Metode Analisis METODE PENELITIAN

Setelah uji tanda Wilcoxon dilakukan akan muncul nilai Z dan nilai probabilitas p, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: X = Variabel = Rata-Rata Jika probabilitas p 0.05 H o diterima, jika probabilitas p 0.05 maka H a diterima. Hipotesis : H o : Tidak ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu. H a : Ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu.

6. Uji Tanda Sign Test

Uji Tanda Sign Test dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis dalam penelitian ini, uji tanda yang didasarkan atas tanda positif atau negatif dari perbedaan sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu. Uji tanda dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Sugiyono, 2008: Hipotesis: H o : Tidak ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu. H a : Ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu. Kriteria Uji : Tolak hipotesis nol H o jika nilai signifikansi p-value 0,05 Rumus Uji Tanda : Keterangan : n1 = Jumlah beda positif + n2 = Jumlah beda negatif -

7. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Paired-Sample T Test

Pengujian ini membandingkan perubahan yang terjadi sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan sebelum dan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu. Untuk melakukan perhitungan simpangan baku perbedaan dua rata-rata maka rumus yang digunakan adalah: ̅ ̅ ̅ √ √ ̅ Keterangan : asang kor 2 ̅ ata ata ̅ impangan aku ata ata Hipotesis : H o : Tidak ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu. H a : Ada perbedaan variabel yang di uji antara sebelum dan sesudah adanya Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara deskriptif ditinjau dari aspek instrumen modal, omzet penjualan dan pendapatan sebelum adanya kawasan usaha agroindustri terpadu rata-rata presentase pencapaian 69,55 dan setelah adanya program kawasan usaha agroindustri terpadu rata-rata presentase pencapaian mencapai 81,79 hal ini membuktikan bahwa ada peningkatan sebesar 12,24 sesudah adanya program kawasan usaha agroindustri terpadu. 2. Analisis kuantitatif pada aspek modal menunjukan bahwa rata-rata modal sebelum adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitar Rp 8.722.394 dan rata-rata sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitar Rp 10.135.070, hal ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 16,19, untuk aspek omzet penjualan menunjukan bahwa rata-rata omzet penjualan sebelum adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitarRp 6.733.802 dan rata-rata sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitar Rp 8.471.408, hal ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 25,80, dan untuk aspek pendapatan menunjukan bahwa rata-rata pendapatan sebelum adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitarRp 4.516.338 dan rata-rata sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu berkisar sekitar Rp 6.394.929, hal ini menunjukan adanya peningkatan sebesar 41,59. 3. Berdasarkan Uji Pangkat Tanda Wilcoxon Test, Uji Tanda Sign Test dan Uji Beda Dua Rata-Rata Paired Sample T Test disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai modal, nilai omzet penjualan dan nilai pendapatan sesudah adanya kawasan usaha agroindustri terpadu, Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kawasan usaha agroindustri terpadu berdampak positif atau berpengaruh nyata terhadap peningkatan modal, omzet penjualan, dan pendapatan usaha di wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat dapat terbukti.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut adalah beberapa hal yang dapat diajukan sebagai saran: 1. Dengan adanya Program Kawasa Usaha Agroindustri Terpadu ada beberapa kendala bagi pelaku usaha, yaitu : 1 Pada aspek modal, presentase pencapaian untuk kemungkinan pelaku usaha dalam meningkatkan jumlah modal masih sebesar 77,74. Modal merupakan instrument penting dalam memulai suatu usaha yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas, pelaku usaha tidak bisa bergantung kepada pemerintah daerah, harus ada upaya dari pelaku usaha untuk membuat proposal usaha ke bank-bank dan melakukan pinjaman ke koperasi yang ada didaerahnya, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan pelaku usaha itu sendiri. 2 Pada aspek omzet penjualan, kemampuan untuk memvariasikan dan menciptakan produk baru masih sangat kecil dengan presentase pencapaian masih sebesar 76,05. Hal ini menunjukan bahwa perlu ditingkatkan lagi pelatihan kepada pelaku usaha agar bisa memberikan ide-ide untuk menciptakan produk baru dan inovasi- inovasi produk yang lebih menarik agar bisa menjangkau target pemasran yang lebih luas, peran andil pemerintah daerah juga diperlukan untuk memasarkan produk unggulan daerah nya melalui internet dan media cetak, sehingga akan dapat menarik minat konsumen. 3 Pada aspek pendapatan, dilihat bahwa kemampuan untuk meningkatkan keuntungan masih sangat rendah dengan presentase pencapaian sebesar 73,80. Kemampuan pelaku usaha untuk meningkatkan keuntungan harus di imbangi dengan kemampuan mamasarkan produknya, produk yang berkualitas dan bermutu akan lebih diminati konsumen, oleh karena itu omzet penjualan dan modal usaha merupakan pengaruh yang sangat besar terhadap tinggi rendahnya pendapatan pelaku usaha, 2. Keberhasilan Program Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu sangat tergantung kepada partisipasi stakeholder daerah terutama pemerintah daerah sebagai fasilitator. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah hendaknya selalu mengambil inisiatif berkaitan dengan pengembangan ekonomi daerah demi kesejahteraan masyarakat di daerah. 3. Program Kawasa Usaha Agroindustri Terpadu dengan formulasi Tripartit Pemerintah, Swasta, Pengusaha dan Masyarakat terlibat dalam proses sampai implementasi program sangat strategis untuk diterapkan dalam rangka pengembangan ekonomi daerah kedepan. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung. Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Mikro. BPFE. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Lampung Barat. 2006. Master Plan of Investment Kabupaten Lampung Barat Laporan Akhir. Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta. Danny, Bastian. 2009. Pengaruh Program Anti Kemiskinan Dan Peningkatan Pendapatan Petani Studi Kasus Di Kelompok Tani Karya Makmur Kabupaten Pacitan. Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 3 No. 2 Oktober 2009. 121-13. Jawa Timur. Departemen Pertanian. 2007. Grand Strategi Pengembangan Agroindustri Industri Pengolahan Hasil Pertanian. Direktorat Jenderal Bina Pengolahandan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian. 2007. Revitalisasi Pertanian melalui Agroindustri Perdesaan. Departemen Pertanian. Jakarta. Dwi, Susilo. 2011. Dampak Operasi Pasar Modern Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Pekalongan. Jurnal Ilmu Pengetahuan. Vol. 1 No.1. 2011. Pekalongan. Elis, Suyono. 2006. Pengaruh Program Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal KPEL Terhadap Pendapatan Petani Budidaya Ulat Sutera Di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 3 No.1 Februari 2006. Jawa Tengah. Fitri, Fatmawati. 2013. Perbedaan Pendapatan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Adanya Industri Kecil Rambak Di Desa Kauman Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol.1 No.3 2013. Surabaya. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Penerbit Universitas Diponegoro. Hadi, Sutrisno. 2008. Statistik 2. Andi Offset. Yogyakarta. Herianto. 2004. Industrialisasi Pertanian. PERHEPI. Jakarta. Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia 2003. Jakarta. Nurul, Istiqomah. 2013. Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Di Desa Butuh Terhadap Peningkatan Aktivitas Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol.3 No.1. 2013. Surakarta. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. 2007. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Bapeda Kabupaten Lampung Barat. Poerwardaminta, W. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. MediaKom. Yogyakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Rustiadi, E. 2006. Kawasan Agropolitan Konsep Pembangunan Desa-Kota Berimbang. Cetakan Pertama. Crestpent Press. Bogor. Sahrial. 2005. Prespektif Pembangunan Agroindustri Pangan di Propinsi Jambi: Suatu Model Kajian Strategi Industrialisasi Pertanian melalui Dukungan Kawasan Sentra Produksi. Soeharjo. 2008. Konsep dan Ruang Lingkup Agroindustri modul II. Dalam Penataran Dosen Perguruan Tinggi Swasta. Bidang Pertanian Program Kajian Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi. 1998. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press. Jakarta.