Pengertian Jaminan Kredit KAJIAN PUSTAKA

2. Jaminan perusahaan corporate guarantee adalah suatu perjanjian penanggungan utang yang diberikan oleh perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bankwanprestasi. 3. Jaminan kebendaan adalah penyerahan hak oleh debitur atau pihak ketiga atas barang- barang miliknya kepada bank guna dijadikan agunan atas kredit yang diperoleh debitur. Maksud dan tujuan pengikatanpenguasaan jaminan adalah: 1. Guna memberikan hak dan kekuasaan kepada pihak bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang aguanan tersebut bila nasabah bercedera janji, yaitu tidak bisa membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 2. Menjamin agar nasabah berperan danatau turut serta dalam transaksi yang dibiayai sehingga kemungkinan nasabah untuk meninggalkan usahanyaproyek dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah, atau minimum kemungkinan untuk berbuat demikian diperkecil. 3. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit khususnya mengenai pembayaran kembali pelunasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar debitur tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank. Dalam mengadakan penilaian terhdap barang jaminan perlu menggunakan pendekatan dengan mempertimbangkan dimensi waktu kredit yaitu dengan pendekatan jaminan Collateral Approach pendekatan ini menekankan pada kondisi dari jaminan yang diserahkan oleh calon debitur yang harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1 Syarat Ekonomis yaitu nilai jaminan memiliki nilai ekonomis yang konstan dan lebih besar dari plafon kredit dan memiliki nilai jual yang baik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a Harga beli jaminan b Masa pemakaian c Perkiraan harga pasar d Daya beli masyarakat e Sifat permintaan atas barang tersebut 2 Syarat Yuridis yaitu a Jaminan merupakan milik sah dari calon debitur dan dimiliki oleh calon debitur yang dibuktikan dengan SHM Sertifikat Hak Milik dan HGB Hak Guna Bangunan b Jaminan tidak berada dalam kasus persengketaan dan dalam proses pengadilan c Jaminan memenuhi syarat untuk dilakukan pengikaatan yang dilengkapi surat pemberitahuan pajak terutan. d Jaminan tidak berada dalam masa penjaminan dengan kreditur lain. Nilai jaminan dapat diklasifikasikan menjadi dua sebagai berikut: a Nilai pasar yaitu nilai yang terjadi dipasar yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. b Nilai taksasi yaitu nilai yang dihitung berdasarkan penilaian terhadap faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi nilai barang.

2.7 Alokasi Kredit BPR

Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu: 1 Dalam memebrikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian. 2 Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemeberian kredit, pemberian jaminan atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada penjamin atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 20 dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 3 Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham dan keluarga yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris dan keluarga, anggota direksi dan keluarga, pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham dan keluarga yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris dan keluarga , anggota direksi dan keluarga , pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10 dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

2.8 Analisis Dalam Pemeberian Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan lisan melalui wawancara maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh petugas bank. Selanjutnya, petugas bank melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan dalam bank. Lukman Dendawijaya, 78 79;2009.