9
lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.
Theory of reasoned action menjelaskan tahapan-tahapan manusia
melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku behavior diasumsikan ditentukan oleh minat intention. Pada tahap berikutnya, minat dapat dijelaskan
dalam bentuk sikap terhadap perilaku attitudes toward the behavior dan norma-norma subyektif subjective norms. Tahap ketiga mempertimbangkan
sikap dan norma-norma subyektif dalam bentuk kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif
dari orang yang direferensi yang relevan. Secara keseluruhan, berarti perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan karena
kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang dirinya sendiri dan tentang dunia sekelilingnya.
B. Technology Acceptance Model TAM
Model penerimaan teknologi Technology Acceptance Model merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh
Sikap terhadap perilaku attitude
towards behavior Perilaku
behavior Norma subyektif
subjective norm
Sumber: Ajzen dan Fishbein 1980 Gambar I: Model TRA
Minat Perilaku Behavioral
Intention PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pemakai. Technology Acceptance Model TAM dikembangkan oleh Davis et al.
1989 berdasarkan model TRA Jogiyanto, 2007: 111. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua
konstruk utama ini adalah persepsi mengenai manfaat perceived usefulness dan persepsi kemudahan menggunakan TI perceived ease of use. TAM
beragumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk tersebut. Pemakai teknologi akan
mempunyai minat menggunakan teknologi ketika merasa sistem teknologi informasi bermanfaat dan mudah digunakan.
Persepsi terhadap manfaat TI juga mempengaruhi persepsi kemudahan menggunakan TI tetapi tidak sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan
sistem jika sistem bermanfaat, baik sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan. Sistem yang sulit akan tetap digunakan jika pemakai merasa
bahwa sistem masih berguna. Venkatesh dan Bala 2008 memperdalam model Technology Acceptance
Model menjadi Technology Acceptance Model 3, dengan memberikan
kerangka pemikiran logis akan adanya kebutuhan untuk memahami bagaimana berbagai intervensi dapat mempengaruhi determinan adopsi dan penggunaan
TI yang diketahui. Dalam rangka mengatasi kesenjangan literatur yang belum mengakomodasi kebutuhan tersebut, Venkatesh dan Bala memberikan
gambaran besar penelitian pada model penerimaan teknologi perluasan dari TAM awal, khususnya penelitian yang mengkaji determinan-determinan dari
perceived usefulness dan perceived ease of use. Selain itu, Venkatesh dan Bala