Peranan Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus Pada PT Dirgantara Indonesia di Bandung).

(1)

ABSTRAK

Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimiliki agar dapat bersaing. Persaingan global mau tak mau menuntut perusahaan-perusahaan di Indonesia memiliki antara lain keunggulan, fleksibilitas, mutu produk, dan biaya yang efektif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mengarah pada kegiatan efisiensi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas oleh manajemen perlu dilakukan secara efektif agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya produksi yang lebih efisien. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pengendalian kualitas ini merupakan biaya kualitas. Biaya kualitas dibagi menjadi empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Perhitungan biaya kualitas salah satunya ditujukan agar manajemen mengetahui keberhasilan program pengendalian kualitas, dan analisisnya berguna agar manajemen mengetahui tingkat biaya yang optimum, sehingga dapat mengambil tindakan-tindakan yang berfokus agar biaya produksi lebih efisien.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data yang berkaitan dengan objek penelitian serta mengambil kesimpulan dari penelitian tersebut. Objek penelitian dilakukan pada suatu proyek (Proyek SH-07) dari Satuan Usaha Aerostructure di PT Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Jl. Pajajaran 154 Bandung. Data penelitian yang dikumpulkan yaitu data tahun 2006. Data penelitian bersumber dari data primer dan sekunder.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara umum program pengendalian kualitas dilakukan di semua tahap produksi, termasuk pada Proyek SH-07. Perusahaan belum melakukan pengidentifikasian, penggolongan, pengukuran, pelaporan, dan analisis atas biaya kualitas. Hasil perhitungan biaya kualitas pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut: biaya kegagalan, yaitu biaya kegagalan internal sebesar 4.64%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0.31%, sedangkan pada kategori biaya kendali, yaitu biaya pencegahan sebesar 75.81% dan biaya penilaian sebesar 19.24%, masing-masing dari total biaya kualitas. Tingkat biaya yang optimum dapat dilakukan dengan menganalisis hubungan antara kategori biaya. Berdasarkan analisis hubungan antara kategori-kategori biaya kualitas, tindakan koreksi yang dapat dilakukan untuk mencapai peningkatan efisiensi biaya produksi adalah dengan berkonsentrasi pada kegiatan pengendalian, yaitu menambah kegiatan pemeliharaan fasilitas, pelatihan dan pendidikan, serta kalibrasi dan alat ukur.

Dari perkiraan yang dibuat, apabila perusahaan melakukan tindakan koreksi maka biaya kualitas dan biaya produksi akan lebih efisien. Hal ini


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran... 6

1.6 Metode Penelitian ... 13

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas ... 15

2.1.1 Pengertian Kualitas ... 15

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas.... 16

2.1.3 Ukuran Kualitas ... 18

2.1.3.1 Ukuran Finansial atas Kualitas ... 20

2.1.3.2 Ukuran Non Finansial atas Kualitas . 21

2.2 Pengendalian Kualitas... 23

2.2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas... 24

2.2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 24

2.2.3 Proses Pengendalian Kualitas ... 25

2.2.4 Teknik dan Alat Pengendalian Kualitas... 27


(3)

2.3 Biaya Kualitas ... 35

2.3.1 Biaya ... 36

2.3.1.1 Pengertian Biaya ... 36

2.3.1.2 Klasifikasi Biaya ... 38

2.3.1.3 Penentuan Biaya... 41

2.3.1.4 Manfaat Data Biaya bagi Manajemen 41 2.3.2 Pengertian Biaya Kualitas... 42

2.3.3 Penggolongan Biaya Kualitas ... 43

2.3.4 Analisis Biaya Kualitas... 46

2.3.5 Manfaat Analisis Biaya Kualitas ... 46

2.3.6 Pengukuran Biaya Kualitas... 47

2.3.7 Pelaporan Informasi Biaya Kualitas ... 49

2.3.8 Metode Analisis Biaya Kualitas... 51

2.4 Efisiensi... 53

2.5 Hubungan Antara Biaya Kualitas Dengan Efisiensi Biaya Produksi ... 53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 55

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 55

3.1.2 Struktur Organisasi Korporasi dan Satuan Usaha Aerostructure di PT. DI... 58

3.1.3 Uraian Tugas Satuan Usaha Aerostructure ... 62

3.1.4 Proses Produksi pada Satuan Usaha Aero- structure di PT. DI... 64

3.2 Metode Penelitian ... 68

3.2.1 Metode yang Digunakan ... 68

3.2.2 Teknik Penelitian ... 69


(4)

4.1.1.1 Proses Pengendalian Kualitas pada

Siklus Produksi ... 73

4.1.2 Biaya Kualitas di PT. DI ... 74

4.1.2.1 Unsur-Unsur Biaya Kualitas pada Proyek SH-07... 75

4.1.2.2 Penggolongan Biaya Kualitas pada Proyek SH-07... 77

4.2 Pembahasan... 78

4.2.1 Proses Pengendalian Kualitas dan Alat Pengendalian Kualitas pada PT DI ... 78

4.2.1.1 Diagram Pareto ... 79

4.2.1.2 Diagram Sebab-Akibat... 81

4.2.2 Biaya Kualitas pada PT DI ... 82

4.2.2.1 Analisis Biaya Kualitas pada Proyek SH-07 ... 84

4.2.2.2 Analisis Biaya Kualitas Terhadap Biaya Produksi ... 87

4.2.3 Pengendalian Biaya Kualitas pada PT DI ... 88

4.2.3.1 Tindakan Perbaikan dalam Menurunkan Biaya Produksi... 88

4.2.3.2 Perkiraan Biaya Kualitas Proyek SH-07 Setelah Dilakukan Tindakan Perbaikan... 89

4.2.4 Analisis Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA... 102


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Check Sheet ··· 37 Tabel 2.2 Bentuk Umum Laporan Biaya Kualitas ... 50 Tabel 4.1 Persentase Produk Cacat dan Produk Baik Proyek SH-07

Tahun 2006 ... 79 Tabel 4.2 Persentase Jenis Kecacatan Produk Proyek SH-07 pada

Tahun 2006 ... 80 Tabel 4.3 Persentase Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Produk Gagal

Proyek SH-07 Tahun 2006... 82 Tabel 4.4 Biaya Kualitas Proyek SH-07 pada Tahun 2006 ... 83 Tabel 4.5 Persentase Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Kualitas pada

Tahun 2006 ... 84 Tabel 4.6 Persentase Biaya Kualitas Terhadap Biaya produksi Proyek

SH-07 pada Tahun 2006 ... 85 Tabel 4.7 Nilai Nominal Masing-Masing Golongan Biaya Kualitas Proyek

SH-07 Tahun 2006 ... 86 Tabel 4.8 Persentase Biaya Kualitas Terhadap Biaya produksi Proyek

SH-07 Pada Tahun 2006 ... 87 Tabel 4.9 Peningkatan Biaya Pelatihan pada Proyek SH-07 ... 90 Tabel 4.10 Peningkatan Biaya Pemeliharaan Fasilitas Tahun 2007 ... 91 Tabel 4.11 Kenaikan dan Penurunan Biaya Kualitas Setelah Mengalami

Tindakan Perbaikan ... 92 Tabel 4.12 Taksiran Biaya Kualitas Proyek SH-07 tahun 2007 ... 93

Tabel 4.13 Perkiraan Kenaikan atau Penurunan Biaya Pada Kategori-

Kategori Biaya Kualitas ... 93 Tabel 4.14 Persentase Total Biaya Kualitas Terhadap Biaya Produksi ... 94


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran... 12

Gambar 2.1 Contoh Flow Chart untuk perakitan ball-point ... 32

Gambar 2.2 Run Chart... 32

Gambar 2.3 Process Control Chart ... 33

Gambar 2.4 Scatter Diagram... 33

Gambar 2.5 Contoh Diagram Pareto... 34

Gambar 2.6 Diagram Sebab-Akibat... 34

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 60

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Satuan Usaha Aerostructure ... 61

Gambar 3.3 Alur Proses Produksi... 64

Gambar 4.1 Diagram Pareto Kecacatan Produk Proyek SH-07 pada ... Tahun 2006 ... 80

Gambar 4.2 Diagram Sebab-Akibat Komponen Cacat proyek SH-07 pada Tahun 2006 ... 82


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Process Sheet pada Pengendalian Proses di PT DI Lampiran 2

Aktivitas Bagian Quality Control pada Proses Produksi

Lampiran 3

1. Surat Penelitian untuk Penyusunan Skripsi 2. Surat Pernyataan


(8)

Lampiran-Lampiran

54

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hanna Noviana Saraswati TTL : Bandung, 12 November 1985

Alamat : Jln. Hegarmanah No.309 RT06/007 Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi 40534

Telepon/HP : (022) 6000030/081320182764 Asal Sekolah : TK Angkasa

SDN Melong Asih 3 SDN Melong V SLTPN 9 Bandung


(9)

Lampiran-Lampiran

55

PROCESS SHEET

Part Number Title Ref. JID No

PON PBS Plan Type Effectivity Qty Rtg.Rev I/R

Shop Destn. S

Cls

Dsgn P Comp Serial Ind. Serial

Number

Order Reference Start Date Due Date Total MH

Customer Code Customer Requirement Number CRN

Revision

Planner Name NIK Org. Code Date

Manufacturing

Time

Planning

Quality

Control

Released by

Quality Control Screened Remarks

Please check general remark (if any) include in the first operation Print Date :


(10)

Lampiran-Lampiran

56

PROCESS SHEET

OPERATION AND INSPECTION Page :

Part Number Title Ref. JID

No.

Operation No. Hours

Operation Text

Work Center / Operation Description

Set Up Run Start Completion

Good Quantity Stamp.

Inspection Note :

PROCESS SHEET

REVISION RECORD Page

Part Number Title Ref. JID No

Change Stamp / Date

Item Rev.

Code Referenc

e Description On Pag e MP QP

Revision Code (for job index only) :

0 = Revise Job Index

2 = Revise Process

Sheet 1 = Document Affected Only

3 = Out of Sequence Process


(11)

Lampiran-Lampiran

57

PROCESS SHEET

WORK SHOP AIDS LIST Page

Part Number Title Ref.

JID No Operation

Number Work Shop Aids Number Type

Descriptio n

PART SPECIFICATION AND TRACEABILITY PROCES

S SHEET

JID No :

Page

Part Number Title Ref. JID No

Part Number Issue Quality

Title

Length Width/Dia Stamp / Date

Requirement Qty UO M P T C T Traceability

Number Inspector

Mec h


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulan yang dimiliki agar dapat bersaing. Persaingan global mau tak mau menuntut perusahaan-perusahaan di Indonesia memiliki keunggulan: fleksibilitas, mutu produk, dan biaya yang efektif.

Fleksibilitas merupakan tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan untuk mampu menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengalami perubahan. Fleksibilitas menuntut manajemen perusahaan secara terus-menerus melakukan perbaikan manfaat yang terkandung di dalam produk dan jasa bagi konsumen. Kemampuan perusahaan di dalam menyesuaikan dengan cepat setiap perubahan kebutuhan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menempatkan diri selangkah lebih maju dari perusahaan pesaing.

Perkembangan teknologi informasi mengakibatkan konsumen mudah melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa akan mereka beli. Dengan demikian, hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi mutu yang yang dibutuhkan konsumen, yang mampu menjadi pemimpin dalam persaingan di pasar.


(13)

Bab I Pendahuluan

2

Biaya merupakan faktor yang penting dalam menjamin kemenangan perusahaan dalam persaingan di pasar. Konsumen akan memilih produsen yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga murah. Harga yang terjangkau hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang secara terus-menerus melakukan perbaikan terhadap kegiatan yang menambah nilai bagi konsumen. Dengan demikian perusahaan yang senantiasa berusaha menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen yang akan memenangkan persaingan jangka panjang.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan dituntut untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mengarah pada kegiatan efisiensi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dimaksudkan untuk menentukan standar kualitas untuk masing-masing produk yang diproduksi serta upaya untuk memenuhi standar tersebut. Diperlukan pengendalian kualitas agar biaya produksi lebih efisien, karena cepat atau lambat sebuah kesalahan ditemukan dan dikoreksi, maka akan lebih murah biayanya. Pengendalian kualitas oleh manajemen perlu dilakukan secara efektif agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya produksi yang lebih efisien.

Biaya yang berkaitan dengan pengendalian kualitas disebut biaya kualitas. Banyak perusahaan tidak mengetahui berapa besar biaya kualitas yang terjadi di perusahaan mereka karena tidak melakukan perhitungan biaya kualitas. Padahal pengendalian kualitas akan lebih efektif apabila perusahaan menggunakan informasi biaya kualitas dan melakukan analisis biaya kualitas. Untuk itu


(14)

Bab I Pendahuluan

3

Perusahaan dapat menghabiskan waktu dan biaya untuk mencari dan mengkoreksi suatu kesalahan, bahkan perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk melakukan produksi secara normal. Karena umumnya biaya untuk memperbaiki produk gagal yang sudah sampai ke tangan konsumen, lima kali lebih besar daripada menemukan kesalahan pada tahap manufakturing ataupun pada tahap pengembangan.

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) merupakan satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufakturing pesawat terbang. Perusahaan ini telah berhasil sebagai industri manufaktur dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi juga dalam bidang lain, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, otomotif, maritim, militer, otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering service.

Saat ini orientasi PT DI 70% pada bisnis inti pesawat terbang, sementara 30% nya pada bisnis plasma. Dengan paradigma baru ini PT DI melahirkan lima satuan usaha yang berfungsi sebagai profit center, salah satunya adalah satuan usaha Aerostructure yang menjadi objek penelitian penulis. Guna mempersempit lingkup penelitian, penulis mengambil salah satu proyek pada satuan usaha ini yang merupakan proyek pesanan dari sebuah perusahaan penerbangan asing.

Penguasaan teknologi yang diterapkan dalam bidang desain,

manufacturing, quality assurance, product support, maintenance dan overhaul

telah mendapatkan pengakuan dari otoritas nasional maupun internasional. Khususnya dalam bidang quality assurance PT DI memperoleh serifikasi dari


(15)

Bab I Pendahuluan

4

GD-AS, Bae-Inggris, Lockhead-AS, Boeing-AS, dan Daimler Benz Aerospace-Jerman.

PT DI harus meningkatkan standar kualitas yang ada di perusahaan secara berkesinambungan agar dapat menjadi industri bisnis yang adaptif, dan meningkatkan efisiensi operasi. Proses produksi yang dilakukanpun diharapkan mencapai biaya optimum, yaitu biaya yang dapat ditekan serendah mungkin, tetapi tidak mengurangi kualitas produk tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dikhususkan pada salah satu proyek, pada satuan usaha Aerostructure di PT DI yaitu Proyek SH-07, guna mempersempit lingkup penelitian. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Peranan Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan

Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PT Dirgantara Indonesia,

Bandung).”

1.2. Identifikasi Masalah

Proses produksi merupakan aktivitas operasi perusahaan yang penting. Dibutuhkan suatu proses produksi yang efisien dan efektif yang dapat dicapai dengan dukungan perencanaan dan pengendalian produk yang baik, agar perusahaan mampu bersaing. Perusahaan dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dari produk. Setiap penyimpangan yang terjadi dalam proses produksi harus dapat dideteksi sedini mungkin agar dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan kembali produk yang cacat.


(16)

Bab I Pendahuluan

5

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan dilakukannya pengendalian kualitas, bagaimana perusahaan melakukan pengidentifikasian, penggolongan, dan pengukuran atas biaya kualitas, dan sudahkah perusahaan melakukan pelaporan biaya kualitas?

2. Bagaimana perusahaan melakukan analisis biaya kualitas?

3. Seberapa jauh peranan analisis biaya kualitas dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan dilakukannya kegiatan pengendalian kualitas, mengetahui apabila perusahaan telah melakukan pengidentifikasian, penggolongan, dan pengukuran biaya kualitas, serta mengetahui apabila perusahaan sudah melakukan pelaporan atas biaya kualitas.

2. Mengetahui analisis biaya kualitas di perusahaan.

3. Mengetahui seberapa jauh peranan analisis biaya kualitas dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian


(17)

Bab I Pendahuluan

6

Perusahaan

Memberikan masukan dalam mengambil kebijakan serta membantu dalam menentukan strategi yang tepat pada masa yang akan datang sehubungan dengan penerapan biaya kualitas pada Proyek SH-07 maupun proyek lainnya.

Pembaca dan pihak-pihak lain, khususnya rekan-rekan mahasiswa.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai aktivitas pengendalian kualitas dan penerapannya. Dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi bagi penelitian sejenis dan bahan bacaan yang bersifat ilmiah.

Penulis

Agar dapat memperoleh gambaran nyata bagaimana teori-teori akuntansi terutama Akuntansi Biaya dapat diterapkan pada perusahaan, khususnya tentang analisis biaya kualitas. Selain itu juga dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang sarjana lengkap di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

1.5. Kerangka Pemikiran

Tuntutan atas kualitas produk yang baik dengan harga terjangkau semakin meningkat. Ini dikarenakan perkembangan dalam dunia usaha dan tingkat persaingan yang makin kompetitif. Disinilah peran akuntansi manajemen diperlukan untuk menyediakan informasi tentang biaya kualitas yang dapat


(18)

Bab I Pendahuluan

7

meningkatkan pengendalian kualitas yang efektif guna meningkatkan kualitas produk dan menghindari inefisiensi biaya produksi

Proses produksi yang tidak efektif dan efisien akan menghasilkan produk yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Dengan memproduksi produk yang berkualitas maka perusahaan akan memuaskan kebutuhan pelanggan dan menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap produk.

Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya kegagalan produk. Pengendalian terhadap kualitas ini perlu dilakukan sejak awal proses produksi hingga tahap pengemasan produk, untuk itu diperlukan perencanaan yang baik.

Perencanaan, konstruksi dari program operasional terperinci, merupakan proses dari menyadari kesempatan maupun ancaman eksernal, menentukan tujuan yang diinginkan, dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan menginvestigasi karakteristik dari bisnis perusahaan, kebijakan-kebijakan utama, dan penentuan waktu atas langkah-langkah tindakan besar. Perencanaan yang efektif didasarkan pada analisis atas fakta dan membutuhkan cara berpikir yang reflektif, imajinasi, dan visi ke depan.

Perencanaan yang efektif membutuhkan partisipasi dan koordinasi dari semua bagian dalam entitas tersebut. Perencanaan termasuk menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur. Dalam menyatakan tujuan dari


(19)

Bab I Pendahuluan

8

suatu bisnis, banyak orang berpikir mengenai laba terlebih dahulu. Meskipun laba merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bisnis yang berhasil, hal itu hanyalah salah satu cita-cita tetapi bukanlah salah satunya tujuan. Perusahaan-perusahaan yang dapat memaksimalkan laba sebaik mungkin adalah Perusahaan- perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan tingkat kualitas yang tinggi dalam hal volume, waktu dan tempat, serta biaya, dan harga yang memenangkan kerja sama karyawan, memperoleh kesan baik pelanggan, dan memenuhi kewajiban-kewajiban sosialnya.

Untuk menjaga kualitas produk perlu ada biaya yang dikeluarkan. Biaya kualitas yang terjadi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan pengendalian kualitas, dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk, serta biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan terjadinya kegagalan atau cacat pada produk yang dihasilkan.

Menurut Hansen dan Mowen (2005:7) biaya kualitas didefinisikan sebagai berikut:

“Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena kemungkinan dari

produk yang dihasilkan bermutu jelek atau tidak sesuai dengan keinginan konsumen.”

Dalam buku Cost Accounting (2003:655), Horngren, Foster dan Datar menyatakan bahwa biaya kualitas itu sendiri terdiri dari beberapa kategori, diantaranya:

1. Biaya pencegahan (prevention cost) : biaya yang terjadi untuk

menghindarkan adanya produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi, contohnya adalah biaya yang timbul karena melakukan


(20)

Bab I Pendahuluan

9

2. Biaya penilaian (appraisal cost) : biaya yang terjadi untuk

menentukan unit produksi mana yang tidak sesuai dengan spesifikasi, contohnya adalah biaya yang timbul karena inspeksi.

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) : biaya yang terjadi

karena produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebelum produk dikirimkan ke pelanggan, misalnya biaya yang timbul untuk memperbaiki produk yang rusak (rework).

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) : biaya yang terjadi

karena produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi setelah produk dikirimkan ke pelanggan, misalnya biaya yang timbul karena adanya pengembalian produk dari pasar.

Menurut Hansen dan Mowen (2005:9), dari segi akuntansi, terdapat dua tipe biaya kualitas, antara lain:

“1.Biaya kualitas yang terlihat (observable quality costs) Adalah biaya yang disajikan dalam catatan akuntansi organisasi.

2. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs)

Adalah biaya oportunitas yang terjadi karena kualitas jelek (biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Pengecualian pada biaya kehilangan pangsa pasar, semua biaya kualitas adalah dapat terlihat dan dicatat dalam catatan akuntansi. Biaya tersembunyi adalah semua biaya yang berada dalam kategori produk gagal eksternal. Biaya kualitas yang tersembunyi bisa menjadi besar dan karena itu harus diestimasi.”

Apabila suatu perusahaan ingin membuat struktur laporan biaya kualitas, pertama kali yang harus dilakukan yaitu perusahaan harus mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam kategori biaya-biaya kualitas tersebut. Dengan dilakukannya identifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam kategori biaya kualitas, perusahaan dapat melakukan usaha untuk mencegah dan mendeteksi


(21)

Bab I Pendahuluan

10

kualitas yang jelek yang mungkin terjadi, serta dapat mengetahui respon atas kualitas terhadap produk yang dihasilkan.

Struktur laporan biaya kualitas ini berguna bagi pihak manajemen untuk dapat mengevaluasi kemajuan perbaikan kualitas secara terus-menerus, untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pengendalian kualitas dalam perusahaan. Pengendalian kualitas dikatakan efektif dan efisien apabila biaya total kegagalan internal maupun biaya total kegagalan eksternal terus menurun, sehingga biaya total kualitas juga terus menurun. Biaya kegagalan dapat dikurangi dengan cara mengeluarkan atau mengalokasikan dana yang lebih besar pada aktivitas pencegahan dan penilaian.

Jadi dengan dilakukannya analisis biaya kualitas, informasinya dapat digunakan perusahaan untuk mengukur biaya kualitas yang terjadi, melakukan koreksi yang diperlukan, meningkatkan kualitas produk, sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan dan bisa melakukan efektivitas dan efisiensi biaya produksi. Dampak dari semua itu adalah meningkatnya kepercayaan pelanggan, meningkatnya citra perusahaan yang semakin diakui dalam jaminan kualitas produknya, serta meningkatnya tingkat pendapatan perusahaan karena penjualan yang terus meningkat.

Bagan dari rerangka pemikiran tersebut di atas ada pada gambar 1.1


(22)

Bab I Pendahuluan

11

Perusahaan

Peningkatan laba

Penurunan biaya Perencanaan

Analisis Biaya Kualitas

Umpan balik Umpan balik

Tindakan Koreksi Peningkatan kualitas produk

Strategi

Meningkatkan/Tidak Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Biaya

Pencegahan

Biaya Penilaian

Biaya Kegagalan

Internal

Biaya Kegagalan


(23)

Bab I Pendahuluan

12

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode ini merupakan suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran, atau kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis serta akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara hal-hal yang diselidiki. Sementara itu studi kasus adalah penelitian deskripsi yang berusaha mencermati individu atau suatu unit tertentu serta mencoba menentukan semua variabel penting yang melatarbelakangi timbul dan berkembangnya variabel tersebut.

Data yang diperoleh dari objek penelitian ini akan dilakukan pengolahan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan teori-teori yang telah dipelajari. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis antara lain:

1. Data primer (primary data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dalam data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.

2. Data sekunder (secondary data)


(24)

Bab I Pendahuluan

13

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada sebuah perusahaan industri pesawat terbang yaitu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang bergerak pada industri inti pesawat terbang serta kompetensi lain yang terkait dengan bisnis pesawat terbang, berlokasi di Jl. Pajajaran 154 Bandung.


(25)

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis biaya kualitas yang telah penulis lakukan pada Proyek SH-07 di PT Dirgantara Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan dilakukannya pengendalian kualitas yaitu:

• Biaya Perencanaan dan Pengembangan Kualitas

• Biaya Pendidikan dan Pelatihan

• Biaya Pengendalian Proses

Biaya Preventive & Predictive Maintenance

Biaya Corrective Maintenance

Biaya Inspeksi dan Pengujian

Biaya Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat ukur

Biaya Scrap

Biaya Garansi

2. Perusahaan belum melakukan pengidentifikasian, penggolongan, pengukuran, pelaporan, dan analisis atas biaya kualitas.

3. Melalui analisis biaya kualitas dapat diketahui besarnya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dan besar proporsi masing-masingnya, untuk selanjutnya menjadi perhatian bagi perusahaan untuk


(27)

Bab V Kesimpulan dan Saran

99

mengarahkan kegiatan pengendalian kualitas agar biaya produksi lebih efisien. Pada Proyek SH-07, aktivitas pengendalian biaya kualitas dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan 99.04% komponen yang berkualitas. Hal ini dikarenakan besarnya biaya kendali yaitu biaya pencegahan, sebesar 75.81% dan biaya penilaian, sebesar 19.24% dari total biaya kualitas yang merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan guna meminimalisir besarnya biaya kegagalan baik internal maupun eksternal. Biaya kegagalan internal memiliki proporsi sebesar 4.64% dari total biaya kualitas, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0.31%.

4. Berdasarkan analisis hubungan antara kategori-kategori biaya kualitas, tindakan koreksi yang dapat dilakukan untuk mencapai peningkatan efisiensi biaya produksi adalah dengan berkonsentrasi pada kegiatan pengendalian, yaitu menambah kegiatan pemeliharaan fasilitas, pelatihan dan pendidikan, serta kalibrasi dan alat ukur. Dari perkiraan yang dibuat, apabila perusahaan melakukan tindakan koreksi maka biaya kualitas dan biaya produksi akan lebih efisien. Hal ini menyimpulkan bahwa analisis biaya kualitas berperan dalam peningkatan efisiensi biaya produksi


(28)

Bab V Kesimpulan dan Saran

100

5.2 Saran

Atas dasar penelitian yang telah dilakukan dan dari kesimpulan diatas, maka saran-saran yang mungkin berguna bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. PT DI sebaiknya melakukan identifikasi biaya kualitas agar perusahaan mengetahui unsur-unsur biaya apa saja yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari unsur biaya kualitas. Hal ini juga berguna agar perusahaan mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian kualitas dan keberhasilan program pengendalian kualitas yang dilakukan.

2. Unsur-unsur biaya kualitas yang telah diidentifikasi, digolongkan dan diukur dengan satuan moneter kemudian disusun menurut kategori biaya kualitas, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Setelah itu perusahaan dapat menganalisis biaya kualitas, baik hubungan antara kategori-kategori biaya maupun kategori individual.

3. Perusahaan dapat melakukan teknik untuk mencapai tingkat biaya yang optimum dengan cara mengoptimalkan kategori individual dan menganalisis hubungan antara kategori-kategori biaya.

4. Analisis biaya kualitas dapat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk mengalokasikan biaya kualitas secara efektif dan efisien sehingga biaya kualitas secara keseluruhan dapat ditekan. Hasilnya biaya produksi lebih efisien dan laba perusahaan akan meningkat. Perlu diingat bahawa perbaikan dalam mengalokasikan biaya kualitas ini bukanlah suatu proses


(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran

101

yang instan. Perusahaan harus terus-menerus melakukan evaluasi untuk mencapai biaya kualitas yang semakin mendekati optimum.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik Pendekatan

Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi

Assouri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 4. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Atkinson, A. Anthony, Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2004. Management

Accounting, 4 th

Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Besterfield, Dale H. 1994. Quality Control, 4th Edition. Englewood Cliffs: Prentice-Hall International Inc.

Besterfield, D.H. 2003. Quality Control, 5 th

Edition. Singapore: Prentice Hall, Inc

Carter, William K., Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

Everett, E. Adam, Jr dan Ronal J. Ebert. 1992. Production an Operations

Management: Concepts, Models and Behavior, 5 th

Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Feigenbaum. 1991. Total Quality Control, 3rd Edition. New York: McGraw Hill Garrison, Ray H. 1988. Managerial Accounting- Concept for Planning,Control,

Decision Making. Homewood, 5 th

Edition. Illinois: Business Publications,

Inc.

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management, Cetakan keempat. Jakarta: Gramedia

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter.; Milton F. Usry. 1994. Edisi 11. Cost

Accounting. Cincinnati, Ohio: South -Western Publishing Co.

Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Hansen, Mowen. 1997. Management Accounting, 4 th

Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(31)

103

Hansen, Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen, Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hilton, Ronald W. 1999. Managerial Accounting, 4 th

Edition. USA: McGraw-Hill Companies.

Horngren, Foster, Datar. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 11th Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc

Horngren, Sundem, Stratton. 1999. Introduction to Management Accounting, 11 th

Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc

Juran, Gryna. 1993. Quality Planning and Analysis, 3 rd Edition. New York: Mc Graw Hill, Inc

Kaplan, Robert S. and Anthony A. Atkinson. 1998. Advanced Management

Accounting, 3 rd

Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Mardiasmo, MBA., Ak. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 1. Yogyakarta: Andi Meigs, RF.; Jan R William; Susan F. Haka; Mark S. Bettner. 1999. Accounting:

The Basis for Business Decisions, 11 th

Edition. USA: McGraw-Hill Companies.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Render, Barry, Jay, Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Edisi 1.

Jakarta: Salemba Empat

Russel, Robert. S., Bernard W. Taylor III. 1995. Production and operation

Management: Focussing on Quality and Competitiveness. Englewood

Cliffs: Prentice Hall, Inc.


(1)

5.1 Kesimpulan

Dari analisis biaya kualitas yang telah penulis lakukan pada Proyek SH-07 di PT Dirgantara Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan dilakukannya pengendalian kualitas yaitu:

• Biaya Perencanaan dan Pengembangan Kualitas

• Biaya Pendidikan dan Pelatihan

• Biaya Pengendalian Proses

Biaya Preventive & Predictive Maintenance

Biaya Corrective Maintenance

Biaya Inspeksi dan Pengujian

Biaya Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat ukur

Biaya Scrap

Biaya Garansi


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran

99

mengarahkan kegiatan pengendalian kualitas agar biaya produksi lebih efisien. Pada Proyek SH-07, aktivitas pengendalian biaya kualitas dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan 99.04% komponen yang berkualitas. Hal ini dikarenakan besarnya biaya kendali yaitu biaya pencegahan, sebesar 75.81% dan biaya penilaian, sebesar 19.24% dari total biaya kualitas yang merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan guna meminimalisir besarnya biaya kegagalan baik internal maupun eksternal. Biaya kegagalan internal memiliki proporsi sebesar 4.64% dari total biaya kualitas, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0.31%.

4. Berdasarkan analisis hubungan antara kategori-kategori biaya kualitas, tindakan koreksi yang dapat dilakukan untuk mencapai peningkatan efisiensi biaya produksi adalah dengan berkonsentrasi pada kegiatan pengendalian, yaitu menambah kegiatan pemeliharaan fasilitas, pelatihan dan pendidikan, serta kalibrasi dan alat ukur. Dari perkiraan yang dibuat, apabila perusahaan melakukan tindakan koreksi maka biaya kualitas dan biaya produksi akan lebih efisien. Hal ini menyimpulkan bahwa analisis biaya kualitas berperan dalam peningkatan efisiensi biaya produksi


(3)

5.2 Saran

Atas dasar penelitian yang telah dilakukan dan dari kesimpulan diatas, maka saran-saran yang mungkin berguna bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. PT DI sebaiknya melakukan identifikasi biaya kualitas agar perusahaan mengetahui unsur-unsur biaya apa saja yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari unsur biaya kualitas. Hal ini juga berguna agar perusahaan mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian kualitas dan keberhasilan program pengendalian kualitas yang dilakukan.

2. Unsur-unsur biaya kualitas yang telah diidentifikasi, digolongkan dan diukur dengan satuan moneter kemudian disusun menurut kategori biaya kualitas, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Setelah itu perusahaan dapat menganalisis biaya kualitas, baik hubungan antara kategori-kategori biaya maupun kategori individual.

3. Perusahaan dapat melakukan teknik untuk mencapai tingkat biaya yang optimum dengan cara mengoptimalkan kategori individual dan menganalisis hubungan antara kategori-kategori biaya.

4. Analisis biaya kualitas dapat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk mengalokasikan biaya kualitas secara efektif dan efisien sehingga biaya


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran

101

yang instan. Perusahaan harus terus-menerus melakukan evaluasi untuk mencapai biaya kualitas yang semakin mendekati optimum.


(5)

Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi

Assouri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 4. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Atkinson, A. Anthony, Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2004. Management

Accounting, 4 th

Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Besterfield, Dale H. 1994. Quality Control, 4th Edition. Englewood Cliffs: Prentice-Hall International Inc.

Besterfield, D.H. 2003. Quality Control, 5

th

Edition. Singapore: Prentice Hall, Inc Carter, William K., Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi 13. Jakarta:

Salemba Empat

Everett, E. Adam, Jr dan Ronal J. Ebert. 1992. Production an Operations

Management: Concepts, Models and Behavior, 5 th

Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Feigenbaum. 1991. Total Quality Control, 3rd Edition. New York: McGraw Hill Garrison, Ray H. 1988. Managerial Accounting- Concept for Planning,Control,

Decision Making. Homewood, 5 th

Edition. Illinois: Business Publications, Inc.

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management, Cetakan keempat. Jakarta: Gramedia

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter.; Milton F. Usry. 1994. Edisi 11. Cost


(6)

103

Hansen, Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen, Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hilton, Ronald W. 1999. Managerial Accounting, 4

th

Edition. USA: McGraw-Hill Companies.

Horngren, Foster, Datar. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 11th Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc

Horngren, Sundem, Stratton. 1999. Introduction to Management Accounting, 11

th

Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc

Juran, Gryna. 1993. Quality Planning and Analysis, 3 rd Edition. New York: Mc Graw Hill, Inc

Kaplan, Robert S. and Anthony A. Atkinson. 1998. Advanced Management

Accounting, 3 rd

Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Mardiasmo, MBA., Ak. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 1. Yogyakarta: Andi Meigs, RF.; Jan R William; Susan F. Haka; Mark S. Bettner. 1999. Accounting:

The Basis for Business Decisions, 11 th

Edition. USA: McGraw-Hill Companies.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Render, Barry, Jay, Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Edisi 1.

Jakarta: Salemba Empat

Russel, Robert. S., Bernard W. Taylor III. 1995. Production and operation

Management: Focussing on Quality and Competitiveness. Englewood

Cliffs: Prentice Hall, Inc.