalam bentuk bahasa sasaran berupa klausa.


(44)

DATA 23

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

The one thing we do know about him is that he is interested in the growing of vegetable marrows. But that is certainly not the sort of information that Caroline is after. (AC:P:18)

Satu hal yang kami ketahui mengenai dirinya adalah bahwa ia tertarik untuk bertanam buah labu. Tetapi ini bukan keterangan yang dicari Caroline. (AC:H:25)

Data 23 memperlihatkan bahwa data pada bahasa sumber mempunyai fungsi sintaksis sebagai frasa preposisi, yang diduduki fungsi head adalah PP of vegetable marrows dan NP the growing, sebagai modifier.

PP → NP + PP

M + H

the growing + of vegetable marrows NP → Det + N

M + H the + growing PP → Prep. + NP

H + M

of + vegetable marrows NP → M + H

vegetable + marrows

Pada struktur semantis, data pada bahasa sumber the growing of vegetable marrows mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

The Growing of Vegetable Marrows

[definite] [farming] [preposition] [plant] [fruits]

[planting] [foliage] [pumkin]

[squash]

Dari komponen-komponen makna tersebut bahasa sasaran mempunyai konsep makna proses pertumbuhan sayuran labu. Konsep yang terdapat pada bahasa sumber sumber tersebut yang mewakili bahasa sasaran yaitu frasa nomina buah labu dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.


(45)

Buah Labu

[plant] [fruit]

[farm] [pumkin]

[sweet taste plant] [squash]

Frasa nomina the growing of vegetable marrows merupakan proposisi kejadian grow pada vegetable bernama marrow. Jadi, frasa nomina the growing of vegetable marrows merupakan proposisi kejadian dimana he (subjek) sebagai partisipan, growing sebagai prediksi, dan vegetable marrows sebagai partisipan. Maka dari frasa nomina tersebut terbentuk dua proposisi kejadian.

(he) grow something [partisipan] [prediksi] [partisipan] vegetable (named) marrows [partisipan] [prediksi] [partisipan]

Pada pemadanan bahasa sasaran bertanam buah labu terbentuk dari proses encoding yaitu partisipan he, predikasi grow dan partisipan vegetable marrows. Pada bahasa sasaran terjadi perubahan kelas kata nomina the growing menjadi kata kerja lampau, grow. Pada pemadanan ke bahasa sasaran, komponen makna [farming], [planting], karena merupakan bentuk kata benda sebagai sinonim bahasa sumber the growing yang merupakan nomina komponen ini implisit dalam bahasa sasaran dan komponen makna [plant] dan [foliage] juga implisit dalam bahasa sasaran, komponen makna yang dibuat ekplisit [fruit], [pumkin] dan [squash] eksplisit dalam bahasa sasaran karena ketiga komponen tersebut mewakili padanan bahasa sasaran. Dengan demikian, pada data ini tejadi pemadaan dari frasa nomina ke klausa nomina; yakni klausa nomina bahasa sasaran dibangun oleh NP sebagai head, dan verba sebagai modifier.


(46)

Klausa nomina: V NP bertanam buah labu M H

4.5 Klausa - Klausa

Data dalam kelompok ini merupakan data yang memperlihatkan bentuk bahasa sumber berupa klausa yang dipadankan ke dalam bentuk bahasa sasaran berupa klausa.

DATA 24

BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN

“You have heard of the tragedy which occurred last night”.

His face grew grave. “But certainly I have heard. It is horrible”. (AC:P:75)

"Anda telah mendengar mengenai musibah yang terjadi kemarin malam." Wajah Poirot berubah serius."Tentu saja saya telah mendengarnya. Kejadianyang

mengerikan sekali”. (AC:H:118)

Data 24 memperlihatkan bahwa data bahasa sumber mempunyai fungsi sintaksis sebagai klausa verba yang dibangun oleh kata kerja sebagai main verb.

his face grew grave

S V C

Pada struktur semantis klausa verba tersebut mempunyai komponen-komponen makna sebagai berikut.

His Face Grew Grave

[determiner] [look] [change] [serious] [appearance] [become to] [sad]

[angry]

Dari komponen-komponen makna tersebut terbentuk konsep makna raut muka yang berubah menjadi serius. Konsep yang mewakili bahasa sumber tersebut yaitu


(47)

pada klausa verba wajah Poirot berubah serius bahasa sasaran dengan komponen-komponen makna sebagai berikut.

Wajah Poirot Berubah Serius

[look] [subject/object] [turn] [important] [appearance] [type of name] [switch to] [urgent] Klausa verba his face grew grave merupakan proposisi kejadian grew pada his face. Jadi, klausa verbal his face grew grave merupakan klausa kejadian dimana his face sebagai partisipan, grew sebagai prediksi, dan grave sebagai partisipan. Maka dari klausa verba tersebut terbentuk dua proposisi kejadian.

his face grew grave

(someone) face grows (into something) [partisipan] [prediksi] [partisipan]

face (became) grave

[partisipan] [prediksi] [partisipan]

Dengan demikian, padanan dalam bahasa sasaran terbentuk dari proposisi partisipan someone face, prediksi grows, dan partisipan (into something). Maka, seperti keberadaan padanan bahasa sasaran yaitu yang menjadi partisipan wajah Poirot, yang menjadi predikasi berubah dan partisipan adalah serius. Pada pemadanan klausa verba ke dalam bahasa sasaran ini terjadi pemadanan literal. His yang merupakan pronoun kata ganti orang ketiga dalam bahasa sasaran dimunculkan menjadi nama orang yang dikenai kerjaan, Poirot. Komponen makna [appearance], [sad], dan [angry] implisit dalam bahasa sasaran, dan komponen makna [look], [change], dan [serious] eksplisit dalam bahasa sasaran. Pada data ini terjadi pemadanan klausa verba ke klausa verba bahasa sasaran.


(48)

Dengan fungsi sintaksis bahasa sasaran sebagai klausa verba yang dibangun oleh verba sebagai main verb.

wajah Poirot berubah serius S V C


(49)

7 BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini memaparkan teori struktur sintaksis berdasarkan fungsi dalam bahasa menurut Larson (1984), Fromkin (2003), Deterding (2001), Thomas (1993) dan memaparkan teori struktur semantis konsep yang dikenal menurut Larson (1984) dan teori pendukung Nida (1975), Palmer (1976), Regina (1979), Tanira (1988), dan Goddard (1998).

2.1 Struktur Sintaksis Bahasa Berdasarkan Fungsi

Struktur sintaksis atau menurut Larson (1984:26) disebut sebagai “surface structure” bisa disimpulkan sebagai struktur sintaksis bahasa berdasarkan struktur, leksikal dan pengucapan. Larson berpendapat bahwa struktur sintaksis bahasa merupakan struktur yang terlihat secara nyata yang berfungsi untuk merepresentasikan makna yang dimilikinya.

Menurut Fromkin (2003:118) sintaksis adalah“The part of the grammar

that represents a speaker’s knowledge of sentences and their structures.”

Sintaksis merupakan bagian dari ilmu grammar yang fungsinya untuk merepresentasikan pengetahuan si pembicara mengenai kalimat dan strukturnya. Menurut Fromkin (2003:124) kalimat terbentuk dari gabungan kata, penggalan-penggalan kata yang terbentuk membentuk satuan bahasa dengan fungsi yang berbeda, dengan gambaran sebagai berikut.


(50)

KLAUSA

The student answered the question correctly

NP VP

the student answered the question correctly

Det. H V NP

the student answered the question correctly

NP A

the question correctly

Det. H

the question

Gambar 2.1: three diagram

Gambar di atas memperlihatkan bahwa kalimat terbentuk dari kata-kata: the, student, answered, the, question, dan correctly memiliki fungsi sebagai satuan kata. The student dan answered the question correcly memiliki fungsi sebagai satuan bahasa frasa, dan the student answered the question correctly merupakan klausa. Satuan bahasa dalam buku Deterding (2001) yaitu kata, frasa, dan klausa.

2.1.1 Satuan Bahasa Kata

Menurut Deterding (2001:6) “Word is the smallest unit of language.” Kata merupakan satuan terkecil bahasa. Berdasarkan pada buku Deterding (2001:6) satuan bahasa kata terbagi ke dalam empat macam pada fungsi sintaksis yaitu nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Adapun kelompok kata yang tidak


(51)

membawa pengaruh terhadap makna yaitu a, the, she, his, of, for, but, dan and fungsi dari mereka hanya untuk menentukan suatu struktur pada kalimat.

2.1.1.1 Nomina

Semua bentuk kata bisa menjadi nomina, untuk mengetahui struktur sintaksis suatu kata merupakan nomina dilihat kedudukan dari fungsinya dalam suatu bahasa. Menurut Deterding (2001:21) menentukan nomina bisa berdasarkan apa yang disertakan pada kata itu sendiri yaitu -s, –‗s, -tion, -ment, dan –ness dalam morfologi disebut sebagai sufik penambahan tersebut akan merubah fungsi sebuah kata menjadi kata benda. Dan juga dengan melihat dari fungsinya sebagai head dari subjek pada kalimat atau yang didahului oleh artikel a atau the yang merubah kata menjadi fungsi frasa nomina.

Contoh:

1). A busy company working almost twenty four hours. 2). The pleasure through the people in the party. 3). The girl is my young sister.

2.1.1.2 Verba

Menurut Deterding (2001:22) mengatakan “A verb describes an action” sebuah verba mempunyai fungsi untuk mendeskripsikan perbuatan, begitu juga Thomas mengatakan (1993:15) “A verb is a word which describes an action” verba merupakan kata yang fungsinya mendeskripsikan suatu perbuatan.

Contoh:


(52)

2.1.1.3 Adjektiva

Menurut Deterding (2001:23) “an adjective is ‗a describing word’ ” Adjektiva merupakan kelas kata yang kerjanya sebagai sebuah penjelas sebuah kata atau kata yang mengkualifikasi nomina atau pronomina. Menurut Deterding struktur sintaksis adjektiva dilihat dari fungsinya yaitu yang bisa memodifikasi sebuah nomina.

Contoh:

The attractive young girl

2.1.1.4 Adverbia

Menurut Deterding (2001:24) “an adverb may describe the manner of an

action” Adverbia merupakan kelas kata yang mendeskripsikan waktu, tempat, keadaan ataupun perbuatan. Menurut Deterding sebuah adverbia bisa dilihat dengan fungsinya yang dapat memodifikasi satuan bahasa lainnya yaitu verba, adjektiva, dan adverbia:

Contoh:

1). write correctly

2). extremely happy 3). more slowly

2.1.2 Satuan Bahasa Frasa

Frasa merupakan constituent yaitu kumpulan kata yang saling bergantung dan mempunyai fungsi sebagai satu kesatuan. Menurut Deterding (2001:67) “the most basic kind of constituent is a phrase, which can be defined quite simply as a


(53)

constituent which has one key word, its head, and which can be regarded as an

extension of its head.” Struktur sintaksis frasa merupakan bentuk constituent yang mempunyai satu kata kunci sebagai head dan yang merupakan penjelasan dari head itu sendiri. Dalam buku Deterding (2001:67) frasa ada lima macam yaitu: frasa nomina (NP), frasa adjektiva (AdjP), frasa adverbia (AdvP), frasa proposisi (PP), dan frasa verba (VP).

2.1.2.1 Frasa Nomina

Deterding (2001:68) frasa nomina merupakan constituent dengan nomina sebagai head dari constituent.

The woman: terbangun dari

NP → Determiner (Det.) + Nomina (N) Modifier (M) + Head (H)

the + woman

2.1.2.2 Frasa Adjektiva

Deterding (2001:68) frasa adjektiva merupakan constituent dengan adjektiva sebagai head dari constituent.

Very tall: terbangun dari

AdjP → Adv. + Adj

Modifier (M) + Head (H) very + tall


(54)

2.1.2.3 Frasa Adverbia

Deterding (2001:69) frasa adverbia merupakan constituent dengan adverbia sebagai head dari constituent.

Run fastly: terbangun dari

AdvP → Degree adv. (deg) + NP

Modifier (M) + Head (H)

run + fastly

2.1.2.4 Frasa Preposisi

Deterding (2001:69) frasa proposisi merupakan constituent dengan proposisi sebagai head dari constituent.

At the desk: terbangun dari

PP → P + NP

Head (H) + Modifier (M) at + the desk

NP → Det. + N

Modifier (M) + Head (H) the + desk

2.1.2.5 Frasa Verba

Menurut Crystal (1996) dan Greenbaum and Quirk (1990) dalam buku Deterding menyimpulkan bahwa “a verb phrase consist of the head verb together

with any auxiliaries” Frasa verba merupakan frasa yang berdiri dengan auxiliary yang fungsinya sebagai satu kesatuan sebagai frasa verba.

Will come: terbangun dari

VP → Auxilary + V

Modifier (M) + Head (H) will + come


(55)

2.1.3 Satuan Bahasa Klausa

Menurut Deterding (2001:85) “a clause consist of a sucject and a

predicate, sometimes with a subordinator preceding the subject.” Sebuah klausa terdiri dari subjek, predikat, dan subordinator yang mendahului subjek. Menurut Deterding (2001:88) tabel di bawah ini merupakan tiga macam klausa menurut fungsinya yaitu: klausa nomina, klausa relatif, dan klausa adverbia.

Tabel 2.2: Tiga Bentuk Dasar Klausa Finite Subordinator

1) Contoh klausa nomina

I expect this book for free

S V O

Pada kalimat tersebut yang menjadi objek kalimat merupakan klausa nomina, karena sebelumnya merupakan verba transitif expect, pada kalimat tersebut yang menjadi objek merupakan sebuah klausa nomina dengan fungsinya sebagai objek langsung.

Tipe struktur sintaksis klausa

Fungsi Contoh

Klausa nomina

Klausa relatif

Klausa adverbia

Objek langsung

Postmodifier pada nomina

I expect THIS BOOK FOR FREE

My best moment is in making skripsi WHICH IS NEEDS FOCUS OF TIME

Memberi keterangan He shocked WHEN HE SAW ME


(56)

2) Contoh klausa relatif

My best moment is in making skripsi which needs focus of time

S V O C

Pada kalimat tersebut yang menjadi komplemen atau kalimat pelengkap merupakan klausa relatif, karena sebelumnya merupakan verba transitif sebuah nomina dengan fungsinya sebagai postmodifier dari nomina.

3) Contoh klausa adverbia

He shocked when he saw me

S V C

Pada kalimat tersebut yang menjadi komplemen atau kalimat pelengkap merupakan klausa adverbia, karena yang menjadi komplemen pada kalimat tersebut bisa dipindahkan pada awal kalimat dan ini merupakan klausa adverbia yang fungsinya yang memberi keterangan.

2.2 Struktur Semantis

Menurut Goddard (1998:1) “semantics, the study of meaning, stand at the very centre of the linguistic quest to understand the nature of language and

human language abilities.” Simpulannya adalah semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna yang menjadi landasan utama untuk mempelajari kemampuan berbahasa manusia. Larson (1984) menambahkan bahwa semantik merupakan ilmu bagaimana makna itu diketahui dan untuk mengetahui makna sesorang harus mengetahui bentuk atau struktur sintaksis dari bahasa itu sendiri. Dengan demikian Larson mengatakan (1984:26) “another way of looking at form and


(57)

mempunyai struktur, namun makna direpresentasikan tidak selalu sesuai dengan struktur grammatikal yang tidak sama, misalnya satu bahasa mempunyai bentuk kelas kata verba sedangkan yang lainnya itu merupakan suatu nomina. Atau satu bahasa bisa mempunyai konjungsi yang lain tidak, atau satu bahasa mempunyai frasa preposisi sedangkan yang lainnya tidak atau satu bahasa yang berbentuk positif sedangkan dalam bahasa lain merupakan negatif ataupun sebaliknya.

Dengan demikian, kelas kata yang terbentuk berbeda dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Karena makna direpresentasikan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan cara dan kemasan yang berbeda. Struktur semantis bahasa sifatnya lebih universal dari pada struktur grammatikal atau struktur sintaksis bahasa. Menurut Larson (1984:26) “semantic structure is more nearly universal than grammatical structure. That is, types of units, the features, and the realtionships are essentially

the same for all language.” Struktur semantik bersifat universal, karena pada dasarnya setiap bahasa mempunyai unit, fitur dan hubungan yang sama pada bahasa. Semua bahasa mempunyai komponen makna yang sama yang diklasifikasikan sebagai THINGS, EVENT, dan ATRIBUTES, atau RELATIONS. Dengan demikian untuk mempelajari struktur makna dari suatu bahasa maka harus mengetahui komponen makna, konsep, gugus konsep, dan porposisi...(Larson 1984:30) dari suatu bahasa.

2.2.1 Komponen Makna

Palmer mengatakan (1976:85) “the total meaning of a word being seen in


(1)

(2)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin...beribu syukur saya panjatkan pada Allah SWT yang selalu memberi kesehatan, kesempatan, dan kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini. Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah memberi dorongan semangat, nasihat, serta pencerahan dalam proses penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M.A., sebagai Dekan Fakultas Sastra.

2. Dr. Juanda, sebagai Ketua Program Studi Sastra Inggris, terima kasih atas semua nasihat-nasihat Bapak supaya saya bisa lebih semangat dan mau belajar, semoga dengan terselesaikannya skripsi ini bisa memberi pelajaran tentang bagaimana memanfaatkan waktu dan terus berjuang.

3. Retno Purwani Sari, S.S., M.Hum., sebagai pembimbing pertama, ma’am you taught me a lot. Saya ucapkan banyak terima kasih pada Ibu, pencerahan dari Ibu selalu mendatangkan ide, terima kasih juga atas segala dorongan serta memberi kepercayaan bahwa saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas nasihat, serta arahan-arahan yang Ibu berikan pada saya. Ibu pembimbing sekaligus tempat untuk mendengarkan keluhan saya, terima kasih Ibu.

4. Tatan Tawami, S.S., M.Hum., sebagai pembimbing dan sekaligus dosen wali yang sangat peduli pada anak-anak walinya. In what ways I could say thanks to you, Sir. Terima kasih banyak atas dorongan, arahan, serta nasihat yang Bapak berikan pada saya, sehingga saya sadar bahwa jika ingin berhasil harus


(3)

ix

lebih semangat dalam menyelesaikan tanggung jawab menyelesaikan kuliah sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Bapak telah mendorong supaya anak walinya berhasil, terima kasih Bapak untuk semuanya.

5. Almarhumah Ibu Rina Dewi Yana, S.S., M.Hum., saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk almarhumah dosen wali pertama saya. Beliau selalu mengajar mahasiswanya dengan kesabaran dan keramahannya, semoga beliau tenang berada di sisi Allah SWT, aamiin. 6. Muhammad Rayhan Bustam, S.S., sebagai dosen penguji sidang UP saya

sebagai syarat penulisan skripsi ini, terima kasih bapak atas segala arahannya yang merupakan dorongan semangat dan memberi keyakinan pada diri saya bahwa saya pasti bisa menyelesaikannya. Terima kasih juga buat Miss Nenden Rikma Dewi, S.S., M.Hum., Ibu Asih Prihandini, S.S., M.Hum., dan Ibu Nungki Heriyati, S.S., M.A., yang juga sudah memberikan semangat. 7. Terutama untuk keluarga saya yang selalu sabar menunggu keberhasilan saya,

love you all. Untuk semua teman-teman seperjuangan skripsi, mbak Tyas dan mbak Nita yang sering saya repotkan. Terima kasih banyak semuanya.

Bandung, Agustus 2013


(4)

PADANAN UNTUK KONSEP YANG DIKENAL

DALAM BAHASA SUMBER DAN BAHASA SASARAN

(Kajian Sintaksis dan Semantik)

LANGUAGE EQUIVALENCE FOR THE CONCEPT

KNOWN IN SOURCE AND TARGET LANGUAGE

(A Study of Syntax and Semantics)

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

EMA NURMALASARI NIM 63706016

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

89

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Diri

Nama : Ema Nurmalasari

Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 9 Juni 1986

Alamat : Jl. Raya Padarek RT/01 RW/05 No.24 Majalengka, Jawa Barat

Telpon : (0812-2180-9000)

E-mail : emmanurmalasari@yahoo.com

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Hobi : Traveling, belanja, nonton film.

B. Pendidikan Formal

No. Tahun Ajaran

Institusi

1. 1994-2000 SDN PADAREK 1, Majalengka

2. 2000-2003 MTS Ar-risalah Program International School Ponorogo 3. 2003-2006 MAN 1 CIMALAKA Sumedang

4. 2006-2013 Universitas Komputer Indonesia Bandung C. Pendidikan Informal

No. Waktu Penyelenggaraan

Jenis Pendidikan Penghargaan

1. 2000-2003 Marching Band -

2. 2000-2003 Theatre -

3. 22 agustus 2001- 23 agustus 2001

Perguruan seni bela diri TAPAK SUCI putera muhammadiyah

Ijazah

4. 22-25 November 2012

Character Building Training Sertifikat 5. 28 April 2013 LIFE SCHOOL SEMINAR

(Self Development Institution)

Sertifikat 7. 24-29 Juni 2013 Pelatihan Membuat Website Sertifikat


(6)