Citra yang telah diolah melalui proses klasifikasi dengan Histogram equalization dan ditambah fitur pengamanan dengan teknik kripotgrafi RSA kemudian memasuki tahap
identifikasi citra. Tahap identifikasi tersebut merupakan hasil dari mendeteksi kesamaan citra dari frekuensi citra dan kesamaan kunci dari RSA. Proses dari
verifikasi terdiri dari mencocokan hasil dari RSA dan HE. Didalam program, Proses HE dan RSA berjalan selaras. Verifikasi citra dinyatakan valid apabila kedua proses
tersebut mengalami kecocokan. Jika salah satu dari proses tidak mengalami kecocokan, program akan menyatakan bahwa citra tidak terverikasi.
3.5. Perancangan Sistem
Pada perancangan sistem akan dilakukan langkah- langkah sebagai berikut
3.6.1. Perancangan antarmuka
Perancangan antarmuka merupakan gambaran umum tentang tampilan yang terdapat pada sistem.
1. Rancangan Tampilan Awal
Pada tampilan awal aplikasi, terdapat background bertemakan biometric beserta logo kanan atas dan nama sistem pada bagian kiri bawah. Tombol
“Start” diletakan pada bagian mata diposisi tengah tampilan awal pada background
dengan fungsi tombol maping yang ada dijava. Dengan menakan gambar mata tersebut berarti membuka aplikasi kehalaman utama. Rancangan tampilan awal
ditunjukkan pada Gambar 3.9.
Universitas Sumatera Utara
Logo RSA
Nama Aplikasi mulai
Gambar 3.9. Rancangan tampilan awal aplikasi
Keterangan: a.
Tombol “Mulai” mengarahkan user untuk masuk ke halaman utama aplikasi.
2. Rancangan Tampilan Utama
Pada tampilan utama aplikasi, terdapat beberapa fasilitas seperti pemilihan citra mata, pemrosesan citra mata, dan hasil klasifikasi citra mata. Rancangan
tampilan utama ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Image
Pilh citra Grey image
Binarisasi HASIL IDENTIFIKASI : DATA
PEMILIK CITRA DATA KTP
Proses RSA ENCRYPT PROCCES
Scaling
Mulai 1
2
3
4
5 6
Verifikasi Citra
Gambar 3.10. Rancangan tampilan utama aplikasi
Keterangan: a.
Tombol “Pilih Citra” mengarahkan user untuk memilih citra mata pada tempat penyimpanan citra yang telah diketahui oleh user. Setelah citra
dipilih, maka citra akan ditampilkan pada bagian “Image”.
b. Tombol “Proses” mengarahkan aplikasi untuk melakukan proses
identifikasi cira mata. Setelah proses identifikasi selesai, citra hasil pre- processing, yaitu proses grayscaling, enhancement, dan histogram
equalization akan ditampilkan pada bagian kedua dan ketiga pada letak penomoran gambar, fitur yang diambil dari citra juga akan ditampilkan pada
bagian “Feature Extraction”, dan hasil identifikasi akan ditampilkan pada bagian “Binerisasi”.
Universitas Sumatera Utara
c. Tombol “Mulai” pada bagian “RSA Encrypt Procces’ mengarahkan user
untuk memulai tahapan cryptosystem pada image untuk diverifikasi. d.
Setelah kunci telah ditampilkan pada bagian “RSA encrypt Procces”, maka tombol “Verifikasi Citra” akan mengarahkan user untuk meverifikasi citra
berdasarkan proses cryptosystem yang telah berjalan. Jika hasil citra terverifikasi maka data pemilik citra mata akan ditampilkan pada bagian
“hasil Identifikasi” data yang ditampilkan yaitu data kependudukan. Jika citra tidak terverifikasi maka aplikasi akan menampilkan pemeberitahuan
bahwa citra tidak terverifikasi. Proses alur jalannya lagoritma dalam mengedintifikasi citra pada program dapat dlihat
di Usecase Diagramga mbar 3.11 dan Flowchart aplikasi pada gambar 3.12.
Input citra Memulai
aplikasi
Mengenali citra
Menyimpan citra yang
dikenali Meminta citra
Resizing
Grey scale
Binarisasi
Identifikasi dengan Histogram Equalization
RSA
Verifikasi inc
lude
e xt
end Menjalankan
proses aplikasi Pengguna
Aplikasi
Gambar 3.11 Usecase Diagram dari aplikasi
Universitas Sumatera Utara
Template creation
Detection module
Extraction module
Start
Pre- processing
Histogram Equalization
Input Image acquisition
Fiture extraction
Not verified
Verified RSA
yes no
Old Data
Matching
End Binerization
Gambar 3.12 Flowchart aplikasi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN