Verrification ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.4. Verrification

Citra yang telah diperbaiki dari proses pre processing menggunakan Histogram equalization selanjutnya akan digunakan dalam proses verifikasi dengan proses pengamanan menggunakan metode RSA. Proses verifikasi pada citra mata yang telah diproses sebelumnya dilakukan dengan cara membandingkan data pengujian dengan data pelatihan. Sebelum proses klasifikasi dilakukan, untuk masuk kedalam proses tersebut dilakukan terlebih dahulu teknik kriptografi untuk meningkatkan fitur keamanan data citra. Dimana nilai matriks hasil binerisasi akan diolah dari setiap piksel yang diubah menjadi nilai biner yang kemudian nilai tersebut akan dienkripsi dengan RSA. Semua data pelatihan harus divalidasi dengan kecocokan kunci yang dideskripsi terlebih dahulu. Proses. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan kunci algoritma RSA pada setiap potongan citra adalah sebagai berikut: 1. Memilih secara acak p dan q, dimana p dan q adalah bilangan prima dan nilai p dan q tidak sama. 2. Menghitung n= p.q 3. Menghitung ϕ n = p-1q-1 4. Memilih dan menghitung kunci publik e yang relatif prima terhadap ϕ n dengan rumus GCD ϕ n, e = 1, dimana 1 e ϕ n . 5. Membangkitkan kunci privat d dengan persamaan d.e = 1 mod ϕ n , dimana d yang merupakan bilangan bulat positif. 6. Didapat kunci publik = {e, n} 7. Didapat kunci privat = {d, n} Setelah kunci berhasil dibuat barulah proses enkripsi dapat dilakukan. Proses enkripsi pada sistem ini dilakukakan dengan langkah - langkah berikut. 8. Ambil kunci publik e ,dan modulus n. 9. Pisahkan setiap karakter dari plaintext. 10. Setiap karakter dari plaintext dikonversikan ke dalam bentuk nilai desimal ASCII sehingga menghasilkan nilai , dimana P merupakan plaintext yang telah dikonversikan dan i merupakan indeks karakter plaintext. 11. Setiap nilai ASCII plaintext dienkripsikan menjadi ciphertext dengan persamaan = mod n Universitas Sumatera Utara 12. Gabungkan kembali setiap karakter yang dienkripsi untuk memperoleh keseluruhan ciphertext hasil enkripsi Sebagai contoh akan diselesaikan proses enkripsi dengan data nilai biner dari satu buah potongan citra adalah 2857. Untuk melakukan enkripsi ini, kunci algoritma RSA harus terlebih dahulu dibuat dengan langkah - langkah berikut: 1. Dipilih kedua bilangan p = 31 dan q = 67 2. Menghitung n = p . q = 31 . 67 = 2077 3. Menghitung ϕ n = p-1q-1 = 3066 = 1980 4. Pilih sebuah bilangan kunci publik e dengan menghitung GCD ϕ n, e. a. Pilih bilangan e = 4 dan memeriksanya dengan persamaan GCD 1980, 4 1980 mod 4 = 0, maka GCD 1980, 4 = 4 sehingga 4 tidak relatif prima 1980 dan tidak dapat digunakan sebagai kunci publik. b. Pilih bilangan e = 7 dan memeriksanya dengan persamaan GCD 1980, 4 1980 mod 7 = 6 7 = 1 . 6 + 1 6 = 6 . 1 + 0 GCD1980, 7 = 1 sehingga 7 relatif prima 1980 dan dapat digunakan sebagai kunci publik. 5. d.e = 1 mod ϕ → 1 . 7 = 7 mod 1980 → tidak dapat dijadikan kunci → 2 . 7 = 14 mod 1980 → tidak dapat dijadikan kunci → 3 . 7 = 21 mod 1980 → tidak dapat dijadikan kunci ............................................................................................... → 283 . 7 = 1 mod 1980 → dapat dijadikan kunci Maka d = 283. 6. Didapat kunci publik = {e, n} Universitas Sumatera Utara 7. Didapat kunci privat = {d, n} Selanjutnya proses enkripsi data jumlah suara tersebut dilakukan dengan langkah - langkah berikut. 1. Ambil kunci publik e = 7 dan modulus n = 2077 2. Pisahkan kararakter data jumlah suara yang bernilai 2857 menjadi 2-8-5-7 3. Konversikan setiap karakter data jumlah suara P1 = 2 → ASCII = 50 P2 = 8 → ASCII = 56 P3 = 5 → ASCII = 51 P4 = 7 → ASCII = 55 4. C1 = 507 mod 2077 → 781250000000 mod 2077 = 348 C2 = 567 mod 2077 → 1727094849536 mod 2077 = 583 C3 = 487 mod 2077 → 897410677851 mod 2077 = 111 C4 = 557 mod 2077 → 1522435234375 mod 2077 = 127 Maka ciphertext yang dihasilkan dari proses enkripsi adalah 348583111127 Adapun langkah - langkah dalam proses dekripsi ciphertext adalah sebagai berikut. 1. Ambil kunci publik d = 283 dan modulus n = 2077 2. Pisahkan kararakter ciphertext data jumlah suara sesuai dengan indeksnya menjadi 348-583-111-127 3. P1 = 348283 mod 2077 → 50 P2 = 583283 mod 2077 → 56 P3 = 111283 mod 2077 → 51 P4 = 127283 mod 2077 → 55 6. Konversikan setiap karakter data jumlah suara P1 = 50 → ASCII = 2 P2 = 56 → ASCII = 8 P3 = 51 → ASCII = 5 P4 = 55 → ASCII = 7 4. Gabungkan kembali hasil dari proses dekripsi sehingga didapat plaintext 2857 Setelah melalui proses cryptosystem pada teknik kriptografi RSA. Citra yang yang telah dipotong menjadi bagian- bagian kecil yang kemudian nilai dari Universitas Sumatera Utara binerisasinya menjadi satu dari bagian besar rangkaian kunci ang dihasilkan. Kemudian rangkaian kunci yang telah dihasilkan saat proses merupakan hasil enkripsi disusun secara berurutan kembali. Kunci yang telah diolah akan melakukan pencocokan dengan data yang ada. Identifikasi dilakukan saat proses kriptografi telah selesai, karena kunci yang dihasilkan sebagai acuan dari pada proses pengidentifikasian. Jika salah satu dari bagian matriks citra mengalami perubahan nilai, maka peroses identifikasi akan gagal. Jika proses identifikasi berhasil maka sistem akan menampilkan hasil verifikasi citra mata yaitu berupa data lengkap dari pemilik mata. Data pemilik mata tersebut berupa data riwayat yang diambil dari kartu kependudukan yang telah disimpan sebelumnya. Proses umum dari RSA saat identfikasi citra mata ditunjukan pada gambar 3.7 dan 3.8 Start Read ciphertext n d M = C d Mod n Decode M = plaintext Ciphertext = C Print plaintext Stop Gambar 3.7 Flowchart Enkripsi RSA Goshwe, 2013 Universitas Sumatera Utara Start Read ciphertext p, q, n d n = pq phi = p-1q-1 Encode paintext = encodedtext Stop Are p q prime number? Are e phi relatively prime? Is ed-1p-1q-1 an interger? M = encodedtext C = M e mod n C = ciphertext Print ciphertext, n, e d No No Yes Yes Gambar 3.8 Proses deskripsi RSA Goshwe, 2013 Universitas Sumatera Utara Citra yang telah diolah melalui proses klasifikasi dengan Histogram equalization dan ditambah fitur pengamanan dengan teknik kripotgrafi RSA kemudian memasuki tahap identifikasi citra. Tahap identifikasi tersebut merupakan hasil dari mendeteksi kesamaan citra dari frekuensi citra dan kesamaan kunci dari RSA. Proses dari verifikasi terdiri dari mencocokan hasil dari RSA dan HE. Didalam program, Proses HE dan RSA berjalan selaras. Verifikasi citra dinyatakan valid apabila kedua proses tersebut mengalami kecocokan. Jika salah satu dari proses tidak mengalami kecocokan, program akan menyatakan bahwa citra tidak terverikasi.

3.5. Perancangan Sistem