Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus
radiatus L.) PADA BEBERAPA KOMPOSISI LUMPUR KERING LIMBAH
DOMESTIK SEBAGAI MEDIA TANAM

SKRIPSI

OLEH:

LIZA KHAIRANI
030301017/Agronomi

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008


RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus
radiataus L.) PADA BEBERAPA KOMPOSISI LUMPUR KERING
LIMBAH DOMESTIK SEBAGAI MEDIA TANAM

SKRIPSI

OLEH:

LIZA KHAIRANI
030301017/Agronomi

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) Pada Beberapa Komposisi Lumpur Kering Limbah
Domestik Sebagai Media tanam
Nama

: Liza Khairani

NIM

: 030301017

Departemen

: Budidaya Pertanian


Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing

(Ir. Haryati, MP)
Ketua

(Dr. Ir. Hapsoh, MS)
Anggota

Mengetahui,

(Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008


ABSTRACT

The objectives of research was to know about response of growth and
production of mung bean on several composition of dry mud from domestic waste
as medium of plantation. Non Factorial Randomized Block Design was used
consisted of 9 treatment of Medium Composition wich are : P1 (Top soil + Sand +
Sludge = 100% + 0 + 0), P2 (Top soil + Sand + Sludge = 50% + 50% + 0), P3
(Top soil + Sand + Sludge = 50% + 0 + 50%), P4 (Top soil + Sand + Sludge =
50% + 25% +25%), P5 (Top soil + Sand + Sludge = 25% + 25% + 50%), P6 (Top
soil + Sand + Sludge = 25% + 50% + 25%), P7 (Top soil + Sand + Sludge = 0 +
50% + 50%), P8 (Top soil + Sand + Sludge = 0 + 100% + 0), P9 (Top soil + Sand
+ Sludge = 0 + 0 + 100%). The parameters observed were the plant height, the
diameters of stem, the amount of branches, the time of flowering, the time of
harvest, the weight of dry shoot, the weight of dry root, the production per plant,
and the weight of 100 dry seeds. The research showed that the dry mud from
domestic waste significantly affected to all observed parameters.
Key word : mung bean, dry mud from domestic waste.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008

USU Repository © 2008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan
produksi kacang hijau pada beberapa komposisi lumpur kering limbah domestik
sebagai media tanam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK) non faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan komposisi media yaitu : P1
(Top soil + Pasir + Sludge = 100% + 0 + 0), P2 (Top soil + Pasir + Sludge = 50%
+ 50% + 0), P3 (Top soil + Pasir + Sludge = 50% + 0 + 50%), P4 (Top soil +
Pasir + Sludge = 50% + 25% +25%), P5 (Top soil + Pasir + Sludge = 25% + 25%
+ 50%), P6 (Top soil + Pasir + Sludge = 25% + 50% + 25%), P7 (Top soil + Pasir
+ Sludge = 0 + 50% + 50%), P8 (Top soil + Pasir + Sludge = 0 + 100% + 0), P9
(Top soil + Pasir + Sludge = 0 + 0 + 100%). Parameter yang diamati adalah tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, bobot
kering tajuk, bobot kering akar, produksi pertanaman, bobot 100 biji kering. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa lumpur kering limbah domestik berpengaruh
nyata terhadap semua parameter pengamatan.
Kata kunci : kacang hijau, lumpur kering limbah domestik.


Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai pada tanggal 1 Desember 1984 dari
ayahanda Jamhur Simanjuntak dan ibunda Suparmi. Penulis merupakan anak
ketujuh dari 7 bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari MAN Tanjung Balai dan pada 2003 lulus
seleksi masuk USU melalui jalur PMP. Penulis memilih program studi Agronomi
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten di
Laboratorium Teknologi Benih tahun 2006-2008. Penulis melaksanakan paraktek
kerja lapangan (PKL) pada tahun 2007 di Perseroan Terbatas Perkebunan
Nusantara III (PTPN III) Kebun Rambutan, Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Respon Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa Komposisi
Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam” yang merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Haryati, MP sebagai
ketua komisi pembimbing, ibu Dr. Ir. Hapsoh, MS sebagai anggota komisi
pembimbing, yang telah memberikan banyak saran dan bimbingan kepada penulis
sejak persiapan penelitian sampai penyelesaian skripsi ini. Selain itu penulis
mengucapkan terima kasih yang teristimewa kepada ayahanda Jamhur
Simanjuntak dan ibunda Suparmi serta kakak dan abang tercinta (Mawi, Yusni,
Asni, Subhan, Imas, Ikmal), abang dan kakak ipar (Ana, Sangkot, Dayat, Rodiah,
Kusnan, Roma) atas sumbangan materil dan morilnya. Ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada uda Rian atas do’a, tenaga dan waktunya selama ini.
Terima kasih kepada teman-teman uda (Eko, Angga, Sadikin, Hanim), Mumun,

Helmi, Baboy, Juna, Muslim, Bobby, b’Evans, Denis, Risa, Sani, Sehatta, Kimud,
Mulia, Adek PET ’03 dan Yani TNH ‘03 atas partisipasinya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada IPAL Tirta Nadi Medan, Ir. Hot Setiado, MS,
Ir. Kasmal Aripin, MSi atas kerjasama yang baik, kepada Dayak’s, Five Stone,

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

anak-anak HN, anak kost Gg Purba No. 1, teman-teman BDP’03, BDP’04,
BDP’05, BDP’06 atas persahabatan yang indah selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Pebruari 2008

Penulis

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa

Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
Hipotesis Penelitian ................................................................................ 4
Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman...................................................................................... 5

Syarat Tumbuh ....................................................................................... 7
Iklim .............................................................................................. 7
Tanah............................................................................................. 7
Lumpur Kering Limbah Domestik ......................................................... 8
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu.................................................................................. 11
Bahan dan Alat ....................................................................................... 11
Metode Penelitian ................................................................................... 11
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penyiapan Lahan..................................................................................... 14
Penyiapan Media Tanam ........................................................................ 14
Pengapuran ............................................................................................. 14
Pemupukan Dasar ................................................................................... 15
Penyiapan Benih ..................................................................................... 15
Penanaman Benih ................................................................................... 15
Penjarangan ............................................................................................ 15
Pemeliharaan .......................................................................................... 16
Penyiraman.................................................................................... 16
Penyulaman ................................................................................... 16
Penyiangan .................................................................................... 16

Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................. 16
Panen....................................................................................................... 17
Pengamatan Parameter ........................................................................... 17
Tinggi Tanaman (cm).................................................................... 17
Diameter Batang (cm) ................................................................... 17
Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Jumlah Cabang (cabang) ............................................................... 17
Umur Berbunga (hari) ................................................................... 18
Umur Panen (hari)......................................................................... 18
Bobot Kering Tajuk (g) ................................................................. 18
Bobot Kering Akar (g) .................................................................. 18
Produksi per Tanaman (g) ............................................................. 18
Bobot 100 Biji Kering (g) ............................................................. 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................ 19
Pembahasan ............................................................................................ 31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 37
Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR TABEL

Hal
1.

Rataan Tinggi Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam ..............................19

2.

Rataan Diameter Batang dari 9 Komposisi Media Tanam .............................20

3.

Rataan Jumlah Cabang dari 9 Komposisi Media Tanam................................22

4.

Rataan Umur Berbunga dari 9 Komposisi Media Tanam...............................23

5.

Rataan Umur Panen dari 9 Komposisi Media Tanam.....................................24

6.

Rataan Bobot Kering Tajuk dari 9 Komposisi Media Tanam ........................26

7.

Rataan Bobot Kering Akar dari 9 Komposisi Media Tanam..........................27

8.

Rataan Produksi per Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam ....................28

9.

Rataan Bobot 100 Biji Kering dari 9 Komposisi Media Tanam.....................30

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Histogram Rataan Tinggi Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam ...................20
2. Histogram Rataan Diameter Batang dari 9 Komposisi Media Tanam...................21
3. Histogram Rataan Jumlah Cabang dari 9 Komposisi Media Tanam ...................22
4. Histogram Rataan Umur Berbunga dari 9 Komposisi Media Tanam ....................24
5. Histogram Rataan Umur Panen dari 9 Komposisi Media Tanam..........................25
6. Histogram Rataan Bobot Kering Tajuk dari 9 Komposisi Media Tanam..............26
7. Histogram Rataan Bobot Kering Akar dari 9 Komposisi Media Tanam ...............28
8. Histogram Rataan Produksi per Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam..........29
9. Histogram Rataan Bobot 100 Biji Kering dari 9 Komposisi Media Tanam ..........30

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Deskripsi Tanaman ....................................................................................40
2. Analisis Lumpur Kering Limbah Domestik IPAL PDAM Tirta Nadi.......41
3. Analisis pH Media Penelitian ....................................................................42
4. Analisis Al-dd Media Penelitian ................................................................43
5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman ...........................................................44
6. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman .....................................................44
7. Data Pengamatan Diameter Batang ..........................................................45
8. Analisis Sidik Ragam Diameter Batang.....................................................45
9. Data Pengamatan Jumlah Cabang .............................................................46
10. Analisis Sidik Ragam Jumlah Cabang .......................................................46
11. Data Pengamatan Umur Berbunga ............................................................47
12. Analisis Sidik Ragam Umur Berbunga......................................................47
13. Data Pengamatan Umur Panen ..................................................................48
14. Analisis Sidik Ragam Umur Panen ...........................................................48
15. Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk .....................................................49
16. Analisis Sidik ragam Bobot Kering Tajuk ................................................49
17. Data Pengamatan Bobot Kering Akar .......................................................50
18. Analisis Sidik Ragam Bobot Kering Akar ................................................50
19. Data Pengamatan Produksi per Tanaman .................................................51
20. Analisis Sidik Ragam Produksi per Tanaman............................................51
21. Data Pengamatan Bobot 100 Biji Kering...................................................52
22. Analisis Sidik Ragam Bobot 100 Biji Kering............................................52
Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

23. Rangkuman Uji Beda Rataan.....................................................................53
24. Foto Tinggi Tanaman Kacang Hijau..........................................................54
25. Foto Jumlah Cabang Tanaman Kacang Hijau............................................54
26. Data Lama Penyinaran Matahari................................................................55
27. Data Curah Hujan.......................................................................................56
28. Foto Produksi Tanaman Kacang Hijau ......................................................57

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam masyarakat tani
Indonesia. Asal-usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan India. Nikolai
Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, menyebutkan bahwa India
merupakan daerah asal sejumlah suku (famili) Leguminosae. Salah satu bukti
yang mendukung pendapat Vavilov adalah ditemukannya plasma nutfah kacang
hijau jenis Phaseolus mango di India atau disebut kacang hijau India
(Rukmana, 1997).
Kacang hijau yang disebut juga mung bean, green gram, atau golden gram
merupakan tanaman leguminoceae peringkat ketiga yang dikembangkan di
Indonesia. Tanaman ini mempunyai potensi pasar yang cukup menjanjikan karena
masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Bentuk komoditasnya sebagai biji
merupakan salah satu keuntungan yang bisa di simpan dengan mudah dan tahan
lama. Hampir semua negara di dunia membutuhkan kacang hijau untuk berbagai
macam keperluan. Yang dibutuhkan sekarang tinggal kejelian para petani
produsen

kacang

hijau

dalam

memanfaatkan

peluang

tersebut

(Andrianto dan Indarto, 2004).
Kacang hijau mempunyai nilai gizi yang cukup baik, mengandung vitamin
B1 cukup tinggi dan vitamin A. Kacang hijau yang sudah menjadi kecambah kaya
kandungan vitamin E (tokoferol) yang penting bagi antioksidan, dalam mencegah
penuaan dini, dan anti sterilitas. Kandungan protein kacang hijau mencapai 24%,
dengan kandungan asam amino esensial seperti isoleusina, leusina, lisina,
Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

metionina,

fenilalanina,

treonina,

triptofana,

dan

valina.

Kacang

hijau

mengandung karbohidrat sekitar 58%. Pemanfaatan dari patinya dapat dibuat
sebagai tepung bahan berbagai bentuk makanan bayi sampai orang dewasa. Pati
kacang hijau terdiri dari amilosa 28,8%, dan amilopektin 71,2%. Selain itu kacang
hijau banyak diberikan sebagai obat kepada penderita penyakit beri-beri, karena
mengandung vitamin B1 yang tinggi. Kacang hijau juga banyak di manfaatkan
sebagai panganan seperti rempeyek kacang hijau, atau sebagai bubur kacang hijau
yang dicampur dengan jahe dan santan kelapa. Kacang hijau juga digunakan
untuk membuat tauge kacang hijau sebagai campuran gado-gado. Kegunaan lain
kacang hijau adalah sebagai pupuk hijau dan penutup tanah (Deptan, 2007).
Dengan semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah, maka akan
mengakibatkan menurunnya produksi pertanian. Karena lahan-lahan yang
berpotensi untuk menghasilkan produktivitas pertanian telah di gunakan untuk
pemukiman. Sehingga untuk meningkatkan produktivitas tersebut diperlukan
alternatif lain, yaitu sesuatu yang digunakan sebagai campuran media yang dapat
memberikan nutrisi bagi tanaman.
Untuk mempertahankan efektivitas air limbah, secara berkala lumpur
diangkat dari dasar kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah Perusahaan Daerah
Air Minum Bandung (IPAL PDAM) dan selanjutnya ditimbun di bak pengering.
Penggunaan lumpur sebagai masukan dalam produksi pertanian telah banyak
dilakukan di berbagai negara maju dengan pertimbangan bahwa lumpur bahan
organik dan sejumlah elemen yang mendukung pertumbuhan tanaman
(Hindersah, Kalay dan Muntalif, 2007).

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Lumpur kering yang berasal dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
PDAM Tirta Nadi belum banyak digunakan oleh masyarakat terutama petani,
karena dianggap belum begitu menguntungkan. Padahal pada lumpur kering ini
banyak mengandung unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman. Lumpur kering
yang berasal dari IPAL terdiri dari dua jenis yaitu sludge dan pasir atau disebut
juga Grit Chamber. Lumpur kering ini juga dapat digunakan sebagai campuran
media tanam. Sebab pada lumpur kering IPAL ini memiliki sejumlah elemenelemen yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, antara
lain dari segi fisik: Lumpur kering IPAL memiliki tekstur lempung berpasir,
dimana pada tekstur seperti ini perakaran tanaman akan tumbuh dengan baik serta
akan mudah air dan udara bersirkulasi. Sedangkan dari segi kimiawi: Lumpur
kering IPAL memiliki sejumlah unsur hara seperti N, P, K, Mg, dan Na sebagai
pensuplai nutrisi bagi tanaman. Oleh karena itu penggunaan lumpur kering ini
sebagai campuran media tanam diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan produksi tanaman.
Salah satu alternatif untuk memenuhi jumlah permintaan kacang hijau
sementara lahan pertanian yang digunakan untuk penanaman kacang hijau telah
mengalami penurunan potensi kesuburan, maka lumpur kering IPAL akan
digunakan sebagai campuran media tanam untuk pertumbuhan dan produksi
kacang hijau. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti respon pertumbuhan
dan produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada beberapa komposisi
lumpur kering limbah domestik sebagai media tanam.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan
produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada beberapa komposisi lumpur
kering limbah domestik sebagai media tanam.

Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh komposisi media lumpur kering limbah domestik terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan ilmiah penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Menurut Tjitrosoepomo (1991) kedudukan tanaman kacang hijau dalam
taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Rosales

Famili

: Papilionaceae

Genus

: Phaseolus

Species

: Phaseolus radiatus L.

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi
menjadi dua, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak
cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah
bawah (Puslitbangtan, 2006).
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan cabang menyamping pada
batang utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada
hijau dan ada juga ungu (Andrianto dan Indarto, 2004).
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya
kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang
menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun
Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang
hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 30 cm- 110 cm dan cabangnya
menyebar kesegala arah (Rukmana, 1997).
Daunnya terdiri dari tiga helaian (trifoliat) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya lebih panjang dari daunnya dengan warna hijau muda sampai hijau tua
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada
cabang serta batang dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk
silindris dengan panjang antara 6 – 15 cm dan berbulu pendek. Sewaktu muda
polong berwarna hijau dan berwarna hitam atau coklat ketika tua, dengan isi
polong 10 – 15 biji (Andrianto dan Indarto, 2004).
Bunga-bunga yang berwarna kuning keluar secara berkelompok sebanyak
4-8 kuntum pada tiap-tiap tangkai bunga yang panjang dan tegak. Seperti tanaman
polong-polongan lain bunga kacang hijau berbentuk kupu-kupu dan menyerbuk
sendiri. Terdapat hingga 16 kuntum bunga pada satu tangkai bunga
(Idris, Mohamad dan Normah, 1982).
Polong berisi 12-16 biji dan panjang sekitar 65-139 mm dapat terbentuk
dari setiap bunga pada satu tangkai. Terdapat sekitar 11-47 polong pada satu
tanaman. Polong biasanya matang pada waktu 19-22 hari setelah berbunga.
Biasanya polong akan berubah warna menjadi hitam dan daun akan menjadi
kuning. Apabila 50% polong telah matang biasanya akan terjadi pengeluaran
bunga sekali lagi, oleh karena itu pemanenan kacang hijau perlu dilakukan
beberapa kali dengan jarak waktu panen dari 20-25 hari (Idris et al, 1982).
Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Biji kacang hijau berukuran relatif lebih kecil dari pada biji kacang-kacang
lain dan berwarna hijau kusam atau hijau mengkilap. Ada beberapa biji yang
berwarna kuning, coklat atau hitam (Andrianto dan Indarto, 2004).

Syarat Tumbuh
Iklim
Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen tersebut keadaan iklim
yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 250C – 270C
dengan kelembaban udara 50% - 80%, curah hujan antara 50 mm – 200 mm
perbulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah
hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam
pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Di daerah
yang bercurah hujan tinggi, pertanaman kacang hijau mengalami banyak
hambatan dan gangguan, misalnya mudah rebah dan terserang penyakit. Produksi
kacang hijau pada musim hujan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan
produksi pada musim kemarau (Rukmana, 1997).
Pada banyak jenis tanaman khususnya pada banyak jenis tanaman
semusim, suhu memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
pembentukan dan perkembangan bunga (Barden, Halfcare and Parish, 1987).
Tanah
Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk kebun kacang
hijau adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

(humus), aerasi dan draenasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5,8 – 6,5.
Untuk tanah yang ber pH lebih rendah dari pada 5,8 perlu dilakukan pengapuran
(liming). Fungsi pengapuran adalah untuk meningkatkan mineralisasi nitrogen
organik dalam sisa-sisa tanaman, membebaskan nitrogen sebagai ion ammonium
dan nitrat agar tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan serta
meningkatkan pH tanah mendekati netral (Rukmana, 1997).
Lahan pertanaman kacang hijau sebaiknya di dataran rendah hingga
500 m dpl. Curah hujan yang rendah cukup di toleransi tanaman ini apalagi pada
tanah bekas tanaman yang diairi seperti padi. Tanah yang ideal adalah tanah ber
pH 5,8 dengan kandungan fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang yang
cukup agar bisa maksimal berproduksi (Andrianto dan Indarto, 2004).
Unsur hara makro tersedia dalam jumlah optimal pada kisaran
pH 6,5 – 7,5 atau mendekati netral. Seperti unsur hara P tersedia dalam jumlah
banyak pada kisaran pH 6,5 – 8 dan 9 – 10 (Sutedjo, 1987).
Lumpur Kering Limbah Domestik
Seorang petani atau ahli pertanian menganggap lahan sebagai media
tumbuh bagi akar tanaman. Selanjutnya tanaman dapat memanfaatkan segala isi
tanah berupa mineral, unsur hara, air serta mikroorganisme tanah sebagai sumber
kehidupan tanaman. Tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat pula
dimanipulasi dengan maksud agar pertumbuhan tanaman di atasnya menjadi
semakin baik, sehingga dapat berproduksi secara maksimal (Ashari, 1995).
Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefenisikan
sebagai: “Lapisan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

berkembangnya perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain), dan
secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman-tanaman; ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas
tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obatobatan, industri perkebunan, maupun kehutanan” (Hanafiah, 2005).
Limbah cair merupakan residu sesudah melalui IPAL (Instalasi
Penjernihan Air Limbah) yang meliputi bahan sedimentasi, filtrasi, perombakan
presipitasi, dan oksidasi. Hasil akhir proses masih mengandung bahan organik
sebanyak 40% - 60%. Limbah cair yang mengandung padatan 20% - 10% dapat
langsung digunakan ke tanah pertanian, atau limbah cair yang dikeringkan dengan
kandungan padatan sebanyak 18% -25% atau dalam bentuk sari kering
(Sutanto, 2002).
Pengolahan limbah berdasarkan derajat kekotorannya diklasifikasikan
sebagai pengolahan limbah primer dan pengolahan limbah sekunder. Kombinasi
antara pengolahan limbah primer dan sekunder ini masih menyisakan 3 – 5 %
Biologi Oksigen Deman, 3% suspensi padat, 50% nitrat, 70% fosfat, 30% logam
toksik, dan bahan kimia organik di dalam limbah buangan tersebut
(Parmono, 2001).

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Sumbangan bahan organik akan memberikan pengaruh terhadap sifat fisik
dan kimia serta biologi tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia didalam
menyediakan nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan sulfur bagi tanaman
(Sarief, 1985).
Lumpur kering IPAL PDAM mengandung 11,78% C-organik, 1,24% N
total, 1,63 mg/100 g P dan 48,50 mg/100 g K, tetapi kandungan timah dan
kadmium yang mencapai masing-masing 173,98 dan 3,72 mg/kg perlu
dipertimbangkan sebelum dimanfaatkan untuk pertanian (Hindersah dkk, 2007).
Berdasarkan hasil analisis laboratorium lumpur kering yang berasal dari
Instalasi

Pengolahan Air Limbah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Nadi

Medan (IPAL PDAM) yang terdiri dari sludge dan pasir atau disebut juga Grit
Chamber diperoleh data sebagai berikut: sludge mengandung 0,69% N; 39,56
ppm P; 0,045 me/100 g K; 0,110 me/100 g Na; 6,173 me/100 g Ca; dan 7,332 g
Mg. sedangkan pasir mengandung 0,23% N; 83,57 ppm P; 0,127 me/100 g K;
0,135 me/100 g Na; 2,768 me/100 g Ca; dan 3,407 me/100 g Mg.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2007 sampai bulan Januari 2008.

Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang
hijau varietas Parkit

(Lampiran.1) sebagai objek penelitian, tanah Andosol

Tuntungan, Lumpur kering IPAL PDAM Tirta Nadi Medan (pasir dan sludge)
sebagai media tanam (Lampiran. 2), polibek ukuran 10 kg tanah sebagai wadah
media tanam, pupuk Urea (100 kg/ha), TSP (75 kg/ha), dan KCl (100 kg/ha)
sebagai pupuk dasar, pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit dan kapur
Kalsit Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran jangka sorong,
timbangan, oven, plang nama, kalkulator dan alat tulis.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non
faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan:
P1

: Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)

P2

: Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)

P3

: Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

P4

: Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)

P5

: Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)

P6

: Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)

P7

: Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)

P8

: Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)

P9

: Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)

Jumlah ulangan

:3

Jumlah plot

: 27

Jumlah polibek/plot

:4

Jumlah sampel/plot

:4

Jumlah tanaman/polibek

:1

Jumlah seluruh tanaman

: 108

jumlah sampel seluruhnya

: 108

Luas plot

: 100 cm x 100 cm

Jarak antar plot

: 25 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antara polibek

: 25 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier
sebagai berikut:
Yij = μ + αi + βj + εij
Dimana:
Yij

: nilai pengamatan pada blok ke-i dalam perlakuan ke-j

μ

: nilai tengah (nilai rata-rata umum)

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

αi

: pengaruh blok ke-i

βj

: pengaruh perlakuan ke-j

εij

: pengaruh galat terhadap blok ke-i pada perlakuan ke-j
Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan

dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Bangun, 1991).

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penyiapan Lahan

Diukur areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma
yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran
100 cm x 100 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 25 cm dan jarak
antar ulangan 50 cm.

Penyiapan Media Tanam
Dicampur media tanam yakni tanah Andosol, pasir dan sludge kemudian
dimasukkan ke dalam polibek sesuai dengan perlakuan masing-masing.

Pengapuran
Pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam yaitu dengan memberikan
kapur Kalsit untuk menaikkan pH awal (Lampiran. 3) hingga netral, dengan dosis
masing-masing: P1 = 42,3g/polibek, P2 = 101g/polibek, P3 = 139g/polibek,
P4 = 113g/polibek, P5 = 89g/polibek, P6 = 109g/polibek, P7 = 205g/polibek,
P8 = 139g/polibek, P9 = 201g/polibek. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar
merata pada media tanam. Metode yang digunakan adalah metode Al-dd
(Lampiran. 4).

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan 1 hari sebelum tanam yaitu dengan
memberikan urea 0,5 g per polibek, TSP 0,375 g per polibek, dan KCl 0,5 g per
polibek. Pemupukan urea, TSP dan KCl dengan cara ditugal.
Penyiapan Benih
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan pemilihan
terhadap benih yang akan ditanam. dengan cara melakukan perendaman benih,
dimana yang terapung dibuang dan benih yang terbenam serta bernas digunakan.

Penanaman Benih
Penanaman dapat dilakukan dengan menanam 3 benih perlubang tanam
pada kedalaman 2 cm dari permukaan tanah kemudian lubang tanam ditutup
kembali.

Penjarangan
Penjarangan tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu.
Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak perlu sehingga
hanya tinggal 1 tanaman yang baik pertumbuhannya.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Pemeliharaan
Penyiraman
Dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman bertujuan untuk
menjaga kelembaban areal pertanaman.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuh abnormal,
penyulaman dilakukan dengan mengambil dari tanaman yang telah disediakan.
Penyulaman dilakukan sampai 2 minggu setelah tanam.
Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara gulma dengan tanaman, maka
dilakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan secara manual, untuk areal
pertanaman menggunakan cangkul.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tergantung kondisi di lapangan. Bila
terjadi serangan hama, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida
Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 cc/liter air. Sedangkan untuk penyakit dapat
digunakan fungisida Dithane M 45 dengan dosis 2 g/liter air.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Panen
Bila polong tiap-tiap tanaman sebagian besar sudah kering, berwarna
coklat atau hitam maka pemanenan sudah dapat dilakukan. Pemanenan hanya
dalam batas waktu tiga minggu, dilakukan dengan cara dipetik.
Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal sampai titik tumbuh
tanaman dengan menggunakan meteran, pengukuran dilakukan saat masa
vegetatif berakhir.

Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan pada pangkal batang dengan
menggunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan pada saat masa vegetatif
berakhir.

Jumlah Cabang (cabang)
Jumlah cabang dihitung pada saat panen. Pengamatan ini dilakukan
dengan menghitung jumlah cabang yang terdapat pada batang utama yaitu cabang
yang produktif.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga diamati setelah tanaman mengeluarkan bunga.
Umur Panen (hari)
Umur panen dihitung setelah tanaman kelihatan dari polong mencapai
warna polong matang, yaitu berwarna coklat kehitaman.
Bobot Kering Tajuk (g)
Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar dengan cara memotong pada
bagian pangkal batang kemudian diovenkan dengan suhu 70 oC selama 24 jam,
lalu ditimbang.

Bobot Kering Akar (g)
Akar yang sudah dipisahkan dari tajuk diovenkan dengan suhu 70 oC
selama 24 jam lalu ditimbang.

Produksi per Tanaman (g)
Dihitung produksi pertanaman dengan cara menimbang biji kering dari
tiap tanaman.
Bobot 100 Biji Kering (g)
Penimbangan dilakukan setelah kadar air biji ± 14%, dilakukan dengan
cara menjemur biji di bawah sinar matahari 2-3 hari. Lalu dihitung dengan rumus
sebagai berikut : Bobot 100 biji =

Bobot biji
Jumlah biji

x 100

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Dari hasil penelitian dan pengujian sidik ragam diperoleh komposisi media
tanam berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati, yaitu tinggi
tanaman, diameter batang, jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, bobot
kering tajuk, bobot kering akar, produksi per tanaman dan bobot 100 biji kering.

Tinggi Tanaman (cm)
Data tinggi tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.
Dari sidik ragam diperoleh bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman. Perbedaan tinggi tanaman dari kesembilan media tanam
yang diuji dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam
Perlakuan
P1 = Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)
P2 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)
P3 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)
P4 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)
P5 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)
P6 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)
P7 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)
P8 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)
P9 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)

Rataan
…cm…
15.19i
54.55ab
58.75a
51.28abc
49.61abcde
47.92bcdef
49.87abcd
41.39defg
34.98gh

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada
taraf 5%.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Dari Tabel 1 diperoleh bahwa tinggi tanaman tertinggi adalah pada
perlakuan P3 (58,75 cm) yang berbeda nyata dengan prlakuan P1, P6, P8 dan P9
tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P2, P4, P5 dan P7.
Histogram rataan tinggi tanaman dari 9 komposisi media tanam dapat
dilihat pada Gambar 1.

Tinggi Tanaman (cm)

70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

Media Tanam

Gambar 1. Histogram Rataan Tinggi Tanaman dari 9 Komposisi Media Tanam

Diameter Batang (cm)
Data diameter batang dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 7 dan
8. Dari sidik ragam diperoleh bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata
terhadap diameter batang. Perbedaan diameter batang dari kesembilan media
tanam yang diuji dapat dilihat pada Tabel 2.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Tabel 2. Rataan Diameter Batang dari 9 Komposisi Media Tanam
Perlakuan
Rataan
…cm…
P1 = Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)
0.22i
P2 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)
0.89ab
P3 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)
0.88abc
P4 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)
0.88abcd
P5 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)
0.83abcde
P6 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)
0.78abcdef
P7 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)
0.93a
P8 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)
0.77abcdefg
P9 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)
0.63fgh
Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf
5%.

Dari Tabel 2 diperoleh bahwa diameter batang tertinggi adalah pada
perlakuan P7 (0,93 cm) yang berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P9 tetapi
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P2, P3, P4, P5, P6 dan P8.
Histogram rataan diameter batang dari 9 komposisi media tanam dapat

Diameter Batang (cm)

dilihat pada Gambar 2.

1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

Media Tanam

Gambar 2. Histogram Rataan Diameter Batang dari 9 Komposisi Media Tanam

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Jumlah Cabang (cabang)
Data jumlah cabang dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10.
Dari sidik ragam diperoleh bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata
terhadap jumlah cabang. Perbedaan jumlah cabang dari kesembilan media tanam
yang diuji dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Jumlah Cabang dari 9 Komposisi Media Tanam
Perlakuan
Rataan
…cabang…
P1 = Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)
0.00i
P2 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)
4.00abc
P3 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)
2.75abcdefg
P4 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)
3.83abcd
P5 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)
4.42abcde
P6 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)
3.44abcdef
P7 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)
4.50a
P8 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)
4.19ab
P9 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)
2.00gh
Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada
taraf 5%.

Dari Tabel 3 diperoleh bahwa jumlah cabang terbanyak adalah pada
perlakuan P7 (4.50 cabang) yang berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P9
tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P2, P3, P4, P5, P6 dan P8.
Histogram rataan jumlah cabang dari 9 komposisi media tanam dapat
dilihat pada Gambar 3.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Jumlah Cabang (cabang)

5.00
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

Media Tanam

Gambar 3. Histogram Rataan Jumlah Cabang dari 9 Komposisi Media Tanam

Umur Berbunga (hari)
Data umur berbunga dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 11 dan
12. Dari sidik ragam diperoleh bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata
terhadap umur berbunga. Perbedaan umur berbunga dari kesembilan media tanam
yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Umur Berbunga dari 9 Komposisi Media Tanam
Perlakuan

Rataan
…hari…

P1 = Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)
P2 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)
P3 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)
P4 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)
P5 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)
P6 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)
P7 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)
P8 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)
P9 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)

71.39a
49.25defg
49.08defgh
51.25cde
50.67cdef
55.17c
44.83gh
54.58cd
61.67b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada
taraf 5%.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Dari Tabel 4 diperoleh bahwa umur berbunga tercepat adalah
pada perlakuan P7 (44.83 hari) yang berbeda nyata dengan perlakuan P1, P4, P5,
P6, P8 dan P9 tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P2 dan P3.
Histogram rataan umur berbunga dari 9 komposisi media tanam dapat

Umur Berbunga (hari)

dilihat pada Gambar 4.
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

Media

Gambar 4. Histogram Rataan Umur Berbunga dari 9 Komposisi Media Tanam

Umur Panen (hari)
Data umur panen dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.
Dari sidik ragam diperoleh bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata
terhadap umur panen. Perbedaan umur panen dari kesembilan media tanam yang
diuji dapat dilihat pada Tabel 5.

Liza Khairani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Beberapa
Komposisi Lumpur Kering Limbah Domestik Sebagai Media Tanam, 2008
USU Repository © 2008

Tabel 5. Rataan Umur Panen dari 9 Komposisi Media Tanam
Perlakuan
P1 = Top soil + Pasir + Sludge (100% + 0 + 0)
P2 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 50% + 0)
P3 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 0 + 50%)
P4 = Top soil + Pasir + Sludge (50% + 25% + 25%)
P5 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 25% + 50%)
P6 = Top soil + Pasir + Sludge (25% + 50% + 25%)
P7 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 50% + 50%)
P8 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 100% + 0)
P9 = Top soil + Pasir + Sludge (0 + 0 + 100%)

Rataan
…hari…
92.83a
66.50bcdefgh
67.75bcdefg
69.75bcde
68.83bcdef
72.92bc
62.50fgh
71.92bcd
78.08b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada
taraf 5%.

Dari Tabel 5 diperoleh bahwa umur panen yang tercepat adalah
pada perlakuan P7 (62.50 hari) yang berbeda nyata dengan perlakuan P1, P4, P6,
P8 dan P9 tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P2, P3 dan P5.
Histogram rataan umur panen dari 9 komposisi media tanam dapat dilihat

Umur Panen (hari)

pada Gambar 5.
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9