Pembelajaran Inkuiri TINJAUAN PUSTAKA

pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Strategi instruksional dapat berhasil bila guru memperhatikan kriteria sebagai berikut. 1. Mendefinisikan secara jelas topik inkuiri yang dianggap bermanfaat bagi siswa. 2. Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial. 3. Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktu. 4. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antar pribadi secara sehat dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas. 5. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang dicapai. Tujuan utama strategi pembelajaran inkuiri ialah mengajar para siswa bersikap reflektif terhadap masalah-masalah sosial yang bermakna Hamalik, 2008: 224. Pendekatan ini dilandasi oleh asumsi bahwa: 1 Tujuan utama pendidikan harus menjadi ulangan reflektif terhadap nilai- nilai dan isu-isu penting dewasa ini, 2 Ilmu sosial harus dipelajari dalam pelajaran tentang upaya untuk mengembangkan solusi-solusi masalah-masalah yang berarti, dan 3 Situasi-situasi inkuiri memungkinkan siswa mengembangkan kesadaran memfasilitasi tentang peran dan fungsi kelompok serta teknik –teknik pembuatan keputusan. Pembelajaran inkuiri memiliki langkah-langkah kegiatan kegiatan pembelajaran yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sanjaya 2009: 191-193 berpendapat bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut : 1. Orientasi Pada langkah orientasi ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. 3. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Tahapan pembelajaran inkuiri dapat dilakukan dengan kegiatan percobaan ataupun tidak. Tahapan pembelajaran inkuiri menurut Trianto 2009: 171- 172 yang mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak 1996 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Tahap Pembelajaran Inkuiri Fase Perilaku Guru 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok. 2. Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. 3. Merancang percobaan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan 4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan 5. Mengumpulkan dan menganalisis data. Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6. Membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau bersarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis inkuiri tersebut salah satunya adalah inkuiri terbimbing guided inquiry approach Hamiyah dan Jauhar, 2014: 190. Inkuiri terbimbing memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1 kemampuan peserta didik berkembang dari pengamatan spesifik menuju ke inferensi atau generalisasi, 2 Tujuannya ialah untuk memperkuat proses pengujian peristiwa atau objek dan kemudian sampai pada generalisasi yang sesuai dengan hasil pengamatan, 3 Guru mengontrol peristiwa pembelajaran, data, materi, atau objek dan bertindak sebagai pemimpin kelas, 4 Tiap-tiap peserta didik bereaksi dan berusaha untuk membangun pola yang bermakna atas dasar hasil pengamatan sendiri dan orang lain dalam kelas, 5 Kelas berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, 6 Guru memotivasi peserta didik untuk mengkomunikasikan generalisasi yang telah dihasilkannya kepada teman sekelasnya sehingga setiap siswa saling menguntungkan Jufri, 2013: 98.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Sains KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif intelektual, manual dan sosial Rustaman dkk, 2005: 78. Pendapat lain yang mendukung pendapat ini yaitu keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan Indrawati dalam Trianto, 2010: 144. Sedangkan Depdikbud mengartikan keterampilan proses sains sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 138. Secara rinci, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar basic skills dan keterampilan proses terintegrasi integrated skills Kemendikbud, 2014: 7. Enam keterampilan dasar proses IPA yaitu mencakup 1 observasi observing, 2 klasifikasi classifying, 3 pengukuran measuring, 4 komunikasi communicating, 5 inferensi inferring, 6 prediksi predicting. Sedangkan lima keterampilan terpadu proses sains mencakup 1 merumuskan hipotesis formulating a hypothesis, 2 variabel-variabel variables, 3 difinisi operasional operational definitions, 4 eksperimen experimenting, 5 interpretasi data interpreting data Wilujeng, Setiawan, dan Liliasari, 2010: 356. Kegiatan keterampilan proses sains yang meliputi keterampilan proses dasar basic skills dan keterampilan proses terintegrasi integrated skills tersebut dirinci oleh Dimyati dan Mudjiono 2009: 141-144 sebagai berikut: 1. Mengamatimengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. 2. Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongankelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. 3. Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. 4. Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. 6. Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Enam keterampilan di atas merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan proses integrasi yang lebih kompleks Dimyati dan Mudjiono 2009: 145. Keterampilan proses yang terintegrasi merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut adalah: 1. Mengenali Variabel Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mengenal variabel diantaranya adalah menentukan variabel yang ada dalam suatu pernyataan, membedakan suatu pernyataan sebagai variabel bebas atau terikat, dan memberikan contoh variabel. 2. Membuat Tabel Data Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan membuat tabel data di antaranya adalah membuat tabel frekuensi, mengumpulkan data, dan membuat tabel silang. 3. Membuat Grafik Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik di antaranya adalah membaca data dalam tabel, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain. 4. Menggambarkan Hubungan antar Variabel Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel termanipulasi dengan variabel hasilhubungan antara variabel-variabel yang sama. 5. Mengumpulkan dan Mengolah Data Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui kegiatan yang di antaranya adalah membuat instrumen pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai chi kuadrat, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan, dan kegiatan lain yang sejenis.