Universitas Kristen Maranatha
memilih topik penelitian dengan judul
“ Implementasi sistem biaya standar dalam mengukur tingkat efisiensi biaya produksi.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah perusahaan telah memiliki metode biaya produksi?
2. Apakah metode biaya standar telah digunakan dalam mengukur biaya?
3. Apakah metode biaya standar dapat mengukur efisiensi biaya produksi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara garis besar : 1.
Untuk mengetahui apakah perusahaan telah memiliki metode biaya produksi. 2.
Melakukan perhitungan untuk menilai apakah biaya standar telah digunakan dalam mengukur biaya.
3. Mengetahui apakah metode biaya standar dapat mengukur efisiensi biaya produksi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan berguna bagi : 1.
Perusahaan
Universitas Kristen Maranatha
Sebagai sumber informasi bagi perusahaan yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan di dalam mengendalikan biaya
produksinya seefisien mungkin sehingga dapat menekan harga pokok produksi. 2.
Universitas Kristen Maranatha Sebagai referensi, sebagai bahan pembanding maupun penelitian lebih lanjut, serta
menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan biaya standar sebagai alat pengendali biaya produksi.
3. Penulis
Dapat menambah wawasan yang lebih jelas bagi penulis dalam akuntansi biaya pada umumnya, khususnya mengenai biaya standar sebagai salah satu metode biaya
produksi dan juga sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kuliah.
58
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari perusahaan Djaja Makmur, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan selama ini belum memiliki metode biaya produksi yang mengakibatkan
perusahaan tidak mengetahui berapa batas biaya produksi yang boleh terjadi untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Perusahaan hanya memperkirakan biaya yang akan terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu. Jika terjadi selisih antara biaya yang direncanakan dengan realitasnya,
perusahaan tidak mengetahui apakah selisih tersebut menguntungkan atau merugikan, karena belum ada standarnya.
2. Metode biaya standar dapat mengukur efisiensi biaya produksi pada perusahaan
Djaja Makmur, ini dapat terlihat dari selisih yang terjadi sebagai berikut: Dalam hal pembelian bahan baku, perusahaan Djaja Makmur berhasil membeli
di bawah harga standar. Untuk pembelian bahan baku, perusahaan mendapatkan selisih menguntungkan sebesar Rp 1.539.200. Sedangkan untuk kuantitas bahan
baku, perusahaan mengalami selisih menguntungkan sebesar Rp 1.165.130. Jadi biaya bahan baku mengalami selisih menguntungkan sebesar Rp 2.704.330.
Universitas Kristen Maranatha
Maka dapat disimpulkan bahwa biaya bahan baku perusahaan Djaja Makmur sudah efisien.
Untuk biaya tenaga kerja langsung, perusahaan telah mengeluarkan upah sesungguhnya yang lebih kecil daripada biaya standar yaitu sebesar Rp 338.520.
Namun dalam hal efisiensi upah, perusahaan mengalami selisih merugikan sebesar Rp 1.017.170, karena jam kerja yang sesungguhnya lebih besar daripada
standarnya. Jadi untuk biaya tenaga kerja langsung, perusahaan mengalami selisih merugikan sebesar Rp 678.650. Maka dapat disimpulkan bahwa biaya
tenaga kerja langsung perusahaan Djaja Makmur belum tercapai efisien. Untuk biaya overhead pabrik, perusahaan belum mencapai efisiensi. Hal ini
terlihat dengan adanya selisih merugikan sebesar Rp 38.441.590. Selisih merugikan ini disebabkan karena biaya overhead sesungguhnya yang lebih besar
daripada standar.
5.2 Saran