Konsep Orang tua TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA PADA REMAJA TENTANG SEKSUALITAS REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I TAHUN 2016.

tidak efektif bila memenuhi hanya satu atau sama sekali tidak memenuhi aspek komunikasi.

2.2 Konsep Orang tua

Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah untuk membentuk sebuah keluarga BKKBN, 2012. Dalam BKKBN 2009 mengasuh dan membesarkan anak remaja membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang berbeda dibanding membesarkan anak balita. Hal ini terutama disebabkan karena anak menjelang remaja terus mengalami perubahan dan perkembangan secara cepat. Selain perubahan fisik yang tumbuh menjadi besar dan tinggi, kemampun-kemampuan lain yang dimiliki anak mulai berkembang seperti kemampuan berfikir, menganalisa, membandingkan, mengkritik dan sebagainya. Secara psikis, sikap dan perilakunya pun berubah. Anak yang tadinya pendiam tiba-tiba banyak bicara atau sebaliknya, tingkah lakunya sulit dimengerti bahkan seringkali membantah dan menyanggah pendapat yang diberikan, saat itu mereka sedang menjelma menjadi “dewasa”. Pada masa ini, orang tua mempunyai peran yang besar membantu remaja dalam meningkatkan rasa percaya diri, berani mengemukakan masalah serta mulai mencoba membuat keputusan dan tidak selalu menuruti teman- temannya. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, oleh karena itu dalam mengantarkan anak remajanya menuju dewasa ada beberapa peran yang harus dijalankan oleh orang tua yaitu sebagai pendidik, panutan, pendamping, konselor, teman atau sahabat dan komunikator. BKKBN 2012 menyatakan sebagai komunikator orang, tua harus mampu mengkomunikasikan informasi mengenai seksualitas pada remaja. Pada fase remaja, mereka tidak cocok diajak berkomunikasi dengan gaya orang tua yang memerintah dan mengatur, karena mereka akan memandang orang tua sebagai sosok yang mengancam dan tidak mampu mengerti diri remaja. Untuk berkomunikasi dengan remaja, lebih cocok dengan gaya komunikasi layaknya seorang teman. Orang tua dapat mengajak anak berkomunikasi dengan santai, tidak memberikan penilaian, serta tidak terkesan menggurui. Dengan gaya komunikasi seperti ini membuat remaja merasa lebih aman dan nyaman dalam mendengarkan orang tua, karena orang tua dianggap mampu mengerti posisi serta keinginan diri remaja. Terdapat beberapa keterampilan komunikasi yang perlu dikembangkan oleh orangtua dalam berkomunikasi dengan remaja yaitu mengenal diri orang tua. Dengan pengenalan diri, orang tua bisa menerima diri apa adanya, sehingga tahu apa yang harus dirubah. Selain itu sebagai orang tua akan lebih percaya diri dan mudah menerima remajanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Keterampilan selanjutnya adalah mengenal diri remaja. Penting bagi orang tua memahami perasaan remaja. Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan remaja yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif, orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan remaja sebagai lawan bicara. Yang terakhir adalah mendengar aktif. Mendengar aktif adalah cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa kita sungguh-sungguh telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung didalamnya. Hal itu dilakukan sehingga kita dapat memahami remaja seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa yang kita lihat atau kita sangka. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas komunikasi antara orang tua dan anak. Semakin sulitnya kehidupan dan tuntutan ekonomi saat ini, menuntut orang tua untuk bekerja lebih keras lagi. Pekerjaan menuntut orang tua untuk lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Sehingga orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk berbicara dan kurang dekat dengan remajanya. Semakin buruk tingkat komunikasi orang tua antara remaja dengan orang tua, semakin besar kemungkinan remaja melakukan perilaku berisiko Lestary dan Sugiharti, 2011. Kesibukan orang tua juga membawa pengaruh terhadap perilaku puta-putrinya. Di zaman individualistis seperti sekarang, orang tua tidak memiliki waktu untuk bercengkrama dengan anak-anaknya, karena mereka sudah merasa kelelahan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Satu hal yang perlu diingat, sesibuk- sibuknya orang tua, mereka harus memiliki waktu untuk mengamati perkembangan dan perilaku putra- putrinya Mahmudah, 2013. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan yang mereka miliki. Pengetahuan dan informasi yang diberikan oleh orang tua merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku remaja. Penyampaian informasi melalui komunikasi oleh orang tua memegang peranan yang penting bagi perkembangan kepribadian anak. Semakin tinggi pegetahuan orang tua maka semakin banyak informasi yang bisa diberikan oleh orang tua Kustanti, 2013

2.3 Konsep Remaja